BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi di perkotaan sudah menjadi masalah besar di beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H.


BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Salah satu contoh sarana yang digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. niversitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sumber daya manusia tetap menjadi salah satu aset penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan biaya ketenagakerjaan. Demikian juga yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sikap dan perilaku manusia mempunyai sifat dan karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu setiap organisasi harus memperhatikan semua karyawannya. mencapai target atau tujuan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan sebuah jasa transportasi. Angkutan. melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tinggi, dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan Definisi Kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perusahaan besar bukan tidak adanya suatu sebab. Namun banyak sekali faktor

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya

BAB I PENDAHULUAN. artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi di perkotaan sudah menjadi masalah besar di beberapa kota besar di Indonesia. Permintaan akan sarana transportasi yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dikota dan tarif angkutan yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat menjadi pemicunya dan banyak menemui kendala terutama pada segi pendanaan. Salah satu usaha menyediakan tingkat mobilitas yang tinggi adalah dengan menggunakan mobil daerah ( Moda ) angkutan bus Damri. DAMRI adalah kepanjangan dari Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Maklumat Kementrian Perhubungan RI No. 01/DAMRI/46 tanggal 25 November 1946 dengan tugas utamanya menyelenggarakan angkutan orang dan barang diatas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Bus Damri merupakan bus yang termasuk banyak diminati oleh masyarakat yang pada umumnya adalah masyarakat menengah kebawah. Peminat bus Damri di Purwokerto sendiri mayoritas 15

kalangan ekonomi menengah kebawah hal ini disebabkan karena tarifnya tergolong murah dan terjangkau. Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai, begitu juga Perum DAMRI selaku penyedia jasa transportasi yang memiliki visi menjadikan DAMRI sebagai perusahaan jasa angkutan penumpang orang dan barang yang handal dan mampu bersaing serta dapat memenuhi harapan stake holder menuju kemandirian. Tujuan-tujuan itu dapat diraih dengan cara mendayagunakan dan mengolah sumber daya yang ada. Menurut Hasibuan (2000) ada empat tipe kategori sumber daya didalam sebuah perusahaan atau organisasi yaitu, keuangan atau finansial, fisik, manusia, dan teknologi. Aset paling penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia. Tidak membebani karyawan adalah salah satu cara mendukung karyawan untuk bisa lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu seorang karyawan harus mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi atau perusahaan. hal ini juga pada akhirnya akan menguntungkan oraganisasi atau perusahaan tersebut. Secara teoritis terdapat perbedaan dalam mendefinisikan konsep komitmen organisasi diantara para ahli dan peneliti (Karim dan Noor, 2006). Sehingga berkembang dan tercipta beberapa pengertian atau definisi yang berbeda mengenai konsep komitmen organisasi dari berbagai disiplin ilmu. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk mendefinisikan komitmen 16

organisasi. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain pendekatan perilaku, pendekatan sikap dan pendekatan multidimensional (Zangaro, 2001). Komitmen organisasi merupakan salah satu tingkah laku dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti. Antara lain dikarenakan organisasi membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi dapat terus bertahan serta meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkan. Menurut Greenberg dan Baron (1990) karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi. Stabil dalam sebuah pekerjaan akan mempengaruhi kestabilan produktifitas kerja dan hal ini akan menguntungkan perusahaan. Komitmen karyawan dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan padanya dan merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, terdapat fenomena dimana karyawan tidak menunjukkan adanya rasa memiliki terhadap organisasi, karyawan juga sering tidak mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Tidak semua tugas yang diberikan dan yang seharusnya dilakukan oleh karyawan diselesaikan dengan sempurna. Karyawan dengan komitmen yang tinggi akan ikut memperhatikan nasib organisasi mereka. Pada karyawan yang memiliki komitmen tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi lain, sedangkan karyawan 17

dengan komitmen rendah akan bekerja tidak maksimal, bahkan akan meninggalkan organisasi tersebut atau perusahaan tersebut. Pendekatan sikap berfokus pada proses berfikir individu tentang hubungan mereka dengan organisasi. Komitmen sikap adalah keadaan dimana individu mempertimbangkan sejauh mana nila dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi, serta sejauh mana keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Pendekatan sikap ini memandang komitmen organisasi sebagai komitmen afektif (Allen dan Mayer, 1990). Komitmen tingkah laku didasarkan pada sejauh mana karyawan menetapkan keputusan untuk terkait pada organisasi berkaitan dengan adanya kerugian jika memutuskan melakukan alternatif lain diluar pekerjaannya saat ini. Berbeda dengan pendekatan sikap, pendekatan tingkah laku ini lebih menekankan pada proses dimana individu mengembangkan komitmen tidak pada organisasi tetapi pada tingkah lakunya terhadap organisasi (Miner, 1992). Sedangkan pendekatan perilaku berhubungan dengan proses dimana individu itu telah terikat dengan organisasi tertentu. Komitmen individu tersebut ditunjukkan dengan adanya tindakan. Contohnya individu dengan komitmen yang tinggi akan tetap berada di organisasi dan akan mempunyai pandangan yang positif tentang organisasinya. Komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam 18

berorganisasi. Berdasarkan definisi tersebut anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagaian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi (Allen dan Meyer, 1991). Komitmen organisasi itu sendiri memiliki dasar yang berbeda-beda secara psikologis. Untuk itu perlu meneliti komitmen organisasi dengan menggunakan pendekatan secara multidimensional. Allen dan Meyer (1991) melakukan penelitian secara multidimensional tentang komitmen organisasi. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya didalam organisasi tersebut. Allen dan Meyer (1991) juga merumuskan tiga dimensi komitmen dalam berorganisasi, yaitu : komitmen afektif, kontinual dan normatif, yang tepat dinyatakan sebagai komponen atau dimensi dari komitmen berorganisasi. Komitmen dalam berorganisasi dapat terbentuk karena adanya faktor, baik dari organisasi maupun dari individu itu sendiri. Dalam perkembangannya afektif, kontinual dan normatif komitmen masing-masing memiliki pola perkembangan tersendiri (Allen dan Meyer, 1997). Pola perkembangan tersebut adalah sebagai berikut, afektif komitmen : potensi, kondisi psikologis, mekanisme atau proses yang mendukung perkembangan dari komitmen afektif, kontinual : Kesadaran karyawan untuk tidak meninggalkan organisasi, karyawan yang mempunyai kontinual komitmen 19

yang bagus mereka akan selalu berada pada organisasinya karena mereka percaya akan lebih baik melakukannya, normatif : karyawan yang mempunyai normatif komitmen yang bagus akan merasa bertanggung jawab atas organisasinya dan mempunyai keyakinan bahwa mereka seharusnya selalu berada pada organisasinya. Perkembangan dalam dunia usaha di Indonesia saat ini semakin cepat dan pesat, hal ini berakibat juga pada perubahan budaya. Oleh karena itu organisasi dituntut untuk mempunyai budaya yang membedakan dengan organisasi lain yang sejenis. Selain itu sebuah organisasi juga dituntut sesuai dengan perkembangan zaman untuk lebih menggunakan teknologi yang lebih canggih. Sebagai contoh sistem komputerisasi dalam sebuah pelayanan bisa membantu untuk mempermudah dalam proses pelayanan sebuah perusahaan atau organisasi dalam melayani. Hal tersebut tentu saja akan menjadikan karyawan bisa lebih berkomitmen untuk tetap berada di organisasi tersebut atau pada perusahaan tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 17 karyawan Perum DAMRI Purwokerto yang dilakukan dalam dua waktu yang berbeda. Ditemukan adanya fenomena bahwa karyawan banyak yang selalu mengeluh dan pada akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain atau mencari iklim organisasi lain yang menurut mereka lebih nyaman. Adapun pernyataan yang sering muncul pada karyawan pada saat wawancara adalah sebagai berikut perlakuan yang kurang adil dari atasan, ketidak adilan dari atasan ini akan mempengaruhi 20

komitmen seorang karyawan karena gaya kemimpinan seseorang juga merupakan sebuah iklim organisasi tau lingkungan kerja pada sebuah perusahaan. Kurangnya pemberian penghargaan apabila seorang karyawan mempunyai prestasi yang bagus, permasalahan insentif juga muncul dari berbagai pernyataan karyawan, seperti karyawan mengeluh disaat harus lembur dan tidak diberi bonus, kerja lembur ini biasanya dilakukan pada saat armada mengalami kendala. Beberapa karyawan juga merasa kehangatan dan keharmonisan hubungan antar anggota dirasa kurang begitu baik, tingkat kebosanan yang tinggi juga dituturkan oleh beberapa karyawan pada saat dilakukan wawancara. Pernyataan tersebut seperti karyawan merasa jarang melakukan komunikasi antar karyawan dan lebih cenderung berkelompok dan komunikasi hanya terjadi pada kelompok-kelompok tertentu. Padahal sebuah interaksi positif akan sangat diperlukan dalam sebuah lingkungan kerja karena dapat mempengaruhi komitmen kerja seorang anggota atau karyawan dalam sebuah perusahaan (Allen dan Meyer, 1997). Pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu mantan karyawan Perum DAMRI Purwokerto, dijelaskan bahwa hubungan komunikasi yang kurang baik sering muncul antar karyawan. Perilaku ini bisa diketahui dari sikap beberapa karyawan yang tidak saling sapa dan terkesan kurang adanya kehangatan pada lingkungan tersebut. Tidak semua karyawan di perusahaan tersebut merasa nyaman pada lingkungan dimana mereka bekerja. Pernyataan ini disampaikan oleh mantan karyawan yang pernah bekerja pada perusahaan tersebut. Wawancara ini dilakukan hanya untuk 21

menyamakan pendapat antara pernyataan mantan karyawan dengan karyawan yang masih tetap bekerja pada perusahaan tersebut. Perilaku lain yang ditunjukkan dengan sikap dari beberapa karyawan yang kurang dekat dengan pimpinan akan bersikap sinis terhadap karyawan yang mempunyai hubungan baik dengan pimpinan, suasana iri yang pada akhirnya akan memunculkan komunukasi yang kurang baik antar karyawan. Situasi yang seperti inilah yang pada akhirnya tidak memberikan hubungan yang baik atau keharmonisan antar karyawan pada saat berada dilingkungan pekerjaan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada kali ini terhadap karyawan Perum DAMRI Purwokerto diperoleh data yang menyebutkan bahwa karyawan Perum DAMRI Purwokerto merasakan dimana iklim organisasi pada Perum DAMRI purwokerto kurang baik menurut mereka. Sikap ini dapat diketahui dari pernyataan karyawan yang merasa kurang baiknya komunikasi dalam organisasi tersebut, kepemimpinan dimana pengendalian perilaku pemimpin dirasa kurang begitu baik, komunikasi antar karyawan yang kurang baik dan terkesan saling srobot. Pemberian pekerjaan kadang tidak sesuai dengan pekerjaan yang semestinya. Sikap seperti ini juga dapat menjadikan sebuah sistem kerja yang tidak jelas. Kehangatan yaitu kurang adanya hubungan yang harmonis antar karyawan. Menurut Jewel dan Siegall (1989), sikap dan perilaku manusia muncul dikarenakan pengaruh langsung iklim. Persepsi iklim di perusahaan yang dapat disebut sebagai iklim organisasi dapat mempengaruhi perilaku karyawan di perusahaan. Iklim organisasi merupakan suatu kesatuan yang 22

berdasarkan pada pola-pola yang diterima pada perilaku dan pengalaman khusus karyawan dalam suatu organisasi (Ashkanasy, 2000). Iklim organisasi dapat diartikan sebagai keadaan ketika karyawan merasakan berbagai situasi yang ada dalam lingkungan organisasinya sehingga menghasilkan interpretasi terhadap organisasi tersebut (Smither, 1998). Schneider (1990) mendefinisikan iklim organisasi sebagai persepsi karyawan terhadap praktek, prosedur, dan jenis-jenis perilaku yang diberikan penghargaan dan didukung dalam latar tertentu. James (dalam Ashkanasy, 2000) mengatakan bahwa iklim organisasi melibatkan persepsi dan pengalaman orang-orang di tempat kerjanya yang mencakup kehangatan, kepercayaan, dinamisme, ambiguitas peran, dan dimensi afeksi lainnya. Iklim organisasi dapat dijadikan indikator untuk menggambarkan suasana kerja yang dipersepsi karyawan guna menafsirkan dan mengerti lingkungan kerja. Setiap anggota organisasi mempunyai perbedaan dalam menangkap dan mempersepsi suasana kerja, misalnya seorang karyawan menganggap suasana kerja yang ada tidak menyenangkan sehingga sebagai suatu tekanan kerja. Karyawan lainnya kemungkinan menganggap suasana kerja tersebut menyenangkan sehingga dirasakannya sebagai semangat kerja. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap proses produksi barang maupun jasa. Cascio (dalam Andiani, 2008) menegaskan bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat penting dalam bidang industri dan organisasi, oleh karena itu pengelolaan 23

sumber daya mencakup penyedian tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan dan membina kualitas serta mengendalikan biaya ketenagakerjaan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat Pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen pada karyawan tetap Perum DAMRI Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi pada karyawan tetap Perum DAMRI Purwokerto. D. Manfaat Penelitian a. Praktis Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberi suatu masukan khususnya masalah pengaruh antara iklim organisasi terhadap komitmen organisasi pada karyawan Perum DAMRI Purwokerto. b. Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan wacana bagi perkembangan ilmu psikologi pada umumnya dan psikologi industri pada khususnya, terutama mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi dalam organisasi. 24