BAHAN RAPAT KERJA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN KOMISI II DPR-RI. Jakarta, 13 Februari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada Acara : RAKERNAS III BAPPEDA SELURUH INDONESIA Ambon, 9 Februari 2012

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Outline Presentasi. Potret Birokrasi Indonesia. Strategi Dasar dan Arah Kebijakan RB. 9 Program Akselerasi sampai 2014.

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

Drs. SIH WAHYUDI, MM. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyuwangi

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PERAN HUMAS DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN MELAYANI

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PENJELASAN ATAS PERTANYAAN BAPAK AHMAD SAMSUDIN TENAGA HONORER DARI KENDAL, JAWA TENGAH Tanggal 23 April 2010

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

PENYERAHAN SURAT KEPUTUSAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TENAGA HONORER KATEGORI I DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KULONPROGO

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website :

WEEK 4. Birokrasi Aparatur Sipil Negara

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A UPACARA BENDERA HARI SENIN TANGGAL 25 JULI Senin, 25 Juli 2016

ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM APARATUR DI INDONESIA

11 Program Prioritas KIB II

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

LAPORAN SINGKAT PANJA PENGAWASAN TENAGA HONORER KOMISI II DPR RI

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

ARAHAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

NO. 26 TAHUN 2016 ) 2/1/2017. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2017

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM Aparatur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2014

9 Program Percepatan dan Penajaman Reformasi Birokrasi menuju birokrasi yang bersih dan melayani

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

BUPATI SEMARANG TANGGAL 10 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Transkripsi:

9 BAHAN RAPAT KERJA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN KOMISI II DPR-RI Jakarta, 13 Februari 2012 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Yang terhormat Pimpinan dan Para Anggota Komisi II DPR-RI, Pertama-tama perkenankanlah kami mengajak Bapak, Ibu dan para hadirin untuk senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah dilimpahkan kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan nikmat kesehatan sehingga kita dapat mengadakan Rapat Kerja pada hari ini. Marilah kita senantiasa melaksanakan amanah dengan sebaikbaiknya untuk mengembangkan karya dan karsa bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Perlu kami sampaikan bahwa Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan restu dari segenap Anggota Dewan yang terhormat, akan terus berupaya melaksanakan langkah-langkah yang konkrit dan konstruktif dalam mengakselerasikan percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Tentu saja upaya yang sedang dan akan kami laksanakan perlu dukungan dari segenap Anggota Dewan yang terhormat beserta segenap unsur aparatur negara dan masyarakat. 1

Seiring dengan upaya yang terus kita lakukan, kita menyadari bahwa perubahan kebijakan menuju perbaikan yang positif terhadap permasalahan dalam setiap tatanan birokrasi, tidak dapat dilakukan secara terburu-buru, instan dan seketika, melainkan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, bertahap dan berkelanjutan. Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi yang mendalam pada pelaksanaan rapat kerja ini yang dilakukan dalam rangka membahas dan bertukar pikiran sekaligus mencari solusi terbaik mengenai permasalahan pelaksanaan pembangunan, khususnya di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi. Pimpinan dan anggota Komisi II yang terhormat, Selanjutnya, perkenankanlah kami menyampaikan program percepatan reformasi birokrasi sebagai berikut: 1. Penataan Struktur Birokrasi; a. Evaluasi dan Penataan Organisasi K/L; b. Evaluasi dan Penataan Jabatan Struktural Eselon III, IV dan V pada Unsur Pelaksana dan Penunjang; c. Evaluasi Pemda; d. Evaluasi Lembaga Non Struktural (LNS) Lanjutan; e. Evaluasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Eselon II. 2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS; a. Analisis dan Pemetaan Jabatan di K/L dan Pemda; b. Kebijakan Minus Growth (Penerimaan CPNS Lebih Kecil dari Jumlah PNS yang Pensiun Setiap Tahun); c. Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja Pegawai; d. Monitoring dan Evaluasi Redistribusi/Realokasi PNS; e. Kebijakan Pemberian Pensiun Dini Secara Sukarela. 2

3. Sistem Seleksi CPNS dan Promosi PNS secara Terbuka; a. Kebijakan Seleksi CPNS melalui: Kerjasama dengan Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk Seleksi CPNS; Penggunaan Computer Assisted Test (CAT) untuk seleksi CPNS. b. Kebijakan Promosi PNS: Penguatan Assesment Center untuk Promosi Jabatan, Diklat Penjenjangan dan/atau Fungsional. c. Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan Secara Terbuka Antar Instansi baik Tingkat Nasional maupun Regional. 4. Profesionalisasi PNS; a. Penetapan Standar Kompetensi Jabatan; b. Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi; c. Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi; d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri; e. Sertifikasi Kompetensi Profesi; f. Mutasi dan Rotasi Sesuai Kompetensi Secara Perodik; g. Pengukuran Kinerja Individu; h. Penguatan Jabatan Fungsional : Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional; Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional; Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional; dan Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional. 5. Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (E-Government); a. Kebijakan E- Office (Pengembangan Website, E- Administrasi Umum (Manajemen Dokumen Elektronik (E-arsip), Administrasi Keuangan Elektronik (Sistem Pengelolaan Keuangan Elektronik), dan Administrasi Kepegawaian Elektronik (Simpeg)); b. Kebijakan E- Planning; c. Kebijakan E- Budgeting; d. Kebijakan E- Procurement; e. Kebijakan E- Performance (SAKIP). 6. Penyederhanaan Perizinan Usaha; a. Deregulasi Perizinan Usaha; b. Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; c. Pembatasan Waktu Pengurusan Izin; d. Kejelasan Biaya dan Persyaratan Perizinan; e. Penguatan Budaya Pelayanan Prima melalui: 3

Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik dan Maklumat Pelayanan; Pemeringkatan Pelayanan Publik Seluruh K/L dan Pemda; Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ; Pengelolaan Pengaduan Masyarakat. 7. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur; a. Harta Kekayaan PNS: Wajib dilaporkan; Sebagai dasar dalam promosi jabatan dan kenaikan pangkat; Sangki tegas bagi PNS yang punya transaksi keuangan yang tidak wajar (rekening gendut) (PP. 53 Tahun 2010) b. Larangan menggunakan rekening pribadi untuk keperluan proyek; c. Penertiban pembuatan rekening untuk penampungan sementara (Escrow Account). d. Penerapan sistem pengaduan dugaan penyimpangan yang terjadi di Kementerian/Lembaga/Pemda yang dapat memberikan perlindungan terhadap pelapor (Whistle Blower) e. Pekerjaan yang tidak selesai dalam satu tahun dilaksanakan bertahap (multi years) f. Pengajuan APBN/D Perubahan harus melalui evaluasi; g. Peningkatan peran APIP dalam Pengawasan dan Pencegahan Korupsi; h. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan Instansi Pemerintah. 8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri; a. Perbaikan Struktur Penggajian; b. Pemberian Tunjangan Berbasis Kinerja secara bertahap; c. Penyempurnaan Sistem Pensiun; d. Peningkatan Jaminan Kesehatan bagi Aparatur dan Pensiunan. 9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kerja Pegawai Negeri. a. Kebijakan Efisiensi Penggunaan Fasilitas Kedinasan; b. Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja. Disamping itu kami sampaikan pula bahwa perkembangan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Penyelesaian Tenaga Honorer yang memenuhi syarat PP. No. 48 Tahun 2005 jo PP. No. 43 4

Tahun 2007 namun terselip/tertinggal/tercecer sehingga belum dapat diselesaikan pengangkatannya menjadi CPNS, saat ini sedang difinalisasi dan telah kami sampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Pemerintah. Bersamaan dengan proses finalisasi rancangan peraturan pemerintah tersebut telah dibentuk Tim Verifikasi dan Validasi yang diketuai oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk melakukan verifikasi dan validasi tenaga honorer ke seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah provinsi serta kabupaten/kota. Adapun proses verifikasi dan validasi tenaga honorer dilakukan atas dasar Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 05 Tahun 2010 tentang Pendataan Tenaga Honorer sesuai dengan PP. No. 48 Tahun 2005 jo PP. No. 43 Tahun 2007. Penjelasan mengenai progres pelaksanaan verifikasi dan validasi data tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya dibiayai dari APBN/APBD mohon perkenan Pimpinan akan disampaikan lebih lanjut oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Kepala BPKP. Akan tetapi hasil verifikasi dan validasi tersebut dalam perkembangannya masih diterima laporan pengaduan/informasi dari berbagai kalangan baik DPR dan DPRD, Perhimpunan/Asosiasi Tenaga Honorer, LSM serta masyarakat perorangan tentang pendataan tenaga honorer tersebut, yang pada intinya menyampaikan 5

permasalahan adanya indikasi rekayasa/manipulasi data tenaga honorer yang disampaikan oleh instansi kepada BKN. Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai hasil Rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden pada hari Selasa, tanggal 7 Februari 2012 dan kemudian ditindaklanjuti dalam rapat pada hari Rabu tanggal 8 Februari 2012 di Kementerian PAN & RB yang dihadiri juga oleh BKN dan BPKP, menyimpulkan perlu dilakukan verifikasi dan validasi ulang oleh Kementerian PAN & RB bersama BPKP dan BKN terhadap instansi pemerintah yang jumlah tenaga honorernya diatas 200 dan instansi pemerintah yang mendapat laporan pengaduan secara tertulis, baik yang disampaikan kepada Presiden/Wakil Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara/Kabinet maupun kepada Kementerian PAN dan RB serta BKN. Pimpinan dan anggota Komisi II yang kami hormati, Selanjutnya kami sampaikan perkembangan terkait dengan data kebutuhan formasi (analisis kebutuhan berdasarkan beban kerja/formasi) PNS diseluruh instansi sebagai berikut: 1. Berdasarkan kebijakan pemerintah yang menetapkan penundaan sementara (moratorium) penerimaan CPNS dari 1 September 2011 sampai dengan Desember 2012 dimaksudkan untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia serta efisiensi anggaran belanja pegawai yang telah ada maka perlu dilakukan penataan organisasi dan penataan Pegawai Negeri Sipil (rightsizing). 6

2. Dalam masa waktu moratorium tersebut diharapkan seluruh instansi dapat melakukan penataan pegawai negeri sipil yang dimulai dari melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja sehingga dapat diketahui kebutuhan PNSnya pada masing-masing instansi. 3. Selama moratorium instansi diwajibkan : a. pada jatuh tempo 31 Desember 2011 menyampaikan : 1) Laporan perhitungan kebutuhan PNS 2) Uraian jabatan 3) Peta jabatan 4) Hasil Analisis Beban Kerja b. pada jatuh tempo bulan Juni 2012 menyampaikan : 1) Laporan rencana redistribusi pegawai 2) Proyeksi kebutuhan pegawai selama 5 tahun c. Menyampaikan laporan rencana penataan kelembagaan 4. Mengingat sampai akhir bulan Desember 2011 : a. Hanya 17 dari 76 Instansi Pusat (K/L) yang sudah melaporkan perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis beban kerja. b. Hanya 46 dari 524 Instansi Daerah (Propinsi/Kab/Kota) yang sudah melaporkan perhitungan kebutuhan pegawai dan analisis jabatan. 5. Memperhatikan kenyataan tersebut Kementerian PAN-RB bersama BKN telah melakukan pelatihan analisis jabatan dan beban kerja, serta evaluasi jabatan kepada seluruh instansi pemerintah untuk melakukan perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan dan perhitungan beban kerja di instansi masing-masing. 7

6. Jumlah kebutuhan Tenaga Analisis Jabatan masing-masing instansi sekurang-kurangnya 5 s/d 7 orang sehingga jumlah seluruhnya 4.125 orang, sedangkan yang sudah dilatih sampai dengan awal bulan Februari 2012 adalah sejumlah 1.168 orang dan diharapkan seluruh pelatihan ini akan selesai bulan April 2012, mohon dukungan Anggota Dewan yang terhormat. 7. Selain daripada itu, untuk mewujudkan pengadaan PNS yang bersih, objektif, transparan dan akuntabel, maka dalam proses pengadaan PNS kedepan kami telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta 10 Perguruan Tinggi Negeri yang memiliki kriteria untuk dapat melakukan sistem seleksi CPNS yang objektif dalam rangka pembentukan konsorsium yaitu dalam hal pembuatan soal ujian CPNS dan pengolahan hasil ujian berbasis komputer. Yang pengawasannya dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara yang dibantu oleh Indonesian Coruption Watch (ICW). Pimpinan dan Para Anggota Komisi II DPR RI yang terhormat, Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan. Dengan kerjasama yang baik maka langkah-langkah strategis dapat kita lakukan secara sinergis, sistematis dan bersinambungan, mudahmudahan Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing dan melindungi perjalan bangsa kita ke arah kemajuan, kesejahteraan dan keadilan. 8

Atas perhatian Pimpinan dan Para Anggota Komisi II DPR RI yang terhormat kami sampaikan terima kasih Sekian dan Terima Kasih Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 9