PENERAPAN PEWARNAAN GRAF DALAM PENGGUNAAN FREKUENSI RADIO

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pewarnaan Graf pada Tempat Penitipan Anak

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Pengalokasian Frekuensi Gelombang pada WLAN

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

Aplikasi Penggunaan Graf Pada Sistem Website Video Streaming Youtube

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Art Gallery Problem II. POLIGON DAN VISIBILITAS. A. Poligon I. PENDAHULUAN. B. Visibilitas

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

Implementasi Metode Pewarnaan Graf Menggunakan Algoritma Welch Powell Untuk Simulasi Penerapan Frekuensi Radio Di Jawa Timur

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

PENERAPAN PEWARNAAN GRAF DALAM PENJADWALAN

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

Pemodelan Sistem Lalu Lintas dengan Graf Ganda Berarah Berbobot

POLA PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN REPRESENTASI GRAF

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

IF3051 Strategi Algoritma Penerapan Algoritma Greedy untuk Reservasi Tiket Konser

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang Minimum dalam Menentukan Jalur Terpendek menuju Daerah Tujuan Wisata di Sumatera Utara

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

Penerapan Graf pada Rasi Bintang dan Graf Bintang pada Navigasi Nelayan

Aplikasi Graf dalam Pembuatan Game

BAB II LANDASAN TEORI

Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer

Penerapan Teori Graf dalam Pemetaan Sosial

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Penerapan Graf pada PageRank

Penggunaan Graf dan Pohon Merentang Minimum dalam Menentukan Jalur Terpendek Bepergian di Negara-negara Asia Tenggara dengan Algoritma Prim

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Aplikasi Graf Bipartit pada Job Recruitment Process dengan Matching Method

Aplikasi 4-Colour Theorem dalam Teorema Pewarnaan Graf untuk Mewarnai Sembarang Peta

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

LAPORAN PENELITIAN APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Algoritma Penentuan Graf Bipartit

PENERAPAN TEORI GRAF DALAM RENCANA TATA RUANG KOTA

`BAB II LANDASAN TEORI

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Kasus Perempatan Jalan

LOGIKA DAN ALGORITMA

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object

APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

Penerapan Graf Dalam File Sharing Menggunakan BitTorrent

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data

Penerapan Graf pada Robot Micromouse

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

3.1 Model Matematika untuk masalah interferensi pada WLAN. Telah dijelaskan pada bab satu bahwa dengan teknologi dan kemudahan yang

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik

Transkripsi:

PNRPN PWRNN GRF LM PNGGUNN FRKUNSI RIO Restu rif Priyono / 13509020 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik lektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha 10 andung 40132, Indonesia mail : priyono.arif@gmail.com / restu.arif@students.itb.ac.id bstract pewarnaan graf banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bisa dimodelkan oleh graf. Salah satu masalah yang bisa diselesaikan dengan metode pewarnaan graf adalah penggunaan frekuensi radio. Pewarnaan graf dapat mengatur pengguna suatu frekuensi yang sama tanpa adanya gangguan frekuensi akibat konflik frekuensi antarpengguna. Sehingga didapatkan penggunaan kanal frekuensi sesedikit mungkin tanpa adanya konflik frekuensi. kata kunci pewarnaan graf, frekuensi, bilangan kromatik I. PNHULUN anyak orang menggunakan radio untuk berbagai keperluan sehari-hari. Mulai dari penyampaian informasi, media komunikasi, hingga hiburan. Radio penerima yang sekarang lebih mudah didapatkan dengan harga terjangkau juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan radio penerima dan pemancar banyak digunakan sekarang ini. Mungkin beberapa dari kita bertanya, mengapa dengan kanal radio yang sama di tempat yang berbeda akan menghasilkan siaran yang berbeda? Makalah ini akan memaparkan beberapa hal yang akan menjawab pertanyaan ini. i bumi ini terdapat berbagai gelombang elektromagnetik yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan komunikasi. Jika setiap orang bisa menggunakannya tanpa aturan, maka akan terjadi kekacauan antara pengguna frekuensi yang satu dan pengguna yang lain. Jika suatu kanal ferkeunsi radio tertentu digunakan oleh beberapa pengguna sekaligus dalam jarak yang dekat, akan terjadi interferensi gelombang yang akan mengganggu komunikasi melalui frekuensi tersebut. Oleh karena itu, terdapat sebuah organisasi yang bertugas untuk mengatur penggunaan frekuensi ini, yang disebut International Telecommunication Union (ITU). ITU setiap Negara inilah yang mengatur penggunaan frekuensi setiap pemancar. Peraturan yang biasa dibuat adalah penggunaan alokasi frekuensi radio sesedikit mungkin dengan pemancar sebanyak mungkin. Makalah ini dibuat untuk memperlihatkan keizinan sebuah pemancar untuk menggunakan suatu frekuensi radio tertentu. Keizinan penggunaan frekuensi suatu radio dapat dimodelkan dengan pewarnaan graf. alam makalah ini, pewarnaan graf yang akan menggunakan cara heuristic atau algoritma Powell-Welch. II. SR TORI Penerapan graf banyak digunakan dalam memodelkan suatu masalah yang banyak berkaitan dengan hubungan antara suatu objek dengan objek yang lain. Salah satu penerapan yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah penerapan pewarnaan graf dalam mengatur penggunaan frekuensi radio. gar lebih mudah memahami masalah dan solusi yang ada dalam makalah ini, terdapat beberapa istilah dan teori yang digunakan. 2.1 Teori Graf dan Pewarnaan Graf 2.1.1. Pengertian Graf Secara matematis, graf didefinisikan sebagai [1]: pasangan himpunan (V,), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices atau nodes) = {v 1, v 2,..,v n }, dan = himpunan sisi (edge atau arc) yang menghubungkan sepasan simpul = {e 1, e 2,, e n }, atau dapat ditulis singkat dengan notasi G = (V,). 2.1.4. Terminologi asar alam masalah yang dibahas di dalam makalah ini, digunakan graf tidak berarah, karena penerapan yang akan dibahas menggunakan graf tidak berarah. Istilah-istilah berikut akan digunakan dalam pembahasan penerapan graf dalam makalah ini. 2.1.4.1. ertetangga (djacent) ua buah simpul pada graf tak-berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya terhubung langsung dengan sebuah sisi. engan kata lain, vi bertetangga dengan vk jika (vi, vk) adalah sebuah sisi pada graf G. 2.1.4.2. ersisian (Incident)

Untuk sembarang sisi e = (vi, vk), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul vi dan simpul vk. 2.1.4.3. Simpul Terpencil (Isolated Vertex) Simpul terpencil adalah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya. tau dapat juga dinyatakan bahwa simpul terpencil adalah simpul yang tidak satupun bertetangga dengan simpul-simpul lainnya. 2.1.4.4. Graf Kosong (mpty Graph atau Null Graph) Graf yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong disebut graf kosong dan ditulis sebagai Nn, yang dalam hal ini n adalah jumlah simpul. 2.1.4.5. erajat (egree) erajat suatu simpul pada graf tak-berarah adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. 2.1.3. Pengertian Pewarnaan Graf (Graph oloring) Pewarnaan simpul graf adalah memberi warna pada simpul-simpul suatu graf sedemikian sehingga tidak ada dua simpul bertetangga mempunyai warna yang sama [1]. 2.2 ilangan Kromatik ilangan kromatik adalah jumlah minimum warna yang dibutuhkan untuk memberi warna pada graf [2] yang biasa dilambangkan dengan χ ( G ). bilangan kromatik ini memiliki beberapa sifat, yaitu [2]: 1. χ ( G ) = 1 jika dan hanya jika G tidak terhubung 2. χ ( G ) 3 jika dan hanya jika G tidak bipartite 3. χ ( G ) ω(''g'') 4. χ ( G ) Δ(''G'')+1 5. χ(''g'') Δ(''G'') jika G terhubung, kecuali G adalah sebuah graf lengkap atau siklus ganjil χ(''g'') 4 untuk setiap graf planar G dimana Δ(''G'') adalah derajat maksimum, dan ω(''g'') adalah jumlah terkecil. 2.3 Macam-macam Pewarnaan Graf Sebenarnya terdapat beberapa macam pewarnaan graf, yaitu [2]: 1. pewarnaan simpul (node coloring) yaitu yang diwarnai adalah setiap simpulnya. 2. pewarnaan sisi (edge coloring) yaitu yang diwarnai adalah setiap sisinya. 3. pewarnaan daftar (list coloring) yaitu mewarnai simpul yang warnanya dipilih dari daftar warna yang disediakan. 4. daftar pewarnaan-sisi (list edge-coloring) yaitu mewarnai sisi yang warnanya dipilih dari daftar warna yang disediakan. 5. pewarnaan keseluruhan (total coloring) yaitu memberi warna pada sisi dan simpul. 6. pewarnaan harmoni (harmonious coloring) yaitu setiap pasang warna berada pada paling banyak satu sisi. 7. Pewarnaan lengkap (complete coloring) Yaitu setiap pasang warna berada pada setidaknya satu sisi. 8. pewarnaan eksak (exact coloring) yaitu setiap pasang warna berada pada tepat satu sisi. 9. pewarnaan asiklis (acyclic coloring) yaitu setiap dua upagraf kromatik adalah asiklis. 10. pewarnaan kuat (strong coloring) setiap warna berada pada setiap bagian tepat sekali. 11. pewarnaan sisi kuat (strong edge coloring) 12. pewarnaan dalam jaringan (on-line coloring) 13. pewarnaan wajar (equitable coloring) yaitu ukuran golongan warna berbeda paling banyak satu. 14. pewarnaan penjumlahan (sum-coloring) yaitu ukuran dari minimilisasinya adalah jumlah warnanya. 15. pewarnaan T (T-coloring) yaitu jarak antara dua warna dari dua simpul yang bertetangga tidak boleh membentuk T. 16. pewarnaan peringkat (rank coloring) 17. selang pewarnaan sisi (interval edge-coloring) yaitu sebuah pertemuan sisi berwarna yang berada dalam sebuah simpul harus berkelanjutan. 18. pewarnaan melingkar (circular coloring) yaitu pewarnaan yang didorong dari system kerja yang prosesnya melingkar. 19. pewarnaan alur (path coloring) yaitu memodelkan masalah rute dalam graf. 20. pewarnaan fraksional (fractional coloring) yaitu simpul mungkin memiliki warna ganda, dan untuk setiap sisi, jumlah dari bagian warna setiap simpul lebih besar dari satu. 21. pewarnaan berorientasi (oriented coloring) 22. upapewarnaan (Subcoloring) namun pada makalah ini, kita akan fokuskan pada pewarnaan simpul, karena pada dasarnya pewarnaan graf yang lain ini merupakan bentuk lain dari pewarnaan simpul. Pewarnaan simpul yang dimaksud adalah memberi warna pada simpul dalam graf. Tujuan dari pewarnaan ini adalah untuk memperoleh jumlah warna sesedikit mungkin (bilangan kromatik). Simpul-simpul yang bertetangga tidak boleh memiliki warna simpul yang sama. 2.3 lgoritma Powell-Welch

lgoritma Powell-Welch adalah suatu langkah yang digunakan dalam pewarnaan graf. lgoritma ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu [2,3]: 1. Urutkan simpul terurut menurun berdasarkan derajatnya. 2. Pisahkan semua simpul yang belum memiliki warna 3. Warnai simpul dengan derajat terbesar 4. Warnai simpul lain yang tidak bertetangga dengan simpul pada nomor 3 yang belum diberi warna 5. Ulangi langkah-langkah ini hingga semua simpul diberi warna ontoh penerapan dari algoritma di atas adalah sebagai berikut: Gambar 1 Urutan derajat simpul terurut menurun adalah: - - Menggunakan algoritma Powel-Welch, diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar 2 Karena sisa simpul lain yang belum memiliki warna bertetangga dengan simpul, maka kita lanjutkan dengan warna lain pada simpul berderajat terbesar selanjutnya dan belum diberi warna, juga pada simpul yang tidak bertetangga dengan simpu, tersebut. iilustrasikan seperti gambar dibawah ini. Gambar 3 Tersisa satu simpul yang bertetangga dengan simpul yang belum diberi warna. Maka algoritma Powell-Welch ini berakhir setelah simpulk diberi warna. Gambar 4 Jadi bilangan kromatik graf ini adalah 3. 2.4 Jarak Minimum Pemancar Radio agar Tidak Terjadi Interferensi Frekuensi yang dipancarkan oleh suatu pemancar memiliki jangkauan tertentu agar masih bisa diterima oleh radio penerima. Jangkauan pancaran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya [2]: aya pancar aya pancar yang dimaksud di sini adalah ffective Radiated Power (RP). Lebar pita frekuensi yang diizinkan Penggunaan frekuensi pada suatu lokasi Ketinggian antenna Karakteristik dari bumi adalah kontur datarannya yang melengkung. Unutk dapat menjangkau jarak pancaran yang lebih jauh, maka antenna harus setinggi mungkin dari permukaan bumi. Untuk suatu pemancar dengan ketinggian antenna 30 meter dengan daya pancar 100 Watt (RP), maka akan didapatkan jarak pancar sekitar 6 KM. Jika kita ingin mengatur penggunaan frekuensi agar tidak pengguna frekuensi tidak saling mengganggu pengguna yang lainnya, maka hal-hal di atas adalah yang harus diperhatikan dan disesuaikan. Misalkan pada suatu kota terdapat dua radio local. Karena penggunaan jangkauan radio local ini tidak dibutuhkan terlalu luas, maka kita bisa mengatur kedua radio pemancar ini menggunakan frekuensi yang sama, dengan mengatur variable(-variable) yang disebutkan di atas, misalnya ketinggian antenna. III. PNGGUNN FRKUNSI RIO Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemerintah mengatur penggunaan frekuensi radio sebagai media komunikasi, penyampai informasi atau yang lainnya. Karena banyaknya pihak yang ingin memanfaatkan frekuensi radio untuk berbagai keperluan itulah, maka tidak berlebihan jika peraturan ini diberlakukan. Yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana caranya agar frekuensi radio yang terbatas ini bisa digunakan seoptimal mungkin. rtinya dengan

pengguna frekuensi sebanyak-banyaknya, dan jumlah pemakaian frekuensi sesedikit mungkin. 3.1 Tujuan Pengaturan Frekuensi Radio ayangkan tidak ada pihak yang mengatur penggunaan frekuensi radio ini. Mungkin setiap orang memiliki pemancar masing-masing di rumahnya, dengan frekuensi yang dipasang sesuka hati. ila ada tetangganya yang memasang pemancar juga dengan frekuensi yang sama, maka akan terjadi peristiwa interferensi, yaitu yang sering disebut bocor. Maksudnya adalah siaran yang ditangkap oleh radio penerima kadang-kadang berasal dari pemancar yang satu, namun di lain waktu menerima dari pemancar yang lain, atau keduanya pada waktu yang bersamaan. Hal ini terjadi karena pada suatu pemancar dengan frekuensi tertentu akan diterima oleh radio penerima dalam radius tertentu. i dalam radius ini tidak boleh ada pemancar lain dengan frekuensi sama yang digunakan untuk menghindari interferensi tadi. Namun, pemancar yang berada di luar dari radius jangkauan frekuensi tadi,sebaiknya memakai frekuensi yang telah dipakai dan tidak berinterferensi. Untuk lebih memahami hal ini, kita misalkan suatu pemancar dengan frekuensi 103.1 FM di kota digunakan, frekuensi pemancar ini tidak menjangkau kota, maka sebaiknya pemancar di kota menggunakan frekuensi 103.1 FM pada pemancarnya. Hal ini bertujuan untuk mengakomodasi pengguna frekuensi radio sebanyakbanyaknya. Karena dengan demikian, alokasi frekuensi menjadi lebih optimal dan teratur. Gambar 5 Terjadi interferensi ferkuensi pamancar. Gambar 6 Tidak terjadi interferensi frekuensi Pada pemancar yang berada pada jangkauan pemancar yang lain, beda frekuensi minimal yang dibutuhkan adalah 600 MHz [3] agar tidak mengganggu frekuensi di sekitarnya. 3.2 Pemanfaatan Pewarnaan Graf lgoritma Powell-Welch yang digunakan dalam pewarnaan graf ternyata dapat diterapkan pada masalah penggunaan frekuensi radio ini. Misalkan pemancar dengan suatu frekuensi tertentu adalah suatu simpul. Pemancar yang memungkinkan akan berinterferensi dihubungkan dengan sisi, kita sebut kedua simpul yang dihubungkan sisi sebagai simpul yang bertetangga. Sesuai dengan algoritma Powell-Welch, simpul yang bertetangga akan memiliki warna yang berbeda. Warna di sini adalah gambaran dari ferkuensi yang dimiliki suatu pemancar. rtinya, jika warna pemancar (simpul) adalah sama, maka pemancar tersebut seharusnya memiliki frekuensi radio yang sama. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 4. Jika pengaturan penggunaan frekuensi seperti ini digunakan, maka akan tercapai tujuan semula kita, yaitu mengakomodasi pengguna frekuensi radio sebanyakbanyaknya dengan jumlah frekuensi yang digunakan sesedikit mungkin. 2 3 1 4 Gambar 7 5 Kita akan melihat contoh penerapan penggunaan frekuensi ini dari gambar 7. Pada graf tersebut terdapat lima buah simpul V = {,,,, } dan lima buah sisi = {(, ), (, ), (, ), (, ), (, )} = {1, 2, 3, 4, 5} Sesuai dengan algoritma Powell-Welch yang sudah dibahas sebelumnya, maka ilustrasi warna pada graf tersebut dapat dilihat pada Gambar 7, dengan bilangan kromatik = 3. Terlihat bahwa simpul,, dan memiliki warna yang sama, berbeda dengan, begitu pula dengan. Misalkan simpul menyatakan suatu pemancar radio dengan frekuensi tertentu, dan sisi menyatakan pemancar yang masih berada dalam jangkauan, dengan kata lain bertetangga. Pemancar dengan frekuensi oranye diharapkan akan memiliki frekuensi yang sama dengan pemancar dan, karena meskipun frekuensinya sama, tidak akan mengganggu siaran ketiga pemancar tersebut, karena ketiganya tidak bertetangga (tidak berada dalam jangkauan satu sama lain). Pemancar memiliki frekuensi biru, dan pemancar memiliki frekuensi hijau. III. KSIMPULN Pewarnaan simpul graf adalah memberi warna pada

simpul-simpul suatu graf sedemikian sehingga tidak ada dua simpul bertetangga mempunyai warna yang sama. plikasi dari pewarnaan graf ini salah satunya adalah untuk mengatur pemakaian frekuensi radio. Pewarnaan graf digunakan agar dapat mengakomodasi pengguna sebanyak-banyaknya, dengan jumlah frekuensi seoptimal mungkin. Salah satu algoritma yang digunakan untuk mewarnai simpul graf ini adalah algoritma Powell-Welch. RFRNSI [1] Munir, Rinaldi. iktat Kuliah IF2091 Struktur iskrit. Hal.51-54. Sekolah Teknik lektro dan Informatika, andung, 2008 [2] http://tripatlas.com/graph%20coloring waktu akses : 10 esember 2010, 10:27 [3] http://yd2kzr.blogspot.com/2010/08/mencoba-memahamipengaturan-frekuensi.html waktu akses : 10 esember 2010, 06:04 PRNYTN engan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. andung, 29 pril 2010 ttd Restu rif Priyono / 13509020