ISSN 2302-0164 10 Pages pp. 37-46 ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Syahidul Haq 1, Muhammad Arfan 2, Dana Siswar 2 1) Magister Akuntansi Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: This study examine and analyze the effect of financial ratios to predict financial distress of listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007. Financial ratios used as a tool of analysis is the current ratio, debt ratio, net profit margin, and return on equity. The population in this study is a listed company on the Indonesia Stock Exchange in the year 2007-2009 exclud companies from the financial sector. This study uses census method. Having been selected the target population is 257 companies. The analysis method used is logistic regression. The results of this study indicate that either simultaneously or partial current ratio, debt ratio, net profit margin, and return on equity influence the financial distress of listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007. Keywords: Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Financial Distress Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Rasio keuangan yang digunakan sebagai alat analisis adalah current ratio, debt ratio, net profit margin, dan return on equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 selain perusahaan-perusahaan di sektor keuangan (finance). Penelitian ini menggunakan metode sensus. Setelah diseleksi populasi sasaran berjumlah 257 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial current ratio, debt ratio, net profit margin, dan return on equity berpengaruh terhadap financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Kata Kunci: current ratio, debt ratio, net profit margin, return on equity, financial distress PENDAHULUAN Hingga saat ini, fenomena delisting masih terjadi pada perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data dari IDX Fact Book 2010, Pada tahun 2009, sebanyak 13 perusahaan mengalami delisting dari BEI. Sementara perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di BEI sebanyak 13 perusahaan. Dengan demikian perbandingan antara perusahaan yang delisting dengan yang melakukan IPO pada tahun 2009 adalah setara yaitu hanya 1:1. Untuk itu perlu dikaji sinyalsinyal yang mungkin bisa memberikan petunjuk bagi perusahaan yang akan mengalami delisting. Salah satu pendekatannya adalah dengan 37 - Volume 2, No.1, Februari 2013
mengembangkan suatu sistem peringatan dini (early warning system) pada kegagalan usaha suatu perusahaan. Dengan mengetahui kapan perusahaan akan mengalami penurunan pada kinerja perusahaan maka perusahaan dapat melakukan upayaupaya untuk mengatasi masalah tersebut. Definisi financial distress dalam riset-riset awal disinonimkan dengan kegagalan bisnis (Fachruddin, 2008). Penelitian tersebut dilakukan antara tahun 1968-1987. Mulai tahun 1987, dalam Fachruddin (2008), penelitian mulai berkembang dari riset kebangkrutan mengarah pada kesehatan perusahaan (financial distress). Penelitian mengenai financial distress terkini dilakukan oleh Lu dan Chang (2009) yang memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya bahwa rasio keuangan bisa digunakan untuk memprediksi financial distress. Alasan mengapa penelitian ini menggunakan rasio keuangan dalam penelitian tersebut masih menunjukkan tren yang berubah-ubah dalam menjelaskan signifikansinya terhadap financial distress, sehingga rasio keuangan tersebut masih memungkinkan untuk diteliti kembali. KAJIAN KEPUSTAKAAN Hubungan Current Ratio dengan Kemungkinan Financial Distress Melalui current ratio dapat diketahui apakah hutang jangka pendek yang biasanya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan bisa dibayar oleh perusahaan. Karena current asset sifatnya bisa lebih cepat dikonversi ke dalam satuan moneter, maka diharapkan hutang jangka pendek tersebut bisa dibayar dengan jumlah current asset tersebut. Oleh karena itu, jumlah current asset harus lebih besar dari jumlah current liabilities. Dengan kata lain, untuk bisa melunasi hutang jangka pendek perusahaan, maka perusahaan tersebut harus memiliki curent ratio yang tinggi. Sebaliknya, apabila ternyata perusahaan memiliki current asset yang rendah, atau jumlah current asset harus lebih kecil dari jumlah current liabilities, maka perusahaan tersebut dikhawatirkan akan kesulitan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal ini yang dapat memicu terjadinya financial distress. Hubungan Debt Ratio dengan Kemungkinan Financial Distress Melalui debt ratio dapat diketahui apakah hutang dapat tertutupi oleh jumlah aset perusahaan. Oleh karena itu, jumlah total asset harus lebih besar dari jumlah total liabilities. Dengan kata lain, untuk bisa melunasi hutang perusahaan tanpa harus mengorbankan terlalu banyak kepentingan pemilik modal, maka perusahaan tersebut harus memiliki debt Volume 2, No.1, Februari 2013-38
ratio yang rendah. Sebaliknya, apabila ternyata perusahaan memiliki debt ratio yang tinggi, atau jumlah current liabilities lebih besar dari jumlah current asset, maka perusahaan tersebut dikhawatirkan akan kesulitan dalam membayar hutanghutangnya. Hal ini yang dapat memicu terjadinya financial distress. Hubungan Net Profit Margin dengan Kemungkinan Financial Distress Melalui net profit margin dapat diketahui apakah manajemen perusahaan bisa mempertahankan biaya dan beban secara relatif dengan penjualan. Oleh karena kelima faktor diatas berpengaruh terhadap nilai net profit margin, maka perusahaan tersebut harus memiliki net profit margin yang tinggi dibanding perusahaan sejenis. Dengan kata lain, manajemen harus mengelola kelima faktor tersebut dengan efektif agar nilai net profit margin tetap tinggi. Sebaliknya, apabila ternyata perusahaan memiliki net profit margin yang rendah, maka nilai saham perusahaan tersebut dikhawatirkan akan turun seiring dengan turunnya kepercayaan investor pada pengelolaan manajemen perusahaan. Penurunan harga saham akan berakibat kesulitan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan sumber pembiayaan. Hal ini yang dapat memicu terjadinya financial distress. Hubungan Return on Equity dengan Kemungkinan Financial Distress Dengan nilai return on equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut menguntungkan usahanya. Selain itu nilai yang tinggi juga berarti perusahaan tersebut menggunakan lebih sedikit pendanaan dengan hutang. Apabila perusahaan menggunakan pendanaan lebih banyak dengan ekuitas dibandingkan hutang, maka semakin tinggi tingkat pengembalian atas investasi dan biaya hutang yang lebih rendah. Dengan semakin tingginya hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula perusahaan tersebut kemungkinan mengalami financial distress. Apabila return on equity tinggi, maka biaya hutang rendah, maka perusahaan akan terhindar dari kesulitan keuangan atau financial distress. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Sekaran (2006) menyatakan bahwa desain penelitian merupakan rencana dan struktur peneliti yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana penelitian merupakan program menyeluruh dari penelitian meliputi hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membangun hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis data. Desain penelitian melibatkan serangkaian pilihan yang sangat tergantung seberapa 39 - Volume 2, No.1, Februari 2013
hati-hati peneliti memilih berbagai alternatif desain yang dapat memenuhi tujuan tertentu dari penelitian. Tujuan studi Penelitan ini bertujuan untuk menguji hipotesis yaitu yang dikembangkan berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu. terhadap hubungan antara rasio-rasio keuangan yaitu current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on Equity dengan kemungkinan terjadinya financial distress. Pengujian akan dilakukan pada perusahaan berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi. Jenis investigasi Penelitian ini diklasifikasikan kedalam penelitian bersifat kausal komparatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian kausal komparatif (causal comparative research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Tingkat intervensi peneliti Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi minimal dimana peneliti melakukan penelitiannya tanpa mengintervensi aktivitas normal perusahaan yang menjadi lokasi penelitian. Pengaturan studi Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini diperlukan data dari lingkungan yang sebenarnya yaitu studi lapangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Unit Analisis Penelitian ini melakukan pengujian Horizon Waktu Dalam penelitian ini horizon waktu yang dilakukan adalah studi cross sectional dimana data yang dikumpulkan hanya sekali satu batas waktu yaitu tahun 2007. Sementara tahun 2008 dan 2009 hanya diperlukan data net operating income untuk penentuan kelompok perusahaan financial distress dan non financial distress dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selain perusahaanperusahaan di sektor keuangan (finance), yang laporan keuangannya terdapat di publikasi BEI tahun 2007-2009. Perusahaan-perusahaan di sektor keuangan (finance) dikecualikan sebagai populasi berdasarkan penelitian Lu dan Chang (2009) dengan alasan bahwa perusahaanperusahaan di sektor keuangan memiliki sifat bisnis (business nature) dan karakteristik keuangan yang berbeda Volume 2, No.1, Februari 2013-40
dengan perusahaan-perusahaan pada umumnya. Adapun yang menjadi populasi sasaran penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009. 2. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2009 mengalami net operating income secara berturut-turut positif dan negatif. Sumber dan teknik pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan melakukan penelusuran laporan keuangan tahunan perusahaan di BEI maupun dari publikasi lainnya, baik dengan menggunakan penelusuran manual maupun penelusuran dengan komputer. Penelusuran manual dilakukan dengan cara menelusuri laporan-laporan yang diterbitkan diantaranya adalah: Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sedangkan penelusuran komputer dilakukan dengan membuka website: http://www.idx.co.id dan situs perusahaan. Operasionalisasi Variabel Variabel dependen, perusahaan 41 - Volume 2, No.1, Februari 2013 dikatakan mengalami financial distress jika perusahaan tersebut 2 (dua) tahun mengalami net operating income negatif berturut-turut. Definisi financial distress berdasarkan definisi yang diberikan oleh Hofer (1980) dalam Luciana (2003) dan Whitaker (1999). Sebaliknya untuk perusahaan yang dikatakan tidak mengalami financial distress jika perusahaan tersebut 2 (dua) tahun mengalami net operating income positif berturut-turut. Variabel Independen, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Lu dan Chang (2009), Platt dan Platt (2002) dan Almilia dan Kristijadi (2003). Adapun definisi variabelnya adalah sebagai berikut : a. Current ratio (X 1 ), digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Variabel Current ratio diukur berdasarkan ukuran Lu dan Chang (2008). b. Debt ratio (X 2 ), rasio ini merupakan gambaran tentang berapa banyak persen dana perusahaan yang berasal dari pinjaman. Variabel Debt Ratio diukur berdasarkan ukuran Platt dan Platt (2002). c. Net profit margin (X 3 ), rasio ini melihat tren gambaran laba perusahaan. Net Profit Margin yang lebih tinggi berarti profitabilas perusahaan yang baik. Variabel Gross
Profit Margin diukur berdasarkan ukuran Platt dan Platt (2002). d. Return on equity (X 4 ), yaitu tingkat pengembalian atas ekuitas perusahaan. Variabel return on equty diukur berdasarkan ukuran Almilia dan Kristijadi (2003). Metode Analisis Model yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan menggunakan logit regression untuk mengetahui kekuatan prediksi model terhadap penentuan kondisi financial distress di Indonesia. Model prediksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: P = 1/[1+exp ( + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + 4 X 4 ) ] Keterangan: P = probabilitas perusahaan mengalami financial distress exp = 2,73 = Konstanta = Koefisien Regresi X 1 = Current Ratio X 2 = Debt Ratio X 3 = Net Profit Margin X 4 = Return on Equity HASIL PEMBAHASAN Pengujian Secara Bersama-sama Pengujian secara bersama-sama ini dilakukan untuk menguji pengaruh current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama terhadap financial distress. Nilai koefisien logistik pengaruh dari masing-masing variabel independen (current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity) terhadap financial distress adalah 0,134; 0,945; -0,014; dan - 5,243. Nilai koefisien logistik ini menunjukkan bahwa koefisien logistik current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity terhadap financial distress tidak sama dengan nol ( i 0, I = 1, 2, 3, 4). Hasil penelitian ini menolak H 0, (hipotesis nol) atau menerima H A (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap financial distress. Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji Nagelkerke S Square. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0, diperoleh Nagelkerke S Square = 0,373. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,373 berarti 37,3 % variasi variabel dependen yaitu financial distress ditentukan secara bersama oleh variabel current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity. Nilai ini menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap financial distress sebesar 37,3 %, sisanya 62,7 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pengujian Secara Parsial Uji ini dilakukan untuk menguji current ratio (X 1 ), debt ratio (X 2 ), net Volume 2, No.1, Februari 2013-42
profit margin (X 3 ) dan return on equity (X 4 ) secara parsial terhadap financial distress (Y). Kesimpulan pengaruh variabel independen (X 1, X 2, X 3, X 4 ) terhadap variabel dependen (Y) langsung diambil dari nilai koefisien logistik masing-masing variabel. Pengaruh Current Ratio (X 1 ) terhadap Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh current ratio terhadap financial distress diperoleh sebesar 0,134. Nilai ini menunjukkan bahwa koefisien logistik pengaruh current ratio terhadap financial distress tidak sama dengan nol ( 1 0). Hasil ini menolak H 0 (hipotesis nol) atau menerima H A (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa current ratio berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Pengaruh Debt Ratio (X 2 ) terhadap Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh debt ratio terhadap financial distress diperoleh sebesar 0,945. Nilai ini menunjukkan bahwa koefisien logistik pengaruh debt ratio terhadap financial distress tidak sama dengan nol ( 1 0). Hasil ini menolak H 0 (hipotesis nol) atau menerima H A (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa debt ratio berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Pengaruh Net Profit Margin (X 3 ) terhadap Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh net profit margin terhadap financial distress diperoleh sebesar -0,014. Nilai ini menunjukkan bahwa koefisien logistik pengaruh net profit margin terhadap financial distress tidak sama dengan nol ( 1 0). Hasil ini menolak H 0 (hipotesis nol) atau menerima H A (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Pengaruh Return on Equity (X 4 ) terhadap Financial Distress (Y) Nilai koefisien logistik pengaruh return on equity terhadap financial distress diperoleh sebesar -5,243. Nilai ini menunjukkan bahwa koefisien logistik pengaruh return on equity terhadap financial distress tidak sama dengan nol ( 1 0). Hasil ini menolak H 0 (hipotesis nol) atau menerima H A (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa return on equity berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin dan Return On Equity Secara Bersama-sama terhadap Financial Distres Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap 43 - Volume 2, No.1, Februari 2013
financial distress yang ditandai dengan nilai Nagelkerke R Square tidak sama dengan nol, yaitu sebesar 37,3%. Nilai ini menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap financial distress sebesar 37,3%. Keempat tolok ukur ini menunjukkan mempunyai kontribusi yang rendah terhadap financial distress. Rendahnya kontribusi ini menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity bukanlah faktor utama dalam memprediksi financial distress Pengaruh Current Ratio Secara Parsial terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio secara parsial berpengaruh terhadap financial distress, yang ditandai nilai koefisien logistik sebesar 0,134. Artinya, setiap kenaikan current ratio sebesar 0,134 akan menaikkan tingkat kemungkinan financial distress sebesar 7% (0,071). Pada variabel ini, tanda positif pada koefisien logistiknya menunjukkan bahwa apabila current ratio meningkat maka kemungkinan perusahaan mengalami financial distress juga akan meningkat. Namun, tanda pada koefisien logistik ini tidak sesuai dengan teori. Perbedaan tanda pada hasil penelitian ini bisa disebabkan oleh sebagian besar perusahaan mengandalkan pendanaannya pada hutang. Dengan jumlah hutang yang meningkat, maka akan meningkatkan nilai pengembalian atas ekuitas (ROE). Secara teori, nilai ROE yang tinggi, maka kondisi keuangan perusahaan tersebut dinilai baik sehingga akan menjauhkan perusahaan dari kemungkinan mengalami financial distress. Pengaruh Debt Ratio Secara Parsial terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt ratio secara parsial berpengaruh terhadap financial distress, yang ditandai nilai koefisien logistik sebesar 0,945. Artinya, setiap kenaikan debt ratio sebesar 0,134 akan menaikkan tingkat kemungkinan financial distress sebesar 14% (0,148). Pada variabel ini, tanda positif pada koefisien logistiknya menunjukkan bahwa apabila current ratio meningkat maka kemungkinan perusahaan mengalami financial distress juga akan meningkat. Pengaruh Net Profit Margin Secara Parsial terhadap Financial Distres Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa net profit margin secara parsial berpengaruh terhadap financial distress, yang ditandai nilai koefisien logistik sebesar -0,014;. Artinya, setiap peningkatan net profit margin sebesar 0,945 akan menurunkan tingkat kemungkinan financial distress sebesar 6% (0,062). Pada variabel ini, tanda negatif pada koefisien logistiknya menunjukkan bahwa apabila net profit margin meningkat Volume 2, No.1, Februari 2013-44
maka kemungkinan perusahaan mengalami financial distress akan menurun. Pengaruh Return on Equity Secara Parsial terhadap Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on equtiy secara parsial berpengaruh terhadap financial distress, yang ditandai nilai koefisien logistik sebesar -5,423. Artinya, setiap peningkatan return on equtiy sebesar -5,423 akan menurunkan tingkat kemungkinan financial distress sebesar 0% (0,00029). Pada variabel ini, tanda positif pada koefisien logistiknya menunjukkan bahwa apabila return on equtiy meningkat maka kemungkinan perusahaan mengalami financial distress akan menurun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi financial distress. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Current ratio, debt ratio, net profit margin dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 2. Current ratio berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 45 - Volume 2, No.1, Februari 2013 3. Debt ratio berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 4. Net profit margin berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 5. Return on equity berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Saran 1. Variabel independen yang digunakan harus lebih dikembangkan. Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat banyak variabel lain yang berperan dalam memengaruhi financial distress, seperti variabel corporate governance dan variabel makroekonomi. 2. Mengingat penelitian ini hanya menggunakan model penelitian cross sectional, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkannya dengan memadukan penelitian yang menggunakan data cross sectional dan longitudinal, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih menuju ketepatan prediksi. DAFTAR KEPUSTAKAAN Almilia, L.S., dan E. Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia. Vol. 7, No. 2. Hal: 5-13. Anonim 1, 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress suatu Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No. 1. Hal: 1-22. Anonim 2, 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. XII, No. 1. Hal: 5-10. Fachrudin, K. A., 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. Medan: USU Press. Indriantoro, N. dan Supomo, Bambang, 2002. Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Lu, Yang-Cheng, C.J. Lee, and S.L. Chang. 2008. Corporate Governance, Quality of Financial Information, and Macroeconomics Variables on the Prediction Power of financial Distress of Listed Companies in Taiwan. Working Paper. Available at SSRN.com Shu-Lien Chang, 2009. Corporate Governance and Quality of Financial Distress Information on the Prediction Power of financial Distress of Listed Companies in Taiwan. International Research Journal of Finance and economics. Hal: 73-78. Platt, H.D., and M.B. Platt. 2002. Predicting Corporate financial Distress: Reflections on Choice-Based sample Bias. Journal of Economics and finance. Vol. 26, No. 2. Hal: 60-72. Sekaran, U., 2006. Research Methods for Business. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat. Whitaker, R.B., 1999. The Early Stages of Financial Distress. Journal of Economics and Finance. Vol. 23, No. 2. Hal: 123-133. W. Herdiningtyas, 2005. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7, No. 2. Hal: 8-12. Volume 2, No.1, Februari 2013-46