BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. Indonesia. Untuk mengetahui lebih lengkapnya tentang PT Garuda Indonesia Tbk dapat

GARUDA DIMILIKI PUBLIK By : Berton Manurung

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB I PENDAHULUAN. layanan transportasi, baik itu transportasi darat, laut maupun udara. Semuanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

Tahap II 1. Apa saja kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan selama ini oleh perusahaan?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri penerbangan di Indonesia kian kompetitif seiring dengan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

Cegah Kongkalingkong, BUMN akan IPO Harus Diperiksa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB 3 INTI PENELITIAN

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK MEGA TBK. didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus terpusat pada customer atau nasabahnya. membangkitkan ketertarikan masyarakat/customer maupun nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) adalah suatu perusahaan yang memberikan layanan di bidang jasa

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

Wawancara dengan Bapak Pujobroto sebagai Vice President Corporate. Communications PT Garuda Indonesia Tbk. Wawancara dilakukan pada hari Senin 4

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. adalah salah satu perusahaan yang dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat hampir di seluruh negara. Humas atau. sekreatif mungkin karenanya ia harus dapat mengoptimalkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2018 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN )

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11/PD-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENDAHULUAN. QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang bersamaan dengan peningkatan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. (Persero), logo organisasi, struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya semakin banyak. Agar eksistensi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan dan juga akan mulai dibukanya sistem direct flight dari

COMPANY PROFILE BNI 46

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang mencapai lebih dari Rp 600 triliun. PT Garuda Indonesia

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada Bab ini peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan mengenai profil perusahaan dimana memuat sejarah perusahaan, visi, misi, tata nilai perusahaan yang dapat dijadikan acuan bagaimana manajeman Garuda Indonesia bekerja. Selanjutnya akan dijabarkan struktur organisasi dari Garuda Indonesia, sehingga dapat tergambar dengan jelas posisi PR di Garuda Indonesia. Pada bagian kedua akan dijelaskan mengenai sejarah dari Garuda Indonesia yang merupakan objek dari penelitian ini, dimana memuat sejarah Garuda dilihat dari segi organisasi BUMN dan proses go public dari Garuda Indonesia yang merupakan langkah awal Garuda menjadi perusahaan publik. 2.1. PROFIL PERUSAHAAN 2.1.1. Sejarah Perusahaan Pada tanggal 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini merupakan penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara pada 55

tahun 1950. Pada masa itu Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC3, 8 pesawat laut Catalina dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah. Garuda Indonesia memulai perjalanan terbangnya ke Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam (Garuda Indonesia, 2010: 4). Sepanjang tahun 80an, armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami restrukturisasi besar-besaran yang menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Training Centre yang terletak di Jakarta Barat. Di masa awal 90an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun 2000.Jumlah armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam 30 besar maskapai penerbangan di dunia (Garuda Indonesia, 2010: 4). Di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen yang baru yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan.Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia melaksanakan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia. Upaya membangun kekuatan keuangan Perusahaan mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi hutang, dimana 56

hutang sewa pembiayaan dengan ECA merupakan bagian terakhir dalam keseluruhan proses restrukturisasi ini. Restrukturisasi hutang dengan ECA berhasil diselesaikan pada tanggal 21 Desember 2010. Dengan selesainya seluruh restrukturisasi hutang Perusahaan, Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik di awal tahun 2011 (Garuda Indonesia, 2010: 4). 2.1.2. Visi, Misi, Dan Nilai Garuda Indonesia Visi PT. Garuda Indonesia Tbk Menjadi perusahaan penerbangan yang hdanal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Misi PT. Garuda Indonesia Tbk Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional. Nilai PT. Garuda Indonesia Tbk Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI terdiri dari, a. Efficient & Effective melakukan tugas yang diembannya secara teliti, tepat dan akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan yang berkua b. Loyalty 57

Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. c. Customer Centricity Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian. d. Honesty &Openness Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan seluruh aktivitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan transparan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan. e. Integrity Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara hukum dan moral. 1.8.10. Struktur Umum Organisasi Perusahaaan Dari struktur organisasi perusahaan, dapat terlihat kedudukan PR di perusahaan tersebut (Garuda Indonesia). Berikut ini struktur organisasi dari Garuda Indonesia. 58

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Garuda Indonesia( sumber : website resmi P.T Garuda Indonesia, (http://www.garuda-indonesia.com) 59

Seperti yang dapat dilihat melalui struktur organisasi Garuda Indonesia seperti pada gambar 2.1 bahwa Board of Management Garuda Indonesia terdiri atas President & CEO dan 7 bawahan Director atau EVP (Executive Vice President) yang meliputi Director Service, Director Marketing dan Sales, Director Maintenance dan Fleet Management, Director Operation, Director Finance Service dan CFO, Director Human Capital dan Corporate Affairs dan Director Strategy, Business Development dan Risk Management. Dimana setiap 7 divisi penting perusahaan penerbangan berdasarkan peletakan EVP di dalam Board of Director memiliki beberapa macam bawahan Vice President dan Senior Manager. Board of Director Garuda Indonesia pun bekerja sama dengan VP Corporate Quality Safety & Environment Management., VP Corporate Communication, VP Corporate Secretary, VP Internal Audit, VP Ceo Office dan VP Corporate Security. Selain itu, beberapa bagian penting yang juga bekerja sama dengan board of management Garuda Indonesia adalah VP Garuda Cargo, VP SBU Citilink, dan VP Hajj flight. Melalui struktur organisasi ini kita dapat dengan jelas melihat bahwa Corporate Communication Garuda Indonesia tidak berada pada jajaran Board of Director tetapi tetap berada pada jajaran Top Management yang merupakan salah satu divisi yang bekerja sama dengan seluruh pihak atau divisi di Garuda Indonesia. 2.1.4. Corporate Communication Garuda Indonesia Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi tentunya fungsi PR atau kehumasan sangat diperhitungkan dan dipentingkan sebagai salah 60

satu divisi yang dapat meningkatkan citra perusahaan tersebut. Garuda Indonesia memiliki kegiatan public relations berada di dalam satu bagian struktural Corporate Communications. Kegiatan Corporate Communication yaitu sesuai dengan empat fungsi Public Relations yakni merencanakan, menetapkan, mengarahkan, mengendalikan dan mengembangkan strategi komunikasi perusahaan. Sehingga dapat dijabarkan lebih terperinci, Corporate Communications Garuda Indonesia bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan pelaksanaan kegiatan penerangan, pengembangan wawasan penerangan, pemberitaan, pengkajian, publikasi dan dokumentasi untuk menunjang operasional perusahaan di dalam dan di luar negeri. 2.2. GO PUBLIC GARUDA INDONESIA 2.2.1. Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN Garuda Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bisnis pelayanan angkutan udara. BUMN sendiri adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang bertipe persero atau perusahaan perseroan. Perusahaan perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Sebelum pelaksanaan penawaran 61

saham perdana, seluruh kepemilikan saham Garuda Indonesia (100 %) merupakan milih Negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN yang merupakan unit ekonomi milik negara merupakan sektor yang penting peranannya dalam membantu pemerintah mengimplementasikan kebijakan pembangunan. Dalam konteks pencarian alternatif sumber dana pemerintah memberikan perhatian atau mungkin semacam tuntutan yang makin besar kepada BUMN, khususnya yang berstatus Persero, seperti Garuda Indonesia. Oleh karena itu sebagai simbol dari industri penerbangan nasional, Garuda Indonesia berusaha untuk selalu unggul dalam industri ini. Salah satu cara untuk selalu menjadi yang terdepan di bisnis ini adalah memenuhi ekspektasi stakeholder, sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi, efisiensi, dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Semua ini membutuhkan modal yang tidak sedikit. Setiap tahun perusahaan membutuhkan belanja modal yang begitu besar. Oleh sebab itu, kebutuhan dan pengelolaan pendanaan menjadi jangkar bagi kesiapan perusahaan berinvestasi dan mengembangkan produk yang berkualitas (Daniri, 2011). Bagi perusahaan BUMN seperti Garuda Indonesia, sumber dana berasal dari tiga sumber yaitu utang, modal sendiri dan penyertaan atau tambahan modal dari pemerintah. Namun selalu ada keterbatasan meraih dana dari tiga sumber dana tersebut, maka pasar modal (capital market) menjadi pilihan yang sangat strategis, 62

dimana dengan masuk kepasar modal maka perusahaan dapat meraih dana segar dalam jumlah besar (Daniri, 2011). Sepanjang tahun 2010, BUMN telah mendapat manfaat pendanaan dari pasar modal. Umumnya emiten BUMN tersebut mencapai pertumbuhan kinerja yang semakin baik, peningkatan setoran dividen, kapitalisasi pasar yang terus tumbuh, dan world class orientation. Oleh karena itu Garuda Indonesia juga mencoba peluang baru dengan melakukan penawaran sahamnya agar tujuan ekspansi yang tertuang dalam program quantum leap tercapai (Daniri, 2011). 2.2.2. Proses Go Public Garuda Indonesia Tahun 2010 merupakan tahun investasi bagi Garuda Indonesia. Penambahan armada, pembukaan rute baru, peningkatan brdan image melalui penerapan konsep layanan Garuda Indonesia Experience secara menyeluruh, dan penyelesaian restrukturisasi hutang merupakan langkah strategis yang dilakukan demi terciptanya fondasi yang kokoh. Perusahaan telah menyusun strategi ke depan untuk tahun 2011 sampai dengan 2015 (Quantum Leap). Seluruh upaya tersebut didukung oleh transparansi informasi menuju perusahaan publik, yang akan meningkatkan daya saing dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan bagi Garuda Indonesia (Garuda Indonesia, 2010: 16). Menurut Direktur Keuangan Garuda Elisa Lumbantoruan, ada tiga pilar penting yang diterapkan manajemen hingga maskapai ini siap melakukan penawaran saham ke publik. Pertama adalah reformasi budaya SDM di perusahaan, manajeman di bawah Direktur Emirsyah Satar berhasil merubah cara 63

pdanang karyawan. Kondisi dulu adalah penumpang selalu mencari Garuda, bukan garuda mencari penumpang. Sekarang cara pdanang karyawan harus bagaimana agar penumpang memilih Garuda (Satar, 2011). Pilar kedua adalah penyederhanaan organisasi sehingga bisa memotong birokrasi yang berbelit, dulu di Garuda ada tujuh hingga delapan lapis antara jajaran direksi hingga staf, saat ini hanya ada empat hingga lima lapis sehingga komunikasi berjalan lebih lancar. Pilar ketiga adalah Garuda Indonesia dapat memperbaiki kinerja keuangan, Garuda berhasil bertranformasi dari merugi di atas RP 600 miliar hingga membukukan keuntungan RP 1 triliun pada 2009 (Satar, 2011). Menurut Betrdan Raynaldi, head of research PT E-trading securities, seperti yang di muat pada majalah Swa Sembada, Garuda Indonesia memiliki citra yang kuat sebagai maskapai kelas atas yang lebih banyak digunakan oleh kalangan menengah-atas (Anissa,2011).Selain itu menurut Elisa Lonbantoruan, Direktur Keuangan Garuda, seperti yang di muat pada majalah Swa Sembada, beliau optimis terhadap pertumbuhan Garuda di masa mendatang karena pertumbuhan penumpang di Indonesia sangat pesat. Tahun 2010 jumlah penumpang tumbuh hingga 20%, dan pihaknya mengharapkan kenaikan yang sama di tahun 2011 ini (Anissa, 2011). Oleh karena itu Garuda Indonesia melakukan penawaran saham ke publik (go public) dan pada tanggal 11 Februari 2011 melepas saham perdana (Initial Public Offering (IPO) ) ke publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Maskapai penerbangan nasional milik BUMN ini menjadi perusahaan penerbangan nasional pertama yang go public. 64

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar mengatakan, Garuda Indonesia melepas 6.335.738.000 lembar saham atau setara dengan 27,98 persen dari total saham, sudah termasuk kepemilikan saham PT Bank Mdaniri sebesar 1.935.738.000 saham. Saham Garuda dilepas pada harga Rp 750 per lembar. Dari saham yang dilepas, Garuda dan Mandiri menargetkan akan mengantongi dana hasil penawaran saham ke publik sebesar Rp 4.751.803.500.000 (Joewono, 2011). Menurut Achirina, EVP Human Capital dan Corporate Startegy PT.Garuda Indonesia, Garuda Indonesia akan menggunakan dana yang didapat dari hasil penjualan saham perdana ini untuk mendukung pelaksanaan program pengembangan perusahaan dan perluasan bisnis ke depan. Dengan melakukan penawaran saham ke publik Garuda akan menjadi maskapai nasional yang dimiliki publik. Melalui strategi ini Garuda diharapkan dapat terbang lebih tinggi lagi mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. 65