PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DERMAGA PELABUHAN SORONG

Henriette Dorothy Titaley 1

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandalkan transportasi air sebagai salah satu sarana transportasi, yang

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

Pengembangan Pelabuhan Batu Panjang Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

Pelabuhan Ciwandan Banten

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

Bab 3 Desain Layout Dermaga BAB 3 DESAIN LAYOUT DERMAGA Pengertian Dermaga dan Pelabuhan

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

Pelabuhan Makassar. Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum

ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB III METODOLOGI III-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

PENDAHULUAN Latar Belakang

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

: Kapal Pandu 2 Unit Kapal Tunda, Kepil, kapal Cepat 1 unit Tenaga Pandu 8 (delapan) orang.

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Identifikasi Tingkat Pelayanan Pelabuhan Pontianak

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Terminal Darat, Laut, dan

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tahap Persiapan

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

: Jl. Blinyu No.1 Boom-Baru, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan.

BAB IV ANALISA KEBUTUHAN FASILITAS

Analisis Kelayakan Pelabuhan Hub Nasional Guna Mendukung Konsep Tol Laut Indonesia

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

SISTEM TRANSPORTASI LAUT

Transkripsi:

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG Appi Yamsos Solossa M. J. Paransa, Lintong Elisabeth, T. K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi email: appy_solossa@yahoo.com ABSTRAK Pelabuhan Sorong merupakan salah satu jasa transportasi laut yang sangat berarti bagi perkembangan dan peningkatan ekonomi dan taraf hidup penduduk di Propinsi Papua. Dengan adanya otonomi khusus bagi Propinsi Papua mengakibatkan banyak daerah pemekaran yang akan dilayani oleh aktifitas pelabuhan Sorong. Pelabuhan Sorong sekarang ini tidak mampu lagi untuk menampung barang dan penumpang yang semakin meningkat sehingga kapal yang lain harus menunggu untuk bertambat, membuat keadaan dermaga menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Dengan demikian pelabuhan Sorong sudah harus mengalami penataan dan perluasan. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder yaitu data operasi pelabuhan selama 6 tahun terakhir (tahun 2006 sampai dengan tahun 2011). Perencanaan pengembangan fasilitas pelabuhan Sorong dilakukan berdasarkan ramalan arus naik turun penumpang, arus kunjungan kapal dan arus bongkar muat barang dan peti kemas dengan menggunakan metode regresi linier. Dari hasil perhitungan pengembangan untuk tahun 2026, Dermaga I perlu diperpanjang menjadi 372,7 m dari panjang dermaga yang ada 122,71 m untuk bisa menampung 3 tambatan kapal peti kemas. Untuk Dermaga II, III, dan IV perlu diperpanjang menjadi 310,29 m dari panjang dermaga yang ada 217,29 m untuk bisa menampung 2 tambatan kapal penumpang. Lapangan penumpukan perlu penambahan luas sebesar 47604 m 2 dari luas yang ada 20030 m 2. Sedangkan untuk fasilitas Gudang perlu penambahan luas sebesar 13437 m 2 dari luas yang ada 2210 m 2. Kata kunci : Pelabuhan Sorong, rencana pengembangan, dermaga, fasilitas bongkar muat. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan Sorong adalah salah satu pintu gerbang perhubungan laut di Propinsi Papua Barat dan Papua yang melayani arus penumpang dan barang yang berasal dari Sorong ke Sorong Selatan, Manokwari, Raja Ampat, Wondama, Serui, Nabire, Fak-Fak, Kaimana, Bintuni, Biak, Jayapura, Maluku, Sulawesi dan Jawa ataupun sebaliknya. Berdasarkan kondisi dermaga yang ada nampak bahwa pelabuhan Sorong masih mempunyai banyak kekurangan yakni pelabuhan penumpang sudah tidak mampu menampung kapal yang masuk, karena pelabuhan container masih bersatu dengan pelabuhan penumpang dan pelabuhan Sorong mempunyai lokasi lapangan penumpukan peti kemas, dan gudang barang yang kurang memadai, sehingga seharusnya dibuat perencanaan dan pengembangan daerah pelabuhan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, untuk meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Sorong dengan melihat perkembangan lalulintas arus barang dan penumpang, maka perlu dilakukan studi kelayakan dan perencanaan pengembangan prasarana pelabuhan serta memperluas wilayah pelabuhan dengan menambah luas gudang, panjang dermaga penumpang, dermaga container dan lapangan penumpukan barang. Pembatasan Masalah Mengingat perencanaan pelabuhan sangat luas, maka pengembangan yang 645

ditinjau hanya mencakup fasilitas operasional pelabuhan yaitu sebagai berikut: a. Skala pengembangan ini dikhususkan pada kebutuhan fasilitas bongkar/muat barang dan penumpang pada dermaga pelabuhan Sorong. b. Perkiraan ramalan muatan didasarkan pada aktifitas bongkar muat pelabuhan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011. c. Menganalisa arus penumpang yang naik/turun, kunjungan kapal, bongkar /muat barang dan peti kemas di pelabuhan Sorong untuk 5 tahun dan 15 tahun yang akan datang. d. Menganalisis kebutuhan fasilitas Pelabuhan hanya mencakup penambahan panjang dermaga penumpang, panjang dermaga peti kemas, luas lapangan penumpukan peti kemas dan luas gudang pada pelabuhan Sorong untuk 5 tahun dan 15 tahun yang akan datang. e. Perhitungan perencanaan konstruksi dermaga tidak akan dibahas. Data angin, keadaan iklim, pasang surut, arus, gelombang, topografi dan Geologi, tidak digunakan dalam perhitungan tetapi hanya merupakan informasi pelengkap data. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengevaluasi kapasitas panjang dermaga, luas lapangan penumpukan peti kemas dan luas gudang di pelabuhan Sorong untuk tahun 2012. 2. Untuk meramalkan aktifitas bongkar muat barang, peti kemas, kunjungan kapal dan naik turun penumpang di pelabuhan Sorong pada tahun 2012 dan tahun 2026 3. Untuk mendapatkan perencanaan pengembangan dermaga pelabuahn Sorong dengan menitik beratkan pada panjang dermaga penumpang, panjang dermaga peti kemas, luas lapangan penumpukan peti kemas dan luas gudang untuk tahun 2026. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa pelabuhan Sorong saat ini sudah tidak mampu lagi untuk menampung aktifitas yang ada sekarang sehingga harus ada perencanaan pengembangan yang baik sehingga pada tahun yang akan datang tidak terjadi kendala yang akan mengakibatkan aktifitas pada pelabuhan sorong lumpuh. LANDASAN TEORI Definisi Pelabuhan Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran (Triatmojo, 2008). Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, melakukan perbekalan dan sebagainya. Untuk bisa melaksanakan kegiatan tersebut pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas pemecah gelombang, dermaga, peralatan tambat, peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang, lapangan penumpukan barang, perkantoran baik untuk pengolahan pelabuhan maupun maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar. Macam-Macam Pelabuhan Pelabuhan dapat dibedakan beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografinya. Fasilitas Pelabuhan Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikan-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Maka panjang dermaga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: dimana: L 5) xwt BOR...(1) ( dxh ) 646

L WT d H = : Panjang kapal (m) : Waktu tambat (Jam) : Panjang dermaga (m) : Jumlah hari yang tersedia d = (n x L) + ((n l) x l5) + (2 x 25) (2) dimana: d = Panjang dermaga (m) L = Panjang kapal (m) n = Jumlah kapal yang bertambat Lapangan Penumpukan Peti Kemas Lapangan penumpukan peti kemas adalah merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menumpukkan peti kemas yang berisi muatan ataupun kosong yang akan dikapalkan atau yang baru diturunkan. Untuk perhitungan luas lapangan penumpukan peti kemas digunakan rumus cara matematis yaitu: - Kapasitas penanganan peti kemas (TEUs) = Arus peti Kemas per tahun x lamanya barang disimpan (3) 365 hari - Luas kebutuhan netto transit storange - = Kapasitas penanganan peti kemas x luas ruangan bongkar muat peti kemas (4) - Luas kebutuhan gross transit storage Luas kebutuhan netto transito storange Ratio tinggi maksimum penyusunan barang (5) - Luas lapangan penumpukan petikemas - = Luas kebutuhan gross transit storage x (1+FK kapasitas gudang) 100 (6) Gudang (Warehouse) Gudang atau warehouse digunakan untuk menyimpan barang yang baru diturunkan dari kapal atau sebaliknya dalam waktu yang lama. Perhitungan kebutuhan luas gudang (warehouse) dapat digunakan rumus seperti ini: Luas Transit Shed = 40% x 60% x 30% x Cf St Luas WareHouse (7) 60% x 60% x 30% x Cf =... (8) St dimana: Cf = Cargo flow (ton/tahun) St = Shed thoughput (ton/m 2 /tahun) Alat Bongkar Muat Alat bongkar muat adalah alat yang dipakai untuk kegiatan bongkar muat barang dengan tujuan untuk menambah kecepatan bongkar muat, agar waktu yang diperlukan kapal untuk bertambat dapat dipersingkat. Kebutuhan alat bongkar muat : KA = Jumlah bongkar muat setahun Produktivitas alat (9) Produktivitas alat/tahun = produktivitas/jam x P x Q x R (10) dimana: P = Jumlah hari kerja dalam satu tahun (hari) Q = Jumlah jam kerja dalam satu hari (jam) R = Effektivitas alat Produktivitas /jam = 60 x Y x Z (11) v dimana : V = Waktu yang diperlukan dalam satu siklus Y = Jumlah tempat untuk satu kali angkat Z = Kapasitas alat Peramalan Arus Penumpang, Barang dan Kapal Untuk meramalkan jumlah arus penumpang, barang dan kapal dipakai metode proyeksi trend dengan analisa regresi. Dasar garis trend tersebut adalah 647

persamaan matematis. Dari garis trend tersebut akan diperoleh gambaran perkembangan arus barang, penumpang dan kapal di masa mendatang. Analisa regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi antara dua atau lebih variabel. Dalam analisa regresi, suatu persamaan regresi hendak ditentukan dan digunakan untuk menggambarkan pola atau suatu fungsi hubungan yang terdapat antar variabel. Variabel yang akan diestimasi nilainya disebut variabel terikat (dependent variable atau response variable) dan biasanya diplot pada sumbu tegak (sumbu-y). Variabel bebas (independent variable atau explanatory variable) adalah variabel yang diasumsikan memberikan pengaruh terhadap variasi variabel terikat dan biasanya diplot pada sumbu dasar (sumbu-x). Model regresi yang digunakan untuk peramalan adalah regresi linier. Persamaan regresi linier yang dipakai dalam analisa adalah persamaan yang mempunyai nilai r terbesar. Nilai r berkisar antara -1 dan +1. Adapun model-model regresi linier yang digunakan adalah sebagai berikut (Susetyo, 2010): a. Model regresi linier Persamaan umum: Y = a + bx...(12) b. Model regresi eksponensial Persamaan umum: Y = A x B x...(13) c. Model regresi logaritma Persamaan umum: Y = a + blnx...(14) d. Model regresi power Persamaan umum : Y = a + X b...(15) Dimana : Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas) a,b = Koefisien regresi X = Tahun peninjauan (variabel bebas) METODOLOGI PENELITIAN Flow Chart Data Primer - Dermaga - Gudang - Lapangan Penumpukan - Peralatan bongkar/muat - Terminal Penumpang Survei Pengumpulan data Kesimpulan dan Saran Data Sekunder - Data Penumpang - Barang Cargo - Kunjungan Kapal - Angin - Keadaan Iklim - Pasang Surut - Arus - Gelombang - Ukuran dan Bentuk Pelabuhan - Kedalaman Kolam Pelabuhan - Topografi dan Geologi - Jumlah Penduduk Peramalan Arus Lalulintas Laut - Regresi Linier - Regresi Non Linier Eksponensial Logaritma Power Analisa Fasilitas Pelabuhan dan Pengembangan - Dermaga - Lapangan Penumpukan Peti Kemas - Gudang Pelabuhan Rencana Pengembangan Gambar 1. Flow Chart 648

ANALISA DAN HASIL Gambaran Umum Pelabuhan Laut Sorong Pelabuhan Sorong memiliki tipe pelabuhan kelas Utama atau kelas Nasional. Ditinjau dari segi teknis pelabuhan Sorong adalah termasuk pelabuhan alam, karena tidak perlu dibangun breakwater untuk menjamin keamanan kapal dalam melakukan bongkar muat. Kondisi Alam Kondisi topografi dan hidrografi Pelabuhan Sorong berada pada posisi 00"53'00 LS dan 131"14'00 BT, pelabuhan Sorong mempunyai lahan dataran yang relatif sempit sebagian besar berbukit-bukit. Dasar perairan didepan dermaga mempunyai kedalaman antara 11-13 meter dari dermaga kedalaman perairan sudah mencapai 20 meter. Keadaan Klimatologi dan Hidro-oceanografi Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sorong diperoleh data curah hujan dan temperatur menunjukkan bahwa curah hujan ratarata/tahun 2,385 milimeter. Dengan temperatur rata-rata 32 C. Data yang diperoleh dari kantor Pelindo IV cabang Sorong bahwa kecepatan angin rata-rata adalah 7 knot/jam antara bulan September sampai Desember. Sedang data pasang surut sebagai berikut: - High high Water Spring (HWS) : 1,50 m LWS - Low Low Water Spring (LWS) : 1,00 m LWS Sifat pasang surut yang terjadi di pelabuhan adalah pasang surut harian ganda yaitu dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut. Kondisi perairan pelabuhan Sorong relatif terlindungi secara alamiah oleh pulaupulau sekitarnya dan dari arah Barat pulau Doom dan Dofior dan dari arah Selatan antara pulau Ombre dan pulau Nana. Panjang alur masuk Pelabuhan Sorong 3,5 mil dengan lebar 0,5 mil, sehingga jarak bangkitan gelombang akibat angin relatif pendek dan gelombang yang dihasilkan tidak terlalu besar. Dengan tinggi gelombang yang terjadi di perairan pelabuhan Sorong pada umumnya berkisar 1,8 meter. Kecepatan arus di perairan kolam pelabuhan Sorong 3 knot/jam. Jadi pengaruh arus sangat berarti bagi kapal-kapal yang beroleh gerak dan melakukan aktifitas di pelabuhan Sorong. Kondisi Fasilitas Pelabuhan Alur Pelayaran Panjang alur pelayaran 3,5 mil, Lebar 0,5 mil, Kedalaman minimum 20 meter. Kolam Pelabuhan Luas daerah kolam pelabuhan adalah 93,3 Ha, Kedalaman kolam minimum 11 meter, Kedalaman maksimum 20 m LWS, kedalaman di dermaga 11-13 meter. Dermaga Pelabuhan Sorong Panjang dermaga umum pelabuhan Sorong 340 meter terletak pada Jl. Jend. A. Yani No. 13 Sorong Papua Barat dibangun ditahun 1954. Dermaga ini terbuat dari konstruksi beton bertulang diatas tiang pancang, yang dirancang dengan daya dukung lantai 2,5 ton/m 3. Kedalaman perairan berkisar antara 11-13 meter, dengan elevasi ±3,20 meter LWS. Gambar 2 : Dermaga sebelum ada pengembangan (Eksisting) Lapangan Penumpukan Luas lapangan penumpukan peti kemas adalah 20030 m 2. Gudang Gudang lini I ini dibangun pada tahun 1954 dengan atap asbes gelombang, dinding 649

besi plat dan lantai beton/tiang besi dan mempunyai luas kira-kira 2210 m 2, mempunyai daya dukung 2 T/M 2. Terminal Penumpang Terminal penumpang di pelabuhan Sorong terdiri dari bangunan dua lantai yang mempunyai luas lantai dasar 1.226,71 m 2 dan luas lantai atas 773,29 m 2 dengan tahun pembuatan 1992-1993. Lapangan parkir untuk penumpang dengan kapasitas tampung 150 buah mobil. Untuk ramalan lima dan sepuluh tahun kedepan, arus penumpang naik di pelabuhan serui menggunakan regresi eksponensial, arus penumpang turun menggunakan regresi linier, arus kunjungan kapal menggunakan regresi logaritma, arus bongkar muat barang menggunaka regresi eksponensial dan bongkar muat peti kemas menggunakan regresi logaritma. Analisa Pengembangan. Dari hasil proyeksi bongkar muat barang, naik turun penumpang serta kunjungan kapal yang ada, setidaknya kita bisa menganalisa kemampuan pelayanan suatu pelabuhan dalam mengantisipasi volume arus barang, penumpang dan kunjungan kapal. Dengan kata lain bahwa dengan hasil proyeksi yang ada di jadikan sebaga acuan dalam mendimensi suatu fasilitas pelabuhan secara keseluruhan, karena merupakan faktor pendukung dari kelancaran aktivitas di pelabuhan. Rencana Pengembangan Gambar 3 : Dermaga setelah pengembangan Hasil peramalan arus penumpang, kunjungan kapal, bongkar muat barang dan peti kemas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Ramalan Arus Penumpang di Pelabuhan Sorong. Tahun Naik (Orang) Turun (Orang) Total 2012 415884 214062 629946 2026 2973874 359224 3333098 Sumber : (Hasil Pengolahan Data, 2013) Tabel 2. Hasil Ramalan Bongkar Muat Cargo dan Peti Kemas Dipelabuhan Sorong. Tahun Cargo (Ton) Peti Kemas Peti Kemas Bongkar Muat Total (Ton) (TEUs) 2012 442030 414053 856083 483321 193328 2026 3179452 3166192 6345644 561055 374037 Sumber : (Hasil Pengolahan Data, 2013) Tabel 3. Hasil Ramalan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong Tahun Jumlah Kapal (Call) 2012 4322 2026 4836 Sumber : (Hasil Pengolahan Data, 2013) 650

Tabel 4. Resume Hasil Kebutuhan Pelabuhan Laut Sorong Pada Tahun 2012 2026 No 1. Nama Fasilitas Dermaga I : - Jumlah Tambatan - Panjang dermaga Dermaga II,III & IV : - Jumlah Tambatan - Panjang dermaga Tersedia 2 gang 122,71 m 2 gang 217,29 m Kondisi Tahun 2026 Kebutuhan Keterangan 3 tambatan 120 m (bobot kapal 5000 DWT) 2 tambatan 140 m (8000 DWT) BOR untuk N=3 diperoleh = 57 % > 55 % BOR maksimum (Nilai BOR = 57 masih mendekati nilai maksimum ) BOR untuk N=2 diperoleh = 53% > 50% BOR maksimum (Nilai BOR = 53 masih mendekati nilai maksimum ) Solusi - Untuk kondisi tahun 2026 Dermaga I dengan penambahan 3 tambatan BOR menjadi 57% > 55% BOR maksimum untuk 3 tambatan. - Untuk kondisi tahun 2026 Dermaga II,III & IV dengan penambahan 2 tambatan BOR menjadi 53 % > 50% BOR maksimum untuk 2 tambatan. 2. Luas Gudang : - Gudang 2210 m 2 Luas 13437 m 2 > 2210 m 2 (memadai) Luas 3. Lapangan Luas 47604 m 2 > 20030m 2 Penumpukan 20030 m 2 (memadai) 4. Alat bongkar muat : - Shore crane - Forklift 5 unit 5 unit 1 unit 3 unit Sumber : (Hasil Pengolahan data, 2013) Memadai Memadai - Untuk kondisi tahun 2026 luas Gudang perlu diperluas menjadi 13437 m 2 - Untuk kondisi tahun 2026 luas lapangan penumpukan peti kemas perlu diperluas sebesar 47604 m 2 - Untuk alat bongkar/ muat yang ada di pelabuhan Sorong masih memadai. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa untuk mendapatkan perencanaan pengembangan dermaga pelabuhan Sorong dengan menitik beratkan pada panjang dermaga penumpang, panjang dermaga peti kemas, luas lapangan penumpukan peti kemas dan luas gudang untuk tahun 2026, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisa data arus penumpang, kapal, bongkar muat barang dan kapal peti kemas terlihat adanya peningkatan yang terjadi di pelabuhan Sorong, ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan beban bongkar muat barang, naikturun penumpang, kunjungan kapal dan kapal peti kemas yang berdampak pada kinerja fasilitas pelabuhan dalam pelayanannya untuk 15 tahun kedepan. 2. Peramalan dilakukan sampai pada tahun 2026 diperoleh hasil sebagai berikut: a. Jumlah penumpang yang naik sebesar 2973874 orang/tahun b. Jumlah pennumpang yang turun sebesar 359224 orang/tahun c. Jumlah kunjungan kapal sebesar 4836 Call d. Jumlah barang yang dibongkar 3179452 ton/tahun e. Jumlah barang yang dimuat 3166192 ton/tahun f. Jumlah bongkar muat peti kemas sebesar 374037 TEUs. 3. Melihat hasil perhitungan yang ada dengan fasilitas yang sudah tersedia sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dermaga pada tahun 2012 perlu ditambah yaitu : - Dermaga I ditambah sepanjang 19,29 m sehingga total panjang keseluruhas drmaga menjadi 142 m atau perlu peningkatan produktifitas bongkar muat dari 25 ton/gang/jam menjadi tiga kali lebih besar dari produktifitas yang ada. - Dermaga II,III dan IV ditambah sepanjang -69 m sehingga total panjang keseluruhan dermaga menjadi 131 m. b. Dermaga pada tahun 2026 perlu di tambah yaitu - Dermaga I ditambah sepanjang 250 m sehingga total panjang keseluruhan dermaga menjadi 651

372,7 m atau perlu peningkatan produktifitas bongkar muat dari 25 ton/gang/jam menjadi empat kali lebih besar dari produktifitas yang ada. - Dermaga II,III dan IV ditambah sepanjang 93 m sehingga total panjang keseluruhan dermaga menjadi 310,29 m. c. Lapangan penumpukan pada tahun 2012 perlu penambahan 22343 m 2 sehingga totalnya menjadi 42373 m 2. Sedangkan untuk tahun 2026 perlu penambahan luas sebesar 47604 m 2 sehingga totalnya menjadi 67634 m 2. d. Untuk gudang pada tahun 2012 masih memadai. Sedangkan untuk tahun 2026 perlu penambahan luas sebesar 13437 m 2 sehingga totalnya menjadi 15646,79 m 2. e. Alat bongkar muat : - Untuk alat berat tahun 2012 shore crane 5 unit yaitu masing masing 125 ton sebanyak 2 unit, 75 ton sebanyak 1 unit, 25 ton sebanyak 1 unit dan 4,4 ton sebanyak 1 unit masih cukup untuk menangani kegiatan bongkar muat barang, sedangkan pada tahun 2026 tidak ada penambahan. - Untuk forklift ada 7 unit yaitu masing - masing 5 ton sebanyak 3 unit, 3 ton sebanyak 1 unit, 2,5 ton sebanyak 2 unit dan 2 ton sebanyak 2 unit masih cukup untuk menangani kegiatan bongkar muat barang pada tahun 2012 maupun pada tahun 2026. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka untuk merencanakan pelabuhan yang lebih baik kedepan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi kebutuhan di tahun tahun yang akan datang terhadap pelabuhan Sorong maka perlu di lakukan suatu perencanaan pengem-bangan seluruh fasilitas yang ada di pelabuhan Sorong, agar pelabuhan tersebut dapat melayani kebutuhan pembangunan secara kontinyu ditahun yang akan datang. 2. Dalam penelitian ini perhitungan konstruksi dermaga tidak dibahas, maka disarankan untuk perencanaan suatu pengembangan konstruksi pelabuhan harus dihitung dan dikembangkan. 3. Pemerintah Kota Sorong meninjau kembali untuk kebijakan melarang peti kemas keluar dari pelabuhan agar tidak terjadi penimbunan pada areal pelabuhan yaitu lapangan penumpukan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Sorong, 2012. Informasi Data Penduduk, Kota Sorong. Kantor PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Cabang Sorong, 2013. Informasi Pelabuhan Sorong, Departemen Perhubungan Kota Sorong. Kramadibrata Soedjono. 1995. Perencanaan Pelabuhan, Ganeca Exact, Bandung. Susetyo, Budi, 2010. Statistika untuk Analisis dan Data Penelitian, Jilid I, Bandung, PT. Refika Aditama. Triatmojo, Bambang., 2008. Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. 652