STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

ANALISIS KERUSAKAN KOMPONEN DAN PRODUKTIVITAS GERGAJI RANTAI DI PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR KPH MADIUN PANJI BAGUS PRIYONGGO

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN


PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KOMPONEN CHAINSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENEBANGAN DI PT INHUTANI II PULAU LAUT KALIMANTAN SELATAN AZWADRI

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT

BAB III METODE PEMBUATAN

PRODUKTIVITAS PENEBANGAN PADA HUTAN JATI (Tectona Grandis) RAKYAT DI KABUPATEN BONE

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

TRANSMISI RANTAI ROL

2.6. Mesin Router Atas

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB III PENGUJIAN MESIN

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DI HUTAN RAKYAT. Oleh: Dulsalam 1) ABSTRAK

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA POPULASI DAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

DM-MBST (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Tuas pemindah. EZ-FIRE Plus ST-EF500 ST-EF510

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH


PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB III METODE PENELITIAN

Pemindah Gigi Belakang

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

III. METODE PENELITIAN

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

Sistem Bahan Bakar. Sistem Bahan Bakar

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

Transkripsi:

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON Oleh Sukanda dan Wesman Endom 1 Abstrak Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan macam gergaji rantai yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat. Penggolongan ini berhubungan juga dengan berat dan panjang gergaji rantai. Pemilihan macam gergaji rantai yang akan dipakai tergantung pada diameter pohon yang akan ditebang. Pada kegiatan penjarangan dipakai gergaji rantai kelas ringan, sedangkan pada kegiatan pemanenan kayu kebanyakan dipakai gergaji rantai kelas sedang. Selain itu dalam standar gergaji rantai perlu dicantumkan cara penggunaan dan pemeliharaan gergaji rantai. Kata kunci: gergaji rantai, tiga kelas, penebangan pohon 1 Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor 1

I. PENDAHULUAN Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam penebangan pohon, jenis alat tebang dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Kegiatan penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw), sedang penebangan dengan sistem manual dilakukan menggunakan kapak dan gergaji tangan. Menebang dengan gergaji rantai mempunyai beberapa keuntungan, antara lain penebangan dapat dilakukan dengan cepat tetapi pemakaiannya memerlukan operator yang terampil, sehat dan kuat. Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang setelah pohon ditebang. Gergaji rantai merupakan alat mekanis yang mahal dan berbahaya jika dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu teknik penebangan dan cara mempergunakan gergaji rantai yang tepat harus betul-betul dikuasai agar tidak terjadi kesalahan. Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa pohon yang roboh akibat salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan gergaji rantai disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang. Berhubung belum ada standar gergaji rantai untuk penebangan pohon, maka perlu dilakukan penelaahan mengenai kemungkinan pembuatan standar tersebut. Pada tulisan ini dikemukakan hasil penelaahan dimaksud disesuaikan dengan pengalaman di lapangan. II. METODE Langkah pertama yang dilakukan ialah penelaahan pustaka mengenai gergaji rantai berupa brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat gergaji rantai dan pustaka mengenai gergaji rantai. Kemudian juga menelaah hasil penelitian mengenai penggunaan gergaji rantai. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Umum Beberapa kelebihan gergaji rantai antara lain: (1) Alat cukup kuat dan mudah digunakan; (2) Mudah dihidupkan dan dioperasikan, serta proses untuk menghasilkan pemotongan sesuai tujuan dengan cepat, (3) Dapat dipakai pada berbagai posisi pemotongan, (4) Alat cukup tahan lama dan serbaguna dan (5) Berkekuatan besar serta menghemat tenaga manusia. Sedang kelemahannya ialah mahal, untuk dapat dioperasikan perlu operator yang terampil, diperlukan penyediaan bahan bakar dan pelumas agar mesin 2

tetap awet, rantai cukup peka mengalami kerusakan bila menyentuh tanah, dan perlu ada persediaan rantai agar selalu siap dapat dioperasikan. Bagian kelengkapan gergaji rantai disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Gergaji Rantai dengan Nama Bagian-bagiannya Keterangan gambar: 1. Keping rantai 12. Tutup tangki pelumas 2. Rantai 13. Penutup starter 3. Pengatur dudukan rantai 14. Tutup tangki bahan bakar 4. Penyaring kotoran/debu 15. Tutup pengaman handle 5. Pelindung tangan 16. Pengatur gas 6. Pegangan 17. Choker 7. Starter 18. Pengencang bar 8. Tutup spark plug 19. Pengatur gas 9. Saringan udara 20. Penstabil dudukan rantai 10. Panel pemberhentian mesin 21. Tutup rantai 11. Pengaman 3.2 Macam Gergaji Rantai Berdasarkan operator, gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji rantai untuk 2 orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men chainsaw) (Staaf & Wiksten, 1984). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan untuk menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk memotong batang yang diameternya besar. Berdasarkan berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga kelas (Tabel 1) yang dikutip dari Standar Jerman (Soenarso, et al, 1972) Tabel 1 Klasifikasi Gergaji Rantai Berdasarkan Berat dan Kekuatan 3

Kelas Berat (kg) Kekuatan PK Ringan kurang dari 10 kg 2-< 4 Sedang 10-12 kg 4-< 6 Berat 12 kg ke atas 6-8 Untuk setiap kelas masih dapat dibedakan lagi, selain berdasarkan berat dan kekuatan juga berdasarkan ukuran. Beberapa contoh akan dikemukakan yang berasal dari brosur perusahaan pembuat gergaji rantai (Tabel 2, 3 dan 4). Tabel 2 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Ringan Uraian Macam gergaji rantai 1 2 3 Isi silinder (cc) 36 42 53 Tenaga (PK) 2,2 2,9 3,4 Getaran depan/belakang (m/dt²) 4,9/7,7 3,6-5,4 4,9/7,2 Panjang keping rantai (cm) 32,5 45 50 Tabel 3 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Sedang Uraian Macam gergaji rantai 1 2 3 Isi silinder (cc) 54 71 81 Tenaga (PK) 4,1 5,3 5,7 Getaran depan/belakang (m/dt²) 3,0/4,9 3,1/4,6 7,2/7,3 Panjang keping rantai (cm) 35 50 70 Tabel 4 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Berat Uraian Macam gergaji rantai 1 2 3 Isi silinder (cc) 87 94 119 Tenaga (PK) 6,1 7,1 8,4 Getaran depan/belakang (m/dt²) 6,2/8,0 6,5/10,2 7,7/10,6 Panjang keping rantai (cm) 70 90 105 3.3 Penggunaan Gergaji Rantai Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji rantai dipergunakan (Soenarso, et al,1972 (b), antara lain: 1 Pemasangan keping rantai dan rantai Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasang 4

pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung. 2 Pengisian bahan bakar Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki. 3 Pengisian minyak pelumas rantai Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai digunakan minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas. 4 Menghidupkan dan mematikan mesin Cara menghidupkan mesin adalah tali starter ditarik perlahan - lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan bakar dan udara, kemudian baru ditarik sekaligus sampai mesin hidup (Gambar 2). Cara mematikannya adalah menekan tombol pada posisi off. (1) (2) Gambar 2 (1) Cara Menghidupkan Mesin yang Benar (2) Cara Menghidupkan Mesin yang Salah 5 Pelumasan rantai Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keping rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang sistem pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas 5

rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan. Bila pelumasan baik, maka minyak akan memercik pada kertas tersebut. Penggunaan gergaji rantai: 1. Menebang pohon pada kegiatan penjarangan Penjarangan adalah menebang pohon yang kurang baik untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada pohon yang lebih baik pertumbuhaannya meningkat. Menebang pohon pada kegiatan penjarangan tidak terlalu sulit karena pohon yang akan ditebang telah ditandai terlebih dahulu dan pohon yang ditebang berdiameter kecil (<20 cm) sehingga gergaji rantai yang dipergunakan cukup dengan gergaji rantai kelas ringan (Gambar 3). Gambar 3 Gergaji Rantai Kelas Ringan (berat kurang dari 10 kg, kekuatan 2- <4 PK 2. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman digunakan gergaji rantai kelas sedang karena diameter pohon yang ditebang rata-rata 22 cm (Gambar 4). Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator (penebang) dan 4 orang pembantu untuk mengumpulkan kayu. Prestasi kerja satu regu tebang di hutan tanaman dengan diameter 22 cm menggunakan gergaji rantai kelas sedang adalah 15 m 3 per hari atau 2,14 m 3 per jam.(dulsalam & Tinambunan, 2006). Gambar 4 Gergaji Rantai Kelas Sedang (berat 10-12 kg, kekuatan 4- <6 PK) 3. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan alam Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan digunakan gergaji rantai kelas berat (Gambar 5). 6

Gambar 5 Gergaji Rantai Kelas Berat (berat >12 kg, kekuatan 6-8 PK) Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator (penebang) dan pembantu. Produktivitas kerja satu regu tebang di hutan alam untuk menebang pohon diameter 80 cm menggunakan gergaji rantai kelas berat disajikan pada Tabel 5 (Soenarso dan Simarmata, 1974). Gergaji rantai Tabel 5 Produktivitas Beberapa Macam Gergaji Rantai Kekuatan (PK) Panjang keping rantai (cm) Jam kerja (jam/hari) Produksi (m 3 /hari) Produktivitas (m 3 /jam) 1 8 90 5,8 109,70 18,96 2 8 90 5,2 83,96 16,15 3 10 90 5,8 106,15 18,35 4 8 90 8,1 204,96 25,15 5 10 90 5,2 101,47 19,44 3.4 Pemeliharaan Gergaji Rantai Pemeliharaan gergaji rantai yang baik dan teratur akan mempengaruhi kelancaran penggunaan dan umur pemakaian sehingga produktivitas tidak menurun (Soenarso et al, 1972 (a)). 1. Keping rantai Alur dan lubang minyak pelumas pada keping rantai harus dibersihkan setiap gergaji selesai dipergunakan. Serbuk gergaji yang melekat harus dibersihkan dengan kuas dan bensin. Untuk mendapatkan keausan yang merata, posisi pemakaian keping rantai harus digilir. 2. Rantai Untuk kelancaran pekerjaan perlu disediakan dua buah rantai untuk setiap gergaji. Selama rantai yang satu dipakai, rantai yang lain direndam dalam minyak pelumas. Rantai dikatakan baik apabila semua giginya mempunyai panjang, ketajaman, sudut dan tinggi yang sama. 7

Rantai yang tumpul perlu ditajamkan dengan kikir bundar yang sesuai dengan ukuran gigi rantai. Pada akhir pengikiran 1/10-1/5 diameter kikir harus berada di atas gigi pengerat. Setiap gigi cukup ditajamkan dengan 2-3 kali gesekan ke muka (satu arah). Yang perlu diperhatikan pada waktu penajaman ialah: a. Panjang gigi pengerat harus sama. Untuk menyamakan panjang gigi tersebut, yang dijadikan patokan adalah gigi terpendek (Gambar 6). b. Panjang gigi pengerat bagian luar dan dalam berbeda 2 mm. c. Semua gigi memiliki sudut tajam sebesar 35o(Gambar 7) d. Semua gigi memiliki sudut dada sebesar 90o.(Gambar 8) e. Perbedaan tinggi gigi pengatur dengan puncak gigi pengerat adalak 0,7 mm untuk pemotongan kayu keras dan untuk pemotongan kayu lunak1,0 mm (Gambar 9). Gambar 6 Perbedaan Tinggi Kikir dan Puncak Gigi Pengerat Gambar 7 Mengukur Panjang Gigi Pengerat Gambar 7 Sudut Tajam Gigi 8

Gambar 8 Sudut Dada Gigi Gambar 9 Perbedaan Tinggi Antara Puncak Gigi Pengerat dan Gigi Pengatur 3. Saringan udara Saringan udara harus sering dibersihkan setiap hari dengan mempergunakan kwas. Sebelum saringan itu diambil, choke harus ditutup supaya tidak ada kotoran yang masuk ke karburator. 4. Karburator Untuk mendapatkan suara motor yang bersih dan rata maka sekrup pengatur disetel serendah mungkin sehingga kopling tidak selip dan rantai tidak berputar. 5. Busi Kotoran sisa pembakaran yang melekat pada busi perlu dibersihkan dengan menggunakan sikat dan bensin. Renggang elektroda harus dipertahankan pada 0,5 mm dan diukur dengan alat feeler. 6. Tali starter Tali starter jangan ditarik sampai habis untuk menjaga supaya tali dan per tidak putus. Pengembaliannya tidak boleh dilakukan sekaligus, melainkan harus dengan perlahan-lahan sampai tali tergulung kembali dengan rapi. 7. Saringan bahan bakar Saringan bahan bakar yang ada dalam tangki bahan bakar harus sering dibersihkan. 8. Pompa minyak pelumas Sistem pelumasan rantai ada yang otomatis di mana minyak pelumasnya mengalir sendiri dan ada yang harus dibantu dengan pompa yang digerakkan dengan ibu jari. Minyak pelumas harus bersih agar tidak mengganggu kelancaran pelumasan. 9

9. Kopling Untuk mencegah kopling tidak selip hendaknya diusahakan supaya rantai sudah berjalan sebelum pemotongan. Selama pemotongan sebaiknya dipergunakan kecepatan penuh. 10. Roda rantai Gigi roda rantai harus dijaga supaya tetap dalam keadaan baik (tidak longgar). Jika giginya sudah aus maka perlu diganti dengan roda rantai yang baru supaya kecepatan perputaran rantai dan tenaga gergaji tetap baik. IV. KESIMPULAN 1 Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan macam gergaji rantai yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat. 2 Gergaji rantai yang dipergunakan untuk penjarangan adalah gergaji rantai kelas ringan, gergaji rantai yang dipergunakan untuk penebangan pohon di hutan tanaman adalah gergaji rantai kelas sedang dan gergaji rantai yang dipergunakan untuk penebangan pohon di hutan alam adalah gergaji rantai kelas berat. 3 Perlu dilakukan pemeliharaan secara teratur untuk meningkatkan umur pakai sehingga produktivitas tidak menurun. V. DAFTAR PUSTAKA 1. Dulsalam dan D.Tinambunan. 2006. Produktivitas dan Biaya Pemanenan Hutan Tanaman: Studi Kasus di PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 24(3):251-266. Bogor 2. Sastrodimedjo, R.S dan S.R Simarmata. 1974. Produktivitas dan Biaya Eksploitasi Mekanis Kayu Meranti di Kalimantan. Laporan (Report). No. 47. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor 3. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (a) Penuntun Pemeliharaan Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor 4. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (b) Penuntun Penggunaan Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 9. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor 5. Srihardiono,U.I. 2005. Pemanenan Hutan Tanaman Pengalaman di PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. PT Musi Hutan Persada. Palembang 6. Staaf, K.A.G dan N.A. Wiksten. 1984. Tree harvesting techniques 7., Martinus Ninhoff Publisher Zier, L. 1965. Werzeugkunde fur die waldarbeid. Bayerischer Landwirscafsverlag. Munchen Basel Wien 10