JADWAL KKD REPRODUKSI TINGKAT III SEMESTER 5 TA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JADWAL KKD REPRODUKSI TINGKAT III SEMESTER 5 TA"

Transkripsi

1

2 JADWAL KKD REPRODUKSI TINGKAT III SEMESTER 5 TA NO HARI TANGGAL JAM KLPK KEGIATAN TEMPAT kuliah Pengantar Konseling 1 RABU 16-Oct Psikiatri A,B,C R.Kuliah Parasit kuliah Pengantar Pemeriksaan Obstetri Ginekologi kuliah Pengantar Konseling Psikiatri D kuliah Pengantar Pemeriksaan GD.IASTH LT Obstetri Ginekologi 2 SELASA 22-Oct A1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 A5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam B1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi B5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi C1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi C5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi D1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam D5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 3 RABU 23-Oct C1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 C5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam D1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi D5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi A1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi A5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi B1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam B5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2

3 4 SELASA 29-Oct A1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi A5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi B1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 B5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam C1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam C5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 D1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi D5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi 5 RABU 30-Oct C1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi C5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi D1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 D5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam A1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam A5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 B1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi B5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi 6 RABU 6-Nov A1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi A5-8 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 B1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi B5-8 Konseling C1-4 Konseling 2 C5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi D1-4 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 D5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi 7 SELASA 12-Nov- Pemeriksaan Pap's Smear & C IVA C5-8 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 D1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi D5-8 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi

4 8 RABU 9 SELASA 10 RABU 13-Nov Nov Nov A1-4 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA A5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi B1-4 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 B5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi A1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi A5-8 Konseling 2 B1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi B5-8 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA C1-4 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 C5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi D1-4 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA D5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi C1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi C5-8 Konseling 2 D1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi D5-8 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA A1-4 Pertolongan Persalinan Kala 3&4 A5-8 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA B1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi B5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi A1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi A5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi

5 B1-4 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA B5-8 Pertolongan Persalinan Kala 3& C1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi C5-8 Pemeriksaan Pap's Smear & IVA D1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi D5-8 Pertolongan Persalinan Kala 3&4

6 CONTENTS 1. Konseling a. Panduan... 2 b. Skrip Konseling 3 c. Checklist Pemeriksaan Ginekologi Asuhan Antenatal Pemeriksaan Ginekologi, Tes PAP, IVA Pemeriksaan Obstetri Persalinan Normal Kala Persalinan Normal Kala 3 dan Pemeriksaan Payudara 21 1

7 PANDUAN PEMBIMBING Praktikum: Konseling Tujuan: Setelah menjalani modul KKD Konseling, peserta didik mampu melakukan konseling sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah konseling yang baik Peserta: Mahasiswa semester 5 tahun ketiga yang sedang menjalani modul Reproduksi. Mahasiswa telah mendapatkan keterampilan komunikasi efektif pada modul Empati, dan keterampilan anamnesis pada modul KKD tahun kedua. Waktu: Setiap Selasa dan Rabu jam serta Setiap sesi berlangsung selama 2 jam Metoda: Persiapan sebelum praktik KKD Konseling: Seluruh mahasiswa telah mendapatkan kuliah pengantar konseling Praktik KKD Konseling: 1. Setiap pembimbing membimbing 8-10 mahasiswa 2. Pembimbing menanyakan kembali pengetahuan mahasiswa tentang prinsip-prinsip dan langkah-langkah konseling: 3. Berlatih bermain peran: - Mahasiswa berpasangan memainkan peran sebagai konselor dan pasien sesuai skrip yang telah dibuat - secara bergilir setiap pasangan mahasiswa memainkan perannya. - ketika 1 pasangan bermain peran, mahasiswa lainnya mengobservasi dan melakukan penilaian - selesai bermain peran, mahasiswa diminta untuk aktif memberikan masukan kepada temannya (dimulai dari hal baik yang telah dilakukan, baru saran untuk perbaikan ke depan). - Pembimbing memberikan umpan balik konstruktif 4. Setelah selesai semua mahasiswa bermain peran, pembimbing menutup dengan memberikan resume tentang aktivitas latihan KKD Konseling dengan mengingat kembali tentang prinsip dan teknik konseling 2

8 SKRIP PRAKTIKUM KONSELING Kasus 1 Seorang perempuan, 29 tahun, hamil G3P2A0 hamil 26 minggu, datang dikonsulkan dari departemen Obstetri dan Ginekologi karena sulit tidur sejak 2 minggu sebelumnya. Pasien seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi. Anak pertama usia 7 tahun, anak kedua meninggal umur 1 hari. Pasien mencemaskan keadaan kehamilannya, ia takut bila anaknya lahir akan meninggal seperti anak kedua. Ia merasa lelah karena kecemasan ini dan tidak bisa tidur. Ia berpikir untuk berhenti atau cuti dulu dari pekerjaannya, karena akhir-akhir inipun ia sulit berkonsentrasi saat bekerja, dan selalu merasa lelah bila pulang bekerja. Ia berpikir mungkin keadaan akan lebih baik bila ia berhenti bekerja, tetapi di lain pihak ia ragu untuk berhenti kerja karena seseungguhnya ia sangat menyenangi pekerjaannya ini. Kasus 2 Seorang wanita, 40 tahun, P4A0, anak pertama berusia 15 tahun, anak kedua 10 tahun, anak ketiga berusia 7 tahun, dan anak ke empat berusia 4 tahun, datang pada anda karena akhir-akhir ini bila menstruasi sangat banyak, dan waktu lebih panjang hingga 2 minggu, pasien menggunakan IUD sejak kelahiran anak pertama, dan biasanya tidak ada keluhan. Saat ini pasien dalam kondisi bingung, ia ingin melepas kontrasepsi namun takut hamil, tapi bila tidak dilepas perdarahan tersebut mengganggu, karena tidak bisa shalat. 3

9 CHECK LIST Praktikum Konseling DEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM KURFAK 2005 PEER REVIEW Nama Mahasiswa : Tanggal:... Kelompok :.. No. Proses Yang Diamati MHS 1 1 Memperkenalkan diri 2 Menjelaskan tujuan konseling dan kerahasiaan 3 Membangun rapport 4 Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang jelas menuju pada penemuan satu permasalahan tertentu 5 Memberikan respons yang tepat kepada pasien 6 Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal 7 Menjadi pendengar yang terampil/aktif 8 Berbicara singkat dan tidak lebih banyak dari klien 9 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien 10 Mampu menilai emosi pasien dengan baik 11 Mempertahankan kontak mata 12 Membangun dan mengembangkan kerjasama (konselor tidak berperan sebagai pengambil keputusan) 13 Memberikan kesimpulan dari permasalahan pasien MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 4

10 PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ASUHAN ANTENATAL KKD KURFAK 2005 Kelompok:... Tanggal:... Nama Tutor:... TUTOR REVIEW No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 Beri tanda v Beri tanda v I PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 1 Jelaskan prosedur pemeriksaan 2 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan 3 Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan ganguan pada kandungan 4 Pastikan bahwa ibu mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan 5 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan II PERSIAPAN 6 A. IBU Kapas dan larutan antiseptik Kateter nelaton Spikulum cocor bebek dan wadahnya Meja instrumen Ranjang ginekologi Lampu sorot B. PEMERIKSAAN Sarung tangan DTT Apron Sabun dan air bersih Handuk bersih dan kering III PEMERIKSAAN IBU 7 Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam 8 Persilakan ibu untuk berbaring di ranjang periksa ginekologi 9 Atur ibu pada posisi litotomi 10 Pemeriksa menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa IV MEMAKAI SARUNG TANGAN 11 Cuci tangan kemudain keringkan tersebut dengan handuk bersih 12 Lepaskan lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai dengan jari-jari tangan kiri dan kencangkan dengan jalan menarik pangkal sarung sebelah dalam 13 Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri dibawah lipatan sarung tangan, kemudian tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri 5

11 14 Pasangkan sarung tersebut pada tangan kanan, sesuai dengan alur masingmasing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara menarik pangkal/lingkaran sarung tangan V PEMERIKSAAN 15 Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis 16 Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum 17 Lakukan periksa pandang pada daerah vulva dan perineum 18 Buka celah antar kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih). 19 Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar bartolini) dengan ibu jari dan ujung telunjuk(perhatikan dan catat kelainankelainan yang ditemukan) 20 Ambil spikulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),masukkan ujung spikulum dengan arah sejajar dengan introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah kedalam lumen vagina. 21 Setelah cukup dalam,putar spikulum 90 0 hingga tangkainya kearah bawah 22 Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina) 23 Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan porsio tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio,dinding dan sekret vagina atau forniks). 24 Setelah periksa pandang selesai,lepaskan penggungkit dan pengatur jarak bilah, putar tangkai 90 0 keatas (hingga bilah sejajar dengan arah introitus) kemudian keluarkan spikulum. 25 Letakkan spikulum pada tempat yang telah disediakan. 26 Pemeriksa berdiri,buka labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, kemudian memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam vagina (vaginal toucher) 27 Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari luar) 28 Bersama tangan dalam, tentukan besar uterus, konsistensi, dan arahnya. Periksa pula konsistensi serviks dan keadaan parametrium. 29 Pindahkan jari-jari tangan luar dan kedalam ke bagaian isthmus. (tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam) 30 Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis,keluarkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan 31 Angkat tangan kiri dari dinding perut ibu, ambil kapas yang telah dibasahi larutan anti septik, usapkan pada bekas sekret/ cairan yang ada pada dinding perut dan sekitar vulva/perineum. 32 Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu 6

12 untuk mengambil tempat duduk. VI PENCEGAH INFEKSI 33 Kumpulkan semua petralatan yang telah dipergunakan kemudian masukkan dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% selama 10 menit. 34 Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari sekret atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5% 35 Masukkan tangan kedalam larutan klorin 0,5%,bersihkan dari sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan ssecara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit. 36 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 37 Keringkan dengan handuk yang bersih. VII PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 38 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan 39 Jelaskan tentang hasil kesimpulan pemeriksaan dan rencana asuhan antenatal selanjutnya VIII RENCANA LANJUTAN ASUHAN ANTENATAL 40 Jelaskan bahwa rencana lanjutan ini berkaitan dengan kesimpulan hasil pemeriksaan 41 Buat jadual kunjungan dan cantumkan semua hasil pemeriksan pada buku konrol pemeriksaan kehamilan 42 Pesankan pada ibu untuk membawa kartu kontrol/pemeriksaan kehamilan pada kunjungan ulang 43 Jelaskan apabila terjadi gangguan atau gejala-gejala yang dapat mengganggu kesehatan ibu atau kehamilan, segera lakukan kunjungan ulang walaupun diluar jadual yang telah ditetapkan 44 Pastikan bahwa ibu telah mengerti tentang semua penjelasan yang telah diberikan 45 Berikan kartu kontrol pada ibu dan ucapkan salam 7

13 PEMERIKSAAN GINEKOLOGI,TES PAP & IVA KKD KURFAK 2005 Kelompok:... Tanggal:... Nama Mahasiswa :... PEER REVIEW No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 MHS 3 Beri tanda v Beri tanda v Beri tanda v I PEMERIKSAAN ABDOMEN DAN LIPAT PAHA 1 Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di samping. 2 Memapar seluruh abdomen. 3 Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar. 4 Memeriksa abdomen untuk melihat apakah terdapat warna yang tak biasa, parut, guratan atau ruam dan lesi. 5 Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen. Mengidentifikasi adanya masa, daerah yang nyeri atau resistensi otot. Mencatat temuan. 6 Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi, rasa nyeri, mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat massa dan area nyeri yang ditemukan. 7 Mengidentifikasi area yang terasa nyeri. Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi nyeri lepas 8 Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha, memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di-dtt sebelum memeriksa daerah tersebut. Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terdapat benjolan, atau bisul II PEMERIKSAAN GENITAL LUAR 1 Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Jika tidak ada dudukan, membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja. Tutupi ibu dengan selimut atau kain. 2 Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan. 3 Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genital. 4 Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-dtt. 5 Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital ibu. 6 Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut, lesi, inflamasi atau retakan kulit. 7 Dengan memisahkan labia majora dengan dua jari, memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina. 8 Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri 8

14 9 Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra. 10 Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri. 11 Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina. III PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA) 1 Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat. 2 Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat 3 Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas. 4 Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka. Bila Curiga Kanker Serviks, pemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 15 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 16. Bila banyak keputihan/ darah, tes pap tidak dapat dilanjutkan dan bila memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test IVA langkah 8. 5 Mengambil apusan dari cervix dengan menggunakan spatula (diputar 360 o ), mengoleskan hasil apusan ke gelas obyek. 6 Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180 o searah jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara memutar cytobrush berlawanan arah jarum jam ke gelas obyek. 7 Memasukkan gelas obyek ke larutan fiksasi segera. 8 Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik. 9 Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan, lanjutkan ke langkah 15, dan seterusnya. 10 Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim. Membuang swab kapas ke dalam kantung plastik. 11 Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih. 12 Memeriksa SSK dengan teliti. Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah. Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih. 13 Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab Bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab ke dalam kantung plastic. 14 Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk 9

15 menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam kantung plastik. 15 Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 16 Melakukan pemeriksaan bimanual IV TUGAS/LANGKAH PASCA-TES IVA 1 Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian. 2 Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-turut dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air bersih. 3 Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5% Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar. Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik. Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 4 Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan. 5 Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu. Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu. 6 Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab pertanyaan Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara dan tes IVA. Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya 7 Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan konsultasi atau perawatan medis. 8 Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk. 10

16 PEMERIKSAAN OBSTETRI 1 KKD KURFAK 2005 Kelompok:... Tanggal:... Nama Tutor:... TUTOR REVIEW No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 Beri tanda v Beri tanda v I PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 1 Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu 2 Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini 3 Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada didalam kandungan 4 Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan, mintakan persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan II PERSIAPAN 5 A. IBU Ranjang Obstetrik/Periksa Selimut/Kain penutup Stetoskop Monoaural (Laenec) B. PEMERIKSAAN Air hangat & wadahnya Tempat bilas & gayung Handuk bersih & kering III PEMERIKSAAN 6 Persilakan ibu untuk berbaring 7 Sisihkan pakain ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut. Tutup paha & kaki ibu dengan kain yang telah disediakan. 8 Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudain keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk. 9 Pemeriksa berada disisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan. 10 Beritahukan kepada ibu bahwa pemeriksaan akan memulai proses pemeriksaan. 11 Leopold 1 : Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, sehingga tepi atas simfisis) Angkat jari telunjuk jari kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan 11

17 12 Leopold 2 : rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagain yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas) 13 Leopold 3 : Atur posisi pemeriksaan pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu Letakkan unjung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut secara bersamaan /bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong) 14 Leopold 4 : Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada leteral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudain rapatkan semua jarijari tangan yang meraba dinding bawah uterus Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen dan divergen) Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentai kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pingggang bayi) Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan dianatara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul 15 Pemeriksaan auskultasi : Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata) 16 Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan buyi jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, buyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum) Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter dibawah pusat (sub-umbilikus) 17 Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan, dengan interval 5 detik diantara masing-masing perhitungan 18 Jumlahkan hasil perhitungan 1,2 dan 3 kemudian dikalikan dengan angka 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi per menit 12

18 (perhatikan perbedaan jumlah masing-masing perhitungan untuk menilai irama atau keteraturan bunyi jantung) 19 Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula 20 Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup dan rapikan kembali pakain ibu 21 Persilakan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia didalam status pasien IV PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 22 Jelsakan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi : Usia kehamilan Letak janin Posisi janin Presentasi Kondisi janin ( sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi) V RENCANA ASUHAN ANTENATAL 23 Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu 24 Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaiatan dengan hasil temuan tersebut 25 Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan serta jadual pemeriksaan ulangan 26 Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadual yang telah ditentukna) apabila ibu meraskan beberapa kelainan/gangguan kehamilan 27 Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam 13

19 PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 2 KKD KURFAK 2005 No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 I MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua Ibu merasa ada dorongan kuat menekan Ibu merasa regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina Perineum tampak menonjol Vulva dan sfinger ani membuka II MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set 3 Pakai celemek plastik 4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 5 Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. 6 Masukan Oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik). III MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK 7 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang. Buang kapas atau kasa pembersih (terkonrasminasi) dalam wadah yang tersedia. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah #9). 8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi. 9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. Beri tanda v Beri tanda v 14

20 10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( x/menit) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. IV MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN 11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya. Tunggu hingga rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar. 12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontrakasi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). 13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran : Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang pada waktu yang lama). Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida) 14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. V PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu 17 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan VI PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Lahirnya Kepala 19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain 15

21 bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. 20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut 21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Lahirnya Bahu 22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Lahirnya Badan dan Tungkai 23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya). VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 25 Lakukan penilaian (selintas): Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi ( langkah 25 ini berlanjut ke langkahlangkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia) 26 Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan Ganti handuk basah dengan yang kering Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu. 27 Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). 28 Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik). 29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 30 Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. 31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat 16

22 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tsb. Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan 32 Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari posisi puting payudara ibu. 33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi 17

23 PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 3 & 4 KKD KURFAK 2005 Kelompok :... Tanggal :... Nama Tutor :... TUTOR REVIEW No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 Beri tanda v Beri tanda v I PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA 1 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 2 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. 3 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat. 4 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. Mengeluarkan Plasenta 5 Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir 6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual 6 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal Rangsangan Taktil (Masase) Uterus 18

24 7 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase II MENILAI PERDARAHAN 8 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus 9 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan Bila ada robekan yang menimbulkan pardarahan aktif, segera lakukan penjahitan III MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN 10 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam 11 Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu 12 Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K 1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi 13 Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian vitamin K 1 ) di paha kanan anterolateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu. Evaluasi 14 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan Setiap menit pada jam kedua pascapersalinan Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri. 15 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 16 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 17 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan 19

25 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal 18 Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali /menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5) KEBERSIHAN DAN KEAMANAN 19 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi 20 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai 21 Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering 22 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya 23 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% 24 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 25 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih. Dokumentasi 26 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV 20

26 CHECK LIST PEMERIKSAAN PAYUDARA DIVISI BEDAH ONKOLOGI Kelompok:... Tanggal:... Nama Tutor:... TUTOR REVIEW No Butir Penilaian PENILAIAN KLIEN 1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah. 2. Memastikan bahwa ibu sudah memahami mengapa dianjurkan menjalani pemeriksaan payudara dan memastikan bahwa ibu sudah mengerti prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan. 3. Memastikan bahwa ibu sudah memahami kemungkinan temuan seperti apa yang dihasilkan dan tindak lanjut atau pengobatan apa yang mungkin perlu dilakukan. PERSIAPAN 1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan telah tersedia 2. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan 3. Meminta ibu untuk melepas pakaian atas dan bra PEMERIKSAAN PAYUDARA 1. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan SADARI. 2. Inspeksi : Pada posisi tegak/duduk, dengan tangan disamping dilihat simetri kedua payudara,kelainan kulit,papila,ulkus,peau d orange. Kedua lengan diangkat keatas apakah ada perubahan kulit (lekukan/dimpling, pergerakan benjolan) Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan : - bentuk - ukuran - perubahan warna kulit - kulit cekung Juga melihat area regional (aksila dan supra/infra klafikula) MHSW 1 Beri tanda v 3. Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya keatas kepala dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Meminta ibu untuk meletakkan kedua lengan di pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya. 4. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara seimbang. 5. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah satu atau kedua payudara Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran, 21

27 bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam atau luka dan keluar cairan dari puting payudara. 6. Meminta ibu/klien berbaring di tempat tidur periksa yang sudah disediakan 7. Meletakkan bantal kecil diganjal dipunggung agar payudara tersebar merata di atas dada ibu/klien. Meletakkan lengan kiri/kanan di atas kepalanya. 8. Melihat payudara sebelah kiri/kanan dan memeriksa apakah ada perbedaan kerutan atau lekukan pada kulit payudara. 9. Palpasi : Dimulai dari sisi yang sehat dengan menggunakan telapak jari-jari kedua ruas (phalang medial & distal) telunjuk, tengah dan manis, palpasi seluruh payudara, sistematis,menyeluruh dan overlap. Dimulai dari SIC 2 ke mid aksila searah jarum jam, menggunakan teknik spiral sirkuler kearah dalam. Penekanan secukupnya serta perhatikan apakah terdapat benjolan dan lokasi tumor 10. Pembagian lokasi menurut kwadran : kwadran lateral atas bawah,kwadran medial atas bawah dan sentral/areola 11. Deskripsikan hasil temuan benjolan yang meliputi : Lokasi tumor, jumlah tumor, ukuran, batas, konsistensi,permukaan, rasa nyeri, mobilitas terhadap kulit atau dasarnya (otot pektoralis/dinding dada) 12 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari puting 13 Ulangi langkah-langkah tersebut diatas untuk payudara sebelah nya. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada disamping tubuh. 14. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan disepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap menggerakan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri. 15. Ulangi langkah tesebut untuk payudara sebelah kanan. 16. Setelah selesai persilahkan ibu mengenakan kembali pakaian bagian atasnya sambil pemeriksa mencuci tangan dengan air dan sabun dan megeringkannya. KELENJAR GETAH BENING REGIONAL AKSILA : 1 Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan serta bahu harus sama tinggi, kemudian meminta ibu/klien untuk meletakkan lengan yg diperiksa ditopang oleh lengan pemeriksa 2 Dengan menggunakan jari pemeriksa sisi lain melakukan perabaan meliputi seluruh fossa aksilaris 3 Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya. 4 Begitu juga sisi kontralateralnya. 22

28 SUPRA & INFRA KLAVIKULA 1 Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan. 2 Dengan ujung jari (phalang distal) jari II,III & IV memeriksa diatas klavikula maupun infra klavikula 3 Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya 23

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) Aspek Yang Dinilai Nilai MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 2 3 4 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua Ibu merasa

Lebih terperinci

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi ) JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku

Lebih terperinci

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Asuhan Persalinan Normal Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi 1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua Ibu merasa ada dorongan kuat menekan Ibu merasa regangan

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: 1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan seharusnya

Lebih terperinci

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 11 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit : SOP Program Kesehatan Ibu dan Anak STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN LOGO BPS / RB / PKM PERSALINAN NORMAL No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN

Lebih terperinci

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN BAKTI INDONESIA AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR No. Izin : 50/D/O/2007 Akreditasi BAN-PT No : 021/BAN-PT/Ak-XII/DpI-III/VIII/2012 Kampus : Jl. Raya Bojong Kulur No.32,

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : a) Nilai 2 : Memuaskan :Memperagakan langkah-langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar

Lebih terperinci

PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL Nilai 1 : langkah tidak dilakukan atau tidak dikerjakan dengan benar dan tidak urut (untuk yang berurutan) Nilai 2 : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini Lampiran 1 289 Lampiran 2 290 Lampiran 3 291 292 Lampiran 4 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi NO PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1

LAMPIRAN. Lampiran 1 LAMPIRAN Lampiran 1 407 408 Lampiran 2 408 409 Lampiran 3 409 410 Lampiran 4 BUKU KIA 410 411 412 413 414 Lampiran 5 KSPR 414 415 416 Lampiran 6 416 LEAFLET PERSIAPAN PERSALINAN 417 418 LEAFLET TANDA-TANDA

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Melakukan validasi klien 2. Melakukan kontrak 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Mengkaji keadaan umum klien 6. Melakukan

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK BUKU PANDUAN KERJA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK SISTEM REPRODUKSI PEMERIKSAAN PAPSMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 DAFTAR TILIK

Lebih terperinci

Lampiran 2

Lampiran 2 Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 58 ANGKAH PERSALINAN NORMAL 1. Melihat adanya tanda persalinan kala II: a. Ibu

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA 379 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Disusun oleh dr. Deviana Riu, SpOG Prof. Dr. dr.

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K Editor:

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini 299 Lampiran 1 300 Lampiran 2 301 Lampiran 3 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian

Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian 351 Lampiran 1 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian 352 Lampiran 2 Surat Pelaksanaan Kegiatan LTA 353 Lampiran 3 Surat Perjanjian Implementasi LTA 354 Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi

Lebih terperinci

SOP. PERSALINAN NORMAL No. Kode : Tanda tangan. Terbitan : No. Revisi : Tgl. Mulai Berlaku : Halaman : 1/4 PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

SOP. PERSALINAN NORMAL No. Kode : Tanda tangan. Terbitan : No. Revisi : Tgl. Mulai Berlaku : Halaman : 1/4 PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN PERSALINAN NORMAL No. Kode : PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN DINAS KESEHATAN SOP Tanda tangan Terbitan : No. Revisi : Tgl. Mulai Berlaku : Halaman : 1/4 Kepala UPTD PUSKESMAS LARANGAN Liya aryati, SKM.M.Si

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. APN (Asuhan Persalinan Normal) 1. Pengertian APN Asuhan Persalinan Normal adalah : asuhan persalinan yang bersih dan aman dari setiap tahap persalinan dan upaya pencegahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Persalinan Dan APN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui janin lahir atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persalinan 2.1.1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadinya dilatasi serviks lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). Persalinan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN. Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek dan responden

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN. Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek dan responden 150 Lampiran 1 SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Tempat Tugas : Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek dan responden penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Tahun 2010/2011

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Tahun 2010/2011 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fatimah Sari Harahap Nim : 105102048 Status : Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa Prodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa Prodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan 387 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Kala I Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan Jika ibu tampak kesakitan, dukungan yg dapat dierikan : Perubahan posisi, tetapi jika

Lebih terperinci

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi PEMASANGAN AKDR Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Check List No Langkah 1 Konseling awal Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda dan tanyakan tujuan kedatangannya 2

Lebih terperinci

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA PERSALINAN NORMAL 3 faktor yang menentukan prognosis persalinan, yaitu : Jalan lahir (passage)

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA 448 Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA 448 449 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Kebidanan Fakultas

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA RIA HUSADA Komplek Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan Jl. Karya Bhakti No.3 Cibubur Jakarta Timur Telp (021) 873 0818, 8775

Lebih terperinci

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Kompresi Bimanual Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Persiapan pasien 1. Persiapan tindakan medik (informed consent) Beritahu pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melakukan Asuhan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melakukan Asuhan 344 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG. K Editor:

Lebih terperinci

Prosedur Pertolongan Persalinan Normal

Prosedur Pertolongan Persalinan Normal Prosedur Pertolongan Persalinan Normal A. PERSIAPAN ALAT 1. Bak instrumen partus set a. Klem kocher 2 buah b. Gunting tali pusat 1 buah c. Gunting episiotomi 1 buah d. Setengah kocher 1 buah e. Kateter

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait, dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: 2.1. Defenisi Pengalaman 2.2. Konsep Persalinan 2.2.1. Defenisi Persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

Lebih terperinci

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2

Lebih terperinci

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 6 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian

Lebih terperinci

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Asuhan Persalinan Normal Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika: Usia cukup bulan (37-42 minggu) Persalinan terjadi spontan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PATHOLOGI KEBIDANAN PERSALINAN SUNGSANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PATHOLOGI KEBIDANAN PERSALINAN SUNGSANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PATHOLOGI KEBIDANAN PERSALINAN SUNGSANG PERSIAPAN ALAT 1. ALAT UNTUK PERTOLONGAN PERSALINAN Partus set berisi (2 pasang sarung tangan DTT, 2 klem Kocher, ½ kocher (1).

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN IVA. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2

PEMERIKSAAN IVA. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2 PEMERIKSAAN IVA SOP No. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2 Pemerintah Kabupaten Cirebon drg. Hj. RetnoWidowati NIP. 196610252001122001 UPT Puskesmas

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : 1. Nilai 2 : Memuaskan : Memperagakan langkah langkah atau tugas sesuai Dengan prosedur standar atau pedoman 2. Nilai 1 :

Lebih terperinci

SOP Persalinan Dengan Letak Sungsang

SOP Persalinan Dengan Letak Sungsang SOP Persalinan Dengan Letak Sungsang No. Dokumen No. Revisi 00 Halaman DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RS PELITA INSANI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TANGGAL TERBIT Pengertian Persalinan pada bayi dengan presentasi

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Persalinan Sungsang dengan lancar. Dalam pembuatan referat ini, penulis

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK MANDIRI/ CALON RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK MANDIRI/ CALON RESPONDEN 60 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK MANDIRI/ CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama Saya Dwi Annisa Purba, sedang menjalani pendidikan

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan

Lebih terperinci

PENCABUTAN AKDR. Untuk menjarangkan kehamilan selama 10 tahun

PENCABUTAN AKDR. Untuk menjarangkan kehamilan selama 10 tahun PUSKESMAS DUMBAYABULAN Tim Penyusun : Felmy S Kude, SKM Sugiyarni Sukardi Amd.Keb Nomor Dokumen: 400/Y.03/07/VI/00 Tanggal Terbit : 12 Juni 2015 A. TUJUAN PROSEDUR PENCABUTAN AKDR Tangggal Revisi : Revisi

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR Penuntun belajar keterampilan klinik dan konseling Implan-2 ini dirancang untuk membantu peserta mempelajari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuhan Persalinan Normal (APN) Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Telp/HP: Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang Tingkat Tingkat

Lebih terperinci

Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu melekat lebih dalam

Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu melekat lebih dalam RETENSIO PLASENTA SUMBER PUSTAKA Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 vol 2. Jakarta. EGC, 2008; 1170-1171 JNPK-KR. Asuhan Pesalinan Normal Asuhan Esensial Persalinan. Edisi Revisi. Cetakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Tempat : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Tanggal Masuk : 10 Maret 2014 No. Register : 297210 I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Pada

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Salam Sejahtera, Dengan Hormat, Nama saya Sarintan Nainggolan, adalah mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR

KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K

Lebih terperinci

KASUS III. Pertanyaan:

KASUS III. Pertanyaan: KASUS III Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mulas-mulas sejak 7 jam yang lalu, dari kemaluannya keluar lendir bercampur darah. Klien terlihat

Lebih terperinci

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium ATONIA UTERI Atonia Uteri Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium Kontraksi & retraksi menyebabkan terjadinya pembuluh darah shg aliran darah ketempat

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

LEMBAR KUESIONER PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KECAMATAN LUBUK PAKAM LEMBAR KUESIONER PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KECAMATAN LUBUK PAKAM A. Identitas Responden U m u r :... Pendidikan :... Lama Bekerja :... B. Pelaksanaan Asuhan Persalinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta Membantu Bayi Bernapas Buku Kerja Peserta 1 2 Untuk mereka yang merawat bayi pada saat kelahiran Membantu Bayi Bernapas mengajarkan kepada penolong persalinan untuk merawat bayi pada saat kelahiran. -

Lebih terperinci

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN KALA I Pada kala I dilakukan pengawasan pada wanita inpartu, dan persiapan untuk persalinan. Memberikan obat atau tindakan bila ada indikasi. Pada

Lebih terperinci

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Pemeriksaan Leopold Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri. Prosedur Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal) Lampiran 1. No.Responden : Tanggal : Karakteristik Responden 1. Pendidikan Bidan a. DI b. DIII c. DIV d. S2 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. a. < 5 Tahun b. 5-10 Tahun c. >10 Tahun 3.Mengikuti pelatihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUSKULTASI PADA IBU HAMIL

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUSKULTASI PADA IBU HAMIL KEGIATAN BELAJAR 3 PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUSKULTASI PADA IBU HAMIL ===================================================== Waktu 100 menit ( 2 Jam) Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar 3, dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan kesenjangan yang ada di lahan praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN ASUHAN INTRANATAL ASUHAN INTRANATAL Standar pelayanan kebidanan Persiapan bidan Persiapan rumah dan lingkungan Persiapan alat/bidan kit Persiapan ibu dan keluarga Manajemen ibu intranatal STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN OBSTETRI

PEMERIKSAAN OBSTETRI Nama : Inggrid Camelia Nim : 22010110110105 PEMERIKSAAN OBSTETRI PENGERTIAN Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani PEMERIKSAAN LEOPOLD Desiyani Nani LEARNING OBJECTIVE Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Leopold. 1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Leopold I. 2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Leopold

Lebih terperinci

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator Mulai dengan sebuah cerita Sebelum memperlihatkan lembar balik, setiap peserta meletakkan satu tangannya di atas simulator atau boneka peraga. Katakan pada

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut : DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut 1. Perlu perbaikan 2. Mampu 3. Mahir Langkah langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Pada pemeriksaan didapatkan hasil data subjektif berupa identitas pasien yaitu

Lebih terperinci

Diadjeng Setya Wardani

Diadjeng Setya Wardani Diadjeng Setya Wardani TUJUAN ASUHAN PERSALINAN Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

Cara Kerja : Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.

Cara Kerja : Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD (INTRA-UTERINE DEVICE) Susiana Candrawati B. LEARNING OUTCOME Setelah menjalani kepaniteraan klinik muda ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Melakukan pemasangan IUD 2. Melakukan

Lebih terperinci