KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Tekno Ekonomi Energi Micro Wind Turbine Di Kawasan Perbatasan (Studi Kasus : Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas)

Yogia Rivaldhi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkiraan penyedian energi listrik di Indonesia

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

ANALISIS ENERGI ANGIN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK DI KOTA DI GORONTALO. Raghel Yunginger 1, Nawir. N.Sune 2

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

DESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

VISIBILITAS PENEMPATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DI PANTAI PAYUM MERAUKE

BAB II LANDASAN TEORI

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REEVALUASI KELUARAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

DESAIN MODUL PENGUKURAN POTENSI POMPA LISTRIK TENAGA ANGIN (STUDI KASUS PTL-ANGIN KAPASITAS 100 WATT)

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika. Dosen Pengampu :

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Antiremed Kelas 11 Fisika

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut di Balikpapan

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

Transkripsi:

KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK Ryski D01107026 Jurusan Teknik Elektro, Fakutas Teknik Universitas Tanjungpura Abstrak - Energi listrik adalah salah satu unsur yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia pada umumnya. Hal ini menyebabkan energi listrik dari waktu ke waktu kian tinggi permintaanya. Energi listrik di Kalimantan Barat dihasilkan dari berbagai sumber energi, baik berupa sumber penergi fosil maupun sumber energi terbarukan yang tak terbatas ketersediaannya di alam. Di kota Pontianak dan sekitarnya, sumber energi listrik yang kita nikmati sehari-hari bersumber dari sumber energi fosil berupa solar dan gas yang diberdayakan oleh PLN Pontianak untuk konsumen, yang dimana energi listrik yang bersumber dari sumber energi fosil ini memiliki kelemahan yang tak dapat dipungkiri, yaitu pembaharuannya membutuhkan waktu yang sangat lama serta tidak ramah lingkungan. Berbeda dengan sumber energi terbarukan seperti air, angin dan panas matahari (surya) yang keberadaanya akan terus tersedia untuk dimanfaatkan. Namun menggunakan sumber energi terbarukan memang menghasilkan energi listrik yang relatif lebih kecil dibandingkan energi fosil jika penempatannya tidak tepat. Universitas Tanjungpura Pontianak sebagai lokasi riset pemanfaatan energi angin dikonvesikan menjadi enegi listrik, dengan menggunakan Micro Wind Turbine AWI-E1000T 1000W terhadap data sekunder kecepatan angin dari NASA (National Aeronautics and Space Administration) pada ketinggian 20 meter menghasilkan kecepatan angin rata-rata sebesar 2.341697864 m/s pertahunnya dan dikonversikan ke energi listrik dengan analisa dan perhitungan data menghasilkan energi listrik 62.05889 kwh/tahun. Memperhatikan nilai energi listrik yang dihasilkan dari pengaplikasian data kecepatan angin pada Micro Wind Turbine AWI-E1000T 1000W dapat disimpulkan bahwa potensi angin disekitar Universitas Tanjungpura kurang layak untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik skala Pembangkit Listrik Tenaga Angin, namun jika dilakukan penelitian lebih mendalam dengan menggunakan data kecepatan angin pada ketinggian di atas 20 meter yang memungkinkan didapatnya data kecepatan angin yang lebih tinggi serta menggunakan turbin dengan spesifikasi

yang cocok untuk kondisi angin yang ada, maka akan menghasilkan energi yang lebih optimal. 1. Pendahuluan Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat seharihari. Bahan bakar fosil yang sekarang digunakan sebagai bahan utama untuk menghasilkan listrik ketersediannya semakin terbatas, belum lagi polusi yang dihasilkan oleh proses konversi dari bahan bakar fosil menjadi energi listrik tersebut. Untuk itu perlu adanya sumber energi alternatif yang berpotensi membangkitkan listrik dengan proses yang ramah lingkungan. Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik di atas, maka diperlukan sebuah sumber energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik yang semakin besar. Angin sebagai sumber yang tersedia di alam dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi listrik. Angin merupakan sumber energi yang tak ada habisnya sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin akan berdampak positif terhadap lingkungan. Namun tidak semua daerah memiliki angin yang potensial. Untuk itu perlu adanya penelitian potensi tenaga angin terlebih dahulu pada daerah yang direncanakan akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin). Pada tugas akhir saya ini, saya melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar potensi tenaga angin di sekitar Universitas Tanjungpura. [1, 2] 2. Dasar Teori Angin Angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin yang menyebabkan terjadinya suatu perputaran udara berupa perpindahan udara. Di daerah khatulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang dan menjadi ringan, naik keatas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Sehingga terjadilah suatu perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis khatulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Gambar 2.1. Skema terjadinya angin

Angin dapat bergerak secara horizontal maupun vertikal dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif. Pergerakan angin secara horizontal dinamakan adveksi, sedangkan pergerakan secara vertikal dinamakan konveksi. Dalam pemanfaatan energi angin diperlukan data atau informasi mengenai potensi energi angin aktual yang tersedia di lokasi pemasangan dan pemanfaatan sesuai kebutuhan di lokasi tersebut. Kajian dan evaluasi yang lebih akurat mengenai kedua aspek ini disertai dengan aspek ekonomis akan menghasilkan pemanfaatan sistem konversi energi yang optimal di suatu lokasi. Kecepatan angin di dekat Garis Khatulistiwa sangat lemah karena angin bergerak dari atas ke bawah. Oleh sebab itu mahasiswa akan mencoba menganalisa kecepatan energi angin tersebut apakah layak atau tidak dikonversikan ke energi listrik. 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui seberapa layak kondisi kecepatan angin di kawasan Universitas Tanjungpura Pontianak untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik, dengan mengolah data kecepatan angin ratarata setiap bulan dalam setahun dimana data yang diolah di bersumber dari data kecepatan angin dari NASA (National Aeronautics and Space Administration) selama 1 (satu) yang diambil berdasarkan letak lokasi penelitian potensi kecepatan angin sebagai sumber tenaga listrik yang dilakukan di Laboratorium Konversi Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak dengan titk koordinat 0 01 LS 109 20 BT / 0,02 LS 109,34 BT, dimana data kecepatan angin tersebut diambil pada ketinggian 20 meter. Data kecepatan angin rata-rata setiap bulan selama setahun diaplikasikan pada spesifikasi (Luas penampang sapuan turbin (A)) Micro Wind Turbine AWI-E1000T 1000W, kerapata udara (ρ), koefesiensi daya (C P ), efesiensi transmisi η tr, efesiensi generator η g, dan efesiensi baterai η b sehingga dapat diketahui seberapa layak potensi energi angin di kawasan Universitas Tanjungpura Pontianak untuk dikonversikan menjadi energi listrik yang dihasilkan selama setahun dengan acuan potensi angin berdasarkan kecepatan angin di Indonesia sebagai berikut [1] : 1. Kelompok I : Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 1 2,5 m/det, daya yang dihasilkan antara 0 200 kwh/tahun. Kondisi angin tersebut kurang baik untuk didayagunakan. 2. Kelompok II : Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 2,5 4 m/det, daya yang dihasilkan antara 201-1000 kwh/tahun. Kondisi ini cukup baik sebagi penggerak sistem konversi energi listrik skala kecil dan untuk keperluan pemompaan. 3. Kelompok III : Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 4,5 12 m/det, daya yang dihasilkan lebih dari 1000 kwh/tahun. Kondisi ini amat memadai untuk dikembangkan kemanfaatannya baik untuk pembangkit listrik skala kecil maupun besar. 4. Hasil Analisa Percobaan a. Kecepatan rata-rata setahun Dari hasil data kecepatan angin setahun menggunakan data dari NASA pada ketinggian 20 meter di atas permukaan tanah, diperoleh hasil kecepatan angin rata-

rata tiap bulan yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 1. Data kecepatan angin rata-rata setahun No. Data kecepatan angin rata-rata setahun waktu (bulan) wind (m/s) 1 Januari 2.359973858 2 Februari 2.149977247 3 Maret 1.580649196 4 April 1.469984458 5 Mei 2.099979462 6 Juni 2.84996925 7 Juli 3.169967097 8 Agustus 3.459965027 9 September 2.809971 10 Oktober 2.099978562 11 November 1.949980083 12 Desember 2.099979126 Kec. Angin rata-rata setahun 2.341697864 b. Turbin Angin [12] Turbin yang digunakan pada riset ini adalah Micro Wind Turbine AWI-E1000T 1000W dari A-WING dengan spesifikasi sebagai berikut : c. Perhitungan data kecepatan angin selama setahun 1. Perhitungan daya turbin angin Untuk mencari Daya (P) yang diambil turbin angin yang terletak dalam aliran angin dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan P turbin = 1 2 x ρ x A x v3 (Watt) Rumus tersebut merupakan persamaan daya turbin angin ideal karena tanpa dipengaruhi efisiensi / rendamen. Karena dipengaruhi oleh efisiensi maka persamaan yang digunakan adalah persamaan P turbin = 1 2 x η ae x ρ x A x v 3 (Watt) Luas penamampang sapuan turbin angin didapat dari persamaan A = πr 2 (m 2 ), dimana diketahui diameter dari Micro Wind Turbin AWI E1000T 1000W adalah 2.058 mm sehingga jari-jari dari penampang sapuan turbin adalah 1,029 m. Sehingga didapatlah nilai A sebagai berikut : A = πr 2 = 22 7 1.0292 = 22 7 1.058841 = 3.3278 m 2 Sedangkan kerapatan udara (ρ) [2] menggunakan persamaan didapat ρ = 1.2929 273 T p 760 dengan diketahui tekan udara lokal (P) berdasarkan data dari BMG (Badan Meteorologi Geofisika) Pontianak sebesar 1009.23 mbar dan temperatur udara di

sekitar Laboratorium Konversi = 26.65 C (299.8 K). Sehingga, ρ = 1.2929 273 T = 1.2929 273 K 299.8 K p 760 = 1.2929 0.910607 = 1.1773 100.923 KPa 101.3 KPa = 1.1773 0.996278 = 1.172942 1009.23 mbar 1 atm 1,00923 Pa 1.0130 x 10 5 Pa Dengan demikian, dari hasil data kecepatan angin rata-rata bulanan dalam setahun yang telah diperoleh pada Tabel 1. dapat diketahui Daya turbin angin (P turbin ) menggunakan persamaan P turbin = 0.2963 x ρ x A x v 3 (Watt) rendemen mekanik, yang pada perakitan yang tepat tidak perlu lebih rendah dari 0.9. 3. Berbagai kerugian elektro-mekanik, bila energi angin diubah menjadi energi listrik. Semua kerugian itu dimasukan ke dalam rendeman dinamo. Rendemennya ialah sebesar kira-kira 0.5. 4. Kerugian pada saat manggunakan baterai atau efisiensi baterai berkisar antara 85 % hingga 90 %. Jika semua rendemen itu dimasukan ke rumus di atas, maka daya yang dihasilkan oleh generator dapat dihitung dengan persamaan P g = 0.2963 η tr η g η b ρ A v 3 (Watt) dimana diketahui efesiensi transmisi (η tr ) 0.9, efesiensi generator (η g ) 0.5 dan efesiensi baterai η b 0.9. 2. Perhitungan daya listrik keluaran generator [4] Daya listrik yang dihasilkan oleh sebuah generator di suatu PLT-Angin dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. Berbagai kerugian akibat gesekan udara dan koncahan udara yang tergantung pada sosok dan rakitan sayap. Semua kerugian itu dimasukkan dalam rendemen aerodinamika, besarnya berkisar antara 0.3 sampai 0.8. 2. Semua kerugian akibat gesekan bantalan yang tergantung pada rakitan bantalan beban bantalan dan pelumas. Semua itu dimasukan ke dalam 3. Perhitungan energi listrik keluaran generator Perhingan energi listrik keluaran generator selama setahun adalah sebagai berikut : 1. Energi sesaat yang dihasilkan oleh sebuah generator adalah perkalian daya dengan waktu seperti yang ditunjukan pada persamaan E g = P g. t 2. Energi bulanan biasanya dinyatakan dalam kwh. Energi bulanan yang dihasilkan oleh sebuah generator dapat dihitung menggunakan persamaan E g = 24. 10 3. n. P g, dimana n

adalah jumlah hari dalam 1 (satu) bulan 3. Energi tahunan yang dihasilkan oleh sebuah generator adalah penjumlahan dari energi bulanan selama tahun tersebut, dimana dapat dihitung menggunakan 12 persamaan E g = i=1 E gi Sehingga energi bulanan dan tahunan yang dihasilkan generator tersebut adalah sebagai berikut : E g Januari= 24 10-3 30 P g (kwh) = 0.72 6.15661 = 4.432759 kwh Hasil energi listrik keluaran generator tiap bulan selengkapnya diperlihatkan pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Hasil perhitungan Energi listrik bulanan dan tahun yang dihasilkan generator No. Waktu (Bulan) 24 10 ³ n P g (Watt) E g (kwh) 1 Januari 0.72 6.15661 4.432759 2 Februari 0.72 4.655 3 3 Maret 0.72 1.84977 1.331834 4 April 0.72 1.48784 1.071245 5 Mei 0.72 4.33775 3.12318 6 Juni 0.72 10.8428 7.806816 7 Juli 0.72 14.9205 10.74276 8 Agustus 0.72 19.4015 13.96908 9 September 0.72 10.3926 7.482672 10 Oktober 0.72 4.33775 3.12318 11 November 0.72 3.47303 2.500582 12 Desember 0.72 4.33775 3.12318 Energi listrik tahunan 62.05889 Jadi Energi listrik tahunan yang dihasilkan oleh generator (E g ) yang dipengaruhi efisiensi transmisi (0.9), efisiensi generator (0.5) dan efisiensi baterai (0.9) dengan menggunakan sebuah Micro Wind Turbine AWI-E1000T 1000W adalah sebesar 62.05889 kwh/tahun. 5. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan data sekunder kecepatan angin dari NASA terhadap Micro Wind Turbin dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kecepatan angin rata-rata pertahun menggunakan data sekunder NASA pada ketinggian 20 meter di Universitas Tanjungpura adalah sebesar 2.341697864 m/s dimana kecepatan angin rata-rata tersebut masuk dalam kategori angin kelas 3 (tiga) yang masih dapat dimanfaatkan potensinya. 2. Kecepatan angin rata-rata pertahun menggunakan data sekunder NASA pada ketinggian 20 meter di Universitas Tanjungpura adalah sebesar 2.341697864 m/s dan diaplikasikan dengan menggunakan Micro Wind Turbin AWI-E1000T 1000W dapat menghasilkan Daya listrik tahunan sebesar 86.1929 kwh/tahun dan Energi listrik tahunan sebesar 62.05889 kwh/tahun. 3. Dari data kecepatan angin yang diperoleh dari NASA selama setahun yang diaplikasikan pada spesifikasi Micro Wind Turbine AWI-E1000T

Saran 1000W dapat menghasilkan energi listrik, namun kapasitas energi listrik yang dihasilkan kecil (62.05889 kwh/tahun), maka konversi energi angin menjadi energi listrik tersebut masuk di dalam kelompok I standar angin Indonesia, sehingga potensi anginnya kurang baik untuk didayagunakan. Penelitian Tugas Akhir ini berupa riset yang belum pernah dilakukan sebelumnya pada kawasan Univesitas Tanjungpura Pontianak, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut agar didapat hasil konversi energi angin menjadi energi listrik yang lebih optimal dengan menggunakan data kecepatan angin pada ketinggian di atas 20 meter yang memungkinkan hasil data kecepatan angin yang lebih tinggi serta menggunakan turbin dengan spesifikasi yang cocok dengan kondisi kecepatan angin yang ada di kawasan Universitas Tanjungpura Pontianak. Energy, Felix A. Farret M Joday Simoes, Wiley Interscience. 6. Murjani. Ir. MT, Peran Tenaga Angin Sebagai Sumber Energi, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2002. 7. www.eere.energy.gov, Small Wind Energy Sistem, a DOE national laboratory, DOE/GO-102004-1897 Ma 2004. 8. Y.Daryanto,. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, Yogyakarta, Balai PPTAGG. 9. Zulham Effendi, Studi Pengukuran Potensi Energi Angin Dengan Menggunakan Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sederhana, Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2001. 10. NASA (National Aeronautics and Space Administration) 11. BMG (Badan Meteorologi Geofisika) Pontianak 12. www.awing-i.com 6. Referensi 1. Abdul Kadir, Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik Dan Potensi Ekonomi, Edisi Ke dua tahun 1995, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 2. Douglas C.Giancoli, Physics For Scientists And Enginers, Second Edition 1988 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin. http://www.kincirangin.info, (diakses 10 Mei 2013, pukul 10:24 WIB) 4. Riezenman,M.J.1995. In Searrch of batteries, IEEE Spectrum,p.51-56,May 1995 5. Jhon Wiley, A. Sons Inc. Fublication, Integration Of Alternative Sources Of