AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat dilakukan dengan melihat writhing reflex (geliat) setelah pemberian asam asetat secara intraperitonial kepada mencit jantan. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan jumlah geliat setelah pemberian infusa daun alpukat dengan kontrol negatif (PGA 0,5%) dan kontrol positif (Asetosal). Efek writhing reflex (geliat) dihitung setelah 30 menit pemberian asam asetat, respon writhing reflex diamati dengan selang waktu 5 menit selama 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dosis uji III yang diberi infusa daun alpukat dosis 0.026 gram/20 gram bb mencit mempunyai nilai efektivitas analgetika lebih besar dibandingkan dengan dosis uji I yang diberi infusa daun alpukat dosis 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit, dan dosis uji II yang diberi infusa daun alpukat dosis 0,013 gram/ 20 gram bb mencit. Kata kunci : Analgetika, Induksi Asam Asetat, Daun Alpukat PENDAHULUAN Nyeri adalah perasaan sensori dan emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45 o C (Tan Hoan Tjay, 2002). Golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah satu obat yang banyak diresepkan dan digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut sebagai obat mirip aspirin (Wilmana & Gan, 2007; Neal, 2006). Tempat kerja utama NSAID adalah enzim siklooksigenase (COX), yang mengatalisis konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin dan endoperoksida. Prostaglandin memodulasi komponenkomponen inflamasi. (Stringer, Janet L, 2009). Efek merugikan NSAID (termasuk aspirin) yang paling sering terjadi adalah luka pada gastrointestinal (Stringer, Janet L, 2009). Efek samping lainnya yaitu gangguan fungsi trombosit karena terjadi penghambatan biosíntesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) yang mengakibatkan 41
perpanjangan waktu perdarahan (Wilmana & Gan, 2007). Dewasa ini penelitian terhadap bahan alam hayati terus berkembang untuk mencari pengobatan alternatif yang lebih aman untuk obat analgetik. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat (Persea americana). TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menguji aktivitas analgetika dari infusa daun alpukat (Persea americana) dengan metode Induksi kimia asam asetat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara laboratorium eksperimental dengan melalui tahapan kerja sebagai berikut : IV.1 Pengumpulan bahan Bahan baku yang digunakan ialah daun alpukat (Persea Americana) yang diperoleh dari desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. IV.2 Pembuatan Simplisia Bahan baku yang masih basah diolah lebih lanjut menjadi simplisia kering yang dapat disimpan, dengan cara sortasi basah dari daun yang terkena hama penyakit atau kotoran, kemudian dicuci dengan menggunakan air yang mengalir sampai tidak tersisa kotoran yang menempel. Setelah bersih dirajang untuk memperoleh potongan yang kecil sehingga mempermudah proses pengeringan. Daun yang telah bersih dan dirajang dikeringkan dengan cara menjemur tanpa terkena langsung sinar matahari, setelah itu disortasi kering dari bahan-bahan asing yang masih menempel pada daun kering. Daun yang sudah dinyatakan bersih dan kering dibuat serbuk sampai halus, kemudian disimpan pada tempat yang tertutup rapat. IV.3 Pembuatan Infusa Daun Alpukat Daun alpukat kering sebanyak 13 gram ditimbang, kemudian dimasukan dalam panci dan ditambahkan air sebanyak 100 ml. Selanjutnya dipanaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu 90 C sambil sesekali diaduk, kemudian diserkai selagi panas secukupnya. Kemudian ditambah air hingga diperoleh volume infus sebanyak 100 ml. Sehingga diperoleh infus dengan konsentrasi 13%. Kemudian dilakukan pengenceran sesuai dengan dosis yang akan diberikan kepada mencit. Perhitungan dosis infus daun alpukat ini diambil dari penggunaan di masyarakat yaitu sebanyak 5 gram daun alpukat kemudian dikonversikan terhadap mencit yaitu 42
Dosis I adalah 0.5 x 0,0078 yaitu 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit. Dosis II adalah 5 gram x 0.0026 yaitu 0,013 gram/20 gram bb mencit. Dosis III adalah 2 x 0.0078 yaitu 0.026 gram/20 gram bb mencit. IV.4 Penyiapan Hewan Percobaan Sebelum percobaan mencit diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari, selama adaptasi mencit diamati kesehatannya dengan cara menimbang bobot badan dan mengamati tingkah lakunya setiap hari. Mencit yang digunakan dalam percobaan adalah mencit yang sehat yaitu mencit yang selama proses pemeliharaan tersebut bobot badannya tetap atau berubah tidak lebih dari 10%. Dan secara visual tidak menunjukkan adanya kelainan tingkah laku dan penyimpangan lainnya dari keadaan normal. IV.5 Pengujian Aktivitas Analgetika Dua puluh ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, dan dipuasakan selama 18 jam. Kelompok I diberi PGA 0,5 %, kelompok II diberi asetosal dosis 1,3 mg/20 g bb mencit, kelompok III diberi infusa daun alpukat dosis 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit, kelompok IV diberi infusa daun alpukat dosis 0,013 gram/ 20 gram bb mencit, diberi infusa daun alpukat dosis 0.026 gram/ 20 gram bb mencit. Seluruh kelompok pada menit ke-30 diinduksi dengan asam asetat dosis 50 mg/kg BB secara intraperitonial kemudian respon geliat diamati dengan selang waktu 5 menit selama 30 menit. Perhitungan % proteksi geliat (efek analgetika) yaitu menggunakan persamaan Handerson dan Forsaith %Proteksi geliat=100-[(p/k)x 100] Keterangan : P (jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat yang ditetapkan), K (jumlah kumulatif geliat hewan uji kontrol) Perhitungan % efektivitas analgetik Efektifitas analgetika = % proteksi bahan uji x 100% % proteksi asetosal IV.6 Analisis data Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis data secara statistik dengan ANAVA (SPSS 12). HASIL PERCOBAAN dan PEMBAHASAN V.1. Hasil Pengujian Aktivitas Analgetika Metode Induksi Kimia Berdasarkan hasil pengamatan selama pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat dengan metode induksi kimia dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 43
Rata-rata Jumlah Geliat Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada 16 14 12 10 8 6 4 2 0 5' 10' 15' 20' 25' 30' Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis I Dosis II Dosis III Menit Ke - Gambar V.1 Grafik rata-rata jumlah geliat tiap 5 menit selama 30 menit Hasil yang didapat dari pengamatan jumlah geliat tiap 5 menit, terlihat bahwa pada menit ke 15, sebagian besar dari perlakuan menunjukkan geliat yang paling besar dan pada menit ke 25 terjadi penurunan jumlah geliat dapat dilihat pada gambar V.1 dan tabel V.1. Tabel V.1 Rata-rata Jumlah Geliat tiap 5 Menit Selama 30 Menit Kelompok Perlakuan Menit Ke - 5 10 15 20 25 30 Kontrol Negatif 4 ± 1.3 9±5.3 12±9.4 9±5.7 11±6.5 14±2.2 Kontrol Positif 2±1.4 2±1.4 3±1.3 4±1.5 4±2.4 5±3.1 Dosis I 4±1.9 9±5.2 12±5.0 13±6.1 9±5.2 11±7.2 Dosis II 3±2.2 7±4.8 13±2.2 12±2.5 6±0.5 8±3.7 Dosis III 4±3.0 4±3.0 6±4.4 3±3.2 4±2.9 4±2.1 Berdasarkan data jumlah geliat selama 30 menit, terlihat bahwa nilai jumlah geliat pada pemberian kontrol negatif paling besar dibandingkan dengan jumlah geliat pada pemberian sediaan uji infusa daun alpukat dan kontrol positif yaitu asetosal. Hal ini disebabkan tidak adanya aktivitas farmakologis kontrol negatif yaitu hanya diberi PGA 0,5 % dalam mereduksi nyeri yang ditimbulkan oleh pemberian asam asetat secara intraperitonial. Sedangkan pada kelompok sediaan uji yang ditimbulkan paling besar yaitu pada dosis uji infusa daun alpukat (0,0065 gram/ 20 gram bb mencit). Semakin besar dosis uji infusa daun alpukat yang diberikan semakin kecil jumlah geliat yang ditimbulkan oleh hewan percobaan. 44
Tabel V.2 Hasil Uji Anova Aktivitas Analgetika Infusa Daun Alpukat Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6545.700 4 1636.425 4.215.017 Within Groups 5823.250 15 388.217 Total 12368.950 19 Untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah geliat antar kelompok perlakuan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 0.5% dapat dilihat pada tabel V.2. dari hasil ANOVa diperoleh perbedaan bermakna dengan p: 0.017 (p<0.05) sehingga dilanjutkan dengan post hoc test uji LSD. Hasil uji LSD jumlah geliat selama 30 menit antara kelompok perlakuan. Hasil analisis statistik dengan LSD taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan kontrol negatif dengan kontrol positif dan dosis uji III kecuali dengan dosis uji I dan dosis uji II tidak ada perbedaan yang bermakna. Sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol positif dosis uji I dan uji II terdapat perbedaan bermakna dan dosis uji III tidak terdapat perbedaan bermakna. Hal ini disebabkan jumlah geliat yang ditimbulkan oleh dosis uji III jauh berbeda dengan kontrol negatif menunjukan adanya aktivitas analgetika sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol positif, dosis uji III tidak menunjukan adanya perbedaan yang bermakna hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas analgetika dosis uji III sama dengan kontrol positif. Tabel V.3 Persen (%) proteksi terhadap induksi nyeri asam asetat Kelompok Perlakuan Jumlah geliat selama 30 menit ± SD % proteksi Kontrol Negatif 59 ±27.8 0 Kontrol Positif 19±8.7 66.07 Dosis I 56±25.2 5.08 Dosis II 47±11.2 20.34 Dosis III 24±18.2 59.32 Berdasarkan hasil persen proteksi terhadap induksi nyeri asam asetat pada table V.3 dapat dilihat dosis uji yang paling baik jika dibandingkan dengan kontrol negatif, dosis uji I dan dosis uji II adalah dosis uji III karena mempunyai nilai persen proteksi lebih besar yaitu sebesar 59.32 % tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan kontrol positif. 45
Tabel V.4 Persen (%) Efektivitas analgetika kelompok uji terhadap asetosal Kelompok Perlakuan % Proteksi % Efektivitas Analgetika Kontrol Negatif 0 0 Kontrol Positif 66.07 100 Dosis I 5.08 7.69 Dosis II 20.34 30.79 Dosis III 59.32 89.78 Hasil pengujian efektivitas analgetika kelompok uji terhadap asetosal dapat dilihat dosis uji I sebesar 7.69%, dosis uji II sebesar 30.79 dan dosis uji III adalah sebesar 89.78%. Hal tersebut menunjukan bahwa dosis uji III mempunyai nilai efektivitas analgetika lebih besar dibandingkan dengan dosis uji I dan dosis uji II. SIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini dilihat dari jumlah geliat yang ditimbulkan menunjukkan bahwa kontrol negatif, dosis uji I dan dosis uji II menimbulkan geliat yang lebih besar dari pada dosis uji III dan kontrol positif. Sedangkan jika dilihat dari persen proteksi dan efektivitas analgetika dosis uji III lebih besar dibandingkan dengan dosis uji I dan II. DAFTAR PUSTAKA Mamun, Nurholis. D. 2012. Manfaat Daun, Buah dan Biji Alpukat. [Online]. Tersedia: http://manfaatdankandungan.blogspot.com /2012/11/manfaat-daun-buah-danbiji-alpukat.html. [19 Maret 2014]. Stringer, Janet L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi Panduan untuk mahasiswa. Jakarta : EGC. Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi Ke-5. Jakarta : Gramedia. Winarti, Lina & Wantiyah. 2011. Uji Efek Analgetika Ekstrak Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter) Pada Mencit Jantan Galur Swiss. Majalah Obat Tradisional, 16 (1). Wilmana, P.F & Gan S. 2007. Analgesik Antipiretik Antiinflamasi Non Steroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam Ganiswara S.G. Farmakologi dan Terapi Ed 5. Jakarta : Bagian Farmakologi FK- UI. Hal 230-23 46