Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

IHWAL ASPEKTUALITAS, TEMPORALITAS, DAN MODALITAS DALAM BAHASA INDONESIA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI)

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

MODALITAS DALAM BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Teori Modalitas sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

TEMA C-LINGUISTIK C25

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

5 Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

Oktorita Kissanti Rahayu

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

Analisis Kontaminasi Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dalam Iklan Surat Kabar Tribun BATAM Tanggal 17 Januari serta 5 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

TATARAN LINGUISTIK (3):

Tugas Bahasa Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Transkripsi:

Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna Oleh Tia Damayanti* 180110080008 ABSTRAK Kalimat pada novel karya Andrea Hirata menunjukkan kemunculan adverbia penanda modalitas. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini dibatasi pada pemakaian modalitas pada novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Makna yang diidentifikasi merupakan makna yang diungkapkan oleh adverbia pengungkap modalitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik catat. Data dianalisis menggunakan teknik sisip dan berdasarkan teori yang diterapkan dalam penelitian. Kata Kunci: Linguistik, Sintaksis, Semantik, Adverbia, Modalitas, Novel Karya Andrea Hirata. ABSTRACT The sentences on the novels by Andrea Hirata show the appearance of markers of modality adverbs. This is the reason why this research held. The study was limited to the use of novel modalities in Laskar Pelangi and Sang Pemimpi. The identified meaning is the expressed meaning by the adverb expressing modality itself. This research uses a descriptive method. Data collection techniques were used is the note technical. The data were analyzed using a interupsion technique, and applied it in the study. Keywords: Linguistics, Syntax, Semantics, Adverb, Modality, Novel by Andrea Hirata. *Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Lulus Tanggal 31 Mei 2012 1

PENDAHULUAN Bagaimana bentuk dan ciri adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Kelas kata apa yang mendampingi adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Bagaimana pengaruh adverbia penanda modalitas terhadap makna yang timbul setelah kalimat aktif, yang terdapat dalam novel karya Andrea Hirata, dipasifkan? Bagaimana keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Dalam setiap komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam usaha penyampaian gagasan, pesan, dan maksud pembicara. Menurut Chomsky (dalam Chaedar Alwasilah, 1984: 6) alasan mempelajari bahasa ialah adanya kecenderungan yang menganggap bahwa bahasa merupakan cermin pikiran dan maksud dari pembicara. Bahasa merupakan hasil pemikiran manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan penyampai maksud. Hal ini penting karena secara tidak langsung akan membantu proses penyampaian maksud kepada mitra bicara. Untuk proses penyampaian maksud itu sendiri dalam bahasa Indonesia pembicara dapat menggunakan modalitas. Menurut Djadjasudarma (1993:41) modalitas merupakan istilah linguistik untuk mengklasifikasi pernyataan menurut logika, yang menyuguhkan, mengingkari, kemungkinan, keharusan, dan sebagainya. Modalitas bahasa Indonesia menurut Alwi (1992:26) dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu modalitas intensional, yang mengungkapkan makna keinginan, harapan, ajakan, pembiaran serta permintaan ; modalitas epistemik, yang berhubungan dengan pengetahuan atau apa yang diketahui; modalitas deontik, yang berhubungan dengan izin dan perintah ; modalitas dinamik, yang mengungkapkan makna kemampuan. 2

Dalam hal ini, modalitas merupakan salah satu unsur penting dalam setiap bahasa. Modalitas dipakai untuk menyatakan bagaimana cara menanggapi suatu tindakan, keadaan, dan kejadian yang sedang dihadapinya dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Pada umumnya, pembicara mengatakan hal yang dibicarakannya dalam kalimat-kalimat yang menyatakan maksud pembicara. Kalimat sebagai satuan bahasa dan wicara yang utuh tidak hanya memberi informasi tentang hubungan antara gejala dan realitas, tetapi juga menyampaikan sikap pembicara terhadap realitas tersebut serta pencerminannya dalam kalimat. Melalui kalimat tersebut, secara tidak langsung mitra bicara dapat mengetahui maksud dari pembicara. Kalimat tersebut dapat dianalisis berdasarkan fungsi pengisi unsurnya, kategori kata pengisi fungsinya, dan peran semantis yang mengisi fungsinya tersebut. Pemakaian penanda modalitas dipengaruhi oleh sikap atau keinginan sang pembicara. Dalam bahasa Indonesia modalitas dapat diwujudkan dengan kata-kata ingin, akan, mau, dan lain-lain. Kata-kata tersebut kebanyakan hanya terdapat pada tingkat sintaksis, yaitu bisa berwujud kata, frasa, klausa, atau konstituen lain dalam suatu kalimat. Chaer (1994:206) mengungkapkan bahwa sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Oleh karena itu, masalah modalitas sangat tepat bila dikaji dari aspek sintaksisnya. Kata-kata yang disebutkan sebelumnya merupakan kategori adverbia. Adverbia menurut Alwi dkk. (1993:218) adalah kata yang digunakan untuk menerangkan unsur atau bagian kalimat yang berfungsi sebagai predikat, baik merupakan verba, adjektiva, nomina, maupun numeralia. Untuk itu, mari kita membangun pemahaman bersama mengenai adverbia penanda modalitas dengan mengambil data dari novel karya Andrea Hirata, yang berjudul Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. 3

PEMBAHASAN Novel karya Andrea Hirata dapat dikatakan hidup oleh pembacanya. kehidupan tersebut tidak akan lepas dari penyampaian penulis dalam menceritakan novelnya. Dalam proses penceritaan tersebut, tidak akan lepas dari sikap pembicara dari penulis novel yang merupakan kajian modalitas dalam dunia linguistik. No Jenis Modalitas Tabel Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata Penanda Makna Pengungkap Modalitas 1 Modalitas Intensional 2 Modalitas Epistemik 3 Modalitas Deontik Keinginan Ajakan dan Pembiaran Harapan Kadar Keinginan Kadar Kemauan dan maksud Kadar Keakanan Ajakan Pembiaran Adverbia Ingin Mau Akan Jumlah 3 Mudahmudahan 2 Semoga Mari Ayo(-lah) 3 Biar(-lah) Permintaan Tolong 1 Kemungkinan Mungkin Barangkali Keteramalan Tampaknya 1 Keharusan Seharusnya 1 Kepastian Pasti 2 Tentu Izin Boleh 1 Perintah Jangan 1 2 4

4 Modalitas Dinamik 5 Modalitas Intensional dan Modalitas Epistemik 6 Modalitas Epistemik dan Modalitas Intensional 7 Modalitas Epistemik dan Modalitas Dinamik Kemampuan Dapat 1 Keinginan dan Keteramalan Kemungkinan dan Keinginan Kepastian dan Keinginan Kemungkinan dan Kemampuan Keteramalan dan Kemampuan Kepastian dan Kemampuan Ingin rasanya 1 Mungkin ingin 2 Barangkali ingin Pasti 1 ingin Barangkali dapat Mungkin dapat Mungkin 5 bisa Rasanya dapat Seharusnya bisa 1. Modalitas Intensional Modalitas intensional merupakan modalitas yang paling banyak digunakan dalam novel karya Andrea Hirata. Adverbia penanda makna keinginan ditandai oleh kata ingin, mau, dan akan; adverbia penanda makna harapan ditandai oleh kata mudah-mudahan dan semoga; adverbia penanda makna ajakan dan pembiaran ditandai oleh kata mari, ayo-(lah), biar(-lah); dan adverbia penanda makna permintaan ditandai oleh kata tolong. Adverbia penanda modalitas intensional dari segi morfologi terdiri dari adverbia monomorfemis yaitu pada kata ingin, mau, akan, mari, tolong, dan adverbia polimorfemis yaitu pada kata mudah-mudahan, semoga, ayo-(lah), biar(- lah). Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia penanda modalitas intensional merupakan adverbia ekstraklausal yang tidak dapat diingkarkan. Kecuali pada modalitas intensional bermakna keinginan, merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. 5

Pendamping kiri adverbia penanda modalitas intensional yang bertindak sebagai subjek merupakan nomina peraona (NP), nomina fauna (NF) atau pronomina persona (PP). (1). [...] aku ingin tidur lagi. (Laskar Pelangi:266) PP(S) Adv V(P) (2). [...] kambing yang senewen ingin kawin. (Laskar NF(S) Adv V(P) Pelangi:17) (3). [...] mandor yang mau membayar mereka [...] (Laskar NP(S) NP(S) Adv V(P) Pelangi: 154) Pendamping kanan adverbia penanda modalitas intensional yang bertindak sebagai predikat merupakan kategori verba (V) dan juga didampingi pronomina persona pertama jamak (PPJ). Untuk adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal (Kl.V) dan klausa adjektiva (Kl.A). (4). ia akan menggunakan kata-kata yang dipilih dengan baik. PP(S) Adv V(P) (Sang Pemimpi: 19) (5). Beliau ingin kami tegar. (Laskar Pelangi:404) PP(S) Adv PPJ (6). [...] semoga sejahtera kawan. (Sang Pemimpi: 25) Adv Kl.A (7). Mari kita berkuda! (Sang Pemimpi: 71) Adv Kl.V (8). Pak Cik, tolong belikan aku celengan kuda di Jakarta. (Sang Adv Pemimpi: 58) Kl.V Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas intensional jika dipasifkan, tidak akan berterima atau terjadi pergeseran makna, jika ditandai 6

oleh adverbia ingin atau mau. Tetapi untuk adverbia penanda modalitas intensional yang lainnya tidak mempengaruhi makna yang ditimbulkan (9). Ia ingin membodohi aku. (Laskar Pelangi: 78) (9a). Aku ingin dibodohinya. (tidak berterima) (10). [...] mandor yang mau membayar mereka [...] (Laskar Pelangi: 154) (10a). Mereka yang mau mandor bayar. (terjadi pergeseran makna) 2. Modalitas Epistemik Modalitas epistemik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata mungkin dan barangkali sebagai penanda makna kemungkinan, kata tampaknya sebagai penanda makna keteramalan, kata seharusnya sebagai penanda makna keharusan, dan kata pasti dan tentu sebagai penanda makna kepastian. Dari segi morfologis adverbia penanda modalitas epistemik merupakan adverbia monomorfemis dan adverbia polimorfemis dengan gabungan proses afiksasi -nya dan se-nya. Semua adverbia penanda modalitas epistemik dalam novel Andrea Hirata merupakan adverbia ekstraklausal yang tidak dapat diingkarkan. Tetapi untuk modaliats epistemik makna kepastian dapat diingkarkan, dan kata mungkin yang merupakan adverbia penanda modalitas epistemik makna keteramalanan juga dapat diingkarkan. Karena penanda modalitas epistemik merupakan adverbia ekstraklausal, maka didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina. (11). Mungkin karena pengaruh dari saudara-saudara kandungnya Adv Kl.N yang seluruhnya laki-laki[...] (Laskar Pelangi:46) (12). Tampaknya Mahar memberi perhatian istimewa pada delapan Adv ekor sapi. (Laskar Pelangi:219) Kl.V (13). Namun tentu kondisi sekolah negeri lebih baik. Adv Kl.A 7

Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas epistemik jika dipasifkan akan berterima. (14). [...] pasti ia menunjuk trapani sambil bersabda. (Laskar Pelangi: 332) (14a). Trapani pasti ditunjuknya sambil bersabda. 3. Modalitas Deontik Modalitas deontik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata boleh sebagai penanda makna izin, dan kata jangan sebagai penanda makna perintah. Adverbia penanda modalitas deontik dari segi morfologi merupakan adverbia monomorfemis dan dalam perilaku sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. Pendamping kiri adverbia boleh merupakan pronomina persona jamak. Sedangkan kalimat yang mengandung modalitas deontik bermakna perintah merupakan bentuk kalimat Imperatif yang memiliki subjek berupa pronomina persona kedua atau pronomina persona pertama jamak inklusif yang cenderung tidak hadir. Pendamping kanannya merupakan kategori verba. (15). Kalian boleh pulang, [...] (Laskar Pelangi: 306) PPJ(S) Adv V(P) (16). Jangan tanyakan nama dan alamat pada orang di kebun. (Laskar Adv V(P) Pelangi: 26) (subjek tidak hadir/inklusif). Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas epistemik jika dipasifkan akan berterima. (17). [...] kalian boleh membaca buku sampai bola mata kalian meloncat [...](Laskar Pelangi: 393) (17a). Buku boleh kalian baca sampai bola mata kalian meloncat. 8

4. Modalitas Dinamik Adverbia penanda modalitas dinamik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata dapat. Dapat merupakan adverbia monomorfemis yang menurut prilaki sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. Pendamping kiri modalitas dinamik yang berperan sebagai subjek diisi oleh pronomina persona, nomina persona, dan nomina. Pendamping kanannya merupakan kategori verba. (18). [...] ia dapat kuliah karena aku telah berpenghasilan PP3(S) Adv V(P) [...]. (Sang Pemimpi: 98) (19).[...] siapa pun dapat membuat prestasi [...] (Laskar NP(S) Adv V(P) Pelangi: 232) (20). [...] awan-awan kapas biru muda itu dapat menjadi N(S) Adv V(P) penghibur bagi mataku [...] (Laskar Pelangi: 235) Jika kalimat aktif yang mengandung adverbia dapat dipasifkan, kalimat pasif akan berterima karena dapat tidak dikaitkan dengan unsur disebelah kiri yang mendahuluinya. Berikut contoh data pemasifan kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas dinamik makna kemampuan. (21). Aku dapat menyaksikan pemandangan padang sabana. (Laskar Pelangi: 167) (21a). Pemandangan padang sabana dapat kusaksikan. 5. Keberurutan Modalitas Keberurutan modalitas dalam novel karya Andrea Hirata meliputi modalitas intensional (MI) dan modalitas epistemik (ME),), modalitas epistemik (ME) dan modalitas intensional (MI), modalitas epistemik (ME) dan modalitas dinamik (MD). Modalitas intensional dan modalitas epistemik ditandai oleh keberurutan adverbia ingin rasanya yang menerangkan makna keinginan dan keteramalan (22). 9

(22). Mendengar ocehannya, ingin rasanya aku mencongkel Adv.MI Adv.ME PP(S) V(P) gembok peti es [...]. (Sang Pemimpi: 2) Modalitas epistemik dan modalitas intensional ditandai keberurutan adverbia mungkin ingin, barangkali ingin sebagai penanda makna kemungkinan dan keinginan (23,24), pasti ingin sebagai penanda makna kepastian dan keinginan (25). (23). Mungkin awalnya ia hanya ingin menggoda teman- Adv.ME PP3(S) Adv.MI V(P) temannya. (Laskar Pelangi: 292) (24). Barangkali dia ingin tahu pendapatku tentang Adv.ME PP3(S) Adv.MI V(P) seninya itu! (Laskar Pelangi: 455) (25). Agak aneh memang, tapi paling tidak sejak usia muda Borek sudah menjadi dirinya sendiri dan sudah tau pasti menjadi apa nantinya. (Laskar Pelangi: 74) V(P) Adv.ME ingin NP(S) Adv.MI Modalitas epistemik dan modalitas dinamik ditandai keberurutan adverbia barangkali dapat, mungkin dapat, mungkin bisa sebagai penanda makna kemungkinan dan kemampuan (26, 27,28), rasanya dapat sebagai penanda makna keteramalan dan kemampuan (29), seharusnya bisa sebagai penanda makna kepastian dan kemampuan (30). (26). Mengajarkan mentalitas merealisasikan ide menjadi tindakan N(S) nyata barangkali dapat dipertimbangkan sebagai mata Adv.ME Adv.MD V(P) pelajaran baru di (Sang Pemimpi 65) (27). [...] mungkin topi kapten kapal yang besar dapat menutupi Adv.ME N(S) Adv.MD V(P) sebagian kepala kalengnya itu. (Laskar Pelangi 321) (28). Tapi mungkin anak muhamaddiah yang cemerlang ini Adv.ME NP(S) bisa membantu. (Laskar Pelangi 355) Adv.MD V(P) 10

(29). [...] kelelahan kami rasanya dapat ditahankan. N(S) Adv.ME Adv.MD V(P) (Laskar Pelangi 302) (30). Seharusnya Bapak bisa melihat tidak diterimanya anak Adv.ME NP(S) Adv.MD V(P) Bapak sebagai peluang untuk menunjukkan pada khalayak bahwa kita konsisten mengelola sekolah ini. (Sang peminpi:5) SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Dari seluruh modalitas yang ditemukan, bentuk adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata merupakan adverbia monomorfemis dan polimoefemis yang menurut prilaku sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal dan ekstraklausal yang dapat diingkarkan dan ada pula yang tidak dapat diingkaerkan. Pendamping kiri, yang bertindak sebagai subjek, adverbia intrakalusal merupakan kategori nomina persona dan pronomina persona. Khusus untuk modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dan keakanan, juga didampingi nomina fauna. Pendamping kanan adverbia intrakalusal yang bertindak sebagai predikat merupakan kategori verba. Pada adverbia penanda modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dalam novel karya Andrea Hirata juga didampingi pronomina persona pertama jamak. Untuk modalitas yang adverbianya merupakan adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina. Setelah kalimat yang mengandung adverbia penanda modalitas dipasifkan terjadi beberapa pengaruh terhadap makna, tetapi ada pula yang tidak terpengaruh oleh hadirnya adverbia. Pengaruh terhadap makna tersebut, misalnya pergeseran makna dan perubahan makna. Ini terjadi pada modalitas yang mengandung adverbia ingin dan mau. Namun adverbia ingin pada keberurutan adverbia penanda modalitas ingin rasanya dapat dipasifkan. 11

Keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata memungkinkan terjadi dua keberurutan adverbia. Dalam keberurutan tersebut, adverbia ekstraklausal menerangkan klausa yang di dalamnya terdapat adverbia intraklausal, terkecuali dalam modalitas epistemik dan modalitas dinamik makna perintah dan makna kemampuan yang keduanya merupakan adverbia intraklausal. Keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata ada yang berbentuk saling berdampingan langsung, ada pula yang diselingi oleh subjek antara adverbia penanda modalitas dengan adverbia penanda modalitas yang lainnya. DAFTAR SUMBER Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius., dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaedar, Alwasilah. 1984. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma,T. Fatimah. 1993. Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: PT Refika Aditama.. 1993. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Refika Aditama. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 12