DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

IBNU KHAYATH FARISANU 1 / 9 STIE

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

I PPh Pasal 4 ayat ( 2 ) 1 Pejualan saham di Bursa Efek

Catatan: - Untuk Point 1, 3, 4 dan 5 dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 20% (Dua puluh persen).

Subjek Pajak PPh Pasal 23

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum ada beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,S.H. (Waluyo, 2000 : 2), pajak

2% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 3% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 4% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 6% Jumlah bruto tidak termasuk PPN

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-70/ PJ. / 2007 TANGGAL : 9 April 2007

Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 BAB IV

Pemotongan/Pemungutan PPh

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa:

PERTEMUAN 6 By Ely Suhayati SE MSi Ak

Pajak Penghasilan Pasal 21

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan sebagian harta

PPh Pasal 26. Pengantar

Perpajakan Bagi Koperasi

Pajak Penghasilan Final: Suatu Penjelasan Singkat atas Objek, Tarif, dan Pihak yang ditunjuk Sebagai Pemotong

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PA JAK PENGHASILAN F INAL

2.1 Definisi Pajak. Landasan Teori. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Secara Umum

BAB II BAHAN RUJUKAN

PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23. Disampaikan oleh : Amanda Oktariyani,SE.,M.Si,Ak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (2002:1)

Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara Cuma-Cuma).

lebih pada konteks Pajak Penghasilan (PPh), karena dalam PPh ada Perampungan yang dilakukan setiap akhir tahun

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

BAB I PENDAHULUAN. kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2013: 1) adalah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ.

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

UU No 7 Tahun 1983 PMK 184/PMK.03/2007 Perd Pe irj r e j n e No .PER 31/PJ 31/P /2009 Diubah dengan PER 57/PJ/2009. Perd Pe irj r e j n e No

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/20

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

AGENDA. PPh Pasal 26

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

PPh pasal 23 dan Contoh Soalnya (1)

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

244/PMK.03/2008 JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG-

PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DAN/ATAU DILAPORKAN PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) 8. JUMLAH (6 + 7) 8

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak

BAB III KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF EFEKTIF DALAM PEMUNGUTAN PPh PASAL 23 ATAS JASA LAIN

BAB II URAIAN TEORITIS

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sautu perbuatan seseorang

Pajak Penghasilan Umum. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Adalah pajak atas penghasilan sebagai berikut:

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

PAJAK PENGHASILAN (PPh) Ps. 21/26

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21/26

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PERTEMUAN 5 By Ely Suhayati SE MSi Ak

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Pemotongan/PemungutanPPh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo, (2003:1) :

Pertemuan 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + B)

Perpajakan 2 PPh. 8 Februari Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

DANA BOS (BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH)

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

I. PPh Pasal 21 1. Penghasilan yang Diterima oleh Pegawai Tetap PKP = PB (BJ + IP) PTKP 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan PKP = (PB BP) PTKP 3. Pegawai Tidak Tetap yang Penghasilannya Dibayar Secara Bulanan atau Jumlah Kumulatif Penghasilan yang Diterima dalam Satu Bulan Kalender Telah Melebihi Rp1.320.000. PKP = (PB Disetahunkan PTKP Setahun) 4. Upah yang Diterima oleh Tenaga Harian Lepas, berupa Upah Harian, Upah Mingguan, Upah Satuan, Upah Borongan dan Uang Saku Harian : a. Upah/Uang Saku Harian atau Rata-Rata Upah/Uang 0% Tidak Terutang PPh Pasal 21 Saku Tidak Lebih dari Rp150.000, & Jumlah Kumulatif dalam Satu Bulan Kalender Tidak Lebih dari Rp1.320.000. b. Upah/Uang Saku Harian atau Rata-Rata Upah/Uang Saku Lebih dari Rp150.000, & Jumlah Kumulatif dalam Satu Bulan Kalender Tidak Lebih dari Rp1.320.000. (Upah/Uang Saku Harian atau Rata-Rata Upah/Uang Saku Harian - Rp150.000) c. Upah Kumulatif dalam Bulan Kalender Lebih Rp1.320.000,00 dan Kurang dari Rp6.000.000. (Upah/Uang Saku Harian atau Rata-Rata Upah/Uang Saku Harian - PTKP Sebenarnya/360) d. Penghasilan Kumulatif dalam Satu Bulan Kalender Lebih dari Rp6.000.000 PKP Disetahunkan = (PB Disetahunkan PTKP Setahun) 6. Honorarium yang Diterima Dewan Komisaris/ Pengawas Penghasilan Bruto Kumulatif yang Tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap. 7. Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, Bonus yang Diterima Penghasilan Bruto Kumulatif Mantan Pegawai 8. Penarikan Dana pada Dana Pensiun oleh Pensiunan Penghasilan Bruto Kumulatif 9. Honorarium dan Pembayaran Lain yang Diterima oleh 50% Penghasilan Bruto Kumulatif Tenaga Ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek, Dokter, Konsultan, Notaris, Penilai, dan Aktuaris) Sebagai Imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan. 10. Imbalan yang Bersifat Berkesinambungan yang Diterima oleh Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai Selain Tenaga Ahli : a. Bagi yang Telah Memiliki NPWP dan Hanya Menerima PKP = (50% PB) PTKP Per Bulan Penghasilan dari Pemotong Pajak ybs. b. Bagi yang Tidak Memiliki NPWP atau Menerima 50% Penghasilan Bruto Kumulatif Penghasilan dari Selain Pemotong Pajak ybs. 11. Imbalan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan yang 50% Penghasilan Bruto Diterima oleh Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai Selain Tenaga Ahli. 12. Penghasilan yang Diterima Peserta Kegiatan : Penghasilan Bruto untuk Setiap Pembayaran Utuh Page 1 of 8

13. Uang Tebusan Pensiun, Uang THT atau JHT, Uang Pesangon yang Diterima Pegawai atau Mantan Pegawai: a. s.d Rp50.000.000 0% - - b. > Rp. 50 juta s.d Rp. 100 juta c. > Rp. 100 juta s.d Rp. 500 juta 1 d. > Rp. 500 juta 2 Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua: a. s.d Rp50.000.000 0% - Final b. > Rp. 50 juta 15. Honorarium yang Dananya dari Keuangan Negara/Daerah 1 yang Diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, Kecuali PNS Gol. II/d Ke Bawah atau Anggota POLRI dengan Pangkat Pembantu Letnan Satu atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke Bawah 16. Penghasilan dari Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan yang PKP = (PB (BJ + IP) PTKP Diterima oleh Tenaga Asing (Expatriate) yang Telah Berstatus sebagai WPDN Keterangan : PKP : Penghasilan Kena Pajak PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya jabatan (Rp6.000.000 Setahun) IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun (Rp2.400.000 Setahun) II PPh Pasal 22 1. Pembelian Barang Dalam Negeri a. Pembelian Barang oleh Bendaharawan, BUMN/BUMD 1, Harga Pembelian dan Badan-Badan Tertentu b. Pembelian Bahan-Bahan Berupa Hasil Perhutanan, 0,2 Harga Pembelian Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan untuk Keperluan Industri dan Ekspor dari Pedagang Pengumpul. 2. Impor Barang a. Importir Mempunyai API 2, Nilai Impor b. Importir Tidak Mempunyai API 7, Nilai Impor c. Pemenang Hasil Lelang Impor yang Tidak Dikuasai 7, Nilai Lelang 3. Penjualan Hasil Produksi Tertentu di Dalam Negeri a. Industri Semen 0,2 DPP PPN b. Industri Kertas 0,10% DPP PPN c. Industri Baja 0,30% DPP PPN d. Industri Otomotif 0,4 DPP PPN Page 2 of 8

f. Bahan Bakar Minyak dan Gas SPBU Swastanisasi SPBU Pertamina - Premium 0,3% 0,2 Penjualan Final - Solar 0,3% 0,2 Penjualan Final - Premix/Super TT 0,3% 0,2 Penjualan Final - Minyak Tanah - 0,3% Penjualan Final - Gas/LPG - 0,3% Penjualan Final - Pelumas - 0,3% Penjualan Final 4. Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah Harga Jual dan PPnBM III PPh Pasal 23 A. 1. Dividen 1 Penghasilan Bruto Kecuali : - dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat Bukan Obyek PPh - (3) huruf f dan - dividen yang diterima oleh orang pribadi 10% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c); 2. Bunga 1 Penghasilan Bruto 3. Royalti 1 Penghasilan Bruto 4. Hadiah, Penghargaan, Bonus dan Sejenisnya Selain 1 Penghasilan Bruto yang Telah Dipotong PPh Pasal 21 Ayat (1) Huruf e. B. Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta, Kecuali Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta yang Telah Dikenakan PPh Final. C. Imbalan Sehubungan dengan Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan, Selain Jasa yang Telah Dipotong PPh Pasal 21. D. Imbalan Sehubungan dengan Jasa Lain, Selain Jasa yang Telah Dipotong PPh Pasal 21 : a. Jasa Penilai (Appraisal) b. Jasa Aktuaris c. Jasa Akuntansi, Pembukuan, dan Atestasi Laporan Keuangan d. Jasa Perancang (Design) e. Jasa Pengeboran (Drilling) di Bidang Penambangan Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kecuali yang Dilakukan oleh Bentuk Usaha Tetap; f. Jasa Penunjang di Bidang Penambangan Migas Page 3 of 8

g. Jasa Penambangan dan Jasa Penunjang di Bidang Penambangan Selain Migas. h. Jasa Penunjang di Bidang Penerbangan dan Bandar Udara. i. Jasa Penebangan Hutan j. Jasa Pengolahan Limbah. k. Jasa Penyediaan Tenaga Kerja (Outsourcing Services) l. Jasa Perantara dan/atau Keagenan m. Jasa di Bidang Perdagangan Surat-Surat Berharga, Kecuali yang Dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI, dan KPEI. n. Jasa Kustodian/Penyimpanan/Penitipan, Kecuali yang Dilakukan KSEI o. Jasa Pengisian Suara (Dubbing) dan/atau Sulih Suara p. Jasa Mixing Film q. Jasa Sehubungan dengan Software Komputer, Termasuk Perawatan, Pemeliharaan dan Perbaikan. r. Jasa Instalasi/Pemasangan Mesin, Listrik/ Telepon/Air/Gas/AC/TV Kabel, Selain yang Dilakukan oleh Wajib Pajak yang Ruang Lingkupnya di Bidang Konstruksi dan Mempunyai Izin dan/atau Sertifikasi sebagai Pengusaha Konstruksi. s. Jasa Perawatan/Pemeliharaan/Perbaikan Mesin, Listrik/Telepon/Air/Gas/ AC/TV Kabel, Alat Transportasi/Kendaraan dan/atau Bangunan, Selain yang Dilakukan oleh Wajib Pajak yang Ruang Lingkupnya di Bidang Konstruksi dan Mempunyai Izin dan/atau Sertifikasi sebagai Pengusaha Konstruksi. t. Jasa Maklon u. Jasa Penyelidikan dan Keamanan v. Jasa Penyelenggara Kegiatan atau Event Organizer w. Jasa Pengepakan x. Jasa Penyediaan Tempat dan/atau Waktu Dalam Media Massa, Media Luar Ruang atau Media Lain untuk Penyampaian Informasi y. Jasa Pembasmian Hama z. Jasa Kebersihan atau Cleaning Service aa. Jasa Catering atau Tata Boga Page 4 of 8

IV PPh Pasal 26 1. Dividen 20% Atau Tarif P3B 2. Bunga, termasuk Premium, Diskonto, Premi Swap, 20% Atau Tarif P3B dan Imbalan Sehubungan dengan Jaminan Pengembalian Utang. 3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan Lain Sehubungan 20% Atau Tarif P3B dengan Penggunaan Harta. 4. Hadiah dan Penghargaan. 20% Atau Tarif P3B 5. Pensiunan dan Pembayaran Berkala Lainnya. 20% Atau Tarif P3B 6. Penghasilan dari Penjualan Harta di Indonesia yang 20% Atau Tarif P3B Diterima Wajib Pajak Luar Negeri, Selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia. 7. Premi Asuransi termasuk Premi Reasuransi : a. Dibayarkan Tertanggung kepada Perusahaan 10% Atau Tarif P3B Asuransi di LN baik Secara Langsung maupun Melalui Pialang b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia Atau Tarif P3B kepada Perusahaan Asuransi di LN c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia 1% Atau Tarif P3B kepada Perusahaan Asuransi di LN 8. Penghasilan dari Penjualan Saham yang Diperoleh Harga Jual Final Wajib Pajak Luar Negeri Selain BUT. 9. Laba Setelah Pajak BUT, Kecuali Laba Setelah Pajak 20% Atau Tarif P3B Laba BUT Dikurangi PPh BUT Final Tersebut Ditanamkan Kembali di Indonesia di Indonesia V. PPh Pasal 4 Ayat (2) 1. Usaha Jasa Konstruksi a. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang Memiliki Kualifikasi Usaha Kecil. b. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh 4% Penyedia Jasa yang Tidak memiliki Kualifikasi Usaha. c. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh 3% Penyedia Jasa selain penyedia Jasa yang memiliki Kualifikasi Usaha Kecil dan penyedia Jasa yang tidak Memiliki Kualifikasi Usaha. d. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan 4% Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang Memiliki Kualifikasi Usaha. e. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan 6% Konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa yang Tidak Memiliki Kualifikasi Usaha. Page 5 of 8

2. Penghasilan yang Diterima/Diperoleh dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek : a. Bukan Saham Pendiri 0,1% Nilai Transaksi Final b. Saham Pendiri - - Telah Diperdagangkan di Bursa Sebelum 31-12- 1996 Telah Diperdagangkan di Bursa Setelah 01-01- 1997 (0,1% x Nilai Transaksi) + (0, x Nilai Saham 30/12/96) (0,1% x Nilai Transaksi) + (0, x Nilai Saham Saat IPO) Final Final 3. Penghasilan yang Diterima/Diperoleh Berupa Bunga dan atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek a. Bunga Obligasi dengan Kupon (Interest Bearing Bond) - WP DN dan BUT 1 Bunga Sesuai Final - WP LN 1 atau Tarif P3B Masa Kepemilikan Obligasi (Holding Period) b. Diskonto Obligasi dengan Kupon (Interest Bearing Bond) - WP DN dan BUT 1 Selisih Harga Jual atau Harga Final - WP LN 1 atau Tarif P3B Nominal di Atas Harga Perolehan Obligasi, Tidak Termasuk Bunga Berjalan (Acrued Interest) c. Diskonto Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond) - WP DN dan BUT 1 Selisih Harga Jual atau Harga Final - WP LN 1 atau Tarif P3B Nominal di Atas Harga Perolehan Obligasi d. Bunga dan/atau Diskonto dari Obligasi yang Diterima dan/atau Diperoleh WP Reksadana yang Terdaftar pada BPPM dan LK : - Tahun 2009 s/d 2010 0% Final - Tahun 2011 s/d 2013 Final - Tahun 2014 dst 1 Final Pengecualian : - Bank yang didirikan di Indonesia atau Cabang Bank Luar Negeri di Indonesia; - Dana Pensiun yang Pendirian/Pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. 4. Penghasilan Bunga Deposito, Termasuk Simpanan 20% pada Bank Dalam Negeri yang Memiliki Cabang di Luar Negeri 5. Penghasilan Bunga Tabungan, Jasa Giro, dan 20% Diskonto Sertifikat Bank Indonesia 6. Penghasilan Berupa Hadiah Undian 2 7. Penghasilan Sewa Tanah dan/atau Bangunan 10% Page 6 of 8

8. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan, yang Diterima oleh: a. Wajib Pajak Badan b. Wajib Pajak Orang Pribadi, dimana Pengalihannya lebih dari Rp60.000.000,dan bukan merupakan Jumlah yang Dipecah-Pecah; c. Wajib Pajak yang Usaha Pokoknya Melakukan 1% Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan untuk Pengalihan Hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana. d. Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi Nilai Sisa Sesuai Perjanjian Final e. Sale and Lease Back Nilai Sisa Saat Lesse Membeli Final Kembali dan atau Nilai Tertinggi antara Akta dan NJOP Saat Lesse Menjual f. Pihak-Pihak yang Melakukan Transaksi Tukar Nilai Tertinggi antara Nilai Final Menukar Tanah dan atau Bangunan Tukar dengan NJOP g. Pihak-Pihak yang Melakukan Kerjasama dalam Nilai Tertinggi Final Bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built antara Nilai Pasar dengan NJOP Operate and Transfer) Bangunan ybs 9. Penghasilan Selisih Lebih karena Revaluasi Aktiva 10% Nilai Selisih Lebih Antara Nilai Final Tetap Pasar atau Nilai Wajar dengan Nilai Buku Fiskal Aktiva Tetap yang Dinilai Kembali 10. Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham atau 0.1% Nilai Transaksi Final Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Penjualan Saham atau Pasangan Usaha (Syaratnya : Merupakan Pengusaha Pengalihan Penyertaan Modal Kecil dan Sahamnya Tidak Diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia) 11. Penghasilan dari Transaksi Derivatif berupa Kontrak 2. Margin Awal Final Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa. 12. Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi. a. Penghasilan berupa Bunga Simpanan sampai 0% - - dengan Rp240.000; b. Penghasilan berupa Bunga Simpanan lebih dari 10% Final Rp240.000; 13. Penghasilan atas Dividen yang Diterima oleh WP 10% Final Orang Pribadi Dalam Negeri Page 7 of 8

VI. PPh Pasal 15 1. Pelayaran Dalam Negeri 1, 2. Penerbangan Dalam Negeri 1,8% 3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 2,64% 4.. Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor 0,44% Nilai Ekspor Bruto Final Perwakilan Dagang di Indonesia Page 8 of 8