PEMANFAATAN MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN USER. Eko Riyanto. Program Studi Strata-1 Teknik Informatika STMIK HIMSYA Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBATASAN BANDWIDTH TERHADAP PERFORMANSI JARINGAN

Pengaturan Pemakaian Bandwidth Menggunakan Mikrotik Bridge

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Manajemen Bandwidth

Modul 1 RB N. Pengenalan Mikrotik Router. Konfigurasi Dasar Mikrotik

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth]

Modul 4. Mikrotik Router Wireless. Mikrotik Hotspot. IP Firewall NAT Bridge

Contoh /Cuplikan : Modul Kursus Online. Mikrotik RouterOS

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengelolaan Jaringan Internet Menggunakan Mikrotik Pada Sekolah Smp Dr Wahidin Sudirohusodo

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Superlab Mikrotik. IDN Network Competition

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE / Internet

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengenal Mikrotik Router

Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigurasi Router

Cara Installasi Operating Sistem Mikrotik Pada PC

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

Mikrotik Indonesia - BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Ma...

Pembahasan Soal Uji Kompetensi

TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

Modul Pembahasan Soal Paket III Uji Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan 2017/2018 Oleh: Liharman Pandiangan, A.Md

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGEMBANGAN BANDWIDTH PADA JARINGAN INTERNET MENGGUNAKAN PENDETEKSIAN JENIS KONEKSI

SETTING MIKROTIK BRIDGE DARI ISP INDIHOME

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan

JISSN : PENGGUNAAN MIKROTIK ROUTER SEBAGAI JARINGAN SERVER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

MIKROTIK SEBAGAI NAT...

Gambar 1 Rancangan Penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel,

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan computer merupakan sekelompok computer otonom yang saling

Instalasi & Konfigurasi Mikrotik Sebagai Gateway Server

Test running well di RB750 OS ver.4.9 ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 2M

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI MANAJEMEN BANDWIDTH PADA USB TETHERING ANDROID MENGGUNAKAN MIKROTIK

Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4)

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DENGAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK (Study Kasus : SMKN 1 JUWIRING)

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

MODUL 5 KONFIGURASI MIKROTIK : DHCP SERVER

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

Modul Administrasi Jaringan Komputer Akademi Manajemen Informasi dan Komputer Multi Data Palembang DAFTAR ISI

Advanced Hotspot - QOS -

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. dalam memberikan layanan voice dengan layanan berbasis paket, masyarakat saat

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Load Balancing 3 Line Speedy 2011

Pada artikel ini kami menggunakan RB750 routeros versi 5.1 dengan kondisi sebagai berikut :

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang akan dibangun adalah sebuah sistem. jaringan didalamnya ada empat jaringan yang dipisahkan oleh

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Simple Queue, Memisah Bandwidth Lokal dan Internasional. Kategori: Fitur & Penggunaan. Pada artikel ini, kami mengasumsikan bahwa:

Interface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC.

IMPLEMENTASI BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN DEVICE MIKROTIK PADA PUSDIKLAT PLN UNIT ASSESMENT CENTER DAN UNIT SERTIFIKASI

Pengembangan PC Router Mikrotik untuk Manajemen Jaringan Internet pada Laboratorium Komputer Fakultas Teknik UHAMKA.

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS.

RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA

ANALISIS JARINGAN KOMPUTER DAN OPTIMALISASI PENGELOLAAAN BANDWIDTH PADA PT ARMANANTA EKA PUTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, bahkan di bidang bisnis sekalipun. Dimana banyak perusahaan yang

CARA MENJALANKAN PROGRAM

KONFIGURASI HOTSPOT DENGAN MICROTIK VIA VMWARE

Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap. mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

Cara seting winbox di mikrotik

Transkripsi:

PEMANFAATAN MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN USER Eko Riyanto Program Studi Strata-1 Teknik Informatika STMIK HIMSYA Semarang ekoriyanto89@gmail.com Abstrak MikroTik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot. Mikrotik mempunyai berbagai manfaat salah satunya untuk mengatur koneksi internet dapat dilakukan secara terpusat dan memudahkan untuk pengelolaannya. Pengelolaan bandwidth bisa terkontrol dengan menggunakan aplikasi dari mikrotik yaitu WinBox. Aplikasi ini akan mengontrol seluruh aktivitas mikrotik dalam manajemen server dan user. Manajemen bandwidth ini menjadi salah satu alternatif untuk memaksimal bandwidth yang kita punya sehingga tidak banyak bandwidth yang hilang atau tidak merata. Keyword: mikrotik, router, network 1. Pendahuluan Jaringan komputer saat ini sangat dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai instansi pemerintahan, kampus, dan bahkan untuk bisnis dimana banyak sekali perusahaan yang memerlukan informasi dan data-data dari kantor-kantor lainnya dan dari rekan kerja, afiliasi bisnis, dan konsumen. Sering kali terjadi permasalahan pada jaringan computer antara lain data yang dikirimkan lambat, rusak dan bahkan tidak sampai ke tujuan. Komunikasi sering mengalami timeout, hingga masalah keamanan. Hal yang seperti ini membutuhkan perbaikan pada konfigurasi jaringannya. Untuk jaringan yang sudah komplek mengubah konfigurasi dari awal bukanlah hal yang mudah dan memakan waktu yang lama. Oleh sebab itu, jaringan komputer memerlukan manajemen yang baik terutama pada bandwidthnya, yang dapat mengatur lalu-lintas data sehingga tepat pada sasarannya dalam waktu yang cepat dan efisien tanpa harus mengubah konfigurasi awal.\ Salah satu yang dapat ditempuh adalah pembatasan bandwidth, sehingga tidak terjadi konsumsi bandwidth yang berlebih oleh host tertentu sehingga pemakaian bandwidth tidak fair. Cara ini menimbulkan pertanyaan dan motivasi untuk melakukan penelitian apakah Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 ISSN 1907-2074 Page 1

kebijakan pembatasan bandwidth ini benar dapat meningkatkan performansi jaringan secara keseluruhan. Pembahasan selanjutnya akan menjawab pertanyaan tersebut. 2. Pembatasan Bandwidth Pada jaringan komputer atau internet yang belum mempunyai sistem pengaturan bandwidth, sering timbul permasalahan seperti client sering menggunakan software yang dapat mengkonsumsi bandwidth dalam jumlah banyak, sehingga dapat menyebabkan client lain tidak medapatkan bandwidth atau hanya mendapatkan bandwidth sisa. Disamping itu juga perlu dilakukan monitoring upload dan download untuk mengetahui penggunaan bandwidh client dalam jaringan. Melihat hal itu perlu adanya pengelolaan bandwidth yang baik, mulai pembagian bandwidth agar client mempunyai alokasi bandwidth yang sama, mengalokasikan bandwidth kepada client yang sedang aktif agar bandwidth dapat dipakai secara optimal serta memonitoring upload dan download client untuk mengetahui penggunaan bandwidth client dalam jaringan. Teknik yang digunakan adalah Traffic Shapping[5], dengan mengontrol jumlah volume trafik data yang dikirim ke dalam jaringan, atau rate maksimum yang akan dikirim. Sebelum diimplementasikan, sampai saat ini belum diketahui sebesar mana pengaruh pemberlakuan teknik ini dalam performansi jaringan. Oleh karenanya permasalahan yang akan dipecahkan dalam usulan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar berbedaan performansi antara jaringan sebelum dan sesudah adanya pengontrolan terhadap rate maksimum trafik. Traffic shapping mengijinkan kita untuk mengatur traffic yang keluar ke interface agar supaya alirannya sesuai dengan kecepatan dari target interface dan menjamin bahwa traffic memberitahukan ulang untuk kebijakan yang dibuat untuknya. Oleh karena itu, pengalamatan traffic ke bentuk pada umumnya dapat dibentuk untuk memenuhi permintaan downstream, sehingga dapat mengeliminasi bottleneck dalam topologi dengan data-rate mismatches. Alasan utama menggunakan traffic shapping adalah untuk mengontrol akses untuk bandwidth yang tersedia, untuk menjamin bahwa traffic memberitahukan kebijakan yang dibangun untuknya, dan untuk meregulasikan aliran traffic agar supaya menghindari congestion yang terjadi ketika traffic dikirim melewati kecepatan remotenya, target interface. Di lapangan, traffic shapping atau pembatasan bandwidth ini dapat dilakukan dengan mikrotik yaitu sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan Eko Riyanto - Pemanfaatan Mikrotik Sebagai Manajemen User

dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai. 3. Metode Penelitian Untuk mendesain topologi jaringan diperlukan beberapa perangkat pengujian. Adapun perangkat (hardware dan software) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Laptop (1 unit), PC (4 unit), PC Server dengan OS Mikrotik dan software Bandwidth Meter Pro. Perangkat-perangkat di atas didesain menjadi dua jenis topologi jaringan. Pertama topologi jaringan tanpa mikrotik dan kedua topologi jaringan dengan mikrotik. Topologi tanpa mikrotik dapat dilihat pada gambar di bawah ini. server switch client 1 client 2 client 3 client 4 Gambar 1. Topologi Jaringan Komputer Tanpa Mikrotik Selanjutnya didesain topologi jaringan dengan mikrotik. Server mikrotik berfungsi sebagai bridge, 1 Laptop/PC berfungsi sebagai server yang dipasang Winbox Downloader untuk dapat mengkonfigurasi mikrotik dalam bentuk GUI. 4 buah PC berfungsi sebagai client yang dipasang Bandwidth Meter Pro untuk mencatat besarnya bandwidth yang diterima masing-masing client dan 1 buah Switch. Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 ISSN 1907-2074 Page 3

admin server (mikrotik) switch client 1 client 2 client 3 client 4 Gambar 2. Topologi Jaringan Komputer dengan Mikrotik 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Rancangan Manajemen Bandwidth Dalam pengaturan bandwidth menggunakan mikrotik, secara umum dikenal dua jenis pengaturan bandwidth yang sering digunakan yaitu simple queue dan queue tree. Simple Queue sesuai dengan namanya juga cukup simple dalam mengkonfigurasinya. Akan tetapi, di simple queue tidak bisa mengalokasikan bandwidth khusus buat icmp, sehingga apabila pemakaian bandwidth di client sudah penuh ping time-nya akan naik dan bahkan RTO (Request Time Out). Berbeda halnya dengan di queue tree, untuk mengaturnya membutuhkan sedikit konsentrasi karena kerumitannya. Namun di queue tree kita bisa mengalokasikan bandwidth icmp, sehingga walaupun bandwidth di client full ping time-nya pun masih stabil. Pada rancangan ini penulis menggunakan jenis queue tree bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Rancang Sistem Dengan Metode Bridge Bridge merupakan salah satu menu/mode yang tersedia dalam mikrotik dalam manajemen jaringan komputer. Di bawah ini adalah tampilan mikrotik dalam bentuk winbox. Eko Riyanto - Pemanfaatan Mikrotik Sebagai Manajemen User

Gambar 3. Tampilan WinBox 4.1.2. Desain Topologi Topologi ini bertujuan untuk menambahkan komponen pada suatu topologi yang sudah ada dan diterapkan pada suatu jaringan. Metode ini adalah suatu solusi yang penulis tawarkan pada saat ingin mengatur jaringan yang sudah ada tanpa harus merubah konfigurasinya. Oleh karena itu cukup menambahkan bridge mikrotik untuk dapat memanajemen sebuah jaringan pada sebuah existing network. Topologi ini pada dasarnya sama dengan topologi yang biasa digunakan hanya saja yang sedikit berbeda di antara server dan switch ditambahkan bridge sebagai media yang melewatkan paket. Adapun gambar topologinya seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 ISSN 1907-2074 Page 5

admin server (mikrotik) Bridge switch client 1 client 2 client 3 client 4 192.168.1.1 192.168.1.2 192.168.1.3 192.168.1.4 4.1.3. Konfigurasi Bridge Gambar 4. Topologai Jaringan dengan bridge Bridge membutuhkan 2 buah ethernet yang digunakan sebagai input dan output. Tahap awal adalah mengaktifkan mode bridge pada mikrotik. Adapun konfigurasi pada bridge seperti di bawah ini. [admin@mikrotik] /interface bridge> add [admin@mikrotik] /interface bridge> print Flags: X disabled, R running R name= bridge1 mtu=1500 l2mtu=65535 arp=enabled mac-address=00:00:00:00:00:00 protocol-mode=none priority=0x8000 auto-mac=yes admin-mac=00:00:00:00:00:00 max-message-age=20s forward-delay=15s transmit-hold-count=6 ageing-time=5m [admin@mikrotik] /interface bridge> Setelah bridge diaktifkan seterusnya adalah menggabungkan ether 2 yang berfungsi sebagai masukan dengan ether 3 yang berfungsi sebagai keluaran. Kedua ether tersebut tidak diberikan IP address. Bridge ini akan menggabungkan kedua ether tersebut dan membuatnya seperti dalam satu segmen saja. Data dari server hanya akan melalui mikrotik dan akan langsung bisa terhubung kepada client. Akan tetapi mikrotik dapat membaca data yang melewatinya dan memungkinkan mikrotik untuk mengatur proses pertukaran data dari Eko Riyanto - Pemanfaatan Mikrotik Sebagai Manajemen User

server kepada client. Adapun konfigurasi penggabungan kedua ether tersebut seperti di bawah ini: [admin@mikrotik] /interface bridge port> add bridge=bridge1 interface=ether2 [admin@mikrotik] /interface bridge port> add bridge=bridge1 interface=ether3 [admin@mikrotik] /interface bridge port> print Flags: X disabled, I inactive, D dynamic # INTERFACE BRIDGE PRIORITY PATH-COST HORIZON 0 ether2 bridge1 0x80 10 none 1 ether3 bridge1 0x80 10 none [admin@mikrotik] /interface bridge port> 4.1.4. Konfigurasi Bandwidth Manager Bandwidth total yang digunakan pada penelitian ini adalah 100 Mbps dengan jumlah client sebanyak 4 client. Bandwidth yang dibatasi pada rancangan ini adalah bandwidth download yang sangat banyak mengkonsumsi bandwidth. Penelitian terbagi dalam dua kondisi. Kondisi pertama adalah dengan membagi bandwidth sama rata kepada masingmasing client. Kondisi kedua adalah membagi bandwidth berbeda untuk setiap client. Pada kondisi pertama bandwidth download yang dibatasi sebesar 25 Mbps untuk masing-masing client, sehingga walaupun seluruh client aktif secara bersamaan, maka tidak akan terjadi pembagian bandwidth yang tidak merata atau semua client akan mendapatkan alokasi bandwidth yang relatif sama. Pada kondisi kedua diberikan bandwidth yang berbeda, masing-masing untuk client 1 40 Mbps, client 2 30 Mbps, client 3 20 Mbps, dan client4 10 Mbps. 1. Setup Mangle [admin@mikrotik] > ip firewall mangle [admin@mikrotik] ip firewall mangle> add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=mp-1 passthrough=no connection-mark=mc-all inbridgeport=ether2 out-bridge-port=ether3 disabled=no add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=mp-2 passthrough=no connection-mark=mc-up-all in-bridge-port=ether3 out-bridge-port=ether2 disabled=no add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=mp-3 passthrough=no connection-mark=mc-other inbridgeport=ether2 out-bridge-port=ether3 disabled=no add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=mp-4 passthrough=no connection-mark=mc-up-other in-bridge-port=ether3 out-bridge-port=ether2 disabled=no 2. Pengaturan Queue Tree admin@mikrotik] queue> tree [admin@mikrotik] queue tree> Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 ISSN 1907-2074 Page 7

add name= client-1 parent=global-out packet-mark= mp-1 limitat=0 queue=packet-dw priority=1 max-limit= 25M burst-limit=0 \ burst-threshold=0 burst-time=0s disabled=no add name= client-2 parent=global-out packet-mark= mp-2 limitat=0 queue=packet-up priority=1 maxlimit= 25M burst-limit=0 \ burst-threshold=0 burst-time=0s disabled=no add name= client-3 parent=global-out packet-mark= mp-3 limitat=0 queue=packet-dw-other priority=1 max-limit=25m burst-limit=0 \burst-threshold=0 burst-time=0s disabled=no add name= client-4 parent=global-out packet-mark= mp-4 limitat=0 queue=packet-up-other priority=1 max-limit=25m burst-limit=0 \burst-threshold=0 burst-time=0s disabled=no 4.2. Pengujian Manajemen Bandwidth Menggunakan Mikrotik Server (PC) Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan download secara bersamaan oleh semua client kepada 1 komputer yang bertindak sebagai server. Download bersamaan yang dimaksud tidak pada detik yang sama namun pada saat yang hampir sama. File yang di-download adalah file AVI video dengan ukuran 482 MB. Penelitian ini tidak menggunakan software download manager atau sejenisnya. Tahap awal dibuat sebuah topologi tanpa mengggunakan mikrotik dan diamati hasilnya. Selanjutnya dibuat topologi dengan menambahkan mikrotik yang berfungsi sebagai bridge. Data bandwidth diukur dengan menggunakan aplikasi Bandwidth Meter Pro. Penelitian dilakukan sebanyak 5 kali pengujian kemudian diambil rata-ratanya. Pengujian dilakukan selama 60 detik dan datanya dicatat oleh Bandwidth Meter Pro yang dipasang pada PC 1 (client 1). Kemudian dilakukan pengamatan untuk client pertama pada saat menggunakan mikrotik dan pada saat tidak menggunakan mikrotik (Gambar 1). Terlihat bahwa untuk topologi yang tidak dipasang mikrotik, client 1 mendapatkan bandwidth yang tidak stabil pada setiap detiknya. Dari data didapat bandwidth terendah pada detik ke-57 yaitu sebesar 11,94 Mbps dan bandwidh terbesar pada detik ke-1 yaitu sebesar 21,26 Mbps sehingga rata-rata bandwidth yang didapatkan client 1 adalah sebesar 14,541 Mbps. Adapun untuk topologi yang menggunakan mikrotik, data yang didapatkan relatif stabil dan di atas rata-rata data yang tidak menggunakan mikrotik. Data terendah yang didapatkan pada detik ke-26 yaitu sebesar 18,68 Mbps, dan data tertinggi pada menit ke-1 22,9 Mbps sehingga rata-rata bandwidth yang diterima client 1 adalah sebesar 20,27 Mbps. Adapun grafik perbandingannya dapat dilihat di bawah ini. Eko Riyanto - Pemanfaatan Mikrotik Sebagai Manajemen User

Gambar 5. Perbandingan Bandwidth pada client 1 Kemudian dihitung besar standar deviasi untuk data tanpa mikrotik. Tabel 1. Data Rata-Rata dan Standar Deviasi Bandwidth Tanpa Mikrotik dan Bandwidth Dengan Mikrotik Untuk client 1 Dengan cara yang sama, didapat nilai rata-rata dan standar deviasi untuk data dengan menggunakan mikrotik pada Tabel 1. Dari Tabel 1. didapat nilai rata-rata dan standar deviasi. Nilai rata-rata tanpa menggunakan mikrotik sebesar 14,541 Mbps dan rata-rata dengan menggunakan mikrotik adalah sebesar 20,27 Mbps. Untuk standar deviasi, data dengan menggunakan mikrotik lebih stabil sebesar 1,40943 dibandingkan tanpa tanpa mikrotik yang sebesar 1,91588. Dari data di atas dapat dilihat bahwa standar deviasi untuk jaringan yang menggunakan mikrotik adalah lebih kecil. Hal ini menunjukkan kestabilan sebaran (acak) data yang dimiliki, sehingga client akan mendapatkan Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 ISSN 1907-2074 Page 9

alokasi bandwidth yang merata dan optimal. Keadaan ini dapat kita lihat dengan menghitung standard deviasi sebuah data statistic. Selanjutnya, untuk client yang lain dilakukan hal yang sama seperti pada client 1, dianalisa data yang didapatkan baik secara tabel maupun grafik. 5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini berhasil membuat topologi jaringan dengan penggunaan bandwidth yang optimal menggunakan Mikrotik PC 2. Pengaturan bandwidth dengan mikrotik ini mampu memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan jaringan komputer yang tidak menggunakan mikrotik. 3. Dari hasil pengukuran didapat bahwa besarnya bandwidth yang diterima client relatif konstan dan mendekati dengan batas bandwidth yang diberikan. 4. Standar deviasi yang didapat untuk data bandwidth yang menggunakan mikrotik lebih kecil yang menunjukkan data lebih stabil bila dibandingkan dengan data yang tidak menggunakan mirotik. Pada mikrotik tidak hanya dapat mengatur bandwidth tetapi juga bisa mengoptimalkan penggunaan bandwidth sehingga hanya sedikit bandwidth yang terbuang. Daftar Pustaka [1] Daniel, Kusnanto. (2009). Membangun Server Internet Dengan MikrotikOS, Gava Media, Yogyakarta. [2] Mario, Tommi Poltak. (2006). Tuntunan Praktis Menguasai Jaringan Komputer, Ardana Media, Yogyakarta. [3] Alfiansyah, Muhammad. (2010). Apa Itu Bandwidth, http://a.ndri.info/andri-weblog/, diakses 11 Maret 2010. [4] Handriyanto, Dwi Febrian. (2009). Kajian Penggunaan Mikrotik Router Os Sebagai Router Pada Jaringan Komputer, Universitas Sriwijaya, Palembang. [5] Anynomous. (2010). Statistika deskriptif, http://id.wikipedia.org/wiki/statistika_deskriptif, diakses 1 Juli 2010. Eko Riyanto - Pemanfaatan Mikrotik Sebagai Manajemen User