BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengolahan Sampel. pada setiap Kelurahan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil penghitungan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. penelitian dilakukan dengan teknik purposive cluster sampling, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Air Tanah di Lokasi Peternakan Babi. 1. Kualitas air tanah secara keseluruhan

BAB V PEMBAHASAN. tanah secara keselruhan pada dasarnya telah tercemar coliform non fecal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku,

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelurahan Pahandut

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang. ulang berbahan baku air tanah (sumur bor).

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain, penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. 38 Tujuannya untuk

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbandingan Kualitas Sumber Air (Pra-Purifikasi) antara Air Tanah, 1. Kualitas Fisik Sumber Air Minum Isi Ulang (Prapurifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH SEDUHAN BERBEDA MERK BERDASARKAN NILAI MPN COLIFORM DI KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung air, tubuh manusia mengandung air kira-kira sebanyak 60%.Tubuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL DISSOLVED SOLID AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

Uji Bakteriologis pada Minuman Air Tebu yang Dijual di Pinggiran Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MINUMAN TEH KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

ANALISIS MIKROBIOLOGI JAJANAN MINUMAN DI SEKITAR SEKOLAH DASAR PADA WILAYAH JEMURWONOSARI, SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

Uji Air Minum Natu SDH Vol.1 No.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik.

Analisis Ambang Batas Escherichia coli Sebagai Indikator Pencemaran Pada Daging Sapi di Rumah Pemotongan Hewan Kota Jambi

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

Efektivitas Instalasi Penjernih Air terhadap Kualitas Air Sumur di Jambangan Surabaya

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

yang sama. Adapun uji foto mikroskop dilakukan untuk mengetahui perkembangan biofilm pada permukaan pasir. lalu selanjutnya menguji sampel air

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1),

Kondisi Bakteriologis Air Sumur di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Air Dingin Kota Padang

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KUALITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PEMANDIAN UMUM DI BOTON BALONG MAGELANG

Deteksi Bakteri Coliform DAN Escherichia coli Pada Minuman Es Jeruk Di Cafe Lesehan Pantai Talise Palu

Transkripsi:

55 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Pengujian Kualitas Air Tanah 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel penelitian air tanah terletak di Desa Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menentukan sumber air yang berada di sekitar lokasi peternakan babi Desa Tumbang Tahai. Berdasarkan hasil observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada 10-20%, karena dianggap telah mewakili jumlah populasi secara keseluruhan. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah unit sumber air terpilih adalah sebanyak 3 unit sumber air, yaitu : a. sumber unit air A dengan jarak 5m. b. sumber unit air B dengan jarak 10m. c. sumber unit air C dengan jarak 15m. Pengambilan sampel di lokasi ini memenuhi karakteristik pengambilan sampel karena dapat mengukur kualitas air tanah dengan indikator mikrobiologi, fisik dan kimia. Kualitas mikrobiologi air berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai Coliform fekal dan jumlah koloni Escherichia coli. Keberadaan kandang ternak merupakan faktor pencemar bakteri E. coli yang mana berhubungan dengan kualitas fisik air

56 berdasarkan warna, rasa dan bau. Demikian juga dengan kualitas kimia air yang berdasarkan tingkat kesadahan air (ph). 2. Uji Kualitas Mikrobiologi, Fisik, dan Kimia Air Tanah Sampel A Jarak 5m B Jark 10m Hasil penelitian ini meliputi hasil penelitian mikrobiologi air tanah berdasarkan nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni E.coli. Hasil pengujian kaulitas kimia air hanya sebatas pada indikator ph saja. Hasil pengujian kualitas fisik air yang meliputi indikator warna, rasa dan aroma. a. Data Hasil Pengujian Kualitas Air Tanah Secara Keselurhan Untuk mengetahui kualitas air yang berasal dari air tanah, agar dapat dikatakan layak konsumsi baik secara mikrobiologi, fisik dan kimia, maka dilakukan uji kualitas air. Hasil uji kualitas air yang bersumber dari air tanah dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Keseluruhan Kualitas Sumber Air Tanah Indikator kualitas air Mikrobiologi Fisik Kimia Nilai jumlah Pemanasan Nilai MPN koloni MPN Coliform E. coli Coliform fecal sel/100 sel/100ml sel/100ml ml Warna Aroma ph Pra 2400 2400 45 75,68 82,98 5,9 Pasca 2400 2400 4 61,54 82,98 6,2 Pra 2400 2400 8 87,5 78,26 5,6 Pasca 2400 2400 2 57,14 100 5,6 C Pra 2400 2400 17 78,26 87,5 5,6 Jarak 15m Pasca 2400 2400 0 96 100 5,5 Rata-rata 2400 2400 12,7 76,02* 88,62** 5,7 Keterangan: *) Tidak Bewarna **) Tidak Berbau/beraroma

57 Data Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian kualitas mikrobiologi sumber air tanah berdasarkan MPN Coliform, MPN Coliform fecal dan jumlah koloni Escherichia coli. Nilai MPN Coliform air tanah pra purifikasi dengan rata-rata sebesar 2400 sel/100ml sampel, nilai MPN Coliform fecal 2400 sel/100ml sampel dan jumlah koloni Escherichia coli rata-rata sebesar 12,7 sel/100ml sampel. Berdasarkan uji organoleptik untuk kualitas fisik air tanah dengan indikator warna dan aroma, yaitu warna air tanah rata-rata 63,61% dinyatakan responden tidak berwarna (jernih). Demikian pula halnya dengan kualitas fisik air berdasarkan aroma air, bahwa air tanah pra purifikasi dinyatakan oleh responden tidak beraroma dengan rata-rata 88,62%. Berdasarkan sifat fisiknya air tanah tersebut dapat dikatakan kualitasnya baik dan layak utnuk dikonsumsi. Kualitas kima air berdasarkan indikatot ph air tanah pra purifikasi dengan rata-rata sebesar 5,7, dimana nilai ph air tanah jarak 5m rata-rata 5,9, jarak 10m rata-rata 5,6 dan jarak 15m rata-rata 5,6. Dari enam sampel unit penelitian yang disusun dalam 3 tingkat pengenceran dan satu kali ulangan menunjukan adanya kandungan bakteri Coliform fekal dan Coliform non fecal pada sampel air yang diuji sebagaimana ditunjukan pada Gambar 4.1 berikut.

58 Keterangan : adanya gelembung udara ( ) dalam tabung durham menunjukan bahwa dalam sampel air yang diuji mengandung bakteri Coliform non fecal (kiri) dalam medium kaldu laktosa (KL) dan positif mengandung bakteri Coliform fecal (kanan) medium Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB) Gambar 4.1 Hasil uji pendugaan (kiri) dan uji penegasan (kanan) Pencemaran bakteri coli dalam sampel air, beberapa ulangan di antaranya menunjukan adanya kandungan bakteri Escherichia coli yang koloninya tampak pada medium MCA sebagaimana ditunjukan pada Gambar 4.2 berikut. Keterangan : adanya koloni bakteri berwarna merah ( ) menunjukan bahwwa pada sampel air yang di uji mengandung bakteri E.coli Gambar 4.2 Hasil uji kepastian kandungan koloni E.coli pada medium Mac Congkey Agar (MCA).

59 Uji kualitas fisik ini terdiri dari enam sampel yang masing-masing sampel memiliki dua kriteria penilaian yaitu berupa warna dan aroma/bau. Penilaian ini dilakukan oleh 17 orang responen yang nampak pada Gambar 4.3 berikut. Aktifitas para responden yang sedang melakukan pengujian dan pengamatan kualitas fisiksampel air tanah. Gambar 4.3 Uji Kualitas Fisik Dengan Kriteria Penilaian Berupa Warna, Dan Aroma/Bau. Data hasil uji kimia air berdasarkan indikator ph sumber air tanah dengan penambahan desinfektan memiliki rata-rata 5,7. Air dengan ph ini dapat dinyatakan asam. yang mana salah satu diantaranya tertera pada Gambar 4.4 berikut.

60 Keterangan : ( (ph) air asam. ) menunjukkan hasil pengukuran kualitas kimia Gambar 4.4 Pengukuran Kualitas Kimia (ph) Air Dengan Menggunakan ph Meter B. Analisis Data 1. Data Kualitas Air Tanah Pra Pemanasan Data pengujian kualitas mikrobiologi air berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai Coliform fecal dan jumlah koloni Escherichia coli, Kualitas fisik air berdasarkan warna dan aroma. Kualitas kimia sebagai data pendukung lain berdasarkan indikator ph akan dideskripsikan. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

61 Tabel 4.2 Ringkasan Data Kualitas Air Tanah Pra Pemanasan Sampel Ulangan Nilai MPN Coliform sel/100ml Indikator kualitas air Mikrobiologi Fisik Kimia Nilai MPN jumlah Coliform koloni Warna Aroma ph fecal E.coli sel/100ml sel/100ml A 1 2400 2400 45 Jarak 5m 2 2400 2400 0 75,68 82,98 5,9 B 1 2400 2400 8 Jark 10m 2 2400 2400 41 87,5 78,26 5,6 C 1 2400 2400 17 Jarak 15m 2 2400 2400 20 78,26 87,5 5,6 Rata-rata 2400 2400 21,83 80,48* 82,91** 5,7 Keterangan: *) Tidak Bewarna **) Tidak Berbau/beraroma Berdasarkan Tabel 4.2 hasil analisis data kualitas air tanah pra purifikasi pada uji pendugaan menunjukan nilai MPN Coliform dengan rata-rata sebesar 2400sel/100ml sampel. Data tersebut menunjukan bahwa pada air tanah pra pemanasan berkualitas rendah jika dilihat dari kandungan Coliform secara umum. Setelah dilakukan uji penegasan diperoleh nilai MPN Coliform fecal pada sampel air tanah dengan nilai rata-rata sebesar 2400 sel/100ml sampel. Mengetahui kepastian kualitas mikrobilogi air, dilakukan uji lanjutan kepastian dan diperoleh data jumlah koloni Escherichia coli pada sampel air tanah dengan nila rata-rata sebesar 21,83 sel/100ml sampel yang mana hal tersebut menunjukan bahwa kandungan Coliform fecal pada air tanah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang mampu mendegradasi mikroba coli. Dengan demikian air tanah

62 memang telah terkontaminasi oleh bakteri Coliform fecal dan Escherichia coli. Tingkat pencemaran materi fecal pada air tanah terbilang besar sehingga jika dilihat dari ketentuan kelayakan pengguna air sebagai bahan baku air bersih dapat dikatakan sebagai air yang tidak layak untuk dikonsumsi. Hasil analisis data mikrobiologi air dilanjutkan dengan uji kualitas fisik air tanah. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada tabel 4.2 warna air tanah rata-rata 80,48% dinyatakan responden tidak berwarna (jernih), demikian pula halnya dengan kualitas fisik air berdasarkan aroma (bau) air, bahwa air dinyatakan oleh responden tidak berbau dengan rata-rata 82,91%. Berdasarkan persentase rata-rata kualitas warna dan aroma air tanah menggambarkan kualitas warna dan aroma air yang layak untuk dikonsumsi, karena air tanah dikatakan tidak berwarna dan tidak berbau. Persentase uji kualitas fisik air tanah dengan spesifikasi warna dan aroma dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

63 Keterangan: (a) Air secara spesifikasi di katakana jernih ( = biru) (b) Air secara spesifikasi di katakana tidak berarom ( = merah) Gambar 4.5 Grafik Persentase Uji Kualias Fisik Air Tanah Dengan Spesifikasi Warna dan Aroma Data kualitas air tanah berdasarkan indikator ph menunjukan rata-rata nilai 5,7 yang mana dapat dikatakan bersifat asam. Jika dilihat dari estetika pangan, maka air tanah yang mempunyai nilai ph lebih asam dapat dikatakan kurang baik untuk dikonsumsi karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Gambar 4.6 Grafik Nilai ph Air Tanah Pra Pemanasan.

64 Sampel 2. Data Kualitas Air Tanah Pasca Pemanasan Data pengujian kualitas mikrobiologi air tanah berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai Coliform fecal, dan jumlah koloni Escherichia coli, kualitas fisik air seperti warna dan aroma/bau, sedangkan kualitas kima air berdasarkan indiktor ph akan dideskripsikan. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Ringkasan Data Kualitas Air Tanah Pasca Pemanasan Ulangan Nilai MPN Coliform sel/100ml Indikator kualitas air Mikrobiologi Fisik Kimia Nilai MPN jumlah Coliform koloni Warna Aroma ph fecal E.coli sel/100ml sel/100ml A 1 2400 2400 4 Jarak 5m 2 2400 2400 0 61,54 82,98 6,2 B 1 2400 2400 2 Jark 10m 2 2400 1100 15 57,14 100 5,6 C 1 2400 2400 0 Jarak 15m 2 2400 2400 15 96 100 5,5 Rata-rata 2400 2183 6 71,56* 94,33** 5,8 Keterangan: *) Tidak Bewarna **) Tidak Berbau/beraroma Berdasarkan Tabel 4.3 Hasil analisis data kualitas air tanah pasca pemanasan pada uji pendugaan menunjukan nilai MPN Coliform yang tidak bervariasi dengan nilai rata-rata sebesar 2400sel/100ml sampel. Data tersebut menunjukan bahwa pada air tanah pasca pemanasan berkualitas rendah jika dilihat dari kandungan Coliform secara umum. Setelah dilakukan uji penegasan diperoleh nilai MPN Coliform fecal pada sampel air tanah dengan nilai rata-rata sebesar 2183 sel/100ml sampel.

65 Mengetahui kepastian kualitas mikrobilogi air, dilakukan uji lanjutan kepastian dan diperoleh data jumlah koloni Escherichia coli pada sampel air tanah dengan nilai rata-rata sebesar 6 sel/100ml sampel, sehingga berdasarkan data tersebut, meskipun pada sampel air ada penurunan kandungan jumlah koloni Escherichia coli tersebut menunjukan bahwa air tanah yang meskipun telah melewati proses pemanasan tidak sepenuhnya steril karena masih terkandung Coliform fecal dan Escherichia coli. Dengan demikian air tanah memang telah terkontaminasi oleh bakteri Coliform fecal dan Escherichia coli. Tingkat pencemaran materi fecal pada air tanah terbilang cukup besar sehingga jika dilihat dari ketentuan kelayakan pengguna air sebagai bahan baku air bersih dapat dikatakan sebagai air yang masih tidak layak untuk dikonsumsi. Hasil analisis data mikrobiologi air dilanjutkan dengan uji kualitas fisik air tanah. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Tabel 4.3 warna air tanah rata-rata 71,56% dinyatakan responden tidak berwarna (jernih), demikian pula halnya dengan kualitas fisik air berdasarkan aroma (bau) air, bahwa air dinyatakan oleh responden tidak berbau dengan rata-rata 94,33%. Berdasarkan persentase rata-rata kualitas warna dan aroma air tanah menggambarkan kualitas warna dan aroma air yang layak untuk dikonsumsi, karena air tanah dikatakan tidak berwarna dan tidak berbau.

66 Persentase uji kualitas fisik air tanah dengan spesifikasi warna dan aroma dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut. Keterangan: (a) Air secara spesifikasi di katakana jernih ( = biru) (b) Air secara spesifikasi di katakana tidak beraroma ( = merah) Gambar 4.7 Grafik Persentase Uji Kualias Fisik Air Tanah Dengan Spesifikasi Warna dan Aroma Data kualitas air tanah berdasarkan indikator ph menunjukan rata-rata nilai 5,7 yang mana dapat dikatakan bersifat asam. Jika dilihat dari estetika pangan, maka air tanah yang mempunyai nilai ph lebih asam dapat dikatakan kurang baik untuk dikonsumsi karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Nilai ph air tanah dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut. Gambar 4.8 Grafik Nilai ph Air Tanah Pasca Pemanasan