BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diri. Sebagai person manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki Pancasila yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

RELASI DENGAN ORANG LAIN DALAM PERSPEKTIF EMMANUEL LEVINAS VINSENSIUS

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang misterius dan kompleks. Keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Jürgen Habermas dalam bukunya Faktizitat und Geltung mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

KONSEP METAFISIKA EMMANUEL LÉVINAS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah

RESPONS - DESEMBER 2009

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self

BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA. khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Emily Pia & Thomas Diez, Conflict and Human Rights: A Theoretical Framework, SHUR Working Paper Series, 1/07, 2007, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

UNIVERSITAS INDONESIA RELEVANSI RELASI ETIS INTERSUBJEKTIF EMMANUEL LEVINAS DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SKRIPSI DIANI APRILIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles pada kalimat pertama dalam bukunya, Metaphysics,

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

BAB I PENDAHULUAN. dianggapnya bebas, misalnya mengutarakan pendapat di depan publik.

KONSEP TANGGUNG JAWAB DALAM FILSAFAT EMMANUEL LEVINAS

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 1. Gregorius Martia Suhartoyo 1

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang sangat. kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak data dan informasi tentang tingkat perilaku delinkuen remaja yang mengarah

MENJADI MANUSIA OTENTIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang beragam, baik dalam aspek keagamaan, suku bangsa, bahasa

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai

KEPENUHAN HIDUP MANUSIA DALAM RELASI I AND THOU 1 (Antonius Hari Purnanto)

BAB IV PENUTUP. Pada bab ini, akan dipaparkan kesimpulan dari pemikiran Driyarkara tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan

EKSPLORASI PEMIKIRAN TENTANG PARADIGMA, KONSEP, DALIL, DAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 1 Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketika lawan terbunuh, peperangan adalah suatu pembunuhan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dinilai tidak baik. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, laporan keuangan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SISTEMATIKA PENULISAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Menjadi Negara dengan masyarakat multikultur adalah tidak mudah.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

1. BAB I PENDAHULUAN

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

MK Etika Profesi. Pertemuan 5 Ethics, Morality & Law

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

Perilaku Sosial dan Kontrol Sosial. Lolytasari, M.Hum

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

BAB I PENDAHULUAN. Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi semakin kompleks dan membutuhkan biaya besar,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia melibatkan serta membutuhkan orang lain dalam kegiatan apapun. Relasi dengan orang lain di satu sisi membawa banyak manfaat bagi hidup manusia, misalnya dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Akan tetapi, tidak jarang terjadi konflik dalam relasi ini. Karena itu, pertanyaan tentang relasi menjadi sangat signifikan dengan adanya realita kekerasan, pembunuhan, dan tindakan kriminal lainnya. Di Indonesia konflik antaretnis sering kali terjadi. Misalnya, kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 di Kalimantan Barat, yaitu antara suku Dayak dan Madura. Konflik ini berawal dari konflik antarpribadi yang merambat menjadi konflik antarsuku, dan akhirnya memakan banyak korban jiwa. Dalam kerusuhan ini pribadi manusia tidak lagi dilihat sebagai pribadi yang otonom, namun melulu bagian dari suku tertentu. Demikian juga dengan konflik-konflik yang terjadi di daerah lain relatif memiliki pola yang sama. Relasi dengan orang lain menjadi hancur, di mana relasi ini berujung pada kekerasan dan pembunuhan. Hal ini disebabkan oleh pandangan terhadap orang lain yang hanya dilihat dari konteksnya saja, yaitu suku, agama, atau golongan tertentu. Apalagi masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang multi-kultural dan pluralis, sehingga ada 1

kecenderungan untuk memandang pribadi manusia dari label suku, agama, atau profesinya saja. Akibatnya, pribadi manusia tidak lagi diperlakukan sebagai pribadi yang unik dan tak tergantikan, tetapi disamaratakan dengan kelompok tertentu yang melekat pada dirinya. Dalam konflik antaretnis orang-orang dari suku lain dipandang sebagai musuh yang harus dibinasakan, kendati mereka secara pribadi tidak bersalah. Bertolak dari keprihatinan mengenai terjadinya konflik di masyarakat Indonesia yang multi-kultural dan pluralis, penulis ingin mencari model relasi yang sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat saat ini. Model relasi ini akan menjadi paradigma alternatif dalam mengembangkan relasi dengan orang lain di tengah segala perbedaan yang ada. Perbedaan dalam masyarakat tidak terlepas dari perbedaan antarpribadi. Karena itu, relasi dengan orang lain akan berkaitan langsung dengan pribadi lain dan segala keberlainannya. Tentu model relasi ini memerlukan dasar yang menjadi prinsip pokok secara teoritis untuk bertindak secara praktis. Oleh karena itu, penulis memilih pemikiran Levinas yang membahas relasi dengan orang lain (the other) dan keberlainannya (otherness). Relasi dengan orang lain dimaknai secara berbeda pada setiap filsuf. Demikian pula Emmanuel Levinas, seorang filsuf Perancis, keturunan Yahudi, turut memaknai relasi dengan orang lain. Pemaknaan mengenai relasi dengan orang lain ini terdapat dalam karyanya yang terkenal, yaitu Totalite et Infini (Totalitas dan Tak Terbatas) dan Autrement qu Etre ou au-dela de l Essence (Lain daripada Ada atau Di seberang Esensi), serta karya lainnya. Levinas membongkar semua pemikiran pendahulunya, yang dianggapnya bercirikan totalitas dan 2

mengutamakan ego sebagai pusatnya. 1 Ia membangun pemikiran baru tentang orang lain, sebagai yang tak terbatas. Selain itu, ia juga menggunakan kata yang menarik untuk menyebut orang lain, yakni Wajah. 2 Levinas menggunakan fenomenologi dalam berfilsafat. Menurut dia orang lain hadir di hadapanku dengan segala eksterioritasnya. Ia menampakkan keberlainannya (otherness), yang tidak dapat kureduksi ke dalam kesamaan dengan diriku, tanpa menimbulkan pemaksaan, kekerasan, dan pelecehan. Karena itu, dalam relasi ini, aku yang harus keluar dari imanensiku, duniaku untuk mencapai dan memahami dia yang berbeda dengan diriku. Dalam hal ini Levinas menggunakan istilah transendensi untuk mengungkapkan ke-tak-terbatas-an dari orang lain. 3 Hal menarik lainnya yang akan diperdalam oleh penulis adalah konsep relasi intersubjektif dari Levinas yang bentuknya asimetri. 4 Dalam konteks ini aku bertanggungjawab atas apa yang orang lain lakukan dan keselamatannya. Akan tetapi, mengenai balasan dari orang lain terhadap diriku, Levinas menjawab Barang kali, tapi itulah urusan dia [...] Relasi intersubjektif merupakan suatu relasi non-simetris. Dalam arti ini aku bertanggungjawab atas orang lain tanpa 1 K. BERTENS, Filsafat Barat Abad XX: Prancis, II, Gramedia, Jakarta 1985, 462-463. 2 Wajah merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu face. Bila ditinjau dari bahasa asli yang digunakan Levinas, yaitu bahasa Prancis, kata wajah berasal dari kata visage, yang menunjuk pada seeing dan being seen, sama artinya dengan cheek, dan person (dalam bahasa Rusia, yakni lico), serta persona (dalam bahasa Latin) (BERNHARD WALDENFELS, Levinas and the Face of the Other,dalam Simon Critchley dan Robert Bernasconi (eds.), The Cambridge Companion to Levinas, Cambridge University Press, Cambridge 2002, 64). 3 K. BERTENS, Op.Cit., 464. 4 Ibid., 469. 3

menunggu balasannya [...] 5 Relasi dengan orang lain tak dapat dipisahkan dari tanggung jawab atas dirinya, sebagaimana diserukan oleh wajah yang menampakkan diri dihadapanku: Engkau tidak boleh membunuh. 6 Demikianlah gambaran umum dari relasi dengan orang lain yang ditawarkan kepada kita, yang di satu sisi tampak metafisis, namun di sisi lain terungkap sangat praktis dan etis. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Relasi dengan orang lain mengandaikan pemahaman atas orang lain. Permasalahan pokok yang akan diangkat penulis ialah konsep tentang orang lain menurut pemikiran Emmanuel Levinas. Penulis mengajukan pertanyaan: Bagaimana pemikiran Emmanuel Levinas tentang orang lain? Di awal penulis akan menjabarkan konsep filsafat yang ditolak oleh Levinas dan diberinya cap totalitas, dan diganti dengan ke-tak-terbatas-an dari orang lain. Pemahaman ini akan mengantar kita kepada teori mengenai relasi dengan orang lain, yang menurut Levinas berbentuk asimetri. Relasi intersubjektif ini akan mencakup beberapa hal yang menjadi kajian dari pembahasan dari skripsi ini, yakni konsep tentang Aku dan Orang Lain, dan bentuk relasi yang asimetri antara Aku dan Orang Lain. 1.3. TUJUAN PENULISAN Skripsi yang berjudul Relasi dengan Orang Lain dalam Perspektif Emmanuel Levinas ditulis dengan tujuan sebagai berikut: 5 EMMANUEL LEVINAS, Wajah dan Tanggung Jawab (judul asli: Ethique et Infini) diterjemahkan oleh K. Bertens, dalam K. Bertens, Fenomenologi Eksistensial, Gramedia, Jakarta 1987, 91-92. 6 Ibid., 84. 4

1. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan Strata 1 dari Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandala Surabaya. 2. Untuk mendalami dan memahami konsep pemikiran Levinas mengenai relasi dengan orang lain. 3. Untuk mencari model relasi yang relevan dalam konteks masyarakat di zaman sekarang sekaligus yang sesuai dengan ajaran Katolik. 1.4. METODE PENULISAN Dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yakni tulisan Levinas, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Indonesia, ditunjang oleh referensi sekunder lainnya. 1.5. SKEMA PENULISAN Skripsi yang berjudul Relasi dengan Orang Lain dalam Perspektif Emmanuel Levinas dibagi menjadi empat bab, antara lain: Bab I. Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan metode yang akan digunakan dalam penulisan. Bab II. Emmanuel Levinas dan pemikirannya: sejarah hidup, sejarah dan perkembangan pemikirannya secara umum, dan pandangan dari tokoh-tokoh filsuf lainnya yang turut mempengaruhi pemikiran Levinas. Bab III. Orang lain menurut Emmanuel Levinas. Bagian ini mendapat porsi yang khusus karena bagian ini merupakan inti dari pembahasan dari skripsi ini. Di sini penulis akan menguraikan pemikiran Levinas mengenai aku, orang lain, dan relasi aku dengan orang lain (intersubjektif) yang bentuknya asimetri. Bab IV. Tanggapan kritis dan relevansi. Pada bagian ini penulis akan 5

menuliskan tinjauan kritis dari filsuf lain yang mengomentari pemikiran Levinas dan relevansi dari pemikiran Levinas dalam konteks memahami ajaran Kristiani tentang kasih kepada sesama. Pada akhir dari bab ini penulis akan memberikan kesimpulan yang memuat ringkasan dari keseluruhan pemikiran yang ada di dalam tulisan ini. Ringkasan ini merupakan inti dari setiap bagian yang telah dibahas secara rinci sehingga hanya muncul poin-poin dari setiap pemikiran tersebut. 6