STUDI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 1 FASA KE TANAH PADA SUTT 150 KV (APLIKASI GI PIP PAUH LIMO)

dokumen-dokumen yang mirip
I. Pendahuluan. Keywords: 1-phase short circuit to ground, OCR.

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

ABSTRAK Kata Kunci :

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

Analisis Sistem Koordinasi OCR pada Gardu Induk Sukolilo

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO)

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Analisis Gangguan Tidak Seimbang pada Line Transmisi GI Sungguminasa-GI Tallasa

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

Kata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR. STUDI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT FASA TIGA KE TANAH PADA SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM) 20 kv DI GARDU INDUK PLN KEMBANGAN

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN

Dasman 1), Rudy Harman 2)

STUDI PENGARUH MUTUAL INDUCTANCE TERHADAP SETTING RELE JARAK PADA SALURAN TRANSMISI DOUBLE CIRCUIT 150 kv ANTARA GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN SIMETRIS DAN TIDAK SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN P3B SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

Koordinasi Setting Relai Jarak Pada Transmisi 150 kv PLTU 2 SULUT 2 x 25 MW

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Transkripsi:

STUDI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 1 FASA KE TANAH PADA SUTT 150 KV (APLIKASI GI PIP PAUH LIMO) Dasman Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Padang e-mail: dasmanitp@gmail.com ABSTRACT This research was study 1-phase short circuit to ground at 10% until 100% transmission length disturbance point and calculate Over Current Relay (OCR) protection setting base on disturbance current occurred. The calculation performed using manual and Matlab software, case study on GI PIP Pauh Limo, a 22.7 km transmission length. Base on calculation result, it was found that if the disturbance getting closer to the source (disturbance point 10% of transmission length), than disturbance current increased until 147.7758 A. While the disturbance getting away from the source (disturbance point 100%), then disturbance current decreased until 147.85 A. As to protect the power transmission line from 1-phase short circuit to ground, the s OCR setting time should be used at input and output transmission line. Keywords: 1-phase short circuit to ground, OCR. ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang arus hubung singkat 1 fasa ke tanah pada titik gangguan 10% sampai dengan 100% dari panjang saluran, dan menghitung setting proteksi Over Current Relay (OCR) berdasarkan arus gangguan yang terjadi. Perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan program Matlab, aplikasi GI PIP - Pauh Limo dengan panjang saluran 22,7 km. Dari hasil perhitungan diperoleh jika gangguan semakin dekat dengan sumber atau pada titik gangguan 10 %, maka arus gangguan akan semakin besar, 147,7758 A. Jika gangguan semakin jauh dari sumber atau pada titik gangguan 100 %, maka arus gangguan akan semakin kecil, 147,85 A. Untuk memproteksi saluran transmisi tersebut terhadap arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah, maka digunakan relay OCR, dengan settingan waktu relay s pada sisi masukan dan keluaran. Kata kunci : Hubung singkat 1 fasa ke tanah, OCR 1. PENDAHULUAN Saluran transmisi dari suatu sistem tenaga listrik harus mampu menjamin ketersediaan energi listrik secara kontiniu pada setiap beban yang terhubung pada sistem tersebut. Namun dalam aplikasi di lapangan penyaluran sistem tenaga listrik sering dihadapkan pada masalah gangguan yang timbul dalam sistem tenaga listrik itu sendiri. Gangguan pada peralatan ketenagalistrikan sudah menjadi bagian dari pengoperasian peralatan tenaga listrik. Mulai dari pembangkit, transmisi hingga pusat-pusat beban tidak pernah lepas dari berbagai macam gangguan. Namun bagian dari peralatan sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan adalah saluran transmisi. Hal ini disebabkan karena pada saluran transmisi memiliki kawat yang luas dan panjang yang terbentang dan beroperasi pada kondisi udara yang berbedabeda, dimana pada umumnya yang lewat udara (diatas tanah) lebih rentan terhadap gangguan dari pada yang ditaruh dalam tanah (underground). Gangguan dalam sistem tenaga listrik merupakan keadaan yang tidak normal dimana keadaan ini dapat mengakibatkan kerusakan atau mempengaruhi sistem. Hubung singkat merupakan salah satu jenis gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem tenaga listrik, baik itu hubung singkat antara kawat fasa ke tanah maupun hubung singkat antara kawat yang berbeda fasanya. Saat gangguan terjadi, arus yang mengalir pada saluran transmisi yang menuju pusat gangguan sangat besar, sehingga akan mempengaruhi kestabilan dari keseluruhan sistem, untuk itu peralatan proteksi diharapkan mampu mendeteksi dan kemudian mengisolasi rangkaian yang mengalami gangguan terhadap rangkaian yang masih normal. Apabila hubung singkat yang terjadi dibiarkan terus akan dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Gangguan hubung singkat akan menimbulkan arus hubung singkat yang cukup besar, karenanya diperlukan suatu Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 11

analisis terhadap parameter-parameter yang berlaku pada sistem tenaga listrik jika gangguan hubung singkat tersebut terjadi, dan diperlukan suatu simulasi dengan menggunakan Matlab untuk meneliti perubahan arus selama terjadinya gangguan hubung singkat. Adapun gangguan hubungan singkat sering terjadi menurut Gonen (1986:547) adalah gangguan 1 fasa ke tanah, rata-rata sekitar 70 %. 2. LANDASAN TEORI Dalam studi analisis hubung singkat pada jaringan SUTT 150 kv di GI PIP GI Pauh Limo, diperlukan data-data yang akurat dan lengkap dari PT. PLN (Persero) sebagai gambaran untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan datadata tersebut dibuatkan sistem permodelan matematis dengan menggunakan software Matlab untukmeneliti perubahan arus selama terjadinya gangguanhubung singkat. Gangguan yang paling berbahaya dan sering terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat, karena gangguan ini dapat mengakibatkan rusaknya peralatan, seperti misalnya: kumparan generator, transformator serta peralatan listrik lainnya. Daman Suswanto, dalam jurnal yang berjudul analisis gangguan pada jaringan distribusi, yang menjelaskan tentang jenis, akibat, serta analisa gangguan yang terjadi pada sistem distribusi listrik. Franky Dwi Setyaatmoko, dalam jurnal yang berjudul studi arus gangguan hubung singkat pada jaringan transmisi 150 kv di Sulawesi Selatan, yang bertujuan untuk meneliti perubahan arus dan tegangan selama terjadinya gangguan hubung singkat dengan impedansi maupun tanpa impedansi gangguan. Jubilater Simajuntak, Tahun 2009, dalam jurnalnya yang berjudul studi analisa akibat sambaran petir pada saluran transmisi, yang menjelaskan tentang tegangan tinggi di saluran transmisi akibat sambaran petir karena flashover dari satu saluran saja ke menara dan tanah. Denny Hermawanto dan Imam Robandi, dalam jurnalnya yang berjudul deteksi hubung singkat pada saluran transmisi menggunakan artificial immune system (AIS), yang menjelaskan tentang cara mendeteksi gangguan hubung singkat pada saluran transmisi berdasarkan data pengukuran tegangan dan arus, faktor resistansi gangguan. Rahmat Hidayatullah, dalam jurnalnya yang berjudul analisa gangguan hubung singkat pada jaringan SUTT 150 kv Kebasen- Balapulang-Bumiayu menggunakan program ETAP, yang menjelaskan tentang gangguan hubung singkat pada SUTT 150 kv dan membandingkan antara analisa perhitungan dan pemograman berdasarkan karakteristik arus dan tegangannya. Asep Parli, dalam jurnalnya yang berjudul identifikasi jenis dan lokasi gangguan hubung singkat pada saluran transmisi berbasis wafelet, yang menjelaskan tentang identifikasi gangguan berdasarkan transformasi wafelet yang menggunakan komponen frekuensi daya dan sinyal gangguan transien. Yudhi Verdian, dalam jurnalnya yang berjudul studi simulasi hubung singkat pada saluran transmisi dengan menggunakan ATP untuk aplikasi relay pilot differensial, yang menjelaskan tentang simulasi perhitungan arus gangguan/transien pada saluran transmisi untuk setting relay differensial sebagai proteksi sistem tenaga listrik. 2.1. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Untuk gangguan ini dianggap fasa a mengalami gangguan. Gangguan ini dapat digambarkan pada gambar di bawah: Gambar 1. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah Ib=Ic=0 If = Keterangan: ZG = (1) Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 114

Maka arus agangguan 1 fasa ke tanah: = (2) V L-N = Tegangan satu fasa ke tanah Z 0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan Z 1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan Z 2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan Pada arus dapat digambarkan dengan rangkaian equivalen sebagaiberikut: Ia2 = /.....(4) / Arus gangguan yang terjadi pada fasa a, b, dan c : I af = I a0 + I a1 + I a2 I bf = I a0 + a 2 I a1 + ai a2 I cf = I a0 + ai a1 + a 2 I a2... (5) Tegangan urutan fasa saat gangguan adalah : V a0 = -I a0z 0 V a1 = V 0 I a1z 1 V a2 = - I a2z 2.. (6) Tegangan fasa a, b, dan c menjadi : V a = V a0 + V a1 + V a2 V b = V a0 + a 2 V a1 + av a2 V c = V a0 + av a1 + a 2 V a2.(7) Tegangan antar fasa dapat ditulis menjadi : V ab= V af - V bf V bc = V bf - V cf V ca = V cf - V af.....(8) Gambar 2. Rangkaian ekivalen gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah 2.2. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa Kondisi saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa (TuranGonen, 1986: 284): Ia + Ib + Ic = 0 Va = Vb = Vc Gambar. Gangguan hubung singkat tiga fasa Arus urutan 0-1-2 dengan impedansi urutan fasanya Z 0, Z 1, dan Z 2, maka arus urutannya adalah : I a0 = 0 Ia1 =...() Dengan menggunakan prinsip pembagi arus, maka : Gambar 4. Ganguan hubung singkat tiga fasa. METODOLOGI PENELITIAN Untuk menghitung arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah dan setting relay OCR pada saluran transmisi di GI PIP- Pauh Limo, penelitian dilakukan dengan mengambil data langsung dari lapangan dan dilakukan perhitungan menggunakan teori-teori yang ada. Lokasi penelitian adalah saluran transmisi di GI PIP- Pauh Limo, dengan panjang saluran 22,7 km. Data data yang dibutuhkan antara lain: 1. Data Trafo dan impedansi by line di GI PIP 2. Data impedansi transmisi pada urutan positif, negatif, dan nol di GI PIP Pauh Limo. Single line diagram GI PIP dan UPT Padang Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 115

4. Data setting Relay OCR yang digunakan Analisa Perhitungan: NO START Pengumpulan data : 1. Data impedansi GI 2. Data saluran transmisi. Data ratio CT a. Perhitungan impedansi sumber 20 kv b. Perhitungan impedansi transformator 150 kv c. Perhitungan impedansi saluran 150 kv d. Perhitungan impedansi ekivalen e. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah f. Perhitungan setting relay OCR g. Simulasi Software Matlab h. Perbadingan perhitungan manual dan simulasi Hasil END YES Gambar 5. Blok diagram penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Data trafo penyaluran pada gardu induk PIP dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1. Tabel data trafo penyaluran 1. Merk : PAUWELS 2. Phasa :. Tegangan : 150 kv, 0 MVA 4. Frekuensi : 50 Hz 5. Instalasi : Dalam Ruangan 6. System Pendingin : ONAN/ONAF 7. Hubungan : Bintang 8. Vektor Group : YN yn0 +d 9. Impedansi : 12,4% 10. Rasio tegangan : 20/150 kv 11. Tahanan Dala (Rn): 40 Ohm Tabel 2. Tabel saluran transmisi GI PIP Pauh Limo Data Salur an GI PIP- Pauh Limo Panja ng Salur an 22,7 km Z1 (pu/km) Z2 (pu/km) Zo (pu/km) R jx R jx R jx 12 40 12 Tabel. Tabel data relay OCR 40 6 0,1 81 No. Data Relay yang Ratio T awal digunakan CT 1. Sisi Masukan 00 /5 0,25 secon 2. Sisi Keluaran 800/5 0,25 secon Perhitungan dilakukan bukan secara manual saja, tetapi juga dilakukan dengan simulasi program Matlab. Dari hasil execute program, maka diperoleh hasil pada tabel 4. Tabel. 4. Hasil simulasi program Matlab No. Titik Gangguan Arus Gangguan Waktu Kerja Relay (s) (If) 1. 10 % 147,7757 2. 20% 147,722. 0% 147,6888 4. 40% 147,645 5. 50% 147,6019 6. 60% 147,5586 7. 70% 147,5152 8. 80% 147,4718 9. 90% 147,4285 10. 100% 147,852 Dari gambar 6 terlihat bahwa, titik gangguan semakin mendekati sumber atau semakin kecil persentase panjang saluran yaitu pada titik gangguan 10 %, maka arus (If) akan semakin besar, yaitu 147,7757 A. Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 116

Sedangkan titik gangguan semakin menjauhi sumber atau semakin besar persentase panjang saluran yaitu pada titik ganggan 100 %, maka arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah semakin kecil, yaitu sebesar 147,852 A. Hal ini ini disebabkan pengaruh besarnya impedansi total (Z G), dimana semakin menjauhi sumber atau semakin besar persentase panjang saluran maka besarnya impedansi total (Z G) juga akan semakin besar, sehingga arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah (I f) akan semakin kecil. Karena besarnya arus (I f) berbanding terbalik dengan besarnya nilai impedansi totalnya (Z G). Begitu juga untuk besarnya arus gangguan 147,852 A pada titik gangguan 100 %, setting waktu relay OCR tetap s. Untuk melihat perbedaan hasil perhitungan manual dengan hasil simulasi program Matlab, maka dibuatkanlah tabel 4.5 berikut. Dari tabel 4.5 diatas terlihat bahwa arus (I f) yang terjadi pada setiap titik gangguan mulai dari 10 %, 20 % sampai 100% dari panjang saluran terdapat selisih antara perhitungan manual dan simulasi Matlab. Perbedaan ini masih dapat diabaikan karena masih dalam toleransi nilai (± 5 %). Pada tabel 4.5 diatas juga menunjukkan dengan nilai arus gangguan tersebut, maka relay OCR di set pada waktu detik. Dalam hal ini hasil perhitungan manual dan program tidak menunjukkan hasil perbedaan. Tabel 5. Hasil perhitungan manual dan program Gambar 6. Grafik perbandingan arus gangguan 1 fasa ke tanah terhadap persentase panjang saluran Gambar 7. Grafik perbandingan arus gangguan 1 fasa ke tanah dengan setting relay OCR % Panja ng 10 20 0 40 50 60 70 80 90 100 Perhitungan Manual Arus T Ganggu kerj an a (Amper (s) e) 147,775 8 147,72 147,688 9 147,645 4 147,602 0 147,558 7 147,515 147,471 9 147,428 6 147,85 Simulasi Program Arus Ganggu an (Amper e) 147,775 7 147,72 2 147,688 8 147,645 147,601 9 147,558 6 147,515 2 147,471 8 147,428 5 147,85 2 T kerj a (s) Selisih Arus If (Ampe re) Dari gambar 7 diatas terlihat bahwa setting waktu relay OCR sama untuk semua besarnya arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah. Dimana sepanjang saluran transmisi tersebut, berapapun besarnya arus gangguan setting waktu relay OCR sama pada sisi masukan dan keluaran. Untuk besarnya arus gangguan 147,7757 A pada titik gangguan 10 %, setting waktu relay OCR sebesar s. Dari penelitian yang dilakukan, untuk menghitung besarnya arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (I f) yang terjadi pada SUTT 150 kv di GI PIP- Pauh Limo, yang dilakukan adalah membuat rangkaian ekivalen dari saluran yang dimaksud. Kemudian melakukan perhitungan nilai impedansi. Adapun nilai impedansi yang dihitung adalah nilai impedansi sumber, nilai Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 117

impedansi transformator, nilai impedansi saluran. Kemudian membuat titik-titik gangguan yang akan dihitung nilai arusnya berdasarkan panjang saluran. Misal, titik 10 %, 20%, sampai 100% dari panjang saluran. Dari titik-titik inilah dihitung nilai impedansi saluran untuk impedansi urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol. Kemudian membuat nilai impedansi ekivalen terhadap titik-titik gangguan tersebut. Setelah mendapatkan nilai impedansi ekivalen, maka dilakukan perhitungan nilai impedansi total (Z G). Dari hasil perhitungan impedansi total, dapat terlihat bahwa semakin menjauh dari sumber atau pada titik gangguan menuju 100 %, maka nilai impedansi total (Z G) semakin besar. Misal pada titik 10 %, nilai impedansi total (Z G) adalah 195,1749 + j 1069,80247. Sedangkan pada titik 50 % nilai impedansi total (Z G) adalah 195,9645 + j 1072,1725. Dan pada titik 100 % nilai impedansi total (Z G) adalah 196,9509 + j 1075,147 Setelah didapatkan nilai impedansi total, maka dihitunglah nilai arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah, dengan cara kali VLN dibagi nilai impedansi total. Dari perhitungan diperoleh hasil, pada titik gangguan 10 % dari panjang saluran, besarnya arus sebesar 147,7758 A. Untuk titik gangguan 50 % dari panjang saluran, besarnya arus sebesar 147,6020 A. Untuk titik gangguan 80% dari panjang saluran, besarnya arus gangguan 1 fasa ke tanah sebesar 147,4719 A. Sedangkan untuk titik gangguan 100 % dari panjang saluran, besarnya arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah sebesar 147,85 A. Hal ini disebabkan karena impedansi saluran akan semakin besar, sehingga arus akan semakin kecil, dimana nilai impedansi Z berbanding terbalik dengan nilai arus I. Setelah nilai arus gangguan hubung singkat diperoleh, maka dapat dilakukan perhitungan nilai setting relay OCR, dimana set awal berada pada 0,25 s. Dari hasil perhitungan didapat bahwa untuk setiap titik gangguan mulai dari 10% sampai 100%, arus setting relay OCR yaitu s, baik untuk sisi masukan maupun sisi keluaran. Hal ini disebabkan karena titik-titik tersebut masih berada pada bus yang sama, sehingga pengaturan relay OCR juga sama. Perhitungan nilai arus gangguan hubung singkat dan nilai setting relay OCR juga dilakukan dengan simulasi program Matlab. Dari perhitungan manual dan program melalui software Matlab, diperoleh perbedaan hasil sekitar ± 001 A untuk perhitungan arus gangguan hubung singkat. Namun perbedaan ini masih dapat diabaikan karena masih dalam toleransi 5 %. Sedangkan untuk nilai setting relay OCR antara perhitungan manual dan simulasi Matlab diperoleh hasil yang sama yaitu s dengan karakteristik grafik yang sama. 5. KESIMPULAN Dari sudi analisa gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah dalam penelitian Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Semakin dekat gangguan dengan sumber atau pada titik gangguan 10 % dari panjang saluran, 2,27 km, maka arus akan semakin besar, yaitu 147,7748 A. 2. Semakin jauh gangguan dengan sumber atau pada titik gangguan 100 % dari panjang saluran, 22,7 km, maka arus akan semakin kecil, yaitu 147,85 A.. Untuk memproteksi saluran transmisi tersebut terhadap arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah yang terjadi, maka digunakan relay OCR, dengan setting waktu relay s pada sisi masukan dan keluaran. DAFTAR PUSTAKA [1] Asep Parli. Identifikasi Jenis dan Lokasi Gangguan Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi Berbasis Wafelet. Bengkulu: Jurnal TA Universitas Bengkulu. [2] Daman Suswanto. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. [] Denny Hermawanto. Deteksi Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi Menggunakan Artificial Immune System (AIS). Surabaya: Jurnal TA Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [4] Erhaneli, M.T, 2011. Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Bahan Ajar ITP. Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 118

[5] Franky Dwi Setyaatmoko. Studi Arus Gangguan Hubung Singkat Menggunakan Permodelan ATP/EMTP Pada Jaringan Transmisi 150 kv di Sulawesi Selatan. Surabaya: Jurnal TA Institut Teknologi Sepuluh November. [6] Jubilater Simanjuntak, 2009. Studi Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Akibat Sambaran Petir Pada Saluran Transmisi. Medan: Jurnal TA Universitas Sumatera Utara [7] Hutauruk, T.S., 199. Transmisi Daya Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga [8] Rahmat Hidayatullah. Analisa Gangguan Hubung Singkat Pada Jaringan SUTT 150 kv Kebasen-Balapulang-Bumiayu Menggunakan Program ETAP. Semarang: Jurnal TA Universitas Dipenogoro. [9] Yudhi Verdian, 2010. Studi Simulasi Arus Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi Dengan Menggunakan ATP Untuk Aplikasi Relai Pilot Differensial. Padang: Tugas Akhir Universitas Andalas. Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 5, No. 2; Juli 2016 119