BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

Diagram Ketertarikan pada Dunia Fashion.

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI BAB I PENDAHULUAN. perkebunan Tembakau Deli. Medan merupakan salah satu Kota bersejarah

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latarbelakang Kasus Proyek Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan hidup yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Busana atau pakaian merupakan salah satu wujud perlengkapan yang telah diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari, udara dingin dan binatang buas. Kemudian berkembang tidak sekedar sebagai pelindung tubuh, melainkan juga sebagai kebutuhan budaya. Busana di Indonesia terbentuk melalui beberapa perubahan disetiap masanya, yaitu: Busana pada masa prasejarah Busana hanya berbentuk cawat yang terbuat dari daun dan kulit binatang hasil buruan yang dipakai oleh manusia zaman prasejarah. Busana pada masa Hindu Selanjutnya busana semakin berkembang bukan hanya sekedar pelindung tubuh semata, yang hanya terbuat dari kain yang dililitkan ke tubuh (kemben) melainkan sudah menunjukkan simbol status setelah dilengkapi dengan perhiasan dan perlengkapan busana lainnya. Busana pada masa Islam Pada saat bangsa bangsa arab masuk untuk menyiarkan agama islam di wilayah Indonesia bangsa Arab mempunyai sebutan habaya yaitu pakaian dengan belahan di depan. Kemudian bentuk busana mengalami perkembangan lagi. Busana yang pada awalnya terbuka pada bagian dada dibuat hampir menutupi seluruh tubuh, khususnya busana wanita. Busana pada masa pemerintahan Belanda Kemudian pada masa kolonial belanda pakaian bukaan depan dikenal dengan sebutan kebaya menjadi lebih berkembang lagi tetapi pada masa itu kebaya merupakan salah satu bentuk perbedaan status di kalangan para wanita. Wanita ningrat biasa mengenakan kebaya dari bahan mahal yang diimpor dari Belanda 1

seperti bahan brocade dan bludru, tetapi wanita biasa atau rakyat jelata bahan kebaya hanya menggunakan kain biasa. Busana pada masa kemerdekaan. Setelah masa itu, dewasa ini busana lebih berfungsi untuk memperindah diri. Kemudian muncul dengan berbagai macam model yang lebih dikenal dengan sebutan kebaya tradisional. Sejalan dengan perubahan pada unsur-unsur kebudayaan, maka perubahan pada busana pun tidak terelakkan. a. Busana Lokal Busana sebagai salah satu unsur budaya, pemakaian busana di daerahdaerah di Indonesia sangat beragam sesuai dengan konsep berpikir masyarakat yang majemuk. Busana sebagai kebutuhan budaya, mendorong manusia untuk menciptakan busana sesuai dengan nilai-nilai dan adat istiadat yang hidup dan berkembang pada masyarakatnya. Busana lokal atau pakaian adat merupakan bentuk kebudayaan perwakilan dari setiap daerah yang berbeda-beda tetapi dari perbedaanperbedaan tersebut memiliki benang merah yaitu busana yang sejenis atau setipe, busana tersebut masuk pada golongan busana bukaan depan atau busana tutup deepan. Busana jenis ini dapat ditemui hampir di setiap daerah Nusantara. Busana tersebut dikenal dengan nama kebaya. b. Busana Nasional Indonesia Busana nasional pada dasarnya busana daerah yang telah disepakati, diterima dan dikenakan oleh sebagian besar lapisan masyarakat untuk dijadikan sebagai simbol budaya nasional. Oleh karena itu, busana nasional dapat dikenakan berdasarkan aturan-aturan yang diikuti secara ketat dan selalu berulang untuk suatu peristiwa tertentu. Perlunya menetapkan busana nasional bagi wanita Indonesia, berbeda dengan busana daerah dan pakaian adat, busana nasional dipakai dan diterima luas dalam kesempatan-kesempatan resmi dalam kehidupan sehari-hari. Busana nasional merupakan identitas dan ciri khas suatu bangsa. Seperti Kimono dari Jepang, Barong Tagalog di Filipina atau Sari di India. Dengan menetapkan adanya busana nasional, busana tersebut akan abadi karena dipakai terusmenerus. Sehingga salah satu ciri budaya tersebut tidak hilang. 2

Kebaya tidak lagi mengacu pada etnis tertentu, melainkan sudah dikenakan dan diterima masyarakat luas sebagai busana sehari-hari atau busana resmi. Selain itu ada bermacam variasi busana untuk kesempatan yang lebih luas diluar acara sangat resmi. Busana-busana ini bisa diangkat dari khasanah busana Nusantara namun pemakaiannya telah diatur dalam tata krama tertentu sesuai peristiwa, waktu dan tempatnya kemudian dimodifikasi. Busana ini disebut busana modifikasi nasional. Busana Nasional Indonesia untuk wanita terdiri dari: 1. Kebaya tradisional 2. Kebaya modifikasi (kebaya modern) 1. 1. 1. Perkembangan kebaya pada awal mulanya Mulai dikenal sejak awal tahun 1890-an dimana kebaya digolongkan terhadap dua pengguna, yaitu kebaya untuk kalangan ningrat yang biasanya terbuat dari sutra, brocade ataupun beludru. Kemudian kebaya untuk kalangan rakyat jelata yaitu kebaya yang terbuat dari bahan sederhan. 1. 1. 2. Perkembangan kebaya di pertengahan Pada tahun 1960-an kebaya diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin sebagai Busana Nsional dengan aturan-aturan yang mengharuskan kebaya bersifat resmi namun tetap indah. Kemudian pada tahun 1970-an dan 1990-an kelompok wanita yang memiliki pengaruh kuat yaitu Ratna Busana mencetuskan Kebaya Modern, dimana kebaya tidak harus bersifat resmi, tetapi juga dapat santai tetapi tetap indah dilihat. 1.1.3. Perkembangan kebaya sekarang Pada tahun 1990-an sampai sekarang perkembangan kebaya modern masih berlangsung. Kebaya sangat berkembang dibantu oleh para perancang busana kebaya yang semakin mahir menonjolkan keindahan kebaya sebagai busana nasional Indonesia. Salah satu perancang busana kebaya modern tersebut adalah Anne Avantie. Anne Avantie adalah perancang busana kebaya Indonesia yang 3

terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional. Lalu apa hubungannya dengan proyek rumah mode yang berlokasi di Medan ini? Berdasarkan penelitian sederhana yang dilakukan penulis, sebanyak 84% responden di kota Medan merasa tertarik dengan kebaya. Namun menurut responden, kurangnya jumlah rumah mode yang menyediakan layanan pembuatan busana, penyedia bahan dan pameran busana dari seorang desainer merupakan masalah fashion yang utama di kota Medan. Dan dari sekian banyak desainer kebaya di Indonesia, sebanyak 58 % responden memilih Anne Avantie sebagai desainer kebaya yang mereka inginkan untuk hadir di kota Medan. Rumah mode yang bernama Roemah Kebaya Anne Avantie ini merupakan rumah mode kebaya yang menyediakan layanan jasa perancangan dan pembuatan kebaya serta penyediaan bahan. Selain itu, rumah mode ini juga akan menyediakan fasilitas pameran proses pembuatan kebaya serta pameran dan pagelaran kebaya hasil rancangan Anne Avantie. Berbicara mengenai tema perancangan, penulis akan mengangkat karakter dan ciri khas dari kebaya hasil rancangan Anne Avantie. Anne avantie merupakan desainer kebaya yang dikenal dengan karya yang identik dengan desain yang anggun, cantik dan elegan. Karya-karyanya memadukan antara kontemporer dan etnik sehingga menghasilkan kebaya modern yang luar biasa. Ia piawai mengolah dan memodifikasi kebaya menjadi busana yang elegan, eksotis, dan glamor, merancang dengan begitu berani. Paduan warna tak lazim namun serasi hingga padu padan kain dan aksesori yang sangat total adalah ciri khas karya Anne Avantie. Dan pada akhirnya rumah mode ini akan menjadi sesuatu yang benarbenar mencerminkan ciri khas dan jati diri dari karya-karya sang desainer. 1.2. Tujuan Proyek Tujuan perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie ini adalah: Menciptakan suatu bangunan yang berfungsi komersil, rekreasi dan edukasi maupun inspiratif dengan pertimbangan untuk semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan dan menghargai busana nasional kebaya. Menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal warisan fashion Indonesia khususnya kebaya. 4

Menyediakan sebuah rumah mode penyedia jasa desain dan pembuatan kebaya bagi kota Medan. Menjadikan sebagai sarana untuk pelestarian salah satu warisan fashion nusantara bagi Indonesia khususnya kota Medan. 1.3. Fungsi Proyek Fungsi perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie di kota Medan adalah : Sebagai sarana informasi untuk memperluas wawasan mengenai kreasi kebaya. Memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin melihat dari dekat proses pembuatan kebaya karya Anne Avantie. Memperkenalkan mode-mode kebaya modern hasil rancangan Anne Avantie. Media untuk menikmati karya manusia, khusunya seni busana kebaya. Menumbuhkan sikap untuk lebih menghargai dan mencintai busana nasional Indonesia. 1.4. Manfaat Proyek Manfaat perancangan Medan Wax Sculpture Museum di kota medan adalah : Menjadi pusat informasi dan pengetahuan akan mode kebaya modern karya anne Avantie. Membantu pemerintah dalam sektor perekonomian, karena rumah mode ini memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kota Medan. Mempopulerkan pembuatan kebaya modern untuk memperkaya seni tata busana Indonesia. Menjadi salah satu tempat penyedia layanan jasa perancangan dan pembuatan kebaya bagi masyarakat kota Medan. Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi tenaga-tenaga terampil. 1.5. Sasaran Proyek Secara umum, sasaran proyek Roemah Kebaya Anne Avantie ini adalah semua orang yang mempunyai keperluan terhadap jasa desain dan pembuatan kebaya, melihatlihat, membeli hasil rancangan desainer serta menyaksikan pameran dan pagelaran kebaya hasil karya sang desainer. Secara khusus, target pengunjung adalah perempuan dengan 5

status sosial menengah keatas dengan kemampuan finansial dan daya beli tinggi yang memerlukan kebaya khususnya untuk pernikahan. Diarahkan pada perempuan yang memiliki kesadaran sosial lebih terhadap lambang feminitas dan aset nasional Indonesia. 1.6. Permasalahan dan Ruang Lingkup Proyek Permasalahan yang dihadapi pada perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie adalah : Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuain dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur. Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi. Ruang lingkup perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie di kota Medan adalah: Perancangan sarana di bidang jasa fashion dan pameran yang hanya mencakup kegiatan kunjungan, pameran, pagelaran, perancangan dan pembuatan busana kebaya. Merupakan rumah mode dengan fungsi utama di bidang komersil serta menyediakan layanan rekreasi dan edukasi melalui pameran kebaya dan proses pembuatannya. Proyek ini dirancang dengan menggunakan unsur unsur perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang, dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat. 6

Perencanaan dan perancangan proyek ini serta pelaksanaannya dianggap menyeluruh secara total, bukan secara bertahap dan segala perencanaan dan perancangan proyek ini diproyeksikan pada perkembangan jauh ke depan. Yang ditekankan dalam proyek ini adalah dari segi lingkup bidang arsitektur dengan penekanan pada ide dan pengolahan perancangan dan syarat yang ditentukan dan peraturan yang berlaku saat ini dengan tidak meninggalkan nilainilai estetika. 1.7. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada kasus proyek Roemah Kebaya Anne Avantie adalah sebagai berikut: Studi Literatur Studi pengenalan dan pengumpulan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan proyek baik dari majalah, jurnal, buku yang relevan, kamus maupun melalui media internet untuk memperoleh informasi mengenai proyek-proyek sejenis. Survey Lapangan Pengamatan langsung ke lokasi atau site yang dipilih dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung keadaan lahan yang sebenarnya, mengenal potensipotensi yang dapat dimanfaatkan dan permasalahan-permasalahan apa saja yang harus dipecahakan. Serta kendala-kendala yang ada, baik yang dapat dimanfaatkan maupun yang harus dihindari. Studi Banding Dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data serta langsung dari proyek sejenis yang pernah / telah ada / dibuat. Hal ini sebagai acuan maupun perbandingan dalam membuat desain yang nantinya merupakan perkembangan dari studi yang telah dilakukan. 7

1.8. Pendekatan Perancangan Pendekatan perancangan adalah sudut pandang seseorang dalam rangka mencoba memecahkan suatu permasalahan perancangan. Atau dapat juga diartikan sebagai metode atau cara untuk merancang, atau sebagai prosedur di dalam merancang. Pada proyek Roemah Kebaya Anne Avantie ini, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan metafora salah satu elemen karya Anne Avantie, yaitu kristal Swarovski. Bangunan akan dirancang dengan metafora bentukan dan karakteristik dari kristal Swarovski. Anne Avantie merupakan salah satu desainer kebaya dengan karya berciri khas mewah, glamour dan elegan. Selain itu, Anne Avantie merupakan salah satu desainer kebaya yang selalu menggunakan kristal Swarovski yang merupakan kristal berciri khas mewah dan glamour dalam setiap rancangannya. Oleh karena itu, metafora kristal ini akan menguatkan citra bangunan akan sesuatu yang memiliki korelasi kuat dengan busana kebaya karya Anne Avantie. 8

1.9. Kerangka Berpikir Latar Belakang Kurangnya jumlah rumah mode yang menyediakan layanan pembuatan busana, penyedia bahan dan pameran busana dari seorang desainer merupakan masalah fashion yang utama di kota Medan.Banyaknya desainer profesional di Indonesia semakin mendukung perkembangan dunia fashion khususnya kebaya. Di Anne Avantie adalah salah satu perancang busana Indonesia yang terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional sebanyak 84% responden di kota Medan merasa tertarik dengan kebaya Ide/Gagasan : Roemah Kebaya Anne Avantie Tema Perancangan : Arsitektur Metafora Maksud Dan Tujuan Maksud: a) Memberikan sebuah rumah mode penyedia jasa desain dan pembuatan kebaya bagi kota Medan. b) Menjadikan sebagai salah satu sarana untuk pelestarian salah satu warisan fashion nusantara bagi Indonesia khususnya kota Medan. c) Memberikan suatu wadah rekreasi dan edukasi di bidang mode kebaya melalui pameran dan pagelaran busana karya sang desainer. Tujuan: d) Menciptakan suatu bangunan yang berfungsi komersil, rekreasi dan edukasi yang berwawasan lingkungan, berfungsi sebagaimana mestinya dengan pertimbangan untuk semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan kebaya. e) Menambah penyedia jasa desain kebaya bagi masyarakat. f) Menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal warisan fashion Indonesia khususnya kebaya. 9

Pengumpulan Data Masalah Perancangan: Bagaimana menampilkan sebuah bangunan yang mencerminkan fasilitas mode. Bagaimana menciptakan suatu gedung yang dapat membuat nyaman pengunjung yang datang. Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang luar tanpa merasa bosan dan kesulitan. Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi. Bagaimana menginterpretasikan karakter mode kedalam desain ruang. Surfei lokasi: Pemilihan lahan yang sesuai Kondisi lahan yang ada Surfei literatur: Data RUTRK Data arsitek Analisa Analisa kondisi tapak Analisa Fungsional Analisa Teknologi Prinsip tema dalam desain Ide/Gagasan : Roemah Kebaya Anne Avantie Tema Perancangan : Arsitektur Metafora Pra Perancangan Penzoningan Pendekatan teori arsitektur Desain Skematik Diagram 1.1 Kerangka Berpikir 10

1.10. Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang proyek, tujuan dan manfaat proyek, fungsi proyek, manfaat proyek, sasaran proyek, permasalahan dan ruang lingkup proyek, metode pengumpulan data, pendekatan perancangan, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek, berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, tinjauan umum, tinjauan lokasi proyek, dan studi banding fungsi sejenis. Bab 3 Elaborasi Tema, berisi tentang pengertian arsitektur, pengertian metafora, pengertian arsitektur metafora, interpretasi tema, sejarah kristal Swarovski dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa, berisi tentang analisa fisik, analisa non-fisik, dan program ruang. Bab 5 Konsep, berisi tentang konsep ruang luar, konsep ruang dalam, konsep bentukan massa, dan interior. Bab 6 Hasil Perancangan, berisi gambar-gambar kerja, gambar 3D, dan foto maket. 11