BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB. VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic



dokumen-dokumen yang mirip
Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

Cara Membuat Lawar Bali

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

A. Struktur Akar dan Fungsinya

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut

JMSC Tingkat SD/MI2017

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Gambar 1.1 Kuda dengan anak-anaknya

HeHeader

KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR. Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

BENDA DAN KEGUNAANNYA

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

MADURA. Dra. Elly lasmanawati.msi

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

VERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

3. Pertemuan Ke-3 a. Kegiatan Awal

29. Beberapa seniman berambut panjang. Orang itu berambut panjang jadi tentu ia seniman.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

Serba Pepes dan Botok

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba

Di unduh dari : Bukupaket.com

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45

ABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS LEMPER ISI AYAM

I. PENDAHULUAN. menetapkan dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pasar sasaran (Kotler,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Cara Menjahit Baju Kurung - Part 1

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Lampiran Surat Penawaran Harga

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

Latihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

(a) Kelinci perlu makanan untuk hidup. (b) Boneka tidak memerlukan makanan.

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

KETERKAITAN ERGONOMI DENGAN GUNTING

LINGKUNGAN BISNIS OLEH KHAS MAGELANG

KUESIONER PENELITIAN

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA :

Transkripsi:

52 BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB 4.1 Struktur VMBB VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic primitives yaitu kategori action, events, dan movement dengan makna asali DO, HAPPEN, MOVE, PUT, dan GO. Leksikon VMBB termasuk ke dalam kategori makna asali DO karena mengindikasikan adanya sebuah tindakan yang dilakukan. Bertumpu pada sejumlah makna asali tersebut, maka VMBB merupakan prototipe dari DO yang menitikberatkan dirinya sebagai sebuah verba tindakan. Makna verba tindakan sesungguhnya dapat direpresentasikan dengan 3 elemen yaitu gerakan, mengatakan, dan melakukan (move, say, do) Wierzbicka (1996: 122).VMBB merupakan suatu verba tindakan yang bertipe melakukan. Dalam hal ini, VMBB berpolisemi dengan melakukan dan terjadi ( DO dan HAPPEN ). Kombinasi antara keduanya mengungkapkan suatu keterpengaruhan UNDERGOERyang relatif tinggi. Selain itu, Wierzbicka juga mengatakan bahwa, the prototypical transitive verb has an agent subject and patient direct-object. Verba dengan prototipe transitif memiliki subjek sebagai agen, dan objek langsung sebagai pasien. Dalam BB, VMBB mewakili prototipe verba transitif ini. VMBB secara umum dapat direalisasikan sebagai leksikonngetepbahasa Bali yang sudah menerima pengaruh dari bahasa Indonesia, secara khusus juga telah

53 memiliki leksikon dengan makna memotong yang pada awalnya merupakan leksikon bahasa Indonesia, yaitu leksikon motong. Dengan demikian, realisasi leksikal VMBB secara umum adalahngetep atau motong. Ngetep atau motong merupakan leksikon BB yang bermakna memotong. Kedua leksikon ini didasari atas makna asali VMBB secara umum yaitu WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated dan unseparated), TWO, MANY/MUCH. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngetepakan disajikan data sebagai berikut. 4-1a Tukang cukur-ēngetepbok panak tiang-ē Tukang cukur-defpref-potongrambut anak Tukang cukur itu memotongrambut anak saya (Dawan, Klungkung) saya-poss 4-1b Dokter-ēngetepusus buntu-n ēmēk-ē dugas oprasi-nē Dokter-DEFPREF-potongusus buntu-possibu-deff saat oprasi-def Dokter itu memotongusus buntu ibu pada saat operasi (Abiansemal, Badung) 4-1c Batis-nēI Dogil magetepulian sakit kencing manis Kaki-POSS ART namapref -potong karena sakit kencing manis Kakinya si Dogil dipotongkarena (menderita) sakit kencing manis (Abiansemal, Badung) Jika diperhatikan ketiga data di atas, diketahui bahwa realisasi leksikal VMBB adalah leksikon ngetep. Leksikon ini dapat berdistribusi terhadap entitas yang merupakan makhluk hidup, yakni manusia dan bagian-bagiannya. Selain itu, leksikon ngetep juga bisa disubstitusikan dengan leksikon motong. Untuk dapat membuktikan hal tersebut, disajikan beberapa data berikut. 4-2a Tukang cukur-ēmotongbok panak tiang-ē Tukang cukur-defpref-potong rambut anak saya-poss Tukang cukur itu memotong rambut anak saya (Dawan, Klungkung Intf.)

54 4-2b Dokter-ēmotongusus buntu-n ēmēk-ēdugas oprasi-nē Dokter-DEF PREF-potong usus buntu-poss ibu-def saat oprasi-def Dokter itu memotong usus buntu ibu pada saat operasi (Abiansemal, Badung Intf.) 4-3c Batis-nēI Dogil mapotongulian sakit kencing manis Kaki-POSSART nama PREF-potongkarena sakit kencing manis Kakinya si Dogil dipotong karena (menderita) sakit kencing manis (Abiansemal, Badung Intf.) Ketiga data di atas merupakan kalimat dengan leksikon verba yang disubstitusikan dengan leksikon lain yang bermedan makna sama. Ketiganya berterima karena memang pada kenyataannya dapat dipahami oleh pengguna bahasa Bali dan sering dituturkan oleh informan. Dengan demikian, data yang telah disajikan dapat membuktikan bahwa leksikon ngetep dapat disejajarkan dengan leksikon motong. Selain manusia, entitas ngetep adalah benda-benda yang lain, baik itu makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa lainnya. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut. 4-3 a I Pekak suba ngetepjanggar kurungan-nē ARTkakek sudahpref-potong jengger ayam aduan-poss Kakek sudah memotong jengger ayam aduannya (Singaraja) 4-3 b Jantos dumun, tiang kantun ngetep punya-n cempaka-nē Tunggu dulu, saya masih PREF-potong pohon-posscempaka-def Tunggu dulu, saya masih memotong pohon cempaka itu (Abiansemal, Badung) 4-3 c Getepkayu-nēdadiang lelima Potong kayu-def jadi-suflima Potong kayu itu jadikan lima (Singaraja)

55 Jika diperhatikan, verba ngetep memberlakukan entitas yang berbeda. Adapun entitas tersebut masing-masing adalah janggar kurungannē jengger ayam aduannya yang merupakan entitas berupa bagian tubuh binatang. Pada kalimat berikutnya, verba ngetep memberlakukan entitas, yakni frasa nomina punyan cempakanē pohon cempaka itu, yang merupakan bagian dari tumbuhan. Pada kalimat terakhir, entitas yang diberlakukan adalah kayu yang merupakan benda tidak bernyawa. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa VMBB dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngetepdan dapat memberlakukan semua entitas yang ada. Sudipa (2004: 287) mengatakan bahwa, orang ngetep memotong dalam bahasa Bali secara umum memiliki pemetaan komponen X melakukan sesuatu pada Y, dan karena ini sesuatu terjadi pada Y. Hal tersebut benar adanya mengingat bahwa verba ngetep memiliki pemetaan eksponen seorang X ngetep sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu alat Z dengan hasil berupa entitas yang terpisah menjadi satu, dua, atau beberapa bagian. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi, atau X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi, yang secara umum dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, seseorang melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada saat bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian) Y menjadi satu, dua, atau beberapa potongan yang terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini

56 Selain itu, leksikon ngetep / motong juga bisa dipadankan dengan leksikon ngodot. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot. Data berikut ini dapat membuktikan hal tersebut. ngetep tali ngodot tali memotong tali ngetep bē ngodot bē memotong daging ngetep tas ngodot tas memotong tas ngetep lima ngodot lima memotong tangan ngetep batis ngodot batis memotong kaki ngetep baong ngodot baong memotong leher ngetep kabel ngodot kabel memotong kabel ngetep gedebong ngodot gedebong memotong batang pohon pisang ngetep papah biu ngodot papah biu memotong dahan pohon pisang ngetep karēt ngodot karēt memotong karet Ditekankan bahwa segala aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot, apabila entitas yang diberlakukan merupakan entitas yang bersifat relatif lunak, seperti yang tersaji di atas. Aktivitas ngetep tidak dapat dikatakan sebagai ngodot apabila entitas yang diberlakukan bersifat relatif keras. Berikut ini disajikan data dengan kolokasi ngetep yang berupa entitas yang bersifat relatif keras. ngetep tiing *ngodot tiing memotong bambu ngetep kayu *ngodot kayu memotong kayu ngetep akah jepun *ngodot akah jepun memotong akar pohon kamboja ngetep tulang *ngodot tulang memotong tulang ngetep papah nyuh *ngodot papah nyuh memotong pelepah kelapa ngetep besi *ngodot besi memotong besi Data yang telah tersaji di atas, dapat memberikan persamaan dan perbedaan antara verba ngetep / motong danngodot. Selain itu, perbedaan antara keduanya juga dapat dilihat dari cara memotong yang dilakukan terhadap entitas. Aktivitas ngetep / motong dilakukan bisa dengan cara gerakan terarah yang memiliki komponen makna sekali gerakan maju atau mundur, bisa juga

57 dilakukan dengan gerakan terarah yang berulang-ulang. Akan tetapi, aktivitas ngodot dilakukan dengan sekali gerakan terarah yang memiliki komponen makna memajumundurkan alat pemotong secara berulang-ulang. Leksikon ngetep merupakan realisasi leksikal VMBB secara umum. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya berdistribusi terhadap semua entitas yang menjadi sasaran memotong. Namun, secara khusus leksikon ngetep dapat memiliki banyak variasi dengan ciri-ciri yang berbeda. Ciri khas tiap-tiap leksikon dari variasi ngetep didasarkan atas alat, model gerakan, entitas dan bagian entitas yang dikenai perlakuan, serta hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan agen (Sudipa, 2005: 287). VMBB dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis alat yang digunakan, cara dan model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakuan, dan hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba memotong dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya, yakni verba memotong pada manusia, verba memotong hewan, verba memotong pohon, verba memotong rumput, verba memotong daun, verba memotong buah verba memotong tali, dan verba memotong kain. Klasifikasi VMBB tidak sama dengan klasifikasi verba memotong dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika dilakukan klasifikasi yang sama dalam arti klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna memotong dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis

58 entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep memotong dapat memberlakukan semua jenis entitas, baik manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, maupun kain. VMBB dapat diklasifikasikan berdasarkan kedekatan makna inherennya atau berdasarkan kesamaan ciri-ciri khusus yang paling menonjol meliputi ciri-ciri alat yang digunakan, cara atau model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakukan dan hasil akhir yang diharapkan oleh agen. Adapun pengelompokan VMBB berdasarkan ciri-cirinya, seperti di bawah ini. 4.1.1 Ciri Kemiripan Entitas 4.1.1.1 Entitas Tumbuhan 1. Realisasi leksikal VMBB dengan entitas berupa tumbuhan Leksikon VMBB dengan entitas berupa tumbuhan dapat direalisasikan sebagai tortor (nortor), punggel (munggel), ponggol (monggol), ampad (ngampad) dan anyi (nganyi). Leksikon-leksikon ini dikelompokkan menjadi satu karena memiliki kemiripan ciri menonjol, yakni kemiripan entitas berupa tumbuhan. Meskipun demikian, leksikon-leksikon tersebut tetap saja memiliki perbedaan makna antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak,baik pada instrumen yang digunakan, cara memotong, maupun hasil yang diinginkan. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai leksikon-leksikon tersebut, berikut ini disajikan struktur semantiknya.

59 2. Struktur VMBB dengan entitas tumbuhan 1)tortor, nortor 4-4 Wa nortorbungkil jepun-ēdi-wangan sawirēh di-tu lakar maplēstēr Paman PREF-potong pangkal kamboja-def di luar karena di-sana akan disemen Paman memotong pangkal pohon kamboja di luar itu karena di sana akan disemen (Mengwi, Badung) Kalimat di atas mengikat dua argumen yakni wa sebagai agen dan bungkil jepunē sebagai pasien. Secara semantis, verba nortor berkolokasi dengan entitas berupa pepohonan yang ukurannya relatif besar, khususnya bagian pangkal pohon, yaitu bagian kayu yang dekat dengan akar. Tujuan nortor adalah untuk menebang pohon yang bersangkutan karena sudah tidak diharapkan lagi dan bisa juga dimanfaatkan kayunya untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti untuk dijual, bahan bangunan, kayu bakar, dan bahan dasar kerajinan berupa ukiran. Leksikon nortor memiliki makna memotong pangkal pohon, yang memerlukan sarana berupa alat pemotong yang ukurannya relatif besar, seperti blakas, kapak, dan kandik.apabila aktivitas nortor dilakukan dengan menggunakan kandik kapak bertangkai panjang, maka nortor juga bisa disebut sebagai ngandik memotong dengan kandik. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngandik, dapat dilihat pada halaman 169.Adapun cara yang dilakukan adalah dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi berdiri ataujongkok, penuh kehati-hatian, langsung mengarah pada entitas yang diperlakukan. Hasil yang diharapkan adalah tebangan pohon berupa potongan terpisah menjadi dua bagian.

60 Leksikon nortor merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH. Pemetaan eksponen verba nortor adalah seseorang X nortor sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z seperti (blakas, kapak, kandik), dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua, Y menjadi duabagian terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi. Adapun eksplikasinya sebagai berikut. Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (blakas, kapak, kandik) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi berdiri atau jongkok) Y menjadi duabagian terpisah Y menghasilkan banyak potongan-potongan kecil yang tidak diharapkan X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nortor memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan pohon besar -blakas -kandik -kapak Tangan kanan atau kedua Tangan memegang alat naik - turun berulang dua potongan / bagian terpisah banyak serpihan upil Mengarahkan alat ke entitas

61 2) monggol 4-5 Pandēmonggolbungkil punya-n nyuh-ē Nama PREF-potongpangkal pohon-poss kelapa-def Pande memotong pangkal pohon kelapa itu (Tamanbali, Bangli) Leksikon nortor juga dapat dipadankan dengan monggol karena pada dasarnya monggol merupakan leksikon yang bermakna memotong bagian bawah pohon yang ukurannya relatif besar. Adapun cara, alat yang digunakan, serta hasil yang diinginkan tersebut sama dengan cara, alat, serta hasil yang diinginkan dari tindakan nortor.eksplikasi yang dihasilkan pun sama. Dengan demikian, nortor dan monggol memiliki makna yang sama, yang mengekspresikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH. 4.1.1.2 Entititas Berupa Leher Manusia dan Hewan 1.Realisasi Leksikal VMBB dengan Entitas Berupa Leher Manusia / Hewan VMBB dengan entitas berupa leher manusia dan hewan dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngorok,nyamblēh, mancung, munggal, dan nyempal/ nyepegatau memotong pada bagian leher entitas. Gambaran yang lebih jelas mengenai verba ngorok, nyamblēh, mancung, nyepeg, munggal, dan nyempal disajikan dalam analisis struktur semantiknya.

62 2. Struktur 1) gorok, ngorok 4-9 Ajik nu ngoroksiapdauh-nē Ayah masih PREF-potongayam barat-def Ayah masih memotongleher ayam di barat (Abiansemal, Badung) Verba ngorok pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen agen diisi oleh kata ajik ayah dan pasien diisi oleh siap ayam. Secara semantis, berkolokasi dengan bagian leher entitas yang dikenai tindakan. Adapun entitas yang dimaksud bisa merupakan manusia, bisa juga hewan. Verba ngorok dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan menggorok yang bermakna memotong leher. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa semua entitas, baik manusia maupun hewan yang memiliki bagian leher dapat dikenai tindakan ngorok. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut. 4-10a Raga sing bisangorokbēbēk, sing nyak mati ya Aku tidak bisa PREF-potongbebek, tidak bisa mati dia Aku tidak bisa memotong leherbebek, dia tidak bisa kubuat mati (Abang, Karangasem) 4-10b Cēlēng-ēsuba mekirēgoroka, ēnggal-angketis-in malu Babi-DEF sudah akan potong-suf, cepat-sufpercik-suf dulu Babi itu lehernya sudah akan dipotong, cepatlah diperciki air suci dulu (Abiansemal, Badung) 4-10c Apang sing ēnggal kekeh,gorokgēn baong kambing-ē Supaya tidak cepatkaku, potongsaja leher kambing-def Supaya tidak menjadi kaku, potongsaja leher kambing itu (Kesiman, Denpasar)

63 Tampak jelas bahwa entitas ngorok pada ketiga kalimat di atas masingmasing adalah leherbēbēk bebek, cēlēng babi, dan kambing kambing. Baong leher bisa muncul kembali setelah verba untuk menekankan bagian entitas yang akan dikenai tindakan seperti terlihat pada kalimat (4-10c). Baong leher bisa saja tidak muncul kembali setelah verba karena secara inheren verba ngorok memiliki makna ngetep baong memotong leher atau menggorok seperti yang terlihat pada kalimat (4-9), ( 4-10a), dan (4.10b). Verba ngorok dikatakan dapat berkolokasi dengan hewan, tetapi tidak dapat berdistribusi terhadap hewan yang tidak memiliki bagian leher yang jelas atau tidak memiliki leher sama sekali. Ditekankan kembali bahwangorok berarti ngetep baong memotong leher. Hanya bagian entitas yang berupa leher yang dapat dikenai tindakan memotong. Sangatlah tidak berterima apabila ngorok dikenai pada bagian yang bukan leher seperti pada kalimat ilustrasi berikut, yang didapat dari hasil elisitasi terhadap informan. 4-11 *Sira sanēngoroklēlē-nēnika? Siapa yang PREF-potongleher lele-defitu? Siapa yang memotong leher ikan lele itu? (Abiansemal, Badung) Ketika ditanyai dengan kalimat interogatif demikian, informan tertawa karena pertanyaan dianggap lucu dan tidak berterima secara semantik Hal tersebut membuktikan bahwa entitas yang dikenai verba ngorok adalah berupa leher manusia dan hewan yang memiliki bagian leher. Dengan demikian, hewan yang tidak memiliki bagian leher, tidak dapat menjadi entitas ngorok.

64 Meskipun dikatakan bahwa entitas ngorok bisa adalah manusia, tetapi tindakan pemotongan bagian tubuh yang dapat menyebabkan kematian, tidak lazim dilakukan di masyarakat. Ngorok sering digunakan ketika seseorang menakut-nakuti seseorang. Sebagai contoh, seorang kakek menakuti seorang anak yang nakal karena suka mencuri. Berikut disajikan data. 4-12 Nyēn demen mamaling, kel gorokbaong-nē Siapa suka PREF-curi, akan potongleher-poss Siapa yang suka mencuri, akan dipotong lehernya (Abiansemal, Badung) Kakek yang menuturkan kalimat demikian tidak bersungguh-sungguh ingin memotong leher si anak, tetapi hanya menakut-nakuti dengan mengancam memotong bagian leher si anak apabila anak itu untuk seterusnya masih memiliki kebiasaan suka mencuri. Si anak mungkin akan merasa takut dan tidak mengulangi kebiasaan mencuri karena di dalam pikirannya, dia akan digorok / lehernya akan dipotong apabila dia melanggar. Hal itu merupakan suatu ketakutan bagi si anak. Verba ngorok dimaknai memotong leher yang memerlukan alat khusus, yaitu pisau tajam dan bisa juga berupa alat tajam yang terbuat dari bambu yang ditajamkan disebut ngaad. Ngaad merupakan instrumen yang digunakan untuk ngorok apabila ukuran entitas tergolong kecil, tetapi tidak dapat digunakan apabila ukuran entitasnya besar. Leksikon ngorok merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated), atau WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Aktivitas ngorok dilakukan dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada bagian entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen dari leksikon tersebut adalah seseorang X ngorok sesuatu Y

65 dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil satu bagian leher entitas yang luka, robek, bahkan putus menjadi dua bagian. Adapun pemetaan subeksponennya adalah, X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi, dan X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi. Hal itu dapat dieksplikasikan sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan, terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam / ngaad) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian) Y menjadi satu potongan yang mengalami robekan / torehan berlubang. Y bisa juga menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba ngorok memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan leher manusia leher binatang - pisau tajam -ngaad Tangan kanan memegang alat Tangan kiri memegang entitas maju mundur tunggal berulang satu potongan terbuka / tak terpisah dua bagian terpisah Mengarahkan alat ke entitas Catatan: alat yang digunakan bisa dengan pisau tajam atau bisa juga dengan ngaad sembilu 2) nyamblēh 4-13 Pemangku-nēnyamblēhsiap caru-nētatakin-a talenan Orang suci-defpref-sembelih ayam caru-def alasi-suf talenan

66 Pemangku itu menyembelihayam sebagai bahan upacara dialasi talenan (Abang, Karangasem) Secara semantis, valensi verba nyamblēh pada kalimat di atas adalah dua argumen, yakni pemangkunē pemangku itu sebagai agen dan siap ayam sebagai pasien. Nyamblēh merupakan leksikon bermakna memotong leher / menyembelih, tetapi tujuan tindakan memotong adalah sebagai sarana upacara keagamaan. Verba ini berkolokasi dengan entitas berupa hewan kurban atau hewan yang dijadikan sebagai sarana upacara yang di Bali sering dikenal dengan istilah penyamblēh hewan kurban untuk upacara Butha Yadnya / persembahan kepada makhluk-makhluk gaib supaya tidak mengganggu. Adapun bagian entitas yang dikenai tindakan adalah bagian leher. Verba nyamblēh merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Leksikon ini bermakna memotong leher hewan kurban dengan menggunakan alat berupa pisau tajam dan alas berupa talenan, gerakan tunggal searah, posisi jongkok dan bisa duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen nyamblēh adalah seseorang X nyamblēh sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa potongan entitasmenjadi dua bagian terpisah. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi, dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian, posisi duduk atau jongkok)

67 Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nyamblēh memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Tangan Arah Jumlah Gerakan Gerakan leher binatang -pisau tajam Tangan kanan memegang alat ke bawah tunggal dua bagian terpisah -blakas Tangan memegang entitas kiri Mengarahkan alat ke entitas 3)pancung, mancung 4-14a Di Malaysia ada TKW kena pancung Di malaysia ada TKW kena pancung Di Malaysia ada TKW lehernya dipotong (Abiansemal, Badung) 4-14b Nyēn anēmancung? Siapa yang PREF-potong? Siapa yang memotong? (Abiansemal, Badung) 4-14c Tukang pancung-ēanēmancungtkw-nē Tukang pancung-def REL PREF-pancungTKW-DEF Tukang pancung itu yang memotongleher TKW itu (Abiansemal, Badung) Verba mancung memancung / memenggal leher pada kalimat di atas memiliki kemampuan untuk mengikat dua argumen yakni tukang pancungē tukang pancung itu sebagai agen dan TKW-nē TKW itu sebagai pasien. Verba mancung berkolokasi dengan entitas manusia khususnya pada bagian leher. Tindakan

68 mancung tidak dapat dikenai pada entitas hewan. Leksikon ini dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal atau bisa juga dengan prototipenya yaitu nyepeg yang memiliki makna menebas atau memotong leher manusia. Mancungmerupakan leksikon VMBB yang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO,dapat dimaknai menebas leher manusia yang memerlukan alat berupa pedang, madik,dan parang.selain itu, mancung juga dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal. Aktivitas ini dilakukan dengan gerakan terarah, posisi berdiri langsung mengarah pada bagian leher entitas. Adapun hasil dari tindakan mancung adalah potongan menjadi dua bagian terpisah. Pemetaan eksponen verba ini adalah seseorang X mancung, munggal, nyempal seseorang Y menggunakan sesuatu Z, dengan gerakan terarah kepada bagian entitas Z. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang buruk terjadi, dapat dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pedang, madik, parang) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah ke samping, penuh kehati-hatian, posisi berdiri langsung) Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini X bisa tidak menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini

69 Verba mancung, munggal, dan nyempalmemiliki komponen makna sebagai berikut. Entita s Alat Cara Hasil Gerakan Tangan Arah Gerakan Jumlah Gerakan leher manus ia -pedang -parang-- madik Tangan memegang alat Tangan mengarahkan alat ke entitas ke samping Tunggal potongan menjadi dua bagian terpisah Catatan : Alat yang digunakan bisa pedang, parang, atau madik. 3. Fitur SemantikVMBB dengan Entitas berupa Leher Manusia / Hewan Leksikon Entitas (leher) Manusia Hewan ngetep / motong + + nyepeg ngorok + + nyamblēh - + mancung munggal nyempal + - 4.1.1.3 Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1. Realisasi Leksikal VMBB dengan entitas berupa tubuh manusia dan hewan dapat direalisasikan sebagai nyulēn, meles, mukang, ngrecah, murak / ngruak, ningkag, nomēs, dan nudēg/ nudag. Leksikon-leksikon ini pada dasarnya digunakan terhadap entitas

70 yang berupa hewan. Namun, ada beberapa diantaranya diperuntukkan bagi manusia ketika manusia dikenai tindakan memotong bagian tubuh terutama pada saat proses perawatan atau pengobatan seperti tudēg / nudēgatau tudag / nudag. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan struktur VMBB dengan entitas berupa bagian tubuh hewan dan manusia. 2. Struktur VMBB dengan Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1)nyulēn dan meles 4-14 Dokter hewan-ēnyulēn kuluk-ēmakejang anēabana ka balē banjar-ē tekēn krama-nē Dokter hewan-defpref-potonganjing-def semua REL dibawa ke balai banjar-def oleh masyarakat-def Dokter hewanmengebiri semua anjing yang dibawa ke balai banjar oleh masyarakat (Pekutatan, Jembrana) Secara semantis, verba nyulēn pada kalimat di atas adalah verba yang menghendaki dua argumen. Adapun argumen pada kalimat tersebut adalah dokter hēwanē dokter hewan itu sebagai agendan kulukē anak anjing itu sebagai pasien. Adverbia makejang yang mengikuti entitas kulukēmemiliki makna semua, sehingga apabila diterjemahkan kulukē makejang menjadi semua anjing itu. Verba nyulēn memiliki makna yang sama dengan verba meles karena merupakan sebuah sinonim yang bermakna mengebiri atau memotong dan mengambil bagian batu pelir pada alat kelamin jantan. Aktivitas ini memberlakukan entitas, yakni hewan khususnya bagian alat kelaminnya. Tujuan tindakan nyulēn dan meles adalah untuk memotong dan mengambil batu pelir pada penis hewan peliharaan dengan maksud agar hewan tersebut tidak dapat

71 membuahi hewan betina sejenisnya. Hewan yang biasanya dikenai tindakan ini adalah sapi, babi, dan anjing. Verba nyulēn dan meles merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (separated), memiliki makna memotong dan mengambil batu pelir pada bagian alat kelamin hewan jantan, memerlukan alat berupa pisau tajam, dengan gerakan terarah dan penuh kehati-hatian terhadap entitas. Pemetaan eksponen leksikon tersebut adalah seseorang X nyulēn / meles sesuatu Y dengan memakai sesuatu Z dengan gerakan terarah dan penuh kehatihatian, posisi jongkok, langsung dengan hasil berupa potongan menjadi dua bagian terpisah yakni alat kelamin hewan terpisah dengan batu pelir yang ada di dalamnya. Adapun pemetaan subeksponen leksikon tersebut adalah X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi, dapat diberikan eksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehatihatian, posisi jongkok, langsung mengarah kepada entitas) Y menjadi dua bagian terpisah Y menghasilkan satu bagian terpisah (batu pelir) X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba nyulēn dan meles memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan kelamin / batu pelir hewan pisau tajam -Tangan kanan memegang alat turun tunggal satu potongan terbuka dua bagian

72 jantan 2) mukang -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas terpisah 4-15 Ida Bagus Aji mukangbēcēlēng-ēanēmara tampaha tunian Nama PREF-potongdaging babi-def REL baru disembelih tadi Ida Bagus Aji memotong daging babi yang baru disembelih tadi (Ubud, Gianyar) Verba mukang pada kalimat di atas secara semantis bervalensi dua argumen, yakni Ida Bagus Aji sebagai agen dan bē cēlēngēsebagai pasien. Sudipa (2004: 288) mengatakan bahwa kegiatan mukang adalah aktivitas memotong pada bagian paha atau kaki, yang entitasnya biasanya menjadi dua atau beberapa bagian yang ukurannya relatif besar. Aktivitas mukang biasanya memberlakukan entitas yang berupa hewan peliharaan seperti ayam, bebek, babi, sapi, dan kambing. Adapun tindakan ini dilakukan, baik mengarah kepada bagian entitas seperti paha, pangkal kaki depan, maupun dada pada unggas. Tujuan aktivitas ini dilakukan untuk memotong-motong bagian tubuh entitas mulai dari memisahkan bagian kepala, lengan, dan paha dengan bagian tubuh hewan. Setelah itu, bagian yang sudah terpisah dengan tubuhnya, di-recahlagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Verba mukang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY, memiliki makna memotong pada bagian pangkal paha, lengan, dan leher. Kemudian bagian-bagian yang telah terpisah dipotong lagi menjadi beberapa bagian. Adapun alat yang digunakan untuk mukang adalah

73 pisau tajam, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, bisa dilakukan, baik dengan posisi duduk, jongkok, maupun berdiri, langsung pada Y. Adapun pemetaan eksponen verba ini adalah seseorang X mukang sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi bebas penuh kehati-hatian, langsung dengan potongan-potongan yang relatif besar, sehingga Y menjadi beberapa bagian yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu paday, sesuatu yang baik terjadi. Eksplikasi verba mukang adalah sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan posisi,baik duduk, jongkok, maupun berdiri) Y menjadi beberapa potongan terpisah X menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini Verba mukang memiliki komponen makna sebagai berikut. Entitas Alat Cara Hasil Gerakan Arah Jumlah Tangan Gerakan Gerakan daging hewan (tangan / kaki) pisau tajam -Tangan kanan memegang alat naik-turun berulangulang beberapa potongan terpisah (agak besar) -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas