BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Emi Marini,2013

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang RinaFardiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Diah Retno Nawangsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun, pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

PERMAINAN ULAR TANGGA DAPAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI III KARANGANYAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan hidup manusia, masa ini disebut masa keemasan

I. PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa. Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan menceerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Anak usia dini adalah individu dengan rentang usia nol sampai dengan enam tahun yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan yang dengan istilah lain disebut pula sebagai golden age atau masa keemasan. Usia dini merupakan fase kehidupan unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral (Depdikbud, 2006: 6). Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa karena keunikan inilah anak usia dini harus mendapatkan perhatian khusus sehingga karakteristik khas yang ada pada usia tersebut baik secara fisik, psikis, sosial dan moral akan mengalami perkembangan yang seimbang dan optimal. Selain itu, dapat dipahami pula bahwa dalam pendidikan anak harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anakanak ke arah yang lebih optimal. Salah satu keunikan anak usia dini yang harus mendapatkan perhatian khusus sejak dini adalah kompetensi sosialnya. Kompetensi sosial anak yang diterapkan sejak dini mempunyai peranan yang sangat penting dalam jangka hidup anak di masa yang akan datang, hal ini sesuai dengan pendapat Adam (Gunawan, 2010: 2) yang menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah keterampilan yang dimiliki individu yang berfungsi secara kompeten dalam lingkungan sosialnya, yang meliputi kemampuan menyelesaikan permasalahan perspektif lingkungan dan reaksi individu terhadap lingkungannya. Kompetensi sosial anak perlu dikembangkan karena memiliki dampak tertentu terhadap kesiapan anak memasuki dunia sekolah, seperti yang diungkapkan oleh Huffman, Mehliner & Kerivan (Listiana, 2008: 1) bahwa anak yang secara sosial siap untuk memasuki dunia sekolah adalah anak yang mampu menjalin pertemanan, mempertahankan pertemanan, dan dapat berkomunikasi dengan baik terhadap teman maupun gurunya. Alasan lain mengenai pentingnya pengembangan kompetensi sosial anak sejak dini yaitu dikarenakan kompetensi

2 sosial tersebut pada dasarnya memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan akademik anak, sesuai dengan pernyataan Brooks & Dubois (Listiana, 2008: 1) bahwa ada hubungan yang signifikan antara kemampuan beradaptasi pada tahun pertama anak ketika memasuki dunia sekolah dengan prediksi kesuksesan akademik anak di kemudian hari. Perkembangan sosial anak dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku yang dimunculkan oleh anak. Anak yang memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang lain maka ia akan lebih menampilkan perilaku yang positif, seperti yang diungkapkan oleh Lois (Listiana, 2008:1) mengenai beberapa perilaku positif yang ditampilkan oleh anak sebagai manifestasi dari perkembangan sosial emosional yang baik antara lain anak akan lebih berhasil dalam situasi kelompok seperti sekolah dan lingkungan masyarakat, anak akan lebih mampu berkonsentrasi dan belajar, anak akan lebih efektif dalam mengemukakan perasaan-perasaan mereka, anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan penghargaan diri, anak dapat mengembangkan kelekatannya dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan salah satu faktor yang penting dimiliki oleh anak untuk memulai dan memiliki hubungan sosial. Anak yang tidak memiliki kompetensi sosial akan cenderung mengalami kesulitan dalam memulai dan menjalin hubungan yang positif dengan lingkungannya, bahkan boleh jadi akan ditolak atau diabaikan oleh lingkungannya sehingga dampak yang muncul akibat penolakan ini salah satunya yaitu anak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik itu di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolahnya. Selain itu, jika perkembangan sosial anak tidak berkembang secara optimal maka akan mempengaruhi kesiapan seorang anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Uraian mengenai dampak terhadap perkembangan kompetensi sosial di atas menjadi landasan akan pentingnya pengembangan kompetensi sosial tersebut

3 pada anak sejak usia dini, bahkan sebelum mencapai usia enam tahun, karena jika sekitar usia enam tahun anak tidak mencapai kompetensi minimum, besar kemungkin anak akan memiliki masalah tertentu pada masa dewasanya, seperti dalam adaptasi sosial emosional jangka panjang, perkembangan akademik kognitif, serta kehidupannya sebagai warga negara (Tarsidi, 2007:27). Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi dalam berbagai aspek perkembangan, salah satunya aspek perkembangan sosial, namun terkadang tidak terlepas dari masalah atau kendala yang menghambat perkembangan anak tersebut. Permasalahan terkait kompetensi sosial anak banyak ditemukan oleh para praktisi ketika di lapangan. Saat ini, anak yang memiliki kecenderungan kemampuan bergaul atau bersosialisasi yang masih kurang, cenderung bereaksi negatif terhadap pendekatan orang lain, sukar diajak bekerjasama dan bersikap memusuhi, apalagi saat ini didukung dengan perkembangan teknologi yang memberikan dampak pada anak untuk lebih senang bermain dengan gadgetnya dibandingkan bermain dengan teman sebayanya sehingga membuat anak cenderung lebih individualis. Masalah yang lain yaitu munculnya perilaku anak yang cenderung sering memperlihatkan kesalahan dengan perilaku agresif karena merasa dirinya tidak pandai, cenderung tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku atau memperlihatkan bentuk perilaku anti sosial lainnya, seperti halnya yang terjadi pada anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sebagian besar anak, yaitu 11 dari 13 orang anak, belum menunjukkan kompetensi sosial yang optimal dan menunjukkan gejala yang sama dengan permasalahan di atas. Gejala yang paling menonjol yaitu masih ada anak yang belum mau menolong, belum mau berbagi, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman. Masalah kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang tersebut bukanlah suatu masalah yang tidak bisa ditangani, apalagi ketika anak masih berada pada masa keemasan, sehingga penanganan yang tepat akan sangat dibutuhkan anak. Salah satu solusi yang disumsikan dapat meningkatkan kompetensi sosial anak adalah melalui

4 penerapan metode proyek. Moeslihatoen (1999:122) mengungkapkan bahwa metode proyek adalah salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa metode proyek ini menjadi salah satu cara untuk memecahkan permasalahan terkait perkembangan sosial anak. Keunggulan dari metode proyek ini diantaranya anak terlibat dalam suatu kegiatan bersama yang memacu anak dengan masalah sosial dan anak dapat berinteraksi dengan temannya sehingga kompetensi sosial anak tersebut dapat meningkat. Penerapan metode proyek ini diasumsikan dapat membiasakan anak untuk berinteraksi dengan sesamanya, serta membiasakan anak untuk memilih, merancang dan memimpin pekerjaan dalam mencapai tujuan bersama, sesuai dengan pernyataan Kartz dan Chard (1991: 9) bahwa metode proyek adalah metode yang tepat untuk merangsang dan memantapkan perkembangan intelektual dan sosial anak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah secara umum pada penelitian ini yaitu Bagaimana penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013?. Adapun rumusan masalah secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten

5 Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek? 2. Bagaimana penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Bagaimana kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek? 4. Apa saja kendala dalam penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi objektif kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek. 2. Mengetahui penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Mengetahui kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek.

6 4. Mengetahui kendala dalam penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi anak a. Membantu anak dalam mengembangkan kompetensi sosial di lingkungannya b. Membantu anak untuk memiliki kompetensi sosial yang baik di masa yang akan datang. 2. Bagi Guru a. Memberikan masukan kepada guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat, yang dapat menjadi alternatif lain dalam pembelajaran khususnya pada anak didik. b. Membantu guru dalam membangun kompetensi sosial anak agar di masa yang akan datang anak dapat diterima dengan baik di lingkungannya. 3. Bagi Pengelola TK a. Memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam menentukan kebijakan sekolah agar kebijakan yang diberlakukan merupakan kebijakan yang dapat meningkatkan kerjasama dan interaksi positif antar warga sekolah. b. Memberi sumbangan informasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya sekolah secara menyeluruh. E. Struktur Organisasi Penulisan Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut:

7 1. Bab I Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. 2. Bab II Kajian Teori Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep kompetensi sosial anak yang terdiri dari definisi kompetensi sosial anak usia dini, prinsip perkembangan, tahapan perkembangan kompetensi sosial, faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, dampak keterlambatan atau gangguan perkembangan sosial, sedangkan untuk metode proyek terdiri dari, definisi metode proyek, tujuan dan manfaat metode proyek, jenis-jenis kegiatan metode proyek dalam penelitian ini, dan prosedur pelaksanaan metode proyek. Selain itu, terdapat pula beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 3. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.