Distribusi Sumber Panas Bumi Berdasarkan Survai Gradien Suhu Dekat Permukaan Gunungapi Hulu Lais

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Sebaran Sistem Hidrotermal dan Identifikasi Jenis Batuannya dengan Metode CSAMT (Studi Kasus Gunungapi Ungaran)

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PEMODELAN KEDEPAN 2D DISTRIBUSI TERMAL KONDUKSI SISTEM PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

PENENTUAN SEBARAN TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN SENSOR DS18S20 (Studi kasus Cangar kota Batu, Jawa Timur)

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

Sistem Hidrothermal. Proses Hidrothermal

SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM SURVEY POTENSI HIDROTHERMAL (STUDI KASUS: SEKITAR SUMBER AIR PANAS KASINAN PESANGGRAHAN BATU)

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

BAB II METODE PENELITIAN

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

Bab IV Pemodelan dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

PEMODELAN 2D SEBARAN TAHANAN JENIS TERHADAP KEDALAMAN DAERAH PANASBUMI GARUT BAGIAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETOTELLURIK

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

ESTIMASI SUHU BAWAH PERMUKAAN DAN KEDALAMAN RESERVOIR PANAS BUMI TIRIS BERDASARKAN DATA GRADIEN THERMAL SKRIPSI

Uji Densitas dan Porositas pada Batuan dengan Menggunakan Neraca O Houss dan Neraca Pegas

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan

Konsep Dasar Pendinginan

Unnes Physics Journal

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR

Analisis Kecepatan Gelombang Seismik Bawah Permukaan Di Daerah Yang Terkena Dampak Gempa Bumi 4 Juni 2000 (Studi Kasus: Kampus Universitas Bengkulu)

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 41-48

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI

Studi Gempa Mikro untuk mendeteksi Rekahan di area Panas bumi Kamojang Kabupaten Garut

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PANTAR, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Abstrak

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 ISSN

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara

MAGMA GENERATION. Bab III : AND SEGREGATION

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

SNI Standar Nasional Indonesia. Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. menjadi pusat perhatian untuk dikaji baik untuk menghindari bahayanya,

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH RIA-RIA, SIPOHOLON, KABUPATEN TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

Estimasi Aliran Panasbumi Menggunakan Data Geomagnetik Di Daerah Panasbumi Pulu

Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Efisiensi tumbuhan dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu)

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

Transkripsi:

Jurnal Gradien Vol.1 No. Juli 5 : 64-68 Distribusi Sumber Panas Bumi Berdasarkan Survai Gradien Suhu Dekat Permukaan Gunungapi Hulu Lais Arif Ismul Hadi, Refrizon Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu,Indonesia Diterima 19 Februari 5; direvisi Mei 5; disetujui Juni 5 Abstrak - Pemodelan distribusi sumber panas bumi berdasarkan survai gradien suhu dekat permukaan (near subsurface) telah dilakukan di daerah Gunungapi Hulu Lais. Akuisisi data di lapangan menggunakan alat ukur suhu dengan sensor LM35 secara mapping pada kedalaman antara 5-75 cm, sedangkan pengolahan data menggunakan satu set komputer dengan perangkat lunak Surfer ver 7. untuk menghasilkan model distribusi panas bumi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin ke arah barat-laut () kecenderungan suhu semakin naik dan nilai entalpi di dekat permukaan dikatagorikan ke dalam entalpi rendah sampai sedang dengan suhu -3 C. Kata kunci : sumber panas bumi; gradien suhu; dekat permukaan. 1. Pendahuluan Secara geografis Gunungapi Hulu Lais terletak pada 3 1,4 LS dan 15,13 BT [3]. Gunungapi Hulu Lais berada di daerah Muara Aman Rejang Lebong Propinsi Bengkulu dengan ketinggian topografi pada puncaknya adalah 13 m di atas MSL, sedangkan satuan batuan gunungapi yang dapat dijumpai adalah andesit sampai basalt []. Kenampakan di permukaan yang dapat dijumpai berupa alterasi hidrotermal yaitu fumarol dan solfatara dengan temperatur 95 C terletak di daerah Beriti Besar pada ketinggian 14 di atas MSL, sedangkan sesar turun terdapat di Utara dan Timur Gunungapi Hulu Lais dekat warm spring yang mempunyai temperatur 43,5 C. Kenampakan ini diduga terkait dengan sisa aktivitas vulkaniktektonik Gunungapi Hulu Lais pada masa lampau yang berhubungan dengan sumber panas bumi. Daerah yang berpotensi memiliki sumber panas bumi yang bisa dimanfaatkan adalah daerah yang berada di sepanjang batas-batas lempeng tektonik, sehingga menyebabkan terdapatnya kegiatan tektonik aktif yang menghasilkan gradien suhu yang tinggi. Aspek penting dari sebuah model untuk sistem panas bumi dalam daerah gunungapi akan menampakkan keberadaan sumber panas bumi tersebut dan dimana sumber panas bumi harus diketahui, sehingga diperlukan suatu metode yang mempunyai kemampuan dalam mendeteksi sumber-sumber sistem panas bumi. Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dari suatu tempat ke tempat lain dapat melalui gelombang elektromagnetik (radiasi), gerakan material yang panas (konveksi), dan interaksi antar material berbeda suhu (konduksi) [8]. Panas yang berada dalam bumi dapat naik dan menerobos ke permukaan bumi sebagai akibat dari proses konveksi dan konduksi. Perpindahan panas secara konduksi adalah transport panas melalui material oleh karena adanya interaksi atomik/molekul penyusun material tersebut dalam mantel. Pada medium homogen, konduktivitas termal suatu bahan k diasumsikan seragam, sedangkan panas jenis c dan densitas ρ tidak bergantung pada suhu maka persamaan umum konduksi panas tiga dimensi dapat ditulis:

Arif Ismul hadi / Jurnal Gradien Vol. 1 No. Juli 5 : 64-68 65 T T T q 1 T + + + = (1) x y z k κ t dengan q = laju aliran konduksi (W), k = konduktivitas termal suatu bahan (W.m -1.K -1 ), dan κ = k/cρ = difusitas panas (m s -1 ). Apabila suhu eksternal merupakan suatu osilasi panas dalam bentuk T sinωt yang berada pada permukaan bidang (y = ), dan suatu medium half space dengan difusitas panas κ secara matematik dapat dirumuskan: ω ω T ω y = T exp y sin t y () κ κ Berdasarkan persamaan () besarnya kedalaman penetrasi atau skin depth (m) adalah [7] : κ δ ω = (3) ω dengan ω adalah frekuensi sudut (ω = πf). Pada sistem dominasi konduksi kebanyakan panas merambat dari sumber panas (magma) di dalam bumi menuju ke permukaan secara konduksi hingga ke batuan kerak bumi, menyebabkan bumi mempunyai gradien suhu, tetapi aliran panas ini bervariasi dari tempat satu ke tempat lain di permukaan bumi dan bergantung pula pada konduktivitas batuan. Sistem Panas Bumi Sistem panas bumi mencakup daerah di permukaan bumi dimana dalam batas tertentu terdapat energi panas bumi dalam suatu kondisi hidrologi batuan. Energi panas bumi adalah energi panas yang keluar dari dalam bumi yang terkandung pada batuan dan fluida yang mengisi rekahan dan pori batuan pada kerak bumi [5]. Fluida dan batuan reservoar dalam sistem panas bumi biasanya saling bereaksi mengakibatkan perubahan fase padat dan cair, sehingga menghasilkan mineral baru. Perubahan fase ini disebabkan adanya distribusi suhu yang berbedabeda dalam reservoar panas bumi. Secara umum bentuk alterasi hidrotermal meliputi mineralogi, tekstur, dan respon kimia batuan termal maupun lingkungan kimianya berubah yang ditandai oleh kenampakan air panas, uap air, dan gas []. Pemanfaatan energi panas bumi yang paling efisien adalah dengan memanfaatkan batuan terobosan yang masih panas dan relatif dangkal, yang umumnya terletak di sekitar gunungapi. Untuk mendapatkan energi panas bumi tersebut, perlu adanya reservoar air bawah permukaan yang dipanaskan oleh batuan beku panas atau magma yang disebut sebagai sistem hidrotermal. Energi panas bumi di daerah gunungapi bila ditinjau dari pola penyebaran aliran panas (heat flow) merupakan daerah anomali. Daerah anomali tersebut meliputi: erupsi, aliran lava, fumarol, dan air panas. Penelitian ini bertujuan untuk menduga adanya anomali gradien suhu yang diakibatkan oleh sumber panas yang berada dalam kantong magma dan menginterpretasi model distribusi sumber panas bumi secara mapping dengan kedalaman tertentu di Gunungapi Hulu Lais.. Metode Penelitian Akuisisi data di lapangan menggunakan sensor LM35 secara mapping. Sumber daya yang dibutuhkan untuk alat ini berasal dari baterei 9 volt. Alat ukur yang digunakan dengan cara mapping ini langsung membaca data suhu dalam satuan derajat Celsius dengan pemasangan (injeksi) pada kedalaman antara 5 75 cm. Pengumpulan data dimulai dengan membuat tiga lintasan (A, B, dan C). Masing-masing lintasan mempunyai jarak titik ukur (stasiun) m, seperti terlihat pada Gambar 1,, dan 3, dan jarak tiap lintasan m, seperti terlihat pada Gambar 4 dan 5. Data gradien suhu horizontal sebagai fungsi kedalaman pada masing-masing titik ukur yang ada dalam tranduser dibuat kontur dengan menggunakan software Surfer versi 7.. 3. Hasil Dan Pembahasan Pada lintasan A (Gambar 1) nampak jangkauan suhu antara 4,6-45,1 C yang mana semakin ke arah barat-laut () kecenderungan suhu semakin naik. Pada lintasan B (Gambar ) jangkauan suhu antara 9,6-38, C dan kecenderungan suhu semakin naik

Arif Ismul hadi / Jurnal Gradien Vol. 1 No. Juli 5 : 64-68 66 ke arah barat-laut (). Demikian juga pada lintasan C (Gambar 3) yang mempunyai jangkauan suhu antara 9,5-5, C dan juga mempunyai kecenderungan suhu semakin naik ke arah barat-laut (). Namun pada beberapa titik yang diambil secara acak di dapat suhu yang cukup tinggi yaitu -3 C. Model distribusi sumber panas bumi dekat permukaan ditampilkan pada Gambar 4 dan 5. Dari Gambar 4 dan 5 menunjukkan, secara umum distribusi sumber panas bumi dekat permukaan suhu semakin naik ke arah barat-laut (). 5 4 3 6 1 18 4 3 36 4 48 54 6 66 7 78 5 4 3 6 1 18 4 3 36 4 48 54 6 66 7 Gambar. Profil suhu pada lintasan B. 6 5 4 3 6 1 18 4 3 36 4 48 54 6 66 7 78 84 Gambar 3. Profil suhu pada lintasan C Gambar 1. Profil suhu pada lintasan A. Gambar 4. Penampang -D distribusi sumber panas bumi pada lintasan A, B, dan C

Arif Ismul hadi / Jurnal Gradien Vol. 1 No. Juli 5 : 64-68 67 Gambar 5. Penampang 3-D distribusi sumber panas bumi pada lintasan A, B, dan C Pengaruh suhu dan tekanan akan merubah konduktivitas fluida berpori [6]. Konduktivitas fluida, porositas, dan saturasi dapat berubah secara signifikan dalam proses vulkanik. Perubahan tekanan internal disebabkan karena akumulasi magma dalam ruang dapat membuka ataupun menutup crack (celah) ataupun rekahan, sehingga mempengaruhi seluruh porositas batuan. Porositas dapat juga berkurang oleh pembentukan mineral alterasi secara kimiawi. Pada sistem gunungapi, konduktivitas akan bertambah apabila dekat daerah magma [4], fluida termineralisasi ke dalam atau terjadi akumulasi dalam batuan berpori. Pengisian kembali dapur magma akan mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam distribusi sumber panas bumi sebagai akibat perubahan skala yang besar dari sistem vulkanik. Berdasarkan energi yang terkandung, daerah-daerah yang prospek menghasilkan energi panas bumi dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok besar yakni lapangan panas bumi entalpi rendah, sedang (menengah) dan tinggi. Entalpi secara sederhana diartikan sebagai kandungan energi atau tenaga yang dapat berbentuk panas, tekanan (mekanis) atau gabungan dari keduanya. Namun dalam aplikasinya sering ukuran panas yang dimanifestasikan dalam suhu saja yang dilihat dalam mengukur besaran entalpi [9]. Menurut Muffler dan Cataldi (1978) dalam [9], klasifikasi sistem panas bumi berdasarkan entalpi adalah sebagai berikut : entalpi rendah (<9 C), entalpi sedang (9-15 C), dan entalpi tinggi (>15 C). Dari nilai-nilai suhu yang diperoleh di lapangan, dapat diduga bahwa daerah Gunungapi Hulu Lais ini dapat dikatagorikan ke dalam entalpi rendah sampai sedang (di dekat permukaan) (- 3 C). Pemanfaatan energi panas bumi pada skala ini diantaranya untuk budidaya jamur dimana energi panas bumi dipakai untuk memanasi air tawar dengan menggunakan steam generator, sehingga dihasilkan uap panas, kemudian dialirkan ke dalam autoclave untuk proses sterilisasi [1]. 4. Kesimpulan Semakin ke arah barat-laut () distribusi sumber panas bumi mempunyai kecenderungan suhu semakin naik. Berdasarkan nilai entalpinya di dekat permukaan termasuk dalam entalpi rendah sampai sedang (-3 C).

Arif Ismul hadi / Jurnal Gradien Vol. 1 No. Juli 5 : 64-68 68 Daftar Pustaka [1] Atmojo, J.P., Pemanfaatan Energi Panas Bumi untuk Budidaya Jamur,, Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan. [] Efendi, Z., Hendriadi, Syafriwal, dan S. Natakusumah, Peta Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi Propinsi Bengkulu, Kantor Wilayah departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Bengkulu, Bengkulu. [3] http://www.vsi.dpe.go.id/pbumi. [4] Lenat, J.F., Resistivity in Volcanic Regions, 1995, http://ghp71.geo.unileipzig.de/~geosf/ research/ ERT/volcres.html. [5] Rybach, L., dan L.G.P. Muffler, Geothermal Sistem: Principles and Case Histories, 1981, John Wiley and Sons, Chichester. [6] Schon, J.H., Physical Properties of Rock: Fundamental and Principles of Petrophysics, 1998, Pergamon, Leoben. [7] Sharma, P.V., Environmental and Engineering Geophysics, 1997, Cambridge University Press, United Kingdom. [8] Stacey, F.D., Physics of the Earth, Second Edition, 1997, John Wiley and Sons Inc., New York, USA. [9] Sumatarto, U., Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Panas Bumi dalam Era Otonomi Daerah,, Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan. [] Wohletz, K., dan G. Heiken, Volcanology and Geothermal Energy, 199, University of California Press, Los Angeles.