MOBILE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF BAGI PEMULIHAN PENDIDIKAN DI DAERAH BENCANA ALAM GEMPA BUMI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

APLIKASI M-LEARNING SEKOLAH BERBASIS LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (LTSA)

MOBILE LEARNING SEBAGAI TEKNOLOGI SISTEM PEMBELAJARAN MASA DEPAN

PERANCANGAN MOBILE LEARNING MATA KULIAH SISTEM OPERASI BERBASIS ANDROID

M-Learning Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini Berbasis Augmented Reality

A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah kualitas pendidikan, khususnya

PEMBELAJARAN CEM-LEARNING (C-LEARNING, E-LEARNING, M- LEARNING) MENUJU ERA PEMBELAJARAN DIGITAL

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOBILE LEARNING. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Isu- isu dalam Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

Kata kunci: buku saku, media pembelajaran, mobile application

E-Learning: Electronic Delivery

PENGANTAR E-LEARNING

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

Chapter 1 INTRODUCTION TO COMPUTERIZED BASED INFORMATION SYSTEM. By MAHSINA, SE, MSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jarak Jauh sebagai Upaya Mencerdaskan Kehidupan Bangsa di Era Bonus Demografi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

DAFTAR PUSTAKA. Ally, Mohamed. (2009). Mobile Learning Transforming the Delivery of Education. and Training. Atabasca University: AU Press.

E-Governance & Cloud Computing Jemmy Senior Solution Architect & Consultation

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, tercantum bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF BERBASIS MOBILE LEARNING PADA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA MADURA MENGGUNAKAN METODE KANSEI MEDIATION BERBASIS LTSA (LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE)

Dinamika Kurikulum Program Sarjana TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING EFEK DOPPLER SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG MENYENANGKAN 1.

Strategi Pengembangan Manajemen Sistem Informasi Publik

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam dasawarsa ini. Bahkan teknologi seperti

TEKNOLOGI MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perangkat mobile telah tumbuh dengan sangat pesat.

E-LEARNING: PEMBELAJARAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber

Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE

PERANCANGAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID PADA MATA KULIAH SISTEM OPERASI DI STMIK INDONESIA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya pengguna internet yang ada di indonesia. Sebuah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Bagian Ketiga

21 (elearning for 21 st Century Skills)

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING GRAMMAR IMBUHAN BAHASA INDONESIA UNTUK ORANG ASING

Introduction to Information Security

menggunakan internet. Salah satu fasilitas internet yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran adalah teknologi E-Learning. Dengan menggunakan teknolo

CIVIC LITERACY ARI DWIPAYANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

INFORMATION TECHNOLOGY

SHERMAN SALIM CALON DEKAN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Manajemen Keamanan Informasi

INTEGRASI INFORMASI KESEHATAN PADA INSTANSI KESEHATAN DI KOTA PEKALONGAN MELALUI SISTEM INFORMASI LAYANAN KESEHATAN

PERANCANGAN WEB JEJARING SOSIAL PENELUSURAN ALUMNI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan dipaparkan sejumlah penelitian terdahulu.

Interaksi Manusia dan Komputer

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

APLIKASI MOBILE LEARNING FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDUKUNG *)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini telah masuk dalam era digital dan teknologi

Komputer & Pemerintah. E-Government

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI

PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEL (SURVEY & INFORMASI PEMETAAN LOKASI)

Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Nama : Ridho Ilham Renaldo NIM : Kelas : SK 2 A Jurusan : Sistem Komputer

PEMANFAATAN KOMPUTER DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. human capital. Dalam studinya, Echevarria (2009) menegaskan bahwa

PENILAIAN KAPASITAS (CAPACITY ASSESSMENT) UNTUK MEMPENGARUHI KEBIJAKAN

Demikian surat pengantar ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Yogyakarta, 9 Oktober 2006 Penulis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Clicksquare Gambar 1.1 Logo Clicksquare. Sumber:

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

ICT Continuity with Confidence

PROPOSAL INNOVATION AWARD 2017

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN REKOMENDASI

Cargill Indonesia. Kelompok 1 Adrianus Parasian Sihombing Firman Ardyanto Ghifari Fadiamanto Shinta Dwi Wahyuni

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan saat ini

E-GOVERNMENT. Definisi. E-Readiness 3/27/2012

Transkripsi:

MOBILE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF BAGI PEMULIHAN PENDIDIKAN DI DAERAH BENCANA ALAM GEMPA BUMI YOGYAKARTA Stevanus Wisnu Wijaya Jurusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta stevanus.wisnu@staff.usd.ac.id atau wisnoewijaya@yahoo.com Abstract Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing dan e-learning yang menyediakan : sumber daya yang dapat diakses dari manapun, kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja. E-learning memiliki karakteristik tidak tergantung terhadap tempat dan waktu.[5] Kondisi infrastruktur pendidikan yang mengalami kerusakan karena gempa bumi membutuhkan model alternatif pembelajaran yang memiliki karakteristik tidak tergantung lokasi dan waktu. Selain hal tesebut, model alternatif tersebut juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan sehingga pengetahuan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Konsep tersebut di harapkan dapat mendorong terwujudnya suasana pembelajaran yang baru dan dapat memotivasi semangat belajar siswa dan guru. Berdasarkan realitas kebutuhan dilapangan dan alternatif pembelajaran dengan model mobile learning maka diusulkan konsep recovery pendidikan di daerah bencana gempa bumi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Paper ini akan memaparkan konsep mobile learning yang diusulkan untuk membantu pemulihan pendidikan/pembelajaran di daerah bencana gempa bumi. PENGANTAR Infrastruktur pembelajaran di Yogyakarta mengalami kerusakan yang parah akibat bencana gempa bumi 27 Mei 2006. Hampir semua sekolah tidak dapat melaksanakan proses belajar mengajar pada minggu pertama pasca gempa bumi. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemulihan pendidikan di daerah bencana gempa bumi. Kegiatan pemulihan tahap awal yang dilakukan adalah pendirian sekolah darurat dengan menggunakan tenda dan bangku serta kursi seadanya. Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa semangat siswa dan guru untuk tetap melanjutkan proses belajar mengajar tetap terjaga bahkan ujian nasional pun tetap dapat berjalan dengan baik di sekolah darurat. [11] Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi kepentingan pembelajaran sudah diterapkan dalam berbagai bentuk. Penerapan yang paling umum dilakukan adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk membuat materi pengajaran, penyampaian bahan ajar maupun komunikasi dengan siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada tahap awal lebih terkonsentrasi pada penggunaan teknologi informasi sebagai media pendukung pembelajaran di kelas, Contoh nyata dari penerapan ini adalah pembuatan materi ajar dengan power point, penyampaian materi ajar dikelas dengan LCD proyektor, pengumpulan tugas melalui email, pencarian data dan informasi dengan fasilsitas internet dan lain sebagainya. Pada prinsipnya teknologi informasi dan komunikasi

dapat dimanfaatkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep e-learning atau mobile learning. Karakteristik pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah bersifat tidak tergantung terhadap waktu dan tempat, menyediakan fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan yang lebih atraktif. Dalam konteks pemulihan pendidikan akibat bencana gempa bumi, diperlukan alternatif pembelajaran yang bersifat tidak tergantung waktu dan tempat artinya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Selain hal itu juga perlu visualisasi pengetahuan sehingga materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Karakteristik ini diperlukan karena mengingat fasilitas fisik (kelas) yang rusak sehingga diperlukan kelas yang bersifat virtual(maya) dan penyampaian materi yang menarik sehingga mampu memberikan suasana pembelajaran yang baru. Suasana baru tersebut di harapkan dapat memberi solusi terhadap kejenuhan siswa akibat ruang kelas yang mengalami kerusakan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peran teknologi informasi dan komunikasi cukup strategis dalam mendukung pemulihan proses pembelajaran di daerah bencana gampa bumi. Makalah ini akan memfokuskan pembahasan pada konsep penerapan mobile learning sebagai alternatif pembelajaran di daerah bencana gempa bumi. PROPOSE CONCEPT OF MOBILE LEARNING IMPLEMENTATION. Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn[Quinn 2000] sebagai : The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. ELearning independent of location in time or space.[5] Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning. Penerapan mobile learning untuk membantu upaya pemulihan pendidikan di lingkungan daerah bencana gempa bumi perlu memperhatikan faktor bahwa tidak semua level pendidikan cocok dengan konsep mobile learning. Hal ini terkait dengan materi ajar dan kebutuhan pendidikan itu sendiri. Materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain: materi yang bersifat hands on, keterampilan sebagai mana dokter gigi, seni musik khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian.[8] Mempertimbangkan hal hal tersebut diatas maka penerapan mobile learning lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi. Konsep mobile learning pada jenjang pendidikan tinggi yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1. konsep mobile learning di fokuskan untuk menyediakan kelas pembelajaran maya yang memungkinkan interaksi antara guru dan siswa. Interaksi meliputi penyediaan materi ajar, ruang diskusi, penyampaian tugas dan pengumuman penilaian. 2. Teknologi yang diadopsi sebaiknya efektif secara pedagogi dan dinilai sebagai sebuah pembaharuan. Selain itu teknologi yang dipilih sebaiknya mudah di akes dan tersedia dengan distrubusi yang merata di lingkungan siswa maupun guru. [5]Konsep ini digambarkan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1. usulan model penerapan mobile learning. MOBILE LEARNING READINESS Pengukuran terhadap readiness atau kesiapan merupakan aktivitas yang perlu dilakukan. Hal ini disebabkan karena kesiapan terkait dengan keberhasilan penerapan mobile learning. Dalam konteks penerapan mobile learning kesiapan dapat dipahami sebagai kemauan dan kemampuan untuk menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam mobile learning. Mobile learning readiness menyangkut semua stake holder yang terkait dengan penerapan mobile learning antara lain guru, siswa, pihak penyelenggara atau lembaga pendidikan dan pemerintah sebagai penyedia infrastruktur dan regulasi. Guru diharapkan memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemauan untuk menerima teknologi informasi dan komunikasi menjadi pintu awal yang mempengaruhi faktor kesiapan lain yaitu ICT literacy. Kemauan menerima teknologi akan mempengaruhi terhadap kemauan untuk menggunakan dan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. ICT literacy merupakan kemampuan teknis dan kognitif yang dimiliki guru untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. Siswa berperan sama pentingnya dengan guru dalam proses pembelajaran. Kemauan siswa untuk menerima teknologi juga merupakan dimensi kesiapan yang perlu diukur. Sedangkan dimensi kemampuan meliputi ICT literacy, media akses,

dan daya beli siswa dalam mengakses materi pembelajaran. ICT literacy terkait dengan kemampuan teknis dan kognitif siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Selain dipengaruhi oleh ICT literacy maka ketersediaan alat akses yang dimiliki siswa juga merupakan aspek kesiapan yang penting. Kemampuan menggunakan yang didefinisikan dengan ICT literacy dan ketersediaan alat akses perlu didukung oleh kemampuan siswa dalam membeli materi ajar seperti biaya untuk akses internet, pulsa handphone atau telepon dll. Peran lembaga pendidikan adalah sebagai penyelenggara atau pengelola mobile learning. Lembaga pendidikan perlu memiliki e-leadership yang kuat dan menyediakan infrastruktur yang memadai bagi keberhasilan penerapan mobile learning. E-leadership memiliki arti kemauan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang diwujudkan dengan kebijakan, regulasi maupun prioritas dalam bentuk anggaran. Infrastruktur diperlukan sebagai tulang punggung penyelenggaraan mobile learning. Pemerintah merupakan lembaga yang berkewajiban menentukan regulasi dan menyiapakan fasilitas publik. Terkait dengan penerapan mobile learning maka peran pemerintah dapat diukur dari tersedianya regulasi yang mendukung mobile learning, ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta lingkungan bisnis yang kondusif sehingga masyarakat mudah mendapat fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Tabel berikut ini menggambarkan konsep kesiapan yang telah dijelaskan diatas. Stakeholder Kesiapan kemauan kemampuan Guru Penerimaan terhadap Teknologi informasi dan komunikasi Siswa Penerimaan terhadap Teknologi informasi dan komunikasi ICT Literacy ICT Literacy, ketersediaan media akses, daya beli Lembaga E leadership Infrastruktur teknologi Pendidikan/Universitas informasi dan komunikasi Pemerintah E leadership Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, lingkungan bisnis Tabel 1. Mobile learning readiness. KESIMPULAN DAN PENELITIAN SELANJUTNYA Konsep mobile learning yang diusulkan memerlukan beberapa penelitian antara lain untuk mengetahui kebutuhan dari guru dan siswa, kebutuhan infrastruktur, pengembangan materi ajar dan faktor keberlanjutan. Konsep ini cocok di terapkan dalam lingkungan rawan bencana gempa bumi karena model pembelajaran ini bersifat tidak tergantung waktu dan tempat serta tidak tergantung pada ruang kelas fisik yang sebenarnya.

Daftar Pustaka 1. Asian Develpment Bank,UNESCO; Mobile Learning For Expanding Educational Opportunities ;2005. 2. Attewell, Jill;Savil-Smith,Carol; Mobile Devices Research And Development ; Learning And Skill Development Agency;2004. 3. Attewell, Jill; Mobile Technology And Learning ;Learning And Skills Development Agency;2004. 4. Bull, Susan; User Modelling And Mobile Learning Educational Technology Research Group, Electronic, Electrical And Computer Engineering, University Of Birmingham, Edgbaston, Birmingham B15 2TT, UK;2003 5. Robso, Robby; Mobile Learning And Handheld Devices In The Classroom,Eduworks Corporation, Corvallis, Oregon, USA;IMS Australia;2003. 6. Schwabe, Gerhard; Go, Christoph; Mobile Learning With A Mobile Game: Design And Motivational Effects ; Journal Of Computer Assisted Learning 21, Pp204 216;2005 7. Traxler,John;Hulme,Agnes-Kukulska Evaluating Mobile Learning: Reflections On Current Practice 8. Traxler, John; Mobile Learning-Evaluating The Effectiveness And The Cost Learning With Mobile Devices, Abook Af Papers;Learning And Skilla Development Agency 2004. 9. Wagner, Ellen; Enabling Mobile Learning ;2005 10. Wagner, Ellen; Why Learning Professionals Need To Care About Mobile Learning ASTD;2005 11. University Of Art And Design Helsinki; Call For Participation: EU-Asia Link MONET (Mobile Network) Consortium. 12. www.usd.ac.id 13. www.bantul.go.id