BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. zaman Belanda beberapa kali terjadi perubahan pemerintahan sebagaimana tercantum dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat kabupaten Pohuwato dibentuk berdasarkan undangundang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 263 / 19 / VI /2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ringkasan Eksekutif. Tim Penyusun. Tahun 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil BAB 1 PENDAHULUAN

PROFIL KABUPATEN GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dari Gorontalo Untuk Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PEMINDAHAN IBU KOTA KABUPATEN NIAS DARI WILAYAH

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DOGIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MADE WIDHITAMA HARIANTO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 45 TAHUN (45/1999) Tanggal: 4 OKTOBER 1999 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN INTAN JAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN RTRW PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KAYONG UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN INTAN JAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENGUKUHAN PENGURUS LLI PROVINSI KALBAR PERIODE

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DOGIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BUTON UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

PA Sangatta Rabu, 20 Juli 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN EMPAT LAWANG DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KAYONG UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB II GAMBARAN UMUM KEPNGHULUAN TANJUNG MEDAN

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Boalemo dengan Ibu Kota Tilamuta, merupakan hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo pada tahun 1999. Kabupaten Boalemo dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999. Pada zaman Belanda beberapa kali terjadi perubahan pemerintahan sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara tahun 1952 Nomor 262, dimana wilayah gorontalo dibagi menjadi dua wilayah pemerintahan yaitu : 1. Onder Afdeling Gorontalo dengan Onder Distriknya yakni Atinggola, Kwandang, Sumalata, Batudaa, Tibawa, Gorontalo, Telaga, Tapa, Kabila, Suwawa, dan Bonepantai. 2. Onder Afdeling Boalemo dengan Onder Distriknya yakni Paguyaman, Tilamuta. Kabupaten Boalemo merupakan Kabupaten yang termuda di Provinsi dan terbaru di Provinsi Gorontalo, terbentuk berdasarkan UU No. 50 tahun 1999. Selanjutnya dalam kurun waktu 3 tahun 4 bulan Kabupaten Boalemo telah dimekarkan menjadi dua Kabupaten yakni Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato, sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2003. Pemekaran tersebut dimaksudkan, guna menghindari polemik Ibu Kota Kabupaten Boalemo yang tertuang pada pasal 7 dan 8 UU No. 50 tahun 1999, dimana disebutkan bahwa pada pasal 7, Ibu Kota Kabupaten Boalemo berkedudukan di Tilamuta, selanjutnya pada pasal 8 disebutkan bahwa paling lambat 5 tahun Ibu Kota dapat dipindahkan ke Marisa (dalam Iwan Bokings http://www.boalemo.go.id/statis-8-sejarahboalemo.html).

Pada tanggal 27 Januari 2003 Kabupaten Boalemo mengalami pemekaran menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo dengan ibu kota Tilamuta ( induk ), dan dengan Kabupaten Pohuwato dengan ibu kota Marisa. Wilayah Kabupaten Boalemo menjadi berkurang lima Kecamatan yaitu Lemito, Marisa, Paguat, Popayato, dan Randangan menjadi wilayah Kabupaten Pohuwato. 4.1.1 Letak Geografis Wilayah Boalemo Secara geografis wilayah Boalemo pada posisi 0-24 Lintang Utara (LU) dan diantara 121-123 Bujur Timur (BT) dengan batas batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Tolinggula dengan Sumalata. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pulubala dan Tibawa, serta Kabupaten Gorontalo. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Paguat dan Kabupaten Pohuwato. 4.1.2 Sejarah Singkat Boalemo Boalemo berasal dari kata bau lemon, dan Boalemo pada waktu itu masih dibawah pimpinan oleh seorang Raja yang bernama Raja Paloa. Sebelum pengesahan itu para pekerja dari Boalemo diperiksa oleh Tuan Wermuth dan Van De Wal mengenai perkara yang ada diboalemo dan dihadiri oleh Raja raja dan para pembesar pembesar Limutu dan Hulontalo. Ternyata pada pemeriksaan ini bahwa orang orang yang dipakai komponi bukan orang orang Bualemo dari Buol yang telah dibeli oleh komponi melainkan orang orang Boalemo dari Limutu. Utusan (Emissarius) telah menerangkan hal ini kepada Gubernur Ternate dan majelisnya untuk memberi keputusan atas permasalahan ini, tidak lama kemudian tibalah sepucuk surat dari Ternate kepada

Raja dan pembesar pembesar Limutu yang ditanda tangani oleh Tuan Besar Valkenaer pada tanggal 10 Juni 1772 Masehi, dalam surat itu diterangkan kepada Tuan tuan Besar tersebut sangat memperkenankan permohonan Raja dan Pembesar pembesar Limutu pula beliau melarang kepada Marapati untuk ikut campur dengan orang orang Boalemo dari Limutu bukan dengan orang orang Bualemo yang minggat di Buol dan telah dibeli oleh komponi dengan harga 1000 real 100 orang pada tahun 1734 pada masa Bernard. Kemudian tinggalah orang orang Boalemo di Limutu sebagai sediakala, namun kepala Boalemo memberi keberatan kepada komponi yaitu pada Tuan A.R.Van Geuricke dan Scherius. Keberatan keberatan itu diterima baik dan pada waktu itu A.R. Celosse mengatakan kebebasan kepada bangsa Boalemo dari pengawasan dan penganiayaan pembesar pembesar dari kaum Ningrat Limutu. Setelah keputusan itu orang orang Boalemo meninggalkan Limutu pergi dan tinggal di Kayubulan dan akhirnya di Tilamuta mengadakan pemilihan siapa yang menjadi Raja Boalemo pada waktu. Setelah kejadian tersebut Kerajaan Boalemo disahkan oleh V.O.C pada hari ahad tanggal 12 Rabiulakhir 1262 atau tahun 1845 Masehi. Setelah pengesahan itu barulah kerajaan Boalemo yang baru ini dipindahkan ke Bihu Ayuhulalo ke kecamatan Tilamuta sekarang ini. Setelah Raja Paloa diangkat menjadi Raja kerajaan Boalemo pada tahun 1787 benar benar telah berjuang membebaskan rakyat dari tindakan tindakan maupun tekanan dari kerajaan lain dengan usaha serta daya upaya dalam pembebasan ini maka hasil usaha perjuangannya dari penindasan penindasan Kerajaan yang lain pada tahun 1845 Masehi atau 1262 tahun Islam. Pada saat itu Kabupaten dipindahkan di pinggir Ayuhulalo dan sekarang sudah menjadi Kecamatan Tilamuta, semua itu berkat perjuangannya Raja Paloa dan masyarakat Boalemo dari penindasan penindisan Kerajaan lain (dalam John Onu Nihe : 1990).

4.1.3 Kurangnya Pemahaman Tentang Administrasi Pembangunan Setelah melalui kegiatan penelitian yang sangat panjang, maka peneliti menemukan kurangnya pemahaman tentang administrasi pembangunan, masih ada masyarakat Boalemo yang kurang memahami tentang administrasi pembangunan yang dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka sedang maupun dalam jangka pendek, dan seperti kita ketahui bahwa merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal hal yang akan dilakukan pada jangka waktu tertentu dimasa depan. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan. Pertumbuhan dimaksudkan sebagai peningkatan kemampuan suatu Negara bangsa untuk berkembang dan tidak sekedar mempu mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan eksistensinya. Perubahan mengandung makna bahwa satu Negara bangsa harus bersifat antisipatif dan proaktif dalam menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dari satu jangka waktu kejangka waktu yang lain, masyrakat Boalemo hanya tau kalau administrasi pembangunan Boalemo itu tergantung pada biaya dan mereka tidak mengetahui bahwa pengertian administrasi pembangunan itu sendiri adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu Negara dan bangsa untuk bertumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan Negara dan bangsa yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya (Sondang P. Siagian : 2003 : 5). 4.1.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembentukan Boalemo Tanggapan masyarakat Boalemo pada awal pembentukan Boalemo menjadi suatu daerah atau Kabupaten sangat baik, dan masyarakat sangat menanti nantikan Boalemo menjadi suatu Kabupaten. Akhirnya apa yang mereka inginkan tercapai, dan pada saat pembentukan Boalemo

ini masyarakatlah yang sangat membantu dalam hal ini, kalau kita pikirkan masyarakatlah yang sangat dirugikan dengan pembangunan ini karena dengan pembangunan ini lahan maupun tanaman masyarakat akan digunakan untuk pembangunan daerah Boalemo tetapi masyarakat tidak pernah mengeluh karena mereka menginginkan Daerah Boalemo menjadi satu Kabupaten. 4.1.5 Visi dan Misi 1. Visi : adapun yang menjadi visi dari Kabupaten Boalemo yaitu mewujudkan masyarakat yang produktif dan mandiri 2. Misi : adapun yang menjadi misi dari Kabupaten Boalemo yaitu : Meningkatkan produksi perikanan Meningkatkan produksi kakao Meningkatkan produksi pariwisata Meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas 4.1.6 Struktur Organisasi Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Boalemo akan digambarkan sebagai berikut: Bupati Wakil Bupati Sekda Asisten 1 (satu) Asisten 2 (dua) : Drs Rum Pagau : Lahmudin Hambali, S.Sos, M.Si : I.r Sujarno Abdul Hamid : Musafir Bempa, M.M : Serman Moridu, S.Pd, M.M

Kepala-Kepala Dinas : 1. Kepala Dinas PU : I.r Handoyo Sugiarto M.M 2. Kepala Dinas Kehutanan : Yunus Muda 3. Kepala Dinas Pertanian : Rusdin Aminu, S.Pd, M.M 4. Kepala Dinas Peternakan : I.r Mans Mopangga 5. Kepala Dinas Perindakop : Sahril Mointi S.sos 6. Kepala Dinas Perhubungan : Hendri Bano 7. Kepala Dinas Kesehatan : Paulus Pangalo SKM.M.Kes 8. Kepala Dinas Perikanan : I.r Sila Botutihe 9. Kepala Dinas BKD : Suharto Pagau. S.Pd 4.1.7 Keadaan Pegawai Kabupaten Boalemo Pegawai merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi. Pada kantor Desa Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo, keadaan Pegawai apabila dilihat dari tingkat pendidikan dapat dideskripsikan sebagaimana pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Keadaan Pegawai kabupaten Boalemo dilihat dari tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase 1. S3 4 7% 2. S2 10 15%

3. S1 15 20% 4. SMA 35 40% 5. SMP 5 11% 6 SD 4 7% Total 73 100% Sumber data: Setda Kabupaten Boalemo 2013 Dilihat dari tabel diatas menunjukan bahwa pegawai atau aparatur pada Kabupaten Boalemo masih di dominasi oleh pegawai yang berijasah SMA berjumlah 35 ( 40% ) orang dan yang berpendidikan S1 sebanyak 15 ( 20% ), berpendidikan S2 sebanyak 10 ( 15% ), berpendidikan S3 sebanyak 4 orang ( 7% ), serta yang berpendidikan SMP 5 ( 11% ), dan yang berijasah SD sebanyak 4 orang ( 7% ). Dilihat dari jenis kelaminnya, karyawan pada Kabupaten Boalemo dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Keadaan Pegawai kabupaten Boalemo dilihat dari Jenis Kelaminya No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase 1. Laki-Laki 42 46% 2. Perempuan 52 54%

Total 94 100% Sumber data: Setda Kabupaten Boalemo 2013 Dilihat dari tabel diatas menunjukan bahwa pegawai dikabupaten Boalemo masih di dominasi oleh karyawan perempuan yaitu sebanyak 52 orang ( 54% ), sedangkan laki laki hanya berbanding sedikit dengan perempuan yaitu sebanyak 42 orang ( 46% ). 4.1.8 Sarana dan Prasarana 1) Sarana Agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi ( tupoksi ) pada pemerintahan Kabupaten Boalemo serta untuk menunjang pelaksanaan program dan kegiatan secara baik dan cepat maka sangat diperlukan sarana kantor yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. Seperti diketahui bahwa sumber daya manusia yang tinggi tidak akan menghasilkan kinerja yang optimal kalau tidak ditunjang dengan sarana yang memadai, oleh sebab itu ketersediaan sarana sangat diperlukan dalam upaya meningkatakan pelayanan kepada masyarakat. 2). Prasarana Prasarana penunjang untuk melaksanakan program dan kegiatan yang tersedia pada pemerintah daerah Kabupaten Boalemo yaitu kantor Eksekutif dari tingkatan atas sampai Bawah, Legislatif.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (10 Mei 2013) ditemukan bahwa sejarah administrasi Kabupaten Boalemo merupakan acuan untuk mengetahui prosesi berdirinya Kabupaten Boalemo yang bisa dijadikan sebagai regulasi secara formal dalam mengakui keberadaan Kabupaten Boalemo. Sebelum Boalemo menjadi sebuah Kabupaten, Boalemo adalah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja. Asal mula namanya menjadi Boalemo adalah karena adanya bau lemon, namun adapula cukup bukti bahwa Boalemo itu berasal dari kata bau lemon. Seperti yang diperkuat oleh Bapak Hasrun Agunta (wawancara Rabu 15 Mei 2013) bahwa asal mulanya nama Boalemo memang berasal dari sebuah sejarah yaitu dengan adanya bau lemon yang sudah sejak lama dari masa kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Paloa pada tahun 1800 M. sehingga untuk menyempurnakan nama daerah ini menjadi Boalemo secara administrasi memiliki kemudahan dan bisa diakui sebagai satu Daerah yang definitif yaitu Kabupaten Boalemo. Beradasarkan hasil wawancara tersebut menurut pengamatan peneliti bahwa Kabupaten Boalemo memang merupakan suatu daerah yang benar benar mempunyai sejarah tersendiri bahkan namanya pun mempunyai makna yang besar yaitu berasal dari bau lemon yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Boalemo. Selain itu menurut Wakil Bupati Boalemo Bapak Lahmudin Hambali (wawancara hari / tanggal, Kamis 16 Mei 2013 ) mengatakan bahwa Sejarah administrasi Kabupaten Boalemo tidak mempunyai hambatan apapun sampai membentuk satu daerah secara formal, bahkan pengelolaan administrasi pada masa pembentukan Kabupaten Boalemo berjalan dengan lancar.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal (18 Mei 2013) peran dan kedudukan masyarakat dalam pembangunan Boalemo sangat nampak tapi masyarakat Boalemo tidak pernah mengeluh atas semua itu, karena masyarakat Boalemo itu sendri sangat mengharapkan pembangunan di daerahnya cepat diselesaikan dengan bagus. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto Kadjiba (19 Mei 2013) mengatakan bahwa sistem pemerintahan sekarang ini tidak mempunyai hambatan atau masalah apapun karena pemerintah selalu bekerja sama dengan bawahan bawahannya atau dengan asistennya apabila ada yang menjadi pengaruh buat kemakmuran rakyat dan kemakmuran pemerintah. Dari hasil wawancara diatas kita dapat ketahui bahwa dengan kerja samalah kita dapat melakukan yang terbaik untuk masyarakat dan untuk daerah kita,dan dengan kerja sama juga kita dapat mengatasi segala permasalahan yang akan terjadi dalam pemerintahan. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Haris Hiyango (20 Mei 2013) bahwa dalam penerapan sistem administrasi dalam sistem pemerintahan sudah menggunakan topdown artinya dalam perencanaan program merupakan pendekatan yang menggambarkan pemecahan masalah masalah yang besar menjadi pemecahan masalah secara sederhana. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa secara administrasi Kabupaten Boalemo dalam pembentukannya tidak mengalami hambatan apapun. Hal inipun menjadikan Kabupaten Boalemo baik secara administrasi pemerintahan yang menggunakan topdown. Hasil pengamatan peneliti menunjukan bahwa terbentuknya Kabupaten Boalemo secara resmi memang mempunyai sejarah tersendiri. Sejarah ini yang kemudian dijadikan sebagai acuan secara administrasi yang kemudian diterapkan dalam sistem pemerintahan. Administrasi

memang mempunyai peranan penting dalam sistem pemerintahan namun hal ini tidak terlepas dari sejarah yang membuktikan pembentukan suatu daerah yang dapat ditetapkan secara administrasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Daud Yadjitala hari / tanggal, Jum at 21 Mei 2013 mengatakan bahwa: langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan sistem pemerintahan, khusunya dalam hal administrasi yaitu disesuaikan dengan warga dan dengan keadaan masyarakat Boalemo. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Darwin Madi (22 Mei 2013) mengatakan bahwa pada saat pemerintah menerapkan sistem administrasi dalam pemerintahan tidak mempunyai hambatan atau masalah sedikitpun, karena masyarakat dan para pegawai yang bekerja dengan pemerintah menyadari dengan adanya sistem administrasi dilingkungan pemerintahan maka pembangunan Kabupaten Boalemo menjadi lebih bagus lagi dari sebelumnya. Menurut hasil wawancara dengan bapak Isha Taha (23 Mei 2013) mengatakan bahwa usaha pemerintah dalam meningkatkan pembangunan Kabupaten Boalemo sekarang ini sedang berjalan pekerjaannya, salah satu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pelebaran jalan tol, demi membuat masyarakat lebih nyaman berjalan dan masyarakat selalu mendukung apa yang akan pemerintah lakukan demi kepentingan masyarakat dan demi kepentingan bersama. Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa secara administrasi sistem pemerintahan Kabupaten Boalemo menggunakan sistem pemerintahan yang sesuai dengan makna dari adminisrasi itu sendiri yaitu adanya kerja sama antara satu sama lain untuk menghasilkan kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan bersama dalam mensejahterakan masyarakat.

Apabila tidak adanya kerja sama antara pemerintah Boalemo dengan masyarakat, maka Kabupaten Boalemo tidak bisa menjadi suatu daerah yang di idamkan masyarakat sekarang ini. Boalemo berdiri sekarang ini, itu semua karena adanya kerja sama antara Pemerintah Boalemo dengan masyarakatnya, dari awal pembentukan Boalemo sampai sekarang masyarakat masih saya membantu pemerintah dalam membangun Boalemo menjadi daerah yang sangat didambakan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Boalemo dalam hal menjalankkan pemerintahan lebih mengedepankan tahap perencanaan yang dilaksanakan sebagai tahap awal dalam mempersiapkan perumusan kebijakan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi karena kerja sama yang terbangun antara masyarakat dan pemerintah sangat baik dan terjalin dengan bagus. Selain itu menurut Bapak Husai Hasim (wawancara 24 Mei 2013) mengatakan bahwa pada saat pembentukan Kabupaten Boalemo masyarakat memberikan kontribusi besar kepada pemerintah seperti lahan mereka disumbangkan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang pemerintahan Kabupaten Boalemo. Dari hasil wawancara tersebut telah menunjukan betapa besarnya keinginan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana Kabupaten Boalemo ini menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Herman Pasala tanggal 25 Mei 2013) bahwa dalam Proses pelaksanaan pemerintahan sampai sekarang ini semua unsur yang ada tidak pernah lelah dalam hal membangun Kabupaten Boalemo dengan memanfaatkan semua potensi alam baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Sektor - sektor inilah yang mendukung pemerintah dalam membangun Kabupaten Boalemo sehingga mampu membawa ketentraman dan mengarahkan masyarakat pada pengelolaan potensi alam yang tdak lari dari visi dan misi yang dicita-citakan yaitu membangun masyarakat yang produktif dan mandiri untuk mewujudkan kesejahteraan.

4.3 Pokok pokok Temuan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan pokok pokok yang di temukan dalam penelitian yaitu : 1. Pemerintah dalam membangun Boalemo menjadi suatu daerah dan suatu Kabupaten mendapat dukungan yang sangat besar dari masyarakat, sehingga Boalemo berdiri sampai sekarang ini. 2. Dalam pengelolaan administrasi pada masa pembentukan Boalemo juga sudah tidak mempunyai masalah dan tidak ada hambatan atau masalah yang dihadapi ketika menerapkan sistem administrasi dalam pemerintahan. 3. Langkah langkah yang ditempuh dalam menerapkan sistem pemerintahan, khususnya dalam hal administrasi yaitu disesuaikan dengan warga dan dengan keadaan masyarakat Boalemo. 4. Potensi alam yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekarang ini yaitu pertanian, perkebunan, dan perikanan. 4.4 Pembahasan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas hasil penelitian menunjukan bahwa Kabupaten Boalemo memang merupakan suatu daerah yang benar benar mempunyai sejarah tersendiri yang sangat berkesan bagi masyarakatnya, bahkan namanya pun mempunyai makna yang besar yaitu berasal dari bau lemon, makna dari bau lemon yaitu adanya pengorbanan para prajurit yang ingin membela daerah Boalemo ini, dan sekarang menjadi wilayah Kabupaten Boalemo yang sudah menjadi satu daerah yang mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang produktif dan mandiri.

Sejarah administrasi Kabupaten Boalemo dalam pembentukannya tidak mengalami hambatan atau masalah apapun. Hal inipun menjadikan Kabupaten Boalemo baik secara administrasi pemerintahan yang menggunakan topdown. Pendekatan topdown artinya pendekatan secara berstruktur atau disebut juga dengan perencanaan program dari yang besar disusun menjadi perencanaan sederhana, contoh dari program berstruktur itu adalah seperti adanya permasalahan yang sangat besar dan rumit dalam pemerintahan, maka permasalahan tersebut disusun dari masalah rumit atau dari masalah besar sampai masalah tersebut diselesaikan dengan sederhana. Selain itu terbentuknya Kabupaten Boalemo secara resmi memang mempunyai sejarah tersendiri. Sejarah ini yang kemudian dijadikan sebagai acuan secara administrasi yang kemudian diterapkan dalam sistem pemerintahan. Administrasi memang mempunyai peranan penting dalam sistem pemerintahan namun hal ini tidak terlepas dari sejarah yang membuktikan pembentukan suatu daerah yang dapat ditetapkan secara administrasi. Pengertian administrasi itu sendiri secara umum dalam kamus besar bahasa Indonesia administrasi dapat ditinjau dari 3 hal diantaranya administrasi itu dilihat dari aspek institusi, fungsinya, dan proses. Di tinjau dari institusional administrasi itu adalah keseluruhan orang atau kelompok orang sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan ditinjau dari arti fungsional adalah segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk di dalamnya tindakan untuk menentukan tindakan itu sendiri atau dalam kata lain melihat kedepan untuk pencapaian pada masa yang akan datang, dan administrasi sebagai proses adalah keseluruhan proses berupa kegiatan kegiatan, pemikiran pemikiran, pengaturan pengaturan sejak dari penentuan tujuan sampai penyelenggaraan sehingga tercapai suatu tujuan.

Definisi administrasi diatas telah kita pahami bahwa administrasi menunjukan kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Definisi diatas sangat berkaitan dengan proses administrasi di Kabupaten Boalemo yaitu adanya kerja sama antara satu dengan yang lainnya dalam membangun Kabupaten Boalemo menjadi seperti sekarang ini Membahas administrasi ada beberapa pakar yang kemudian menyampaikan keutamaan administrasi yang dilahat dari definisinya yaitu : Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain. Administrasi dalam arti sempit ini sebenarnya lebih tepat disebut dengan tata usaha. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Pengertian administrasi dalam arti luas memiliki unsur unsur sekelompok orang, kerja sama, pembagian tugas secara terstruktur, kegiatan yang runtut dalam proses, tujuan yang akan dicapai, dan pemanfaatan berbagai sumber. Menurut Hadari Nawawi (dalam Inu Kencana Syafiie 1990 : 5 ) bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila administrasi dikatakan mengandung serangkaian kegiatan sebagai salah satu unsurnya, hal itu berarti bahwa dalam menjalankan roda administrasi tidak mungkin dapat menemukan situasi dimana hanya terdapat satu kegiatan saja dan pelaksanaannyapun seketika yang setelah selesai tidak akan memerlukan kelanjutan atau kesinambungan lagi. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa administrasi menunjukan kegiatan sekolompok orang yang saling bekerja sama untuk mencapi tujuan bersama. Hal ini

terjadi di Kabupaten Boalemo yang dijadikan sebagai satu daerah pemerintahan sebagai implementasi dari perwujudan administrasi tersebut. Administrasi juga dikatakan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila administrasi dikatakan mengandung serangkaian kegiatan sebagai salah satu unsurnya, hal itu berarti bahwa dalam menjalankan roda administrasi tidak mungkin dapat menemukan situasi dimana hanya terdapat satu kegiatan saja dan pelaksanaannyapun seketika yang setelah selesai tidak akan memerlukan kelanjutan atau kesinambungan lagi. Berdasarkan pengertian administrasi diatas dapat dipahami bahwa administrasi menunjukan kegiatan sekolompok orang yang saling bekerja sama untuk mencapi tujuan bersama. Hal ini terjadi di Kabupaten Boalemo yang dijadikan sebagai satu daerah pemerintahan sebagai implementasi dari perwujudan administrasi tersebut, oleh sebab itu langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan sistem pemerintahan, khusunya dalam hal administrasi benarbenar disesuaikan dengan warga dan dengan keadaan masyarakat Boalemo, inilah yang membuat masyarakat Boalemo bekerja sama dengan pemerintah dalam melakukan pembangunan. Selain itu pada saat Boalemo sudah menjadi suatu Kabupaten sangat besar sekali kontribusi masyarakat dalam pembangunan Boalemo karena masyarakat telah mengorbankan lahannya demi kepentingan pembangunan Boalemo, itu semua karena adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah. Menurut Wright Mills (dalam K. Permadi : 1996 : 5) mengatakan bahwa pemimpin adalah suatu elit yang memiliki posisi komando pada puncak pranata utama dalam masyarakat, yang karena kedudukan institusional mereka yang utama, maka mereka mengambil keputusan keputusan yang akibatnya dirasakan oleh lapisan masyarakat.

Kekuasaan mereka pada pranata pranata sosial yang secara formal diberlakukan dan inilah yang merupakan saluran saluran yang sah untuk memaksakan keputusan keputusan. Selain itu secara administrasi sistem pemerintahan Kabupaten Boalemo menggunakan sistem pemerintahan yang sesuai dengan makna dari adminisrasi dan makna dari pemerintah atau pemimpin itu sendiri yaitu adanya kerja sama antara satu sama lain untuk menghasilkan kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan bersama dalam mensejahterakan masyarakat. Pendapat lain dikemukakan oleh A.M. Mangunhardjana S.J. (dalam K. Permadi : 1996 : 7) bahwa Pada intinya pemimpin itu adalah tugas pengabdian, dia ada bukan demi dirinya sendiri, melainkan demi orang lain, dia dipanggil bukan untuk memuaskan hobi pribadi, melainkan demi tercapainya tujuan dan cita cita bersama, dan dia ada bukan demi kepetingan diri sendiri melainkan demi kepentingan umum. Pemimpin adalah orang yang tahu apa yang mau dicapai, mengerti jalan menuju kesana, dapat menunjukan tujuan dan jalan yang harus ditempuh itu kepada orang lain dan bersedia menempuh jalan itu bersama mereka yang dipimpinnya.melalui kepemimpinan pemerintah yang baik dan di dukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik akan terwujud. Definisi pemerintah diatas telah kita pahami bahwa pemerintah adalah sebagai komando untuk mengambil keputusan keputusan yang terbaik untuk masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Boalemo dalam hal menjalankan pemerintahan lebih mengedepankan tahap perencanaan yang dilaksanakan sebagai tahap awal dalam mempersiapkan perumusan kebijakan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi karena kerja sama yang terbangun antara masyarakat dan pemerintah sangat baik dan terjalin dengan bagus, yang dimulai dari pembentukan Kabupaten Boalemo sampai sekarang ini masyarakat memberikan kontribusi yang besar kepada pemerintah, bahkan lahan dan tanaman mereka disumbangkan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang pemerintahan Kabupaten Boalemo.

Pembahasan diatas dapat dilihat betapa besar keinginan masyarakat Boalemo dalam membangun Kabupaten Boalemo menjadi daerah yang diidamkan oleh semua orang terutama masyarakat Boalemo. Prosesi pelaksanaan pemerintahan sampai sekarang ini semua unsur yang ada tidak pernah lelah dalam hal membangun Kabupaten Boalemo dengan memanfaatkan semua potensi alam baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Sektor-sektor ini yang mendukung pemerintah dalam membangun Kabupaten Boalemo sehingga mampu membawa ketentraman dan mengarahkan masyarakat pada pengelolaan potensi alam yang tidak lari dari visi dan misi yang dicita-citakan yaitu membangun masyarakat yang produktif dan mandiri untuk mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakatnya. Masyarakat Boalemo sekarang ini sangat memanfaatkan potensi alam yang ada salah baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan pariwisata. Dengan adanya sektor sektor ini masyarakat dapat mendukung pemerintah dalam membangun daerah Kabupaten Boalemo menjadi daerah Boalemo yang idaman sehingga dapat membawa ketentraman bagi masyarakat maupun bagi daerah lain.