REPLIK DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN

dokumen-dokumen yang mirip
D I S Q U A L I F I C A T O I R

Heri Hartanto - Hukum Acara Peradilan Agama FH-UNS

ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. OLEH : Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

HUKUM ACARA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

a. Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

HUKUM ACARA PERDATA (HAPerd)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dan dalam rangka mendalami secara perbandingan (comparative law study)

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam

PEMBAHASAN JAWABAN GUGATAN BALIK (REKONVENSI) JALANNYA PERSIDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Pembuktian a. Pengertian Pembuktian Pembuktian adalah suatu proses pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. atau tanpa memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori atau Konseptual

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

Hukum Kontrak Elektronik

BAB II HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TENTANG PEMBUKTIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

Bayyinah, yang artinya satu yang menjelaskan. Secara terminologis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahu

PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN

ABSTRAK ABSTRACT. Key Word : , legal evidence, evidence

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

ALAT BUKTI PENGAKUAN DAN NILAI PEMBUKTIANNYA DALAM PERSIDANGAN

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA BOBY PRASETYA / D.

II. PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

RINGKASAN SKRIPSI. Sumber Hukum Acara di lingkungan Peradilan Agama juga menjelaskan tentang

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA BOBY PRASETYA / D

RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR ALGORITMA KRIPTOGRAFI PADA INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

BERITA NEGARA. No.1109, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

PERSIAPAN MENGAJUKAN GUGATAN KE PENGADILAN

Susunan Hakim Konstitusi Dalam Psl 24C ayat (3) UUD 1945, MK memiliki 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan o/ Presiden.

Makalah Rakernas MA RI

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

pihak. Lebih lanjut, sebagaimana tercantum dalam Pasal 184 KUHAP, alat-alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

JAWABAN Sebuah Jawaban harus disertai dengan alasan-alasan:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 151/PMK.011/2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

PERJANJIAN ASURANSI MELALUI TELEMARKETING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.011/2013 Tanggal 11 November 2013

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Latihan Soal Ujian Advokat Perdata

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN

Transkripsi:

REPLIK DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN IDENTITAS TUJUAN UNTUK MEMBANTAH/MENANGGAPI EKSEPSI, JAWABAN, REKONPENSI DAN MENGUATKAN DALIL GUGATAN

DUPLIK DIAJUKAN OLEH TERGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN IDENTITAS TUJUAN UNTUK MEMBANTAH/MENANGGAPI GUGATAN, REPLIK, DAN MENGUATKAN DALIL JAWABAN, REKONPENSI

PEMBUKTIAN Definisi : Memberikan kepastian kepada HAKIM tentang kebenaran peristiwa yang menjadi dasar gugatan/dasar bantahan dengan alat-alat bukti yang ada.

ASAS-ASAS DALAM PEMBUKTIAN AUDI ET ALTERAM PARTEM UNNUS TESTIS NULLUS TESTIS TESTIMONIUM DE AUDITU ACTORI INCUMBIT PROBATIO NEGATIVA NON SUNT PROBANDA IUS CURIA NOVIT

APA YANG HARUS DIBUKTIKAN Pokok sengketa, yi : semua yg didalilkan dalam gugatan, dan yang dibantah dlm jawaban Yang harus dibuktikan adalah PERISTIWANYA, bukan hukumnya. Berupa peristiwa, hak atau hubungan hukum

Hal-halyang TIDAKperludibuktikan Hal-hal yang diakui oleh Tergugat Hal-hal yang tidak dibantah oleh Tergugat Hal-hal yang diketahui Hakim di dlm persidangan Fakta NOTOIR (Notoir feiten) : pengetahuan umum

BebanPembuktian Pasal 163 HIR, 1865 BW : Barang siapa yang mengaku mempunyai hak, atau menyebut suatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu.

Yang harus membuktikan adalah para Pihak (Penggugat dan Tergugat) Permasalahan : Apa yg harus dibuktikan oleh Penggugat? Apa yg harus dibutikan oleh Tergugat?

KebenaranygdicaridlmPEMBUKTIAN Dlm Hk. Acara Perdata Kebenaran formal Hakim bersifat pasif Tidak mensyaratkan adanya keyakinan hakim Dlm Hk. Acara Pidana Kebenaran materiil Harus dengan keyakinan hakim

Alatbukti Pasal 164 HIR Surat/tulisan Saksi Pengakuan Persangkaan Sumpah Alat bukti Lain : Pemeriksaan Setempat (90 RO) Keterangan Ahli (154 HIR)

1. ALAT BUKTI SURAT Bukti Surat/Tulis : adalah segala sesuatu yg memuat tanda baca yg dimaksud untuk mencurahkan isi hati atau menyampaikan buah pikiran seseorang dan digunakan sebagai pembuktian.

Dibagimenjadi2 : Akta Bukanakta BUKTI SURAT/TULIS otentik ambtelijk partij dibawah tangan

AKTA AKTA: Suratsebagaialatbuktiyang diberi tanda tangan, yg memuat peristiwa yg menjadi dasar suatu hak atau perikatan. BUKAN AKTA : tidakadatandatangan, cth: BUKAN AKTA : tidakadatandatangan, cth: karcis, buku register, catatan

AKTA OTENTIK : akta yang dibuat dlm bentuk yg ditentukan perat per-uu-an oleh/ dihadapan pejabat umum yg berwenang. Akta ambtelijk : akta pejabat publik Akta partij : akta notaris Akta dibawah tangan : akta yg dibuat oleh para pihak sendiri.

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA AKTA OTENTIK : kekuatan pembuktiannya lengkap dan sempurna. AKTA DIBAWAH TANGAN : kekuatan pembuktiannya tergantung diakui atau tidaknya akta tersebut. Jika diakui kekuatan pembuktiannya sama dengan akta otentik

2. BUKTI SAKSI Kesaksian : kepastian yang diberikan kepada Hakim di persidangan ttg peristiwa yg disengketakan dgn jalan pemberitahuan scr lisan dan pribadi oleh orang yang bersangkutan, bukan salah satu pihak yg berperkara.

SAKSI MENJADI BUKTI JIKA : Saksi melihat, mendengar atau mengalami sendiri peristiwa yg dipersaksikan. Tidak berupa kesimpulan/pendapat dari saksi Dapat menjelaskan sumber kesaksiannya Tidak Testimonium de auditu Tidak Unnus testis nullus testis Mengucapkan sumpah

SYARAT SAKSI : Dewasa Tidak ada hubungan keluarga Tidak ada hubungan kerja

Kekuatan Pembuktian Saksi BUKTI BEBAS

3. BUKTI PERSANGKAAN Persangkaan merupakan bukti sementara, dan bersifat alat bukti tidak langsung, bukan alat bukti yg berdiri sendiri. Cth. Membuktikan ketidak hadiran seseorang pd suatu waktu di tempat ttt, dgn membuktikan kehadirannya pd waktu yg sama di tempat lain

Kesimpulan yang ditarik oleh Hakim atau UU ditarik dari suatu peristiwa yang terang dan nyata kearah peristiwa lain yang belum terang keadaannya.

PERSANGKAAN dibedakan menjadi: 1. Persangkaan berdasarkan kenyataan 2. Persangkaan berdasarkan hukum

Persangkaan berdasarkan kenyataan Hakim yg berwenang memutuskan kemungkinan kenyataan tsb

Persangkaan Berdasarkan Hukum Perbuatan-perbuatan yg oleh UU dinyatakan batal, karena dari sifat dan keadaannya dapat diduga dilakukan untuk menghindari ketentuan UU.

4. Pengakuan Pengakuan dapat diberikan di dlm mauoun diluar persidangan Tertulis maupun lisan Membenarkan seluruh maupun sebagian

Pengakuan Murni Pengakuan yg sederhana & sesuai dengan tuntutan lawan Cth : Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta

Pengakuan dengan kualifikasi Pengakuan disertai dengan sangkalan terhadap sebagian tuntutan Cth :Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi harganya 3 juta, bukan 5 juta.

Pengakuan dengan clausula Pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat membebaskan Cth : Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi telah dibayar lunas.

Pengakuan tidak boleh dipisah-pisahkan (onsplitsbare aveu) Pengakuan harus diterima bulat Hakim tidak boleh memisah-misahkan pengakuan itu dan menerima sebagian dari pengakuan sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dan menolak sebagian lainnya yang masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

Kekuatan Pembuktian Pengakuan Pengakuan di dalam Persidangan SEMPURNA dan MENENTUKAN

5. Bukti Sumpah Sumpah promissoir: sumpah untuk berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sumpah Comfirmatoir: sumpah untuk memberi keterangan bahwa sesuatu benar atau tidak benar SumpahComfirmatoirdibagimenjadi2 : Sumpah supletoir dan sumpah decisoir

Sumpah Supletoir/Pelengkap Ada bukti permulaan/alat bukti lain Diperintahkan oleh hakim Tidak dapat dikembalikan oleh lawan Kekuatan pembuktiannya SEMPURNA

sumpah Decisoir Samasekalitidakadabuktilain Dibebankan oleh salah 1 pihak kepada pihak lawan Dapat dikembalikan Kekuatan pembuktiannya MENENTUKAN

6. Pemeriksaan Setempat Pada prinsipnya pemeriksaan persidangan dilakukan di gedung Pengadilan Untuk memeriksa benda tetap tidak mungkin dilaksanakan di gedung Pengadilan Untuk mendapatkan kepastian, hakim dapat melakukan pemeriksaan setempat di tempat benda tetap berada (Pasal 90 RO)

Dapat diajukan oleh para pihak atau oleh Hakim Untuk memeriksa kejelasan dan kepastian objek sengketa (letak, batas-batas, luas) Kekuatan pembuktian bebas

7. Bukti Saksi Ahli Hakim menggunakan keterangan ahli agar memperoleh keterangan yg lebih mendalam ttg sesuatu yg hanya dimiliki oleh seorang ahli tertentu Dasar hukum 154 HIR/181 RBg/215 RV. Hakim atau para pihak dapat mengajukan saksi ahli

Kedudukannya dapat digantikan oleh ahli yang sama Saksi ahli memberikan pendapat/kesimpulan Kekuatan Pembuktian bebas

Pasal 1 angka 1 UU ITE Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopyatau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pasal 1 angka 4 UU ITE Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makan atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pasal 5 UU ITE (1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. (2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimanadimaksudpadaayat(1) merupakanperluasandarialatbuktiyang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. (3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. (4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tidak berlaku untuk: a. suratyang menurutundang-undangharusdibuatdalambentuktertulis; b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.