KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dokumen-dokumen yang mirip
KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

BAB I P E N D A H U L U A N

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

A. Tujuan dan Manfaat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI LSK ELEKTRONIKA

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS

OLEH: Yusuf Muhyiddin

SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 107 / HUK / 2009 TENTANG

SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 134/KMA/SK/IX/2011 TENTANG SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

Q u a l i t y i s a d e t a i l s p r o c e s s w h e r e e v e r y s i n g l e s t e p s i s c o u n t e d. j h

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Klinik Akreditasi Program Studi. Rakornas APTIKOM Mataram Oktober 2016

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG

MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Transkripsi:

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dewasa ini pendekatan Pelatihan dan Penilaian Berbasis Kompetensi telah berkembang pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pelatihan dengan kurikulum dan Penilaian Berbasis Kompetensi mendorong perubahan paradigma dalam bidang pendidikan dan penilaian yang dulunya berbasis materi (content, subject) menjadi berbasis kompetensi. Dengan demikian suatu pendekatan penilaian berbasis kompetensi menempatkan Penguji Uji Kompetensi sebagai salah satu komponen utama dalam proses penilaian. Penguji Uji Kompetensi memiliki posisi dan peran yang strategis karena akan sangat menentukan kualitas uji kompetensi yang dilakukan. Penguji Uji Kompetensi dengan kompetensi dan kewenangan yang dimilikinya dapat merekomendasikan keputusan apakah seseorang sudah kompeten atau belum kompeten terhadap standar kompetensi yang dinilai. Penguji Uji Kompetensi tidak hanya dituntut untuk mampu menilai kompetensi seseorang, tetapi harus mampu mengarahkan peserta uji untuk dapat menampilkan seluruh kemampuan terbaik yang dimilikinya dalam memenuhi bukti-bukti yang dipersyaratkan pada jenjang atau sekelompok unit kompetensi tertentu. Mengingat pentingnya Penguji Uji Kompetensi, perlu dipersiapkan suatu mekanisme dan teknik pelaksanaan dalam mempersiapkan pelatihan Penguji Uji Kompetensi yang i

qualified dan certified, mulai dari proses penyeleksian (pemeriksaan porto folio), persiapan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi terhadap calon Penguji Uji Kompetensi. Jakarta, Januari 2014 Direktur Jenderal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog NIP. 19570322 198211 2 001 ii

KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional sehingga mampu mewujudkan visi pendidikan nasional untuk membangun insan yang cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan visi tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada tiga tema, yakni: 1) pemerataan dan perluasan akses, 2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, dan 3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Untuk menindaklanjuti tema tersebut di bidang pembinaan kursus dan pelatihan, maka Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mengembangkan berbagai program antara lain pembinaan penyelenggaraan uji kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan serta warga masyarakat yang belajar secara mandiri. Kebijakan penyelenggaraan uji kompetensi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat 1 dan 3 tentang sertifikasi, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 89 ayat (1) dan (5) tentang sertifikasi, serta Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uji Kompetensi bagi Peserta didik Kursus dan Pelatihan dari Satuan Pendidikan Nonformal atau Warga Masyarakat iii

yang Belajar Mandiri. Uji Kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan atau warga masyarakat merupakan sarana untuk mengukur pencapaian kompetensi akhir peserta didik, dan bagi mereka yang dinyatakan lulus dan kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi. Untuk itu maka dalam penyelenggaraan uji kompetensi diperlukan penguji yang handal dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Untuk menghasilkan penguji yang professional perlu diselenggarakan pelatihan dengan sungguh-sungguh dengan materi sesuai kebutuhan penguji. Akhirnya dengan terbitnya petunjuk teknis pelatihan penguji uji kompetensi ini diharapkan dapat memacu Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) menentukan langkah-langkah yang terarah, terencana dan berkesinambungan dalam menyelenggarakan pelatihan penguji uji kompetensi. Jakarta, Januari 2014 Direktur, Muslikh, SH NIP. 19580916198503 1 001 iv

DAFTAR ISI Sambutan... i Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan... 3 D. Hasil Yang Diharapkan... 3 E. Sasaran... 4 F. Ruang Lingkup... 4 G. Pengertian - Pengertian... 5 BAB II PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUJI UJI KOMPETENSI... 8 A. Materi Pelatihan & Alokasi Waktu... 8 B. Metoda Pelatihan... 9 C. Tahapan Pelatihan... 9 D. Narasumber Pelatihan... 9 E. Penyelenggara Pelatihan... 10 F. Peserta Pelatihan... 10 G. Tempat Penyelenggaraan Pelatihan Penguji... 10 H. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan... 11 I. Evaluasi Penguji... 11 v

J. Biaya Pelatihan... 12 BAB III SERTIFIKASI PENGUJI UJI KOMPETENSI... 13 A. Tujuan Sertifikasi... 13 B. Prosedur Penerbitan Sertifikat... 13 C. Masa Berlaku Sertifikat... 13 BAB IV PENGENDALIAN KEGIATAN PELATIHAN PENGUJI UJI KOMPETENSI... 15 A. Monitoring... 15 B. Pelaporan... 15 C. Evaluasi dan Tindak Lanjut... 16 BAB V PENUTUP... 17 Lampiran-lampiran vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pendekatan pendidikan dan pelatihan, serta penilaian berbasis kompetensi telah berkembang pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pelatihan dengan kurikulum dan penilaian berbasis kompetensi mendorong perubahan paradigma, dimana yang dulunya berbasis materi (content, subject) menjadi berbasis kompetensi. Dengan demikian suatu pendekatan penilaian berbasis kompetensi menempatkan penguji uji kompetensi sebagai salah satu komponen utama dalam proses penilaian. Penguji Uji Kompetensi memiliki posisi dan peran yang strategis karena sangat menentukan kualitas uji kompetensi yang dilaksanakan. 2. Penguji Uji Kompetensi dengan kompetensi dan kewenangan yang dimilikinya mampu merekomendasikan apakah seseorang sudah kompeten atau belum kompeten terhadap standar kompetensi yang dinilai. Penguji Uji Kompetensi tidak hanya dituntut untuk mampu menilai kompetensi seseorang, tetapi harus mampu mengarahkan peserta uji kompetensi untuk dapat menampilkan seluruh kemampuan terbaik yang dimilikinya dalam memenuhi bukti-bukti yang dipersyaratkan pada jenjang atau sekelompok unit kompetensi tertentu. 3. Mengingat pentingnya penguji uji kompetensi, perlu dipersiapkan suatu mekanisme bagaimana mempersiapkan penguji uji kompetensi yang qualified Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 1

dan certified, antara lain: penyeleksian (penilaian porto folio), pelaksanaan pelatihan, dan penilaian terhadap peserta pelatihan penguji uji kompetensi. 4. Untuk memenuhi kebutuhan penguji uji kompetensi pada TUK sesuai dengan pemetaan yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi kompetensi. 5. Kualitas pelatihan berbasis kompetensi harus menggunakan perencanaan yang baik, kurikulum pendidikan yang tepat, sarana prasarana pelatihan yang memadai, dan nara sumber/master penguji uji kompetensi yang kompeten sesuai profesi. Berdasarkan uraian di atas maka perlu disusun petunjuk teknis pelatihan penguji uji kompetensi. B. Dasar Hukum Dasar hukum yang melandasi Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji uji kompetensi adalah: 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat 3 menyatakan bahwa Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa sertifikat kompetensi diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh organisasi profesi Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 2

yang diakui Pemerintah sebagai tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 70 Tahun 2008 tentang uji kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan dari satuan pendidikan nonformal atau warga masyarakat yang belajar mandiri. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2009 tentang standar penguji pada kursus dan pelatihan. C. Tujuan 1. Tujuan Pedoman Sebagai acuan bagi penyelenggara pelatihan penguji uji kompetensi agar kegiatan pelatihan penguji uji kompetensi dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan penguji uji kompetensi yang memiliki kompetensi sesuai standar yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Khusus Dengan adanya petunjuk teknis ini penyelenggara mampu: a. Merencanakan pelatihan penguji uji kompetensi; b. Melaksanakan pelatihan penguji uji kompetensi; dan c. Melakukan evaluasi, kaji ulang, dan tindaklanjut pelatihan penguji uji kompetensi. D. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan pada pelatihan ini adalah: Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 3

1. Terekrutnya calon penguji uji kompetensi yang memiliki kompetensi antara lain: a. Kompetensi Sosial b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Professional d. Kompetensi Andragogi e. Kompetensi Penilaian dan Pengukuran 2. Terpenuhinya penguji uji kompetensi sesuai dengan kebutuhan Lembaga Sertifikasi Kompetensi untuk dapat melaksanakan proses uji kompetensi yang Measurable (terukur), Valid (Sahih), Reliable (terpercaya), Traceable (mampu telusur) dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi. E. Sasaran Sasaran pedoman pelatihan penguji uji kompetensi ini adalah: 1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi; 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan 3. Pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan pelatihan penguji uji kompetensi. F. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan pada pelatihan penguji uji kompetensi meliputi : 1. Pengertian, peran, serta persyaratan calon penguji uji kompetensi; 2. Prosedur dan mekanisme uji kompetensi; 3. Pendalaman materi kompetensi profesional; 4. Panduan penilaian; Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 4

5. Etika profesi penguji; 6. Prosedur sertifikasi dan periode registrasi penguji uji kompetensi; 7. Standar kualifikasi dan kompetensi penguji uji kompetensi; dan 8. Penilaian hasil pelatihan (ujian teori dan praktik); dan 9. Evaluasi proses pelatihan. G. Pengertian-pengertian Dalam Pedoman Pelatihan Penguji uji kompetensi ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan. 2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang selanjutnya disebut LSK adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah mendapatkan penetapan dari asosiasi profesi terkait dan pengesahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 3. Profesi atau Keahlian adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilainilai dan kode etik profesi. 4. Penguji Uji Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 5

melakukan uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi keahlian tertentu. 5. Peserta Uji Kompetensi adalah pemohon yang mempunyai persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi. 6. Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi. 7. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 9. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau Kementerian Pendidikan Nasional. 10. Tempat Uji Kompetensi adalah lembaga kursus dan/ atau satuan pendidikan nonformal lainnya atau tempat lain yang berdasarkan penilaian dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji kompetensi. 11. Uji Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh penguji atau asesor uji kompetensi untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi hasil Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 6

belajar peserta didik kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya, serta warga masyarakat yang belajar mandiri pada suatu jenis dan tingkat pendidikan tertentu. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 7

BAB II PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUJI UJI KOMPETENSI A. Materi Pelatihan dan alokasi waktu Materi pelatihan penguji uji kompetensi secara garis besar sebagai berikut. Materi Umum No. Materi Waktu 1. Kebijakan Pemerintah tentang Uji Kompetensi 1,5 jam 2. Etika Profesi 1 jam 3. Teknik Berkomunikasi 1 jam JUMLAH JAM 3,5 jam Materi Khusus No. Materi Waktu 1. Hubungan Kompetensi dengan Capaian 4 jam Pembelajaran 2. Pengukuran dan Penilaian Capaian 4 jam Pembelajaran 3. Sistem Skoring 4 jam JUMLAH JAM 12 jam Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 8

Materi Praktek No. Materi Waktu 1. Praktek Mengukur dan Scoring 6 jam JUMLAH JAM 6 jam Evaluasi No. Materi Waktu 1. Ujian Teori 1 jam 2. Ujian Praktek 1,5 jam JUMLAH JAM 2,5 jam B. Metoda Pelatihan Metoda pelatihan yang digunakan, meliputi: 1. ceramah; 2. diskusi; 3. tanya jawab; 4. studi kasus; 5. simulasi; 6. latihan/praktek; 7. penugasan; dan 8. Metoda-metoda lain yang relevan. C. Tahapan Pelatihan Pelaksanaan pelatihan penguji uji kompetensi adalah sebagai berikut. 1. Pembekalan materi 2. Pelaksanaan ujian teori 3. Pelaksanaan ujian praktik Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 9

D. Narasumber Pelatihan Kualifikasi narasumber yang dapat memberikan materi pada pelatihan penguji uji kompetensi adalah: 1. Master penguji uji kompetensi; 2. Asisten Master Penguji uji kompetensi; dan 3. Narasumber yang kompeten dibidangnya. E. Penyelenggara Pelatihan Penyelenggara pelatihan penguji uji kompetensi adalah Lembaga Sertifikasi Kompetensi dan/atau Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. F. Peserta Pelatihan 1. Jumlah peserta dalam sebuah pelatihan berkisar antara 20 s.d. 30 orang. 2. Persyaratan untuk menjadi calon peserta pelatihan penguji uji kompetensi adalah: a. Memiliki portofolio yang dipersyaratkan oleh LSK b. Pernah mengikuti kegiatan pelatihan pendidik atau memiliki latar belakang sebagai pendidik yang relevan dengan bidang profesi keahliannya. c. Kualifikasi akademik minimal pendidikan SMA atau sederajat d. Memiliki sertifikat kompetensi/ijazah nasional sesuai bidang profesi keahliannya e. Umur maksimal 58 tahun f. Warga negara Indonesia g. Sehat jasmani dan rohani h. Tidak pernah tersangkut masalah pidana umum yang ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 10

G. Tempat Penyelenggaraan Pelatihan Penguji Tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan pelatihan penguji uji kompetensi harus memiliki ruang teori dan praktik sesuai dengan tempat kerja. H. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan Prosedur penyelenggaraan pelatihan penguji uji kompetensi adalah sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pelatihan penguji wajib mengacu kepada juknis penyelenggaraan pelatihan penguji yang diterbitkan oleh Ditbinsuslat. 2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi mengajukan surat permohonan kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan untuk melaksanakan pelatihan penguji uji kompetensi. Surat permohonan dilampiri dengan desain pelaksanaan pelatihan dan daftar nama calon lengkap dengan biodatanya. 3. Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan memeriksa dan memastikan bahwa semua persyaratan penyelenggaraan pelatihan sudah terpenuhi. 4. Lembaga Sertifikasi Kompetensi melaksanakan pelatihan penguji uji kompetensi sesuai dengan ketentuan yang ada. 5. Lembaga Sertifikasi Kompetensi melaporkan seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan pelatihan penguji lengkap dengan laporan keuangannya. Laporan dilampiri dengan daftar nama peserta yang lulus dan tidak lulus lengkap dengan nilainya. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 11

I. Evaluasi Penguji yang dinyatakan layak lulus pelatihan penguji harus dapat memenuhi kriteria berikut ini: 1. Etika penguji meliputi: penampilan; disiplin; kepribadian 2. Teori 3. Praktik 4. Teknik Penilaian 5. Portofolio Keterangan: kriteria masing-masing skor dan tata tertib pelatihan ditentukan oleh masing-masing LSK. J. Biaya Pelatihan Biaya pelatihan penguji ujikompetensi bersumber dari pemerintah atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 12

BAB III SERTIFIKASI PENGUJI UJI KOMPETENSI A. Tujuan Sertifikasi Tujuan sertifikasi penguji uji kompetensi adalah untuk memberikan pengakuan serta bukti tertulis bahwa nama yang tertera pada sertifikat tersebut telah memiliki kewenangan sebagai penguji uji kompetensi. B. Prosedur Penerbitan Sertifikat Prosedur penerbitan sertifikat penguji uji kompetensi adalah sebagai berikut. 1. LSK menetapkan kelulusan peserta pelatihan penguji uji kompetensi melalui surat keputusan tentang namanama yang dinyatakan kompeten. 2. LSK melaporkan hasil pelaksanaan pelatihan kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilampiri dengan surat keputusan pada point satu. 3. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mengeluarkan blanko sertifikat sesuai jumlah peserta yang dinyatakan kompeten. Blanko tersebut diserahkan ke LSK paling lama 10 hari setelah surat keputusan diterima oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. 4. LSK mengisi blanko sesuai ketentuan yang ditetapkan. 5. Sertifikat ditandatangani oleh ketua LSK yang bersangkutan dan diketahui oleh Direktur Ditbinsuslat. 6. Selain sertifikat LSK juga menerbitkan daftar materi yang diujikan beserta daftar nilai. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 13

7. LSK menerbitkan surat tanda registrasi penguji uji kompetensi. 8. Sertifikat penguji yang telah diterbitkan diserahkan kepada penguji paling lambat 20 hari setelah blanko diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan C. Masa Berlaku Sertifikat Ketentuan mengenai masa berlaku sertifikat penguji uji kompetensi, diatur sebagai berikut : 1. Masa berlaku sertifikat penguji uji kompetensi adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan. 2. Perpanjangan masa berlaku sertifikat penguji uji kompetensi dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas penguji uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSK. 3. Jika terjadi pelanggaran sesuai ketentuan LSK, maka masa berlaku sertifikat dapat diperpendek atau dicabut oleh LSK menurut tingkatan pelanggaran yang dilakukan. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 14

BAB IV PENGENDALIAN KEGIATAN PELATIHAN PENGUJI UJI KOMPETENSI A. Monitoring Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan pelatihan penguji uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Monitoring pelatihan penguji uji kompetensi dilakukan oleh 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. organisasi profesi terkait; dan 3. instansi lainnya yang terkait. Aspek yang dimonitoring adalah sebagai berikut: 1. Master penguji uji kompetensi dan/atau narasumber yang kompeten dibidangnya. 2. Materi pelatihan penguji uji kompetensi. 3. Waktu pelaksanaan pelatihan. 4. Proses pelaksanaan pelatihan. 5. Sarana dan prasarana pelatihan 6. Pelaksanaan ujian penguji B. Pelaporan Pelaporan bertujuan untuk mendokumentasikan secara obyektif hasil monitoring yang sudah dilakukan. Materi pelaporan dibuat berdasarkan hasil survailen yang meliputi pengkajian terhadap dokumentasi proses pelatihan penguji uji kompetensi. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 15

Pelaporan meliputi: 1. Kesesuaian proses pelatihan penguji uji kompetensi terhadap standar kompetensi 2. Penerapan dan pengembangan metoda pelatihan penguji uji kompetensi 3. Penerapan dan pengembangan sumber-sumber daya pelatihan penguji uji kompetensi 4. Penerapan prinsip-prinsip pelatihan penguji uji kompetensi 5. Validitas proses pelatihan penguji uji kompetensi 6. Kelayakan tempat pelatihan penguji uji kompetensi 7. Kesesuaian proses pelatihan penguji uji kompetensi terhadap keputusan/rekomendasi hasil pelatihan penguji uji kompetensi 8. Dokumentasi/adminstrasi pelatihan penguji uji kompetensi Laporan pelatihan penguji uji kompetensi dibuat oleh tim monitoring (format-format terlampir). C. Evaluasi dan Tindak Lanjut Evaluasi pelatihan penguji uji kompetensi dilaksanakan berdasarkan hasil pelaporan yang telah dibuat oleh tim monitoring. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 16

BAB V PENUTUP Penguji Uji Kompetensi harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga dalam memutuskan kompetensi seseorang harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh LSK, seperti yang terdapat pada Pedoman Uji Kompetensi. Penguji Uji Kompetensi yang kompeten dalam jumlah memadai diharapkan dapat mendukung Uji Kompetensi yang diselenggarakan oleh LSK, dimana sasaran akhirnya adalah tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten, profesional dan memiliki daya saing tinggi dalam memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan di luar negeri. Untuk menghasilkan Penguji Uji Kompetensi yang kompeten perlu dilakukan pelatihan Penguji Uji Kompetensi yang bermutu.penerbitan Pedoman Pelatihan Penguji uji kompetensi diharapkan dapat memberikan manfaat kepada lembaga-lembaga maupun individu yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan penyelenggaraan proses Uji Kompetensi di Indonesia. Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 17

LAMPIRAN 1 Format Penilaian Portofolio INSTRUMEN PENILAIAN DOKUMEN PORTOFOLIO CALON PENGUJI UJI KOMPETENSI Nomor Registrasi Pengusul Bidang Keahlian NO. PENILAIAN SUBSTANSI PROPOSAL BOBOT (B) SKOR (S) B X S 1 JENJANG PENDIDIKAN YANG RELEVAN 30 2 3 4 1. SLTA/sederajat 1 2. Diploma 2 3. S1 3 4. S2/S3 4 PENGALAMAN YG RELEVAN SEBAGAI 30 PENGUJI < 2 Tahun 1 > 2 sd 3 tahun 2 > 3 sd 4 th 3 > 4 sd 5 tahun 4 > 5 tahun 5 PENGALAMAN DI BIDANG ORGANISASI/ASOSIASI YG RELEVAN < 2 Tahun 1 > 2 sd 3 tahun 2 > 3 sd 4 th 3 > 4 sd 5 tahun 4 > 5 tahun 5 PELATIHAN YG PERNAH DIIKUTI (5 TH TERAKHIR) 10 1 SD 2 SERTIFIKAT 1 3 SERTIFIKAT 2 4 SERTIFIKAT 3 10 KETERANGA N Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 18

5 6 5 SERTIFIKAT 4 > 5 SERTIFIKAT 5 SEMINAR/LOKAKARYA YG PERNAH 5 DIIKUTI YG RELEVAN 1 SD 2 SERTIFIKAT 1 3 SERTIFIKAT 2 4 SERTIFIKAT 3 5 SERTIFIKAT 4 > 5 SERTIFIKAT 5 JENIS PRESTASI/PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH YG RELEVAN Internasional 3 Nasional 2 Provinsi 1 CATATAN PENILAI: 15 JUMLAH 100.... Jakarta, 2014.. ( ) Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 19

LAMPIRAN 2 Sistematika Laporan Penyelenggaraan Pelatihan Uji Kompetensi Lampiran Daftar Nilai Peserta Uji Kompetensi No. Nama Materi Dan Nilai Yang Diperoleh Keterangan (K/KB) Petunjuk Teknis Pelatihan Penguji Uji Kompetensi 20