PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi di SMP Negeri 10 Probolinggo

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Sri Sudarni, S.Pd.SD SDN III Krisak, Selogiri, Wonogiri.

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB III METODE PENELITIAN

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: SISWAHYUNI A54A

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BINTANG SKALA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL KONVERSI SUHU

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat rendah. Hasil penelitian Suryanto dan Somerset terhadap 16

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PAIR CHECK

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

ISSN Imam Hadi Mulyono Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

EVA BETTY SIMANJUNTAK DAN JUNIKO ESRA TARIGAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PRISMA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMP NEGERI 2 SEJANGKUNG

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

Kanti Sariati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES R. Wakhid Akhdinirwanto Program Studi Pendidikan Fisika Univ Muhammadiyah Purworejo Email: r_wakhid_a@yahoo.com Abstrak Pembelajaran fisika di sekolah pada saat ini lebih menekankan pada cara menyelesaikan soal dengan benar dan tepat. Siswa mempelajari teori-teori fisika berdasarkan informasi dari guru dan buku, sehingga pembelajaran fisika membosankan, yang berakibat pada rendahnya motivasi belajar fisika. Karena itu, perlu peningkatan motivasi belajar fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan motivasi belajar fisika melalui metode demonstrasi pada siswa SMP Negeri 5 Wates tahun pelajaran 2009/2010. Materi fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hukum-hukum Newton tentang gerak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan setting SMPN 5 Wates yang beralamat di Tambak Triharjo, Wates, Kulonprogo. dengan subyek penelitian siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan indikator penelitian minimal 24 siswa memiliki motivasi belajar fisika yang baik. Kesimpulannya adalah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar fisika pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates. Motivasi belajar fisika meningkat dari 5 siswa (15,6%) pada pra siklus menjadi 25 siswa (78%) pada siklus II, atau meningkat 20 siswa atau 62,4%. Hal ini melebihi indikator penelitian yaitu minimal 24 siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Peningkatan motivasi belajar ini juga diikuti dengan peningkatan aktivitas belajar fisika dan hasil belajar fisika. Disarannya adalah sebaiknya guru fisika menggunakan metode demonstrasi dalam menjelaskan materi fisika. Sebab dengan metode demonstrasi siswa menjadi termotivasi, kemudian aktivitasnya meningkat, dan akhirnya hasil belajarnya juga meningkat. Kata Kunci: motivasi belajar fisika, metode demonstrasi. PENDAHULUAN Pembelajaran fisika di sekolah pada saat ini lebih menekankan pada cara menyelesaikan soal dengan benar dan tepat. Siswa mempelajari teori-teori fisika berdasarkan informasi dari guru dan buku, sehingga pembelajaran fisika membosankan. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates dan wawancara dengan guru bidang studi fisika menunjukkan bahwa pembelajaran fisika yang digunakan di sekolah tersebut selalu menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya menyampaikan teori dan fakta fisika yang didalamnya terdapat banyak rumus, sehingga membuat siswa merasa bahwa belajar fisika harus menghafal banyak rumus dan teori. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Hal ini sangat mengganggu proses belajar mengajar yang dilaksanakan, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. Akibatnya, motivasi belajar fisika menjadi rendah. Indikatornya adalah antara lain (1) sikap ingin tahu siswa kurang. Sikap ingin tahu siswa kurang ditunjukkan dengan siswa enggan bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya. (2) Kecermatan siswa kurang, hal ini ditunjukkan dengan siswa kurang cermat dalam mengejakan soal yang diberikan guru. (3) Rasa percaya diri siswa kurang, ini ditunjukkan siswa tidak berani jika diminta mengerjakan soal di depan karena takut jawabannya salah. (4) Kejujuran siswa kurang. Sikap jujur yang kurang ini ditunjukkan dengan siswa tidak berani tunjuk jari jika ditanya siapakah diantara mereka yang belum paham tentang materi yang diberikan. Akibat selanjutnya adalah Siswa cenderung malas dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa di SMP tersebut perhatiannya pada materi pelajaran fisika sangat kurang, Para siswa jarang membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran jika tidak disuruh. Akibatnya, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas untuk fisika adalah 53,4. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi proses belajar mengajar (Wartono,2003:6). Pemilihan metode pembelajaran ini akan berpengaruh pada F-93

R Wahid Akhdinirwanto / Peningkatan Motivasi Belajar proses pembelajaran yang akhirnya akan berdampak pada berhasil tidaknya suatu pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan metode demonstrasi dipilih untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates tahun pelajaran 2009/2010. Rendahnya motivasi belajar fisika ini yang kemudian berpengaruh aktivitas belajar fisika di kelas dan prestasi belajar fisika di SMP Negeri 5 Wates dapat disebabkan metode pembelajarannya yang monoton dan tidak mengajak siswa untuk aktif. Berdasarkan fakta tersebut, perlu perbaikan atau penerapan inovasi pembelajaran fisika melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi hampir sejenis dengan metode eksperimen. Pada metode demonstrasi, siswa tidak melakukan percobaan hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Menurut Wina Sanjaya (2009: 150), metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang sesuatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Oleh karena itu, dituntut untuk guru lebih aktif. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi metode demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Roestiyah, (2008: 83), tujuan metode demonstrasi yaitu agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu, cara membuat sesuatu, dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda, dan menyaksikan kerja suatu alat. Menurut Wina Sanjaya (2009: 150) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi. Kelebihan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut. 1. Mmelalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3. Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Sedang beberapa kelemahan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut. 1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah. 3. Metode demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga dituntut untuk bekerja lebih profesional. Motivasi Belajar Fisika Dalam kegiatan belajar, maka motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai (Sardiman, 2007: 75). Siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut asal usulnya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Sedang motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:92). Motivasi belajar F-94

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 mempunyai peranan sangat penting dalam memberikan semangat untuk belajar dan memberikan arahan yang jelas dalam belajar. Menurut Sardiman (2007:83) fungsi motivasi adalah (1) mendorong manusia untuk berbuat, (2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, (3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yan harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Mengingat demikian pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru fisika diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, diantaranya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang dapat membangkitkan motivasi. Menciptakan kondisi tertentu dapat dilakukan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, misalnya memilih metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatakan motivasi belajar siswa adalah (1) topik yang dipelajari menarik dan berguna bagi siswa, (2) tujuan pembelajaran jelas dan diinformasikan pada siswa, (3) peserta didik harus selalu diberi tahu tentang kompetensi dan hasil belajarnya, (4) pemberian pujian dan hadiah lebih baiak dari hukuman, (5) manfaatkan sikap, citacita, rasa ingin tahu, dan ambisi peserta didik, (6) usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual peserta didik, (7) hubungan guru dan murid, semakin baik hubungan antara guru dan murid semakin baik motivasi belajarnya, (Mulyasa, 2003:114) Dalam penelitian ini indikator dari motivasi belajar adalah (1) ketekunan siswa dalam belajar tanpa diperintah, (2) keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan / mengerjakan soal, (3) minat dan ketajaman perhatian siswa dalam belajar, (4) keinginan berprestasi dalam belajar, dan (5) kemandirian dalam belajar. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), setting penelitian SMP N 5 Wates, subyek penelitian siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2009. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah petunjuk demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai kolaborator, sedang guru bidang studi sains/fisika melakukan pembelajaran dengan model demonstrasi. Namun demikian, peneliti memberikan arahan kepada guru, sehingga peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, penganalisa data, dan juga sebagai pelapor hasil penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri perencanaan tindakan observasi refleksi. Indikator penelitian adalah tindakan dihentikan jika minimal 24 siswa telah memiliki motivasi belajar fisika dengan baik. F-95

R Wahid Akhdinirwanto / Peningkatan Motivasi Belajar Observasi awal Rencana Tindakan I Refleksi I Observasi I Pelaksanaan Tindakan I Siklus I Observasi II Refleksi II Pelaksanaan Tindakan II Rencana Tindakan II Siklus II Gambar 1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Hopkins (dalam Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999). Pelaporan penelitian Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1. Pra Siklus Penelitian dimulai sebelum siklus (pra siklus) dengan melakukan observasi awal. Dari observasi diketahui bahwa secara umum motivasi belajar fisika siswa rendah. Siswa kurang berminat mengikuti pelajaran fisika, rasa ingin tahu kurang. Akibatnya, siswa menjadi kurang tekun dalam belajar, enggan mengerjakan PR dan tugas-tugas fisika lainnya. Dari hasil angket motivasi belajar fisika pada pra siklus diketahui bahwa rerata persentase untuk pilihan Ya sebesar 84,4% dan Tidak sebesar 15,6. Hasil angket secara lengkap adalah sebagai berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Motivasi Belajar Fisika Siswa pada Pra Siklus Ya Tidak No Variabel yang Diukur frek % Frek % 1 Ketekunan dalam belajar 7 21,9 25 78,1 2 Keuletan dalam menghadapi kesulitan 4 12,5 28 87,5 3 Minat dan ketajaman dalam belajar 6 18,7 26 81,3 4 Keinginan berprestasi dalam belajar 5 15,6 27 84,4 5 Kemandirian dalam belajar 5 15,6 27 84,4 Rerata 5 15,6 27 84,4 F-96

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Rendahnya motivasi belajar fisika ini berakibat pada rendahnya aktivitas belajar siswa dalam kelas. Aktivitas belajar yang rendah yang teramati oleh kolaborator terangkum dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Pra Siklus No Aktivitas belajar Frekuensi Persentase (%) 1 Memperhatikan penjelasan guru 22 68,8 2 Menjawab pertanyaan guru/sesama siswa 14 43,8 3 Berdiskusi dengan siswa lain 15 46,9 4 Membantu siswa lain yang kesulitan 13 40,6 5 Bertanya pada guru/siswa lain 15 46,9 6 Membawa alat tulis dan buku lengkap 22 68,8 7 Mencatat materi pembelajaran 22 68,8 8 Melaksanakan tugas yang diberikan guru 24 75 9 Mengerjakan soal dengan usaha sendiri 9 28,1 10 Tenang ketika ditinggal guru 10 31,2 Rerata 17 53,1 Rendahnya aktivitas belajar siswa ini pada akhirnya berakibat pada rendahnya hasil belajar, dimana rerata hasil belajar pada pra siklus ini adalah 53,4. 2. Siklus I Setelah dilakukan serangkaian penelitian pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut. Data pertama adalah aktivitas guru, datanya ada pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Jawaban No Aktivitas Guru Ya Tidak 1 Membuat rencana pembelajaran 2 Menyiapkan perangkat pembelajaran 3 Menyampaikan materi dengan suara jelas 4 Menarik perhatian siswa 5 Memberi motivasi kepada siswa untuk bertanya 6 Menjawab pertanyaan siswa dengan baik 7 Mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari 8 Ketepatan penerapan metode 9 Melakukan pembelajaran sesuai rencana 10 Ketercapaian tujuan pembelajaran Selanjutnya, melihat proses pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I. Dari data diperoleh motivasi belajar fisika sebagai berikut. Tabel 4. Rekapitulasi motivasi belajar fisika siswa pada siklus I Ya Tidak No Variabel yang Diukur Frek % frek % 1 Ketekunan dalam belajar 11 34,4 21 65,6 2 Keuletan dalam menghadapi kesulitan 9 28,1 23 71,9 3 Minat dan ketajaman dalam belajar 11 34,4 21 65,6 4 Keinginan berprestasi dalam belajar 14 43,8 18 56,2 5 Kemandirian dalam belajar 13 40,6 19 39,4 Rerata 11 34,4 21 65,6 Dari tabel 4 terlihat bahwa secara umum terjadi peningkatan motivasi belajar fisika, dimana rerata motivasi belajar fisika meningkat dari 5 siswa (15,6%) pada pra siklus menjadi 11 siswa (34%) pada siklus I, atau meningkat 6 siswa atau 18,4%. Peningkatan motivasi ini dapat terlihat dari peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. F-97

R Wahid Akhdinirwanto / Peningkatan Motivasi Belajar Tabel 5. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Siklus I No Aktivitas belajar Frekuensi Persentase (%) 1 Memperhatikan penjelasan guru 26 81,2 2 Menjawab pertanyaan guru/sesama siswa 17 53,1 3 Berdiskusi dengan siswa lain 20 62,5 4 Membantu siswa lain yang kesulitan 17 53,1 5 Bertanya pada guru/siswa lain 15 46,9 6 Membawa alat tulis dan buku lengkap 24 75 7 Mencatat materi pembelajaran 26 81,2 8 Melaksanakan tugas yang diberikan guru 28 87,5 9 Mengerjakan soal dengan usaha sendiri 13 40,6 10 Tenang ketika ditinggal guru 12 37,5 Rerata 20 62,5 Dari tabel 5 terlihat bahwa secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika di kelas, dimana rerata aktivitas belajar siswa meningkat dari 17 siswa (53,1%) pada pra siklus menjadi 20 siswa (62,5%) pada siklus I, atau meningkat 3 siswa atau 9,4%. Peningkatan aktivitas belajar fisika kemudian diikuti dengan peningkatan hasil belajar fisika, dimana reratanya 54,7. Namun demikian, peningkatan motivasi belajar fisika belum sesuai dengan target atau indikator penelitian. Oleh karena itu, tindakan dilanjutkan pada siklus II. 3. Siklus II Selanjutnya, pada siklus II ini diperoleh data-data tindakan sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Jawaban No Aktivitas Guru Ya Tidak 1 Membuat rencana pembelajaran 2 Menyiapkan perangkat pembelajaran 3 Menyampaikan materi dengan suara jelas 4 Menarik perhatian siswa 5 Memberi motivasi kepada siswa untuk bertanya 6 Menjawab pertanyaan siswa dengan baik 7 Mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari 8 Ketepatan penerapan metode 9 Melakukan pembelajaran sesuai rencana 10 Ketercapaian tujuan pembelajaran Sedang data untuk motivasi belajar fisika pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 7. Rekapitulasi Motivasi Belajar Fisika Siswa pada Siklus II Ya Tidak No Variabel yang Diukur Frek % frek % 1 Ketekunan dalam belajar 25 78,1 7 21,9 2 Keuletan dalam menghadapi kesulitan 23 71,9 9 28,1 3 Minat dan ketajaman dalam belajar 23 71,9 9 28,1 4 Keinginan berprestasi dalam belajar 28 87,5 4 12,5 5 Kemandirian dalam belajar 26 81,2 6 18,8 Rerata 25 78,1 7 21,9 Dari tabel 7 terlihat bahwa secara umum terjadi peningkatan motivasi belajar fisika, dimana rerata motivasi belajar fisika meningkat dari 5 siswa (15,6%) pada pra siklus menjadi 25 siswa (78%) pada siklus II, atau meningkat 20 siswa atau 62,4%. Peningkatan motivasi belajar fisika ini dapat terlihat dari peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran fisika di kelas, seperti yang terlihat dalam tabel berikut. F-98

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Tabel 8. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Siklus II No Aktivitas belajar Frekuensi Persentase (%) 1 Memperhatikan penjelasan guru 32 100 2 Menjawab pertanyaan guru/sesama siswa 24 75 3 Berdiskusi dengan siswa lain 21 65,6 4 Membantu siswa lain yang kesulitan 17 53,1 5 Bertanya pada guru/siswa lain 23 71,9 6 Membawa alat tulis dan buku lengkap 28 87,5 7 Mencatat materi pembelajaran 32 100 8 Melaksanakan tugas yang diberikan guru 32 100 9 Mengerjakan soal dengan usaha sendiri 27 84,4 10 Tenang ketika ditinggal guru 27 84,4 Rerata 26 81,2 Dari tabel 8 terlihat bahwa secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika di kelas, dimana rerata aktivitas belajar siswa meningkat dari 17 siswa (53,1%) pada pra siklus menjadi 26 siswa (81,2%) pada siklus II, atau meningkat 9 siswa atau 28,1%. Peningkatan aktivitas belajar fisika kemudian diikuti dengan peningkatan hasil belajar fisika, dimana reratanya 64,7. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar fisika pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates. Motivasi belajar fisika meningkat dari 5 siswa (15,6%) pada pra siklus menjadi 25 siswa (78%) pada siklus II, atau meningkat 20 siswa atau 62,4%. Hal ini melebihi indikator penelitian yaitu minimal 24 siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Peningkatan motivasi belajar ini juga diikuti dengan peningkatan aktivitas belajar fisika dan hasil belajar fisika. Saran yang perlu disampaikan dalam kesempatan ini adalah sebaiknya guru fisika menggunakan metode demonstrasi dalam menjelaskan materi fisika. Sebab dengan metode demonstrasi siswa menjadi termotivasi, kemudian aktivitasnya meningkat, dan akhirnya hasil belajarnya juga meningkat. DAFTAR PUSTAKA Akhdinirwanto, R. Wakhid, dan Sayogyani, Ida Ayu. 2009. Cara Mudah Mengembangkan Profesi Guru. Yogyakarta: Sabda Media. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Surakhmad, W. 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Teknik Metodologi Pengajaran.. Bandung : Tarsito Wartono,2003. Pengembangan Program Pengajaran Fisika. Jurusan Fisika Fakultas Fisika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. W. Gulo. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo. Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Winkel, WS. 1982. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia. F-99

R Wahid Akhdinirwanto / Peningkatan Motivasi Belajar F-100