P E N D A H U L U A N

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi Bali

Mengenal KPK dan Upaya Pemberantasan Korupsi Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat

Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara

Andri Williyanto Prawira Sitorus SE.,Ak

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

PROSEDUR TINDAKAN KEPOLISIAN TERHADAP PEJABAT NEGARA. Oleh INDARTO BARESKRIM

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa

Isliko Tersangka Dana Bansos Rp 4 Miliar Lebih

Isliko Tersangka Dana Bansos Rp 4 Miliar Lebih

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Tugas dan Wewenang BPK dalam Peraturan Perundang-Undangan dan Implementasinya

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

MEKANISME KOORDINASI PENINDAKAN TINDAK PIDANA KORUPSI

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

REFORMASI PERUNDANG- UNDANGAN TENTANG KEUANGAN NEGARA UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara U

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA

UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

Pengertian 1/20/2016 5

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah Badan Pemeriksa

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TENTANG PENANGKAPAN

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana korupsi sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang No. 31

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

Kerugian Negara. Unsur dan/atau Kriteria sebuah Korporasi Merugikan Negara. Oleh: Dani Sudarsono. KAP Dani Sudarsono dan Rekan.

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Oleh : PROF.DR.H.M. SAID KARIM, SH. MH. M.Si. CLA

BAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan

BAB 1 INTRODUKSI. riset, problem riset, pertanyaan riset, motivasi riset, tujuan riset, kontribusi riset,

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

PERTEMUAN 13: TAHAPAN AUDIT INVESTIGASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KESEPAKATAN BERSAMA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01/KB/I-VIII.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

OLEH BARESKRIM POLRI

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

I. PENDAHULUAN. kali di dalam peraturan penguasa militer nomor Prt/PM-06/1957, sehingga korupsi

KPPU DAN TATA CARA PENANGANAN PERKARA PROF DR JAMAL WIWOHO, SH, MHUM

Kasus PDAM Makassar, Eks Wali Kota Didakwa Rugikan Negara Rp 45,8 Miliar

PEDOMAN PENUGASAN BIDANG INVESTIGASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

Kuasa Hukum Antonius Sujata, S.H., M.H., dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 29 Mei 2017

permasalahan bangsa Indonesia. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

SECARA HARFIAH BERARTI KEBUSUKAN, KEBURUKAN, KEBEJATAN, KETIDAK JUJURAN, DAPAT DISUAP, TIDAK BERMORAL, PENYIMPANGAN DARI KESUCIAN.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan April 2016, Gubernur Daerah Khusus Istimewa (DKI)

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. penghitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RILIS MEDIA A. Dakwaan B. Tuntutan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan Desember peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Hukum Acara Pidana disebut hukum pidana formal, untuk membedakan dgn hukum pidana materiil.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PENYELIDIKAN

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

PERLUNYA NOTARIS MEMAHAMI PENYIDIK & PENYIDIKAN. Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N. Disampaikan pada Konferda INI Kota Surakarta, Tanggal, 10 Juni 2014

KEWENANGAN PENGHITUNGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

PERTEMUAN 15: PENYELESAIAN HUKUM. B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 15: Menjelaskan upaya hukum untuk penyelesaian investigasi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1

P E N D A H U L U A N MENURUT THOMSON N FERRY DLAM KEBAN (2007:28) MENYATAKAN BAHWA DALAM MELAKUKAN KERJASAMA DIPERLUKAN 3 (TIGA) TINGKATAN KEGIATAN : KOMUNIKASI. KOORDINASI. KOLABORASI.

T I P I K O R TINDAK PIDANA KORUPSI (Psl 1 angka 1 UU No. 30 Th 2002) adalah Tindak Pidana sbgmana dimaksud dlm UU No 31 Th 1999 ttg Pemberantasan Tipikor sbgmana tlh diubah dg UU No. 20 Th 2001 ttg Perubahan atas UU No 31 Th 1999 ttg Pemberantasn Tipikor

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM UU NO. 31/1999 jo 20/2001 Pasal yg terkait dg kerugian keuangan negara Pasal pemberian sesuatu/janji kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Pasal penggelapan dalam jabatan Pasal perbuatan pemerasan Pasal perbuatan curang Pasal benturan kepentingan dalam pengadaan Pasal Gratifikasi Pasal 2(1); 3 Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2); Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b; Ps 6(2); Ps 12 c,d Pasal 8; 9; 10 a,b,c Pasal 12 huruf e,f,g Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d; Ps 7 (2); Ps 12 huruf h Pasal 12 huruf i Pasal 12B jo Pasal 12C Merupakan delik-delik yg diadopsi dari KUHP (berasal dari pasal 1 ayat 1 sub c UU No. 3/71)

MAKSUD PEMBUKTIAN TIPIKOR YAITU TERKUMPULNYA FAKTA-2 DARI ALAT BUKTI GUNA MENGUJI TERPENUHI ATAU TIDAKNYA UNSUR-2 DARI TINDAK PIDANA KORUPSI. SCR UMUM UNSUR-UNSUR TIPIKOR PSL. 2 & 3, ADALAH : SETIAP ORANG SECARA MELAWAN HUKUM U N S U R P A S A L MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN,KEWENANGAN,KESEMPATAN ATAU SARANA MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI DPT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA

PEMENUHAN UNSUR PASAL SETIAP ORANG : dalam Ketentuan Umum Undangundang Nomor 31/1999 jo 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 1 butir 3 adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi. Dalam rumusan delik pengertian orang sebagai pelaku tidak disyaratkan adanya sifat tertentu yang harus dimiliki (persoonlijk bestanddeel) dari seorang pelaku sehingga pelaku (subjek hukum) dapat meliputi siapa saja sebagai pendukung hak dan kewajiban.

PEMENUHAN UNSUR PASAL Pegawai Negeri berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999 adalah meliputi : Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Kepagawaian. Pegawai Negari sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana; Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah; Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah;atau Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat.

PEMENUHAN UNSUR PASAL Penyelenggara negara berdasarkan Pasal 2 Undang-undang RI Nomor : 28 tahun 1999 tentang Penyelengara negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme meliputi : Pejabat negara pada lembaga tertinggi negara; Pejabat negara pada lembaga tinggi negara; Menteri; Gubernur; Hakim; Pejabat Negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku; Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku

PEMENUHAN UNSUR PASAL Selanjutnya berdasarkan penjelasan Pasal 2 angka 7 Undang-undang Nomor 28 tahun 1999, yang dimaksud pejabat lain yang memiliki fungsi strategis adalah pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang antara lain Penyidik

PEMENUHAN UNSUR PASAL Prof. Wirjono Prodjodikoro, dalam bukunya Perbuatan Melawan Hukum, cetakan ke 7, Sumur Bandung, 1990, halaman 7-8, memberikan pengertian perbuatan melawan hukum dalam arti luas tidak hanya sebagai perbuatan yang secara langsung melanggar peraturan hukum (yang tertulis), tetapi meliputi perbuatan-perbuatan yang berupa peraturan-peraturan dilapangan kesusilaan, keagamaan, sopan santun Roeslan Saleh dalam bukunya sifat Melawan Hukum dari Perbuatan Hukum Pidana terbitan tahun 1987, halaman 7, menjelaskan Menurut ajaran melawan hukum, yang disebut melawan hukum materiil tidaklah hanya sekedar bertentangan dengan hukum tertulis, tetapi juga bertentangan dengan hukum tidak tertulis. Perbuatan Melawan hukum Materiil telah dihapus oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 003/PUU-IV/2006 karena ukuran kepatutan, kehati-hatian dan kecermatan yang hidup dalam masyarakat UKURANNYA TIDAK PASTI. Hal ini bertentangan dengan pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 tentang perlindungan dan jaminan kepastian hukum yang adil (HARUS MELAWAN HUKUM FORMIL)

PEMENUHAN UNSUR PASAL Drs. Adami Chazawi, SH dalam bukunya hukum pidana materiil dan formil korupsi di Indonesia, penerbit Bayumedia, April 2005 : LAHGUN KEKUASAAN : Dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan dimana kewenangan yang dimilikinya digunakan secara salah, tidak sesuai dengan maksud dari kekuasaan itu sendiri. LAHGUN KEWENANGAN : Dilakukan oleh seseorang yang memiliki kewenangan tersebut tetapi dilakukan secara salah dan melawan hukum. LAHGUN KESEMPATAN : adalah Lahgun peluang dengan memanfaatkan tersedianya waktu yang cukup dan sebaik-baiknya untuk melakukan perbuatan tertentu yang melanggar hukum. LAHGUN SARANA : Adalah Lahgun sarana yang ada padanya karena jabatannya dimana sarana tsb digunakan tdk sesuai dengan peruntukannya.

PEMENUHAN UNSUR PASAL Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta, Penerbit Balai Pustaka tahun 1983 halaman 453, pengertian memperkaya adalah menjadikan bertambah kaya. Sedangkan kaya artinya mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya). Dari pengertian tersebut maka disimpulkan bahwa memperkaya berarti menjadikan orang belum kaya menjadi kaya atau orang yang sudah kaya bertambah kaya. Menurut Prof. Andi Hamzah, dalam bukunya Korupsi di Indonesia, masalah dan pemecahannya, Penerbit PT. Gramedia, 1991, halaman 93 95 menyatakan penafsiran istilah memperkaya antara yang harfiah dan yang dari pembuat undang-undang hampir sama. Yang terang keduanya menunjukkan perubahan kekayaan seseorang atau pertambahan kekayaannya diukur dari penghasilan yang telah diperolehnya.

PEMENUHAN UNSUR PASAL DPT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA Keuangan Negara : UU No. 17 /2003 Pasal 1 angka 1. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Menurut penjelasan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan TPK Perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertujuan memberikan manfaat, kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan rakyat.

P E N Y E L I D I K A N (Psl 1 angka 4 dan 5 KUHAP) : 4. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. 5. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undangundang ini.

BAGAN PENYELIDIKAN INFO/LAP diteliti INSPEKTORAT BPK / BPKP INTLJEN DPR LSM MASY DLL BUAT REN LIDIK LAPORAN INFORMASI BUAT REN BUT SESUAI DENGAN PASAL 3 PP No 71 Th 2000 TTG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI LIDIK LIDIK TERBUKA -Wawancara -Interograsi - Koord dg Ahli Tuangkan dlm Bentuk BA Ket Non Projustitia LIDIK TERTUTUP -Observasi -Undercover -Surveillance E K S P O S E I N T E R N BUKAN TPK / TDK TERBUKTI CUKUP BUKTI BELUM CUKUP BUKTI

P E N Y I D I K A N (Psl 1 angka 1, 2 dan 3 KUHAP) 1.Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 2.Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 3.Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam undang-undang ini.

BAGAN PENYIDIKAN LAPORAN POLISI BUAT REN SIDIK BAGI TUGAS YG JELAS BUAT REN BUT SIDIK PENYIAPAN ADMINISTRASI PENYIDIKAN UPAYA PAKSA : (GIL,RIKSA,KAP,HAN,GLEDAH, SITA, CEKAL, BLOKIR) PENGELOLAAN BARANG BUKTI E K S P O S E D G P. 19 PEMBER KASAN TAHAP 1 DAN 2 KOORDINASI DENGAN AHLI (KKN, KN, PBJ DLL) J P U P. 21

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ( B P K )

BPK : BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ADL LEMBANGA NEGARA YG BERTUGAS MEMERIKSA PENGELOLAAN DA N TANGGUNGJAWAB KEUANGAN NEGARA SEBAGAIMAN DIMAKSUD DALAM UUD 45. (PSL.1) DASAR PEMBENTUKAN : UU NO. 15 TH 2006 TTG BPK TUGAS : MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN TANGGUNGJAWAB KEUANGAN NEGARA YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, LEMBANGA NEGARA LAINNYA, BI, BUMN, BLU, BUMD DAN LEMBAGA ATAU BADAN LAIN YANG MENGELOLA KEUANGAN NEGARA. (PSL.6) HASILNYA PEMERIKSAAN DISERAHKAN KEPADA DPR, DPD DAN DPRD SESUAI KEWENANGANYA (PSL.7) UU YG MENDASARI LAK GAS BPK : UUD 45 (PSL.23 E,F dan G), UU NO.15 /2006 TTG BPK, UU NO.15 /2004 TTG RIKSA KELOLA DAN TG JWB KN, UU NO.1 TH 2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA dan UU NO. 17 TH 2003 TTG KEUANGAN NEGARA.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UU 15/2004 ttg PPTJKN Pasal 13: Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana. Pasal 14 ayat (1): Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UU 15/2006 ttg BPK Pasal 8 Ayat (3): Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut. Pasal 8 Ayat (4): Laporan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan dasar penyidikan oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERATURAN BPK 3/2010 ttg TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN AHLI Pasal 4: Pemohon mengajukan permintaan Keterangan Ahli secara tertulis kepada Ketua BPK atau Kepala Perwakilan BPK. Pasal 5 dan 6: BPK dapat meminta Pemohon untuk melakukan pemaparan perkara sebagai dasar pemberian jawaban permintaan Pemohon Pemberian Keterangan Ahli yang dilakukan berdasarkan penilaian dan perhitungan kerugian dilakukan dengan mempergunakan data/dokumen yang diperoleh dari Pemohon

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pasal 11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 BPK dapat memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan mengenai kerugian negara/daerah. Keputusan BPK Nomor 17/K/I-XIII.2/12/2008 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Investigatif Penghitungan kerugian negara adalah pemeriksaan investigatif yang dilakukan untuk menghitung nilai kerugian negara/daerah yang terjadi akibat penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah. Penghitungan kerugian negara/daerah adalah suatu bentuk pemeriksaan dan bukan sekedar penghitungan secara matematis. Penghitungan kerugian negara/daerah dilaksanakan dengan mengevaluasi bukti, yaitu dengan cara membandingkan antara kondisi dengan kriteria.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pelaksanaan Penghitungan Kerugian Negara/Daerah Pemahaman kasus yang dibangun Memahami jenis TPKKN Mempelajari dasar hukum kegiatan yang diperiksa Memahami transaksi Mengidentifikasi waktu dan tempat terjadinya TPKKN Menentukan penyebab terjadinya kerugian

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pelaksanaan Penghitungan Kerugian Negara/Daerah Pengumpulan Bukti Sesuai SPKN dan Juknis Pemeriksaan Investigatif: Bukti harus cukup untuk mendukung temuan pemeriksaan Bukti harus kompeten (valid, dapat diandalkan, dan konsisten dengan fakta) Bukti harus relevan yaitu mempunyai hubungan yang logis dan arti penting bagi temuan pemeriksaan yang bersangkutan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pelaksanaan Penghitungan Kerugian Negara/Daerah Evaluasi dan analisis bukti Evaluasi dan analisis atas bukti bukti yang diperoleh dari aparat penyidik hendaknya memperhatikan kebutuhan data bagi pemeriksaan yang akan dilakukan Evaluasi dan analisis yang dilakukan dengan memperhatikan ketentuan ketentuan yang mendasari suatu transaksi atau kegiatan serta ketentuan mengenai entitas yang diperiksa

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pelaksanaan Penghitungan Kerugian Negara/Daerah Penghitungan kerugian negara/daerah Metode Penilaian terkait Penghitungan Kerugian Negara/Daerah: nilai perolehan, nilai jual, dan nilai ganti, nilai pasar yang wajar, nilai historis yang disesuaikan dengan indeks tertentu, nilai jual objek pajak, nilai buku dan lain sebagainya Pengungkapan Metode Penilaian disampaikan kepada aparat penyidik dan diuraikan dalam laporan hasil pemeriksaan penghitungan indikasi kerugian negara

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P )

BPKP : BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ADL LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN (LPND) ADALAH LEMBAGA PEMERINTAH PUSAT YANG DIBENTUK UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS PEMERINTAHAN TERTENTU DARI PRESIDEN. DASAR PEMBENTUKAN : KEPPRES NO. 103 TAHUN 2001 TENTANG LPND. TUGAS : BPKP MERUPAKAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) YANG BERTGJWB LANGSUNG KPD PRESIDEN DAN BERWENANG MELAKUKAN PENGAWASAN INTERN THD AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA ATAS KEGIATAN TERTENTU YG MELIPUT ; KEGIATAN YANG BERSIFAT LINSEK, GIAT KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN GIAT LAIN BERDASARKAN PENUGASAN DARI PRESIDEN. HASIL PEMERIKSAAN DISERAHKAN KEPADA PRESIDEN UU YG MENDASARI LAK GAS PEMERIKSAAN : UU NO.15 /2004 TTG RIKSA KELOLA DAN TG JWB KN, UU NO.1 TH 2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA dan UU NO. 17 TH 2003 TTG KEUANGAN NEGARA.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Peran BPKP dalam Penindakan PROSES PENINDAKAN BANTUAN AUDIT INVESTIGASI LID LHAI BANTUAN PENG KER K NEGARA DIK PKKN BANTUAN PEMBERIAN KET AHLI TUT/TUS KET AHLI BANTUAN ASSET TRACING EKSEKUSI ASSET RECOVERY

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN AUDIT INVESTIGATIF Audit Investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Kerjasama POLRI - BPKP Konsideran UNTUK MENGEFEKTIFKAN PENANGANAN KASUS YG BERINDIKASI TINDAK PIDANA PERLU DIADAKAN KERJASAMA POLRI DAN BPKP Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA No. Kep/12/IV/2002 Kep.04.02.00-219/K/2002 TENTANG: KERJASAMA DALAM PENANGANAN KASUS YG BERINDIKASI TINDAK PIDANA (Berlaku Mulai tgl. Ditetapkan Tgl. 29 April 2002)

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Ruang Lingkup Kerjasama Penerusan hasil audit BPKP yg berindikasi tindak pidana; Bantuan audit investigasi Bantuan PKKN Pemberian keterangan ahli; Bantuan tenaga auditor, dan Kerjasama lain yg disepakati sesuai ketentuan berlaku

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Penerusan Hasil Audit Investigatif kepada POLRI PROSES AUDIT INVESTIGATIF BPKP DRAFT LHAI PARTISIPASI GELAR KASUS GELAR KASUS LHAI FINAL RISALAH GELAR KASUS PENINDAKAN LID/DIK

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PKKN Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) adalah audit dengan tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk menyatakan pendapat mengenai nilai kerugian keuangan negara yang timbul dari suatu kasus penyimpangan dan digunakan untuk mendukung tindakan litigasi.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Bukti Audit Testimonial Evidence Documentary Evidence Physical Evidence Personal Observation

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Audit Dalam Rangka PKKN, berlaku ketentuan: Atas kasus yang telah dilakukakan AI, dan telah terbit LHAI yang ditingkatkan penyidikan oleh Penyidik, maka dapat dilakukan audit PKKN atas permintaan tertulis Instansi Penyidik Didahului dengan ekspose oleh Penyidik Simpulan Ekspose : permintaan audit dalam rangka PKKN dipenuhi, belum dapat dipenuhi, dan tidak dapat dipenuhi.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Permintaan Audit Dalam Rangka PKKN BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Dapat dipenuhi; Penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara telah cukup jelas berdasarkan pendapat Penyidik. Indikasi kerugian keuangan negara dapat diperkirakan. BPK atau APIP lain belum melakukan audit investigatif atas perkara yang sama. Bukti-bukti yang diperlukan untuk menghitung kerugian keuangan negara sudah diperoleh oleh penyidik secara relatif relevan, kompeten dan cukup.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Penugasan tidak dapat dipenuhi atau ditindaklanjuti: Diketahui BPK atau APIP lainnya sedang atau sudah melakukan AI atas kasus yang sama. Diketahui bahwa salah satu Instansi Penyidik lainnya sedang atau sudah melakukan penyelidikan/ penyidikan atas kasus yg sama. Surat pengaduan tidak ditujukan langsung kepada BPKP.

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Bila di Luar Lingkup Keuangan Negara... Dalam hal permintaan audit investigatif dari Instansi Penyidik berkaitan dengan penyimpangan atas suatu kegiatan yang dananya di luar lingkup keuangan negara, maka penugasan audit investigatif dapat dipenuhi setelah adanya Penetapan Pengadilan. PP201.Par. 10, 6) (4)

BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN HAMBATAN DALAM AI & PKKN Perbedaan Persepsi antara Penyidik dan Auditor Hambatan Komunikasi Kasus Kecil/Tidak Signifikan Minta Bantuan AI & PKKN tapi TSK sudah ditahan Perlu Bantuan Ahli Teknis Penentuan Harga Pembanding