A. DEFINISI Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Herdiansyah 2 Heni Marliany 3 Nim : 11DP INTISARI

nonfarmakologi misalnya, teknik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

Gangguan Neuromuskular

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

Gangguan Pada Bagian Sendi

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis)

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

PENYAKIT MUSKULOSKELETAL DIVISI GERIATRI BAGIAN/SMF PENYAKIT DALAM RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

seperti ini terjadi pada arthritis (Yatim, 2006).

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MENGATASI REMATIK DI KALANGAN ANAK MUDA

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

Carpal tunnel syndrome

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

LATIHAN FISIK MENINGKATKAN RENTANG GERAK SENDI PENDERITA ARTHRITIS PHYSICAL EXERCISE INCREASING JOINT RANGE MOTION ARTHRITIS PATIENT

BAB II TINJAUAN TEORI

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

Pengantar Cedera Olahraga

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI

CATATAN PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun. B. ETIOLOGI Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu: 1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor 2. Faktor metabolik 3. Infeksi dengan kecenderungan virus C. PATOFISIOLOGI Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

D. TANDA DAN GEJALA 1. Tanda dan gejala setempat a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama. b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah c. Poli artritis simetris sendi perifer Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga d. Artritis erosif sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X e. Deformitas pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat. g. Kronik Ciri khas rematoid artritis

2. Tanda dan gejala sistemik a. Lemah b. Demam tachikardi c. Berat badan turun d. Anemia e. Anoreksia Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu: a. Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan. b. Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck. c. Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Tes serologi a. Sedimentasi eritrosit meningkat b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita 2. Pemerikasaan radiologi a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis 3. Aspirasi sendi a. Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik. F. PENATALAKSANAAN Tujuan utama terapi adalah: 1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan 2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita. 3. Mencegah atau memperbaiki deformitas Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: 1. Istirahat 2. Latihan fisik 3. Panas 4. Pengobatan a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan. d. Garam emas e. Kortikosteroid 5. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut: 1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi. 2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian. 3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan. 4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Riwayat Keperawatan 1. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. 2. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. 2. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial a. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi) b. Catat bila ada krepitasi c. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan 3. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral a. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang b. Ukur kekuatan otot 4. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya 5. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari Riwayat Psiko Sosial Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu : 1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas. 2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid. 3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri. 4. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 6. Gangguan mobilitas

C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas. Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit a. Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri. b. Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya. c. Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan harga diri. d. Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien 2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid. Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri a. Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri. b. Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.

c. Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini dapat mencegah deformitas lebih lanjut. d. Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi e. Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggotaanggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri f. Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh. g. Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impulsimpuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin. h. Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi. 3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi Tujuan : Klien terhindar dari cedera a. Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi. b. Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin c. Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung, hematemesis.

4. Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan terbatasnya gerakan. Tujuan : Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas sehari-hari a. Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuanyya dan bertahap. b. Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selam memang diperlukan. 5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi Tujuan : Mobilitas persendian klien dapat meningkat a. Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif. Untuk memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias serabut- serabut otot. b. Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan dokter dan fisioterapi) c. Lakukan observasi untuk setiap kali latihan d. Berikan istirahat secara periode e. Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan saat dikamar mandi, tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga tidak licin 6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah. a. Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.

b. Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan c. Berikan jadwal obat-obatan yang ada, anam dosis, tujuan/efek, efek samping dan tanda keracunan obat. d. Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi e. Jelaskan, kapan klien harus periksa ulang D. EVALUASI 1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri 2. Nyeri dapat berkurang 3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari 4. Komplikasi dapat dihindari 5. Meningkatkan mobilitas 6. memahami cara perawatan di rumah