Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit :

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

Lampiran 2

LAMPIRAN. Lampiran 1

Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

SOP. PERSALINAN NORMAL No. Kode : Tanda tangan. Terbitan : No. Revisi : Tgl. Mulai Berlaku : Halaman : 1/4 PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa Prodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN. Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek dan responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melakukan Asuhan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Tahun 2010/2011

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

Prosedur Pertolongan Persalinan Normal

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait,

SOP Persalinan Dengan Letak Sungsang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK MANDIRI/ CALON RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PATHOLOGI KEBIDANAN PERSALINAN SUNGSANG

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan

LEMBAR KUESIONER PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kebidanan U`budiyah Banda Aceh.

Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu melekat lebih dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Memahami Konsep Dasar Asuhan Persalinan

KEPATUHAN BIDAN PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RSUD WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

NEONATUS BERESIKO TINGGI

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengalaman berasal dari kata dasar Alami yang mempunyai arti

Diadjeng Setya Wardani

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

I. Karakteristik 1. Nama Bidan : 2. Usia Bidan : 3. Pendidikan : 4. Lama kerja :... Tahun mulai...s/d...

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu manusia pada saat itu. Seiring dengan

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2016

KALA 1. Nama: Diah Ayu Ningsih (kelompok: 11) NIM: milik: Misi Asriani (kelompok: 1) Yang di kritisi:

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

JADWAL KKD REPRODUKSI TINGKAT III SEMESTER 5 TA

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana pengertian bidan telah diakui oleh International Confederation of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

cara mengisi partograf

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA PUSKESMAS BONTONOMPO II KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi (JNPK-KR, 2008).

Daftar Tilik Keterampilan Klinik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR

Penatalaksanaan Kasus Keguguran. Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK

Transkripsi:

Asuhan Persalinan Normal Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua Ibu merasa ada dorongan kuat menekan Ibu merasa regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina Perineum tampak menonjol Vulva dan sfinger ani membuka II Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam pa rtus set 3 Pakai celemek plastik 4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering 5 Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. 6 Masukan Oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tan gan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik) III 7 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hatihati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang. Buang kapas atau kasa pembersih (terkonrasminasi) dalam wadah yang tersedia Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan renda m dalam larutan klorin 0,5% langkah #9). 8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi. 9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai s arung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam 10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memast kan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil hasil penilaian serta asuhan

11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ib u dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya. Tunggu hingga rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenya manan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mend ukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar. 12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran da n terjadi kontrakasi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman 13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk mener an : Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabi a caranya tidak sesuai Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbar ng terlentang pada waktu yang lama). Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 j am) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida) 14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit V 15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu 17 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Pencegahan Infeksi 1. Gunakan alat pelindung diri. 2. Cuci tangan. 3. Gunakan sarung tangan pendek.

1. Buka partus set 2. Letakkan kain bersih pada bokong dan perut ibu

VI PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Lahirnya Kepala 19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. 20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala ba yi Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut 21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Lahirnya Bahu 22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu u tuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal ntuk melahirkan bahu belakang Lahirnya Badan dan Tungkai 23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegan masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

LAHIRNYA KEPALA 1. Satu tangan menahan perineum dengan kain bersih 2. Satu tangan menahan kepala bayi untuk mencegah defleksi berlebih. 3. Periksa adanya lilitan tali pusat.

LAHIRNYA BAHU 1. Tunggu terjadinya putaran paksi luar 2. Pegang kepala dengan pegangan biparietal

LAHIRNYA BAHU 1. Gerakkan kepala ke arah bawah untuk melahirkan bahu anterior 2. Gerakkan kepala ke arah atas untuk melahirkan bahu posterior

LAHIRNYA BADAN 1. Setelah kedua bahu lahir, lakukan sanggah susur (satu tangan ke perineum untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku bawah, satu tangan menyanggah lengah dan siku atas.

LAHIRNYA BADAN, TUNGKAI 1. Sanggah susur diteruskan hingga kaki lahir. 2. Pegang kaki dengan memegang kedua kaki di antara ibu jari dan jari lainnya. 3. Letakkan bayi di atas perut ibu.

VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 25 Lakukan penilaian (selintas): Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi ( langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia) 26 Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan Ganti handuk basah dengan yang kering Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu. 27 Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). 28 Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik). 29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 30 Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. 31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tsb. Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan 32 Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari posisi puting payudara ibu. 33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

VIII PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA 34 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas ba ian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 35 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. 36 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat. 37 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. Mengeluarkan Plasenta 38 Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir 6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual 39 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal Rangsangan Taktil (Masase) Uterus 40 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase

1. Periksa adanya janin kedua 2. Bila tidak ada: suntikkan oksitosin 10 IU pada paha lateral ibu (aspirasi terlebih dahulu)

1. Klem tali pusat pada 2 tempat (I: 3cm dari umbilikus, II: 2 cm dari klem I) 2. Gunting tali pusat pada lokasi antara kedua klem.

1. Lakukan peregangan tali pusat terkendali. Satu tangan mendorong fundus ke arah dorso kranial.

1. Bila plasenta sudah tampak pada introitus, lahirkan plasenta. Pegang dan putar plasenta dengan kedua tangan sehingga selaput ketuban terpilin.

1. Periksa kelengkapan kotiledon dan selaput ketuban. 2. Bila terdapat sisa, dapat dilakukan eksplorasi untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal.

Lakukan masase fundus uteri