ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

PROSES PEMBUATAN TEH HERBAL DAUN SUKUN DENGAN OPTIMASI PROSES PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS DAN CENGKEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

POWER TO DISSOLVE Ca OXALATE BY LEMON JUICE (Citrus lemon) ON VARIATION OF CONCENTRATION AND IMMERTION TIMES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Penetapan Kadar Sari

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

II. METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Gambar 2. Daun Tempuyung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SECARA IN VIVO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penanaman kelapa (dataran tinggi dan dataran rendah) dapat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

Transkripsi:

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) Endang Triwahyuni Maharani*, Ana Hidayati Mukaromah**, Jatmiko Susilo*** *dan ** Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. E-mail: endangtm@gmail.com Tilp. 081229315591 *** Fakultas Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Semarang ABSTRAK Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu. Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, kalium, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat tersebut mampu mengatasi peradangan, menurunkan kolesterol, mengobati penyakit hati, inflamasi, jantung, ginjal dan pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kadar kalium pada larutan daun sukun segar, kering, dan daun sukun yang diabukan, melakukan optimasi konsentrasi daun sukun kering dan berat Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ), serta menentukan daya larut Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) oleh kalium dalam air rebusan teh daun sukun (Artocarpus altilis). Hasil penelitian adalah kadar kalium pada larutan daun sukun segar 560,22 mg/kg, pada larutan daun sukun kering 573,68 mg/kg, dan pada daun sukun yang diabukan adalah 872,68 mg/kg. Rata rata daya larut Ca Oksalat dalam air rebusan teh daun sukun dengan frekuensi satu kali sehari selama tujuh hari adalah 81,73%. Ada pengaruh penggunaan air teh daun sukun satu kali sehari selama tujuh hari berturut turut terhadap prosentase daya larut kalsium oksalat. Kata kunci: Kadar Kalium, berat Calsium oksalat, daya larut Calsium oksalat, daun sukun (Artocarpus Altilis)

PENDAHULUAN Sukun (Artocarpus altilis) dapat diolah menjadi makanan yang memiliki nilai jual, dan hampir seluruh bagian tanaman mulai dari akar, bunga, daun, buah, batang, dan getahnyapun dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia dan berkhasiat mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Tanaman sukun, terutama daunnya dipercaya berkhasiat mengobati berbagai penyakit seperti ginjal, jantung, tekanan darah tinggi, liver, pembesaran limpa, kencing manis, meringankan asma, dan sebagainya. Daun sukun mengandung beberapa zat aktif berkhasiat seperti, asam hidrosianat, asetilcolin, tannin, riboflavin, saponin, phenol, quercetin, champerol, dan kalium (www.undip.ac.id). Kalium merupakan kation penting dalam cairan intraselular yang berperan dalam keseimbangan ph dan osmolalitas. Tubuh mengandung kalium 2,6 mg/kg berat badan bebas lemak. Kekurangan kalium umumnya disebabkan karena ekskresi yang berlebihan melalui ginjal dan karena muntah-muntah yang berlebihan atau diare yang hebat (Suhardjo dan Clara, 1992). Salah satu sebab tidak berfungsinya ginjal terjadi karena endapan batu ginjal. Kebutuhan kalium di dalam tubuh dapat diperoleh melalui makanan, minuman, obat dan bahan alami lainnya, seperti daun tempuyung dan daun sukun. Tempuyung (Sonchus arvensis) merupakan tanaman obat yang berkhasiat sebagai pemecah batu ginjal dan pelancar air seni. Penelitian Wulandari (2007) menyatakan bahwa kandungan kalium dalam larutan daun tempuyung adalah sebesar 3,80 % b/b. Kadar kalium dalam daun tempuyung akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal, sehingga endapan batu ginjal dapat larut dan keluar bersama urin. Daun sukun juga berkhasiat sebagai obat penyakit batu ginjal namun kadar kalium dalam daun sukun belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kadar kalium pada daun sukun segar, kering dan daun sukun yang diabukan, serta menentukan daya larut Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) oleh kalium dalam air rebusan teh daun sukun (Artocarpus altilis). METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah daun sukun (Artocorpus altilis) yang diperoleh dari Jalan Wonodri Sendang Raya No. 2A Semarang yang diambil secara acak dari satu pohon sebanyak 10 lembar daun sukun tua. Analisis Kalium dalam daumn sukun a. Larutan daun sukun segar Daun sukun dibuang tulang daunnya kemudian dicuci bersih setelah itu dipotong kecil-kecil. Ditimbang dengan saksama sampel ± 5 gram daun sukun segar dimasukkan dalam 500 ml air dan

mendidih selama 15 menit, kemudian didinginkan, dan dimasukkan labu ukur dan ditepatkan dengan aquades sampai volume larutan 500 ml. b. Larutan daun sukun kering Daun sukun dibuang tulang daunnya kemudian dicuci bersih setelah itu dipotong kecil-kecil, ditimbang dengan seksama sampel ± 5 gram daun sukun segar kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 ½ jam dan dimasukkan dalam 500 ml air dan mendidih selama 15 menit, kemudian didinginkan, dan dimasukkan labu ukur dan ditepatkan dengan aquades sampai volume larutan 500 ml. c. Daun sukun yang diabukan Daun sukun segar diblender sampai halus, ditimbang seksama ± 5 gram kemudian dibakar sampai menjadi arang lalu dimasukkan dalam muffle pada suhu 540 o C selama 8 jam dan diabukan, abu dimasukkan dalam labu ukur 50 ml kemudian ditambah sedikit aquades, ditambah 3 ml HNO 3 pekat dan ditepatkan dengan aquades sampai tanda batas dan disaring, Ketiga macam filtrat dianalisis kadar kalium dengan metode SSA. Pembuatan endapan kalsium oksalat Dituang ke dalam beker glass 100 ml CaCl 2 1M ditambah larutan H 2 C 2 O 4 0,1M secara berlebih sehingga terbentuk endapan kalsium oksalat, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman 42, filtrat dibuang dan endapan Ca Oksalat dioven sampai kering sehingga berbentuk padat sebagai batu Ca Oksalat. Melakukan optimasi konsentrasi daun sukun kering (Artocarpus altilis) Ditimbang 1gram daun sukun kering dimasukkan ke dalam beker glass berisi 500 ml aquades mendidih, dididihkan selama 5 menit kemudian didinginkan. Setelah dingin, disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml kemudian ditepatkan sampai tanda batas (1gram/500 ml) dan dihomogenkan. Diulangi untuk berat daun sukun kering 2 dan 3gram (konsentrasi daun sukun kering 2gram/500 ml dan 3gram/500 ml). Melakukan optimasi konsentrasi air teh daun sukun Ditimbang 1gram Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) dimasukkan dalam beker glass dan direndam dengan 500 ml air teh daun sukun dengan konsentrasi 0,2 %b/v selama 1 jam. Endapan Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) disaring dengan kertas saring Whatman 42, kemudian dioven pada suhu 105 C selama 1jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan. Dihitung prosentase daya larut Ca Oksalat dan diulangi untuk air teh daun sukun yang konsentrasinya 0,4 %b/v dan 0,6 %b/v.

Menentukan berat Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) optimum yang mempunyai daya larut maksimum Ditimbang 1.0 gram Ca Oksalat dimasukkan dalam beker glass dan direndam dengan 500 ml air teh daun sukun dengan konsentrasi hasil optimasi selama 1 jam. Endapan Ca Oksalat disaring dengan kertas saring Whatman 42, kemudian dioven pada suhu 105 C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan. Daya larut Ca Oksalat pada air teh daun sukun dihitung dengan membandingkan selisih bobot Ca Oksalat sebelum dengan bobot Ca Oksalat sesudah reaksi terhadap bobot Ca Oksalat sebelum reaksi dikali 100%. Diulangi percobaan tersebut dengan berat Ca Oksalat 1.5 gram dan 2.0 gram. Mengetahui daya larut Ca Oksalat (CaC 2 O 4 ) dengan kondisi sesuai hasil optimasi berdasarkan frekuensi 1x sehari yang direndam dalam air teh daun sukun (Artocarpus altilis). Ditimbang berat Ca Oksalat sesuai dengan hasil optimasi dimasukkan dalam beker glass, kemudian direndam dengan 500 ml air teh daun sukun dengan konsentrasi hasil optimasi selama 1 jam. Endapan Ca Oksalat disaring dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dibilas dengan aquades dan di oven pada suhu 105 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 15 menit. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan, dan daya larut Ca Oksalat pada air teh daun sukun dihitung. Perhitungan prosentase daya larut Ca Oksalat pada air rebusan teh daun sukun Daya larut batu Ca Oksalat (%) = (bobot CaC 2 O 4 awal bobot CaC 2 O 4 akhir) x 100% Bobot CaC 2 O 4 awal Analisis Data Semua data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel (ditabulasikan). Datanya berupa data numerik dan bila data berdistribusi normal maka menggunakan uji statistik parametrik Uji One-Way Anova, jika datanya berdistribusi tidak normal maka menggunakan Uji Kruskal-Wallis H. Uji statistik tersebut dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kalium pada daun sukun tersaji dalam Tabel1. Tabel 1. Kadar kalium pada sukun Kode Sampel Sampel Kadar kalium Rata-rata (mg/kg) A Larutan daun sukun segar 560,22 B Larutan daun sukun kering 573,21 C Daun sukun yang diabukan 872,68

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa kadar kalium paling tinggi terdapat pada daun sukun yang diabukan, karena pada daun sukun yang diabukan kandungan kalium yang terkandung di dalam daun semuanya dapat teranalisis, sedangkan pada larutan daun sukun segar terdapat kandungan air yang banyak dan daun sukun kering kandungan kalium yang teranalisis hanya yang terlarut dalam air. Optimasi konsentrasi daun sukun kering (Artocarpus altilis) Hasil optimasi konsentrasi daun sukun kering dengan konsentrasi 0,2 %b/v, 0,4 %b/v, dan 0,6 %b/v terhadap daya larut Ca Oksalat 1gram tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Daya larut 1gram Ca Oksalat dengan variasi konsentrasi air teh daun sukun kering (Artocarpus altilis). No. Konsentrasi daun sukun kering (%b/v) Daya larut Ca Oksalat (%) b/b 1 0,2 19,80 2 0,4 38,03 3 0,6 71,48 Dari Tabel 2 diketahui bahwa, kenaikan daya larut Ca Oksalat dalam konsentrasi air rebusan teh daun sukun kering dari 0,2 %b/v ke 0,4 %b/v adalah 18,23%b/b, dan dari 0,4 %b/v ke 0,6 %b/v adalah 33,45% b/b, sehingga konsentrasi daun sukun kering yang optimum adalah 0,6 %b/v. Optimasi berat Ca Oksalat terhadap konsentrasi daun sukun kering yang optimum Hasil optimasi terhadap berat Ca Oksalat adalah 1,0g, 1,5g, dan 2,0g dengan konsentrasi daun sukun kering 0,6 %b/v terhadap daya larut Ca Oksalat 1gram tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Daya larut Ca Oksalat dengan variasi berat Ca Oksalat pada air teh daun sukun yang optimum No. Berat Ca Oksalat (g) Daya larut Ca Oksalat (%) b/b 1 1,0 71,48 2 1,5 35,18 3 2,0 23,06 Berdasarkan Tabel 3, selisih daya larut Ca Oksalat dengan berat Ca Oksalat dari 1,0gram ke 1,5gram adalah 36,30% b/b dan dari 1,5gram ke 2,0gram adalah 12,12% b/b. Daya larut Ca Oksalat

dengan berat Ca Oksalat dari 1,0gram, 1,5gram, dan 2,0gram mengalami penurunan karena konsentrasi Ca Oksalat semakin besar dengan konsentrasi daun sukun kering yang tetap, sehingga berat Ca Oksalat yang optimum adalah 1gram. Daya larut kalsium oksalat dengan konsentrasi daun sukun kering dan berat kalsium oksalat yang optimum. Hasil optimasi konsentrasi daun sukun kering dan konsentrasi berat Ca Oksalat digunakan untuk menentukan daya larut Ca Oksalat dalam air teh daun sukun dengan frekuensi pelarutan satu kali sehari selama 7 hari berturut turut tertera pada Grafik 1. Grafik 1. Rata rata daya larut Ca Oksalat pada air teh daun sukun Pada Grafik 1, rata rata prosentase daya larut Ca Oksalat pada air rebusan teh daun sukun dengan frekuensi satu kali sehari selama tujuh hari berturut turut adalah semakin besar. Dari hari 1 ke hari 2 selisihnya adalah 1,54% b/b. Dari hari 2 ke hari 3 selisihnya adalah 2,53% b/b. Dari hari 3 ke hari 4 selisihnya adalah 3,16% b/b. Dari hari 4 ke hari 5 selisihnya adalah 4,64% b/b. Dari hari 5 ke hari 6 selisihnya adalah 4,92% b/b. Dari hari 6 ke hari 7 selisihnya adalah 7,7% b/b. Selisih yang paling besar adalah dari hari ke 6 sampai hari ke 7. Data daya larut Ca Oksalat kemudian diuji kenormalannya menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov. Data frekuensi penggunaan air rebusan teh daun sukun dengan dosis 1x sehari selama 7 hari diperoleh p value = 0,695, bila digunakan = 0,05 maka p value >, sehingga H 0 diterima yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya diuji homogeneity of variances untuk frekuensi penggunaan air

rebusan teh daun sukun dengan dosis 1x sehari selama 7 hari diperoleh p value = 0,462, bila digunakan = 0,05 maka p value >, maka data homogen, sehingga memenuhi syarat Uji Anova. Hasil Uji One-Way Anova, diperoleh F hitung 7,093 dan p value = 0,001, bila digunakan = 0,05 maka p value <, sehingga H 0 ditolak, jadi ada pengaruh frekuensi pengunaan air rebusan teh daun sukun satu kali sehari selama tujuh hari berturut turut terhadap daya larut kalsium oksalat. SIMPULAN Kadar kalium pada larutan daun sukun segar 560,22 mg/kg, pada larutan daun sukun kering 573,68 mg/kg, dan pada daun sukun yang diabukan adalah 872,68 mg/kg. Rata rata daya larut Ca Oksalat dalam air rebusan teh daun sukun dengan frekuensi satu kali sehari selama tujuh hari adalah 81,73%. Ada pengaruh penggunaan air teh daun sukun satu kali sehari selama tujuh hari berturut turut terhadap prosentase daya larut kalsium oksalat. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah memberikan dana untuk penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2012. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke tiga Haryono, H. 2008. Tanaman Obat Tradisional. www.iptek.net.id. Diakses 11 November 2010. 10:15 WIB Hijriani, G. 2009. Prosentase Daya Larut Ca Oksalat Oleh Tempuyung (Sonchus arvensis L) dengan Frekuensi Minum Satu Kali Sehari. KTI UNIMUS. Semarang Maulana, A. 2009. Daun Sukun Sembuhkan Penyakit Ginjal. www.suaramerdeka.com. Diakses 11 November 2010. 13:35 WIB Nasution, A. H. dan Darwin Karyadi. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Jakarta : PT Gramedia Ramadhani, A. N. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Larva Artemia Salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Test (BST). www.undip.ac.id. Diakses 20 Oktober 2010. 13:35 WIB Soenanto, H dan Sri Kuncoro. 2005. Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal. Jakarta : Puspa Swara Sulaksana, J. dkk. 2004. Tempuyung Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta : PT Penebar Swadaya Wahyanto, H. 2010. Daun Sukun Lindungi Jantung Dari Serangan Iskemik Akut. www.kalbar.biz. Diakses 11 November 2010. 11:05 WIB