BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Mobile Programming. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur. Mengenal Sistem Kerja SMS

RANCANGAN PUSH INFORMATION PEMBAYARAN SEKOLAH MENGGUNAKAN SMS GATEWAY : Studi Kasus SMK BINA INSAN MANDIRI JAKARTA

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PELELANGAN BARANG BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS). STUDI KASUS: PERUM PEGADAIAN KASUARI MEDAN SKRIPSI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 MONITORING DAN REMOTE SERVER

FORMAT DATA SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)

Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU

ABSTRAK. (Short Message Service). Dengan SMS tersebut, telah banyak diimplementasikan

TEXT TO SPEECH BAHASA INDONESIA PADA PESAN SMS DENGAN KONVERTER PDU

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI SMS BANKING PADA BANK DKI CAPEM UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN J2SDK, PHP, MySQL

Efisiensi Waktu Pencarian Buku Referensi Menggunakan SMS Gateway

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

Unified Modelling Language (UML)

SISTEM HARDCOPY RECORD UNTUK SMS

SEJARAH UML DAN JENISNYA

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service)

Gambar Use Case Diagram

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... i. SURAT PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

APLIKASI MP3 PLAYER BERDASARKAN POLLING SMS


MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

TUGAS MATAKULIAH KOMUNIKASI DATA JUDUL SMS GATEWAY

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI PEMBELAJARAN SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN PENDAFTARAN PASIEN KLINIK JAYA ABADI BANDUNG BERBASIS SMS GATEWAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI an dan sekitar awal 1960-an. Pada tahun 1968, NATO menyelenggarakan

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Flowchart

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI UNTUK APLIKASI BERBASIS MESSAGING

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman to SMS dan. SMS to berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: Yogyakarta, 17 Juni 2006

SISTEM INFORMASI PELAYANAN TARIF RUTE BUS DAN JADWAL PEMBERANGKATAN BERBASIS SMS AUTO RESPONDER DI PO DOA IBU TASIKMALAYA

Perancangan Sistem Dengan menggunakan UML

BAB II DASAR TEORI. 2.1 SMS (Short Message Service) Arsitektur Jaringan SMS II-1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan Pemesanan berbasis web. Objek penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Aplikasi Informasi SMS untuk Alumni Unsoed Menggunakan UML (Unified Modeling Language)

Unified Modelling Language UML

Pembangunan Sistem Informasi Nilai Berbasis SMS Gateway Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Informasi Status Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbasis SMS Center

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( )

UNIFIED MODELING LANGUAGE

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

U M L. Unified Modeling Language

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

Membangun Sistem Informasi Departemen Gallery ArtAuctionFind yang Bergerak Dalam bidang Seni Budaya Berbasis Home Pages

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

OPTIMALISASI TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS SMS GATEWAY MEMANFAATKAN PERINTAH DASAR AT COMMAND

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS GATEWAY

BAB II LANDASAN TEORI

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM

DIAGRAM SEQUENCE UML

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lelang Lelang merupakan proses penjualan dan pembelian barang dengan menawarkan barang melalui bidding, memilih penawaran, kemudian menjual barang tersebut kepada penawar tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang merupakan metode untuk menentukan nilai atau harga suatu komoditas yang belum ditentukan. (Septyani, H. I, 2007). Beberapa jenis lelang: 1. English Auction, juga dikenal sebagai open ascending price auction, lelang ini dilakukan secara terbuka, penawaran berikutnya lebih tinggi dibanding penawaran sebelumnya. Lelang akan berakhir jika tidak ada lagi partisipan yang melakukan bidding (penawaran) atau selesai pada penawaran tertinggi terakhir pada rentang waktu tertentu. Jenis lelang ini biasanya digunakan pada penjualan barang, seperti barang antik, karya seni, barang bekas dan barang tak bergerak. 2. Dutch Auction, juga dikenal sebagai open descending price auction, lelang ini dilakukan secara terbuka, diawali dengan permintaan harga yang tertinggi oleh auctioneer (juru lelang), kemudian harga diturunkan sampai partisipan menyetujui harga dari auctioneer. 3. Sealed-bid first-price auction, semua bidder (penawar) memasukkan bidding bersama-sama sehingga tidak ada bidder yang mengetahui penawaran partisipan lain. Biasanya jenis ini digunakan pada proses tender seperti pengadaan barang di suatu pemerintahan.

8 4. Sealed-bid second-price auction, juga dikenal sebagai Vickrey auction. Lelang ini identik dengan Sealed-bid first-price auction, tetapi pemenang adalah harga tertinggi kedua. 5. All pay auction, semua bidder harus membayar penawaran mereka meskipun tidak memenangkan lelang. Bidder tertinggi mendapatkan hadiah atau barang yang ditawarkan. Lelang ini sering digunakan untuk memodelkan lobbying (bidding yang memiliki kontribusi politik), atau kompetisi lain pada running race. 2.2 Short Message Service (SMS) SMS merupakan fasilitas standar dari Global System for Mobile Communication (GSM) yang dikembangakan dan distandarisasi oleh European Telecommunication Standard Institute (ETSI) (Wicaksono, 2007). Fasilitas ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks ke dan dari sebuah ponsel. SMS pertama kali diujicobakan Desember 1992 melalui sebuah komputer ke ponsel di jaringan GSM Vodafone di Inggris. Selanjutnya teknologi SMS berkembang dan jenis aplikasi yang dapat digunakan bertambah. Panjang pesan yang dapat dikirmkan dalam satu kali pengiriman mencapai 160 karakter atau 70 karakter jika menggunakan karakter non latin, seperti Arab atau Cina (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005). Pada saat mengirim SMS dari sebuah ponsel, pesan tersebut tidak langsung dikirim ke ponsel tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip Store and Forward, setelah itu dikirimkan ke ponsel yang dituju. (Putro, 2009). Artinya SMSC berperan sebagai penghubung antara pengirim dan penerima. Terdapat dua mode dalam pengiriman dan penerimaan SMS, yaitu mode teks dan mode Protocol Data Unit (PDU). Mode teks merupakan format teks asli yang dituliskan pada saat akan mengirim pesan sedangkan mode PDU adalah format pesan dalam bentuk oktet heksadesimal dan oktet semidesimal dengan panjang mencapai 160 (7 bit) atau 140 (8 bit) karakter. Di Indonesia tidak semua operator GSM ataupun ponsel mendukung mode teks, sehingga mode yang digunakan adalah mode PDU.

9 Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis mobile, yaitu Mobile Originated (Ponsel Pengirim) dan Mobile Terminated (Ponsel Penerima). (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005). 2.2.1 SMS PDU Mobile Originated SMS PDU Pengirim (Mobile Originated) adalah pesan yang dikirim dari ponsel ke SMSC. Skema format PDU pengirim telah diatur dan ditetapkan oleh ETSI sebagai berikut : SCA PDU Type MR DA PID DCS VP UDL UD Gambar 2.1 Skema Format PDU Pengirim Misalkan ponsel mengirim pesan SMS ke nomor +6288261535685 dengan isi pesan Terima Kasih dengan batas waktu penyimpanan pesan di SMSC 5 hari. Maka format PDU adalah : 0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D Dengan penjelasan sebagai berikut: 2.2.1.1 Service Center Address (SCA) SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor SMSC tidak dicantumkan. Tabel 2.1 Service Center Address Pengirim Oktet Len Type of Number Service Center Of Number Keterangan Panjang informasi SMSC dalam oktet Format nomor dari SMSC 91 hexa = format internasional Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F hexa Hasil 00 - -

10 2.2.1.2 PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk pengiriman pesan adalah 11 hexa. Jika disertai header pada User Data, maka PDU Type adalah 51. 2.2.1.3 Message Reference (MR) Message reference adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan pengaturan pesan standar, maka nilai yang diberikan adalah 00. 2.2.1.4 Destination Address (DA) Destination Address merupakan informasi nomor ponsel tujuan yang terdiri atas panjang nomor (Len), format nomor tujuan (Type of Number) dan nomor tujuan (Destination Number). Jika panjang Destination Number ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F h. Tabel 2.2 Destination Address Pengirim Oktet Len Type of Number Destination Number Nilai 14 Format internasional = 91 6288261535685F Hasil 0E 91 268862515386F5 Jadi, hasil Destination Address adalah 0E91268862515386F5. 2.2.1.5 Protocol Identifier (PID) Protocol Identifier merupakan tipe dari cara pengiriman pesan yang diatur oleh ponsel pengirim, seperti Standart Text, Fax, E-mail dan sebagainya. Nilai default dari PID adalah 00 untuk Standart Text. 2.2.1.6 Data Coding Scheme (DCS) Data Coding Scheme merupakan skema pengkodean data untuk menentukan kelas dari pesan tersebut, apakah berupa SMS teks standar, Flash SMS atau Blinking SMS. Pada contoh ini pesan SMS yang dikirim berupa teks standar, dimana nilai DCS adalah 00.

11 2.2.1.7 Validity Period (VP) Validity Period merupakan lama waktu pesan disimpan di SMSC apabila pesan tersebut gagal diterima oleh ponsel penerima. Tabel 2.3 Validity Period Pengirim Waktu VP Nilai VP Pada contoh ini, waktu VP 5 hari, maka nilai VP adalah: 166 + 5 = 171 d = AB h Jadi nilai Validity Period adalah AB. 2.2.1.8 User Data Length (UDL) User Data Length merupakan panjang pesan yang akan dikirim dalam bentuk teks standar. Pada contoh ini pesan yang dikirm adalah Terima Kasih, yang memiliki 12 karakter (0C h). 2.2.1.9 User Data (UD) User Data adalah isi pesan yang akan dikirim dalam format heksadesimal. Proses pengkodean dari nilai teks standar menjadi heksadesimal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4 User Data Pengirim Karakter T e r i m a Desimal 84 101 114 105 109 97 Septet 1010100 110010 1 11100 10 1101 001 110 1101 11 00001 Oktet 11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011 Hexap D4 B2 3C DD 0E 83

12 Tabel 2.4 User Data Pengirim (lanjutan) Karakter <spasi> K a s i h Desimal 32 75 97 115 105 104 Septet 0 100000 1001011 1100001 111001 1 11010 01 1101 000 Oktet 10010110-11100001 01111001 00011010 00001101 Hexa 96 - E1 79 1A 0D Proses Konversi Septet ke Oktet : a. Untuk data septet pertama tidak dipisahkan. Lalu mulai dari data septet ke-2 yaitu karakter e (1100101) dipisahkan 1 bit terakhirnya menjadi 110010 1, kemudian data ke-3, karakter s (1110010) dipisahkan 2 bit terakhirnya menjadi 11100 10. Begitu seterusnya hingga data ke-8. Kemudian diulangi untuk proses pertama untuk data ke-9, 17, 25, dan seterusnya. b. Selanjutnya data oktet pertama adalah data septet pertama ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-2. Data oktet ke-2 adalah data septet ke-2 ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-3. Begitu seterusnya sampai data ke-7. Karena pada data ke-8 data septet dipisahkan semua, maka tidak ada data oktet-nya. Untuk data terakhir bit septet-nya ditambahkan dengan 0 sampai bit berjumlah delapan. Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil dari pengkodean adalah D4B23CDD0E8396E1791A0D. Jadi hasil keseluruhan format PDU untuk contoh tersebut adalah 0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D 2.2.2 SMS PDU Mobile Terminated SMS PDU Penerima (Mobile Terminated) adalah pesan yang masuk ke ponsel dari SMSC. Pada dasarnya format yang kita terima dari SMSC masih dalam format PDU. Skema format PDU penerima adalah sebagai berikut : SCA PDU Type OA PID DCS SCTS UDL UD Gambar 2.2 Skema Format PDU Penerima

Misalkan ponsel menerima pesan dari +626169933890 dengan isi pesan adalah Terima Kasih pada tanggal 5 Januari 2010 pukul 17:01:09 WIB, maka format PDU adalah : 06912612000060040C912616963983090000011050711090820CD4B23CDD0E8396 E1791A0D, dengan penjelasan sebagai berikut: 2.2.2.1 Service Center Address (SCA) SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor SMSC tidak dicantumkan. Tabel 2.5 Service Center Address Penerima Oktet Len Type of Number Service Center Of Number Keterangan Panjang informasi SMSC dalam oktet Format nomor dari SMSC 91 hexa = format internasional Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F hexa Telkomsel : 6281100000 (PDU : 2618010000) Exelcom : 62818445009 (PDU : 2618455400F9) Smart : 6288102150 (PDU : 2688011205) Flexi : 6221000006 (PDU : 2612000060) Hasil 06 91 2612000060 13 2.2.2.2 PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk pesan yang diterima adalah 04 hexa. 2.2.2.3 Originator Address (OA) Originator Address adalah alamat (nomor) dari pengirim pesan, dimana format-nya terdiri atas panjang nomor (Len), tipe nomor (Type of Number) dan nomor (Originator Number). Tabel 2.6 Originator Address Penerima

14 Oktet Len Type of Number Originator Number Keterangan Panjang nomor pengirim Format nomor pengirim 91 hexa = format internasional Nomor pengirim. Jika panjangnya ganjil maka pada karakter terakhir ditambahkan dengan F h Hasil 0C 91 261696398309 Jadi nilai OA pada contoh ini adalah 0C91261696398309. 2.2.2.4 Protocol Identifier (PID) Nilai Protocol Identifier untuk standar teks adalah 00 h. 2.2.2.5 Data Coding Scheme (DCS) Data Coding Scheme untuk teks standar bernilai 00 h. 2.2.2.6 Service Center Time Stamp (SCTS) Service Center Time Stamp merupakan waktu penerimaan pesan oleh SMSC. SCTS terdiri atas tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik dan zona waktu. Nilai SCTS untuk contoh ini adalah 01105071109082. Tabel 2.7 Service Center Time Stamp Penerima Nama Hasil Nilai Year 10 (2010) 01 Month 01 (Januari) 10 Date 05 50 Hour 17 71 Minute 01 10 Second 09 90 Time Zone 28, dimana 1 unit = 15 menit. Jadi (15 x 28) /60 = 7 jam. Sehingga menjadi GMT + 07.00 = WIB 82 2.2.2.7 User Data Length (UDL)

15 User Data Length atau panjang pesan yang diterima adalah sebanyak 12 karakter. Jadi nilai UDL adalah 0C. 2.2.2.8 User Data (UD) User Data pada contoh ini adalah D4B23CDD0E8396E1791A0D. Tabel 2.8 User Data Penerima Hexa D4 B2 3C DD 0E 83 Oktet 11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011 Septet 1010100 1100101 1110010 1101001 1101101 1100001 Desimal 84 101 114 105 109 97 Karakter T e r i m a Hexa 96 - E1 79 1A 0D Oktet 10010110-11100001 01111001 00011010 00001101 Septet 0100000 1001011 1100001 1110011 1101001 1101000 Desimal 32 75 97 115 105 104 Karakter <spasi> K a s i h Proses Konversi Oket ke Septet : a. Setiap data oktet dipisahkan bit depannya sesuai posisi data. Contoh : data D4 merupakan data pertama dimana susunan bitnya adalah 11010100, maka dipisahkan satu bit di depannya menjadi 1 1010100. Kemudian data ke-2 adalah B2, susunan bitnya 10110010, maka dipisahkan menjadi 10 110010. Begitu seterusnya hingga data ke-7. Kemudian pada data ke-9, 17, 25, 33, dan seterusnya kembali seperti aturan data pertama. b. Selanjutnya data septet pertama adalah sisa bit oktet pertama setelah dipisahkan. Data septet ke-2 adalah sisa bit oktet ke-2 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet pertama. Data septet ke-3 adalah sisa bit oktet ke-3 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet ke-2. Begitu seterusnya. Bila tidak terdapat data oktet berikutnya berarti bit depan data terakhir merupakan tanda berhenti dari pengkodean tersebut. Kemudian kembali diulang langkah pertama.

16 Untuk konversi dari desimal ke ASCII dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.9 Karakter ASCII Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 SP! # $ % & 4 ( ) * +, -. / 0 1 5 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; 6 < = >? @ A B C D E 7 F G H I J K L M N O 8 P Q R S T U V W X Y 9 Z [ \ ] ^ _ ` a b c 10 d e f g h i j k l m 11 n o p q r s t u v w 12 x y z { } ~ DEL 2.3 AT Command AT Command merupakan perintah yang digunakan pada ponsel untuk menjalankan fungsi tertentu. (Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005). Perintah ini disebut demikian karena pada penulisan perintahnya, kita harus memulainya dengan huruf AT (berasal dari attention). Beberapa perintah AT Command untuk ponsel Siemens C55 diantaranya :

17 Tabel 2.10 AT Command AT Command AT AT+CMGF=<mode> AT+CMGL=<status> AT+CMGS=<len PDU> > pesan dalam PDU AT+CMGR = <index> AT+CMGD=<index> Keterangan Mengecek apakah ponsel telah terhubung Menetapkan format mode dari terminal <mode> : 0 = mode PDU 1 = mode Teks Membuka daftar SMS pada SIM Card <status> : 0 = belum dibaca 1 = sudah dibaca 2 = belum terkirim 3 = telah terkirim 4 = semua pesan yang ada Mengirim pesan contoh: AT+CMGS = 23 >0011000C912618628588210000AB09 CBB43CDD064D9B53 Membaca pesan sesuai dengan nomor index pesan Menghapus pesan < index > adalah nomor urut penyimpanan pesan 2.4 Paradigma Berorientasi Objek Objek adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, dimana objek objeklah yang menyusun dunia ini. Misalkan : sepeda motor, mobil, bis, rumah dan lainnya. Setiap objek mempunyai informasi informasi atau atribut atribut dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. (Kendall, K.E dan Kendall, J. E, 2003). Atribut untuk objek tersebut antara lain: jumlah roda, warna, berat, dan seterusnya. Sedangkan perilaku atau operasi pengatur objek tesebut adalah berjalan, belok kanan, belok kiri, naikkan kecepatan dan lainnya. Berorientasi objek atau object oriented merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak yang memandang sistem sebagai kumpulan objek objek yang saling berinteraksi antara informasi, atribut dan perilaku (behaviour).

18 2.5 UML (Unified Modeling Language) Unified Modeling Language adalah sebuah bahasa grafis yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. (Agarwal, R dan Sinha, A, P, 2003). UML merupakan dasar fundamental dari teknik analisis berorientasi objek, berbentuk diagram diagram yang digunakan untuk menampilkan konstruksi dari sistem berorientasi objek, seperti cetak biru (blue print) suatu pembangunan gedung yang menggambarkan konstruksi bangunan tersebut. (Kendall, K.E dan Kendall, J. E, 2003). UML mendefinisikan diagram diagram berikut: 2.5.1 Use-case Diagram Use-case diagram menggambarkan secara grafis perilaku perangkat lunak. Diagram ini memberikan gambaran menurut perspektif pengguna perangkat lunak. Sebuah usecase diagram mengandung actor, use-case dan interaksi antara actor dengan use-case. (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). 2.5.1.1 Actor Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan perangkat lunak. Actor dinotasikan seperti pada gambar berikut: Gambar 2.3 Actor 2.5.1.2 Use case Use case merupakan hasil penyusunan kembali lingkup fungsionalitas sistem menjadi banyak pernyataaan fungsionalitas sistem yang lebih kecil. Sebuah use case merepresentasikan satu tujuan tunggal dari sistem dan menggambarkan satu rangkaian

19 kegiatan dan interaksi pengguna untuk mencapai tujuan (Whitten, J. L., et all, 2004). Use case menggambarkan fungsi fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal. Diagram ini juga dapat diartikan sebagai urutan transaksi berkaitan yang dilakukan satu actor dengan perangkat lunak. Use case dinotasikan seperti pada gambar berikut: Gambar 2.4 Use case 2.5.1.3 Interaksi Actor dengan Use-case Interaksi Actor dengan Use case dinotasikan seperti pada gambar berikut: Gambar 2.5 Use-case Diagram 2.5.2 Activity Diagram Activity diagram memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktifitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita dapat memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya atau dari satu aktifitas ke dalam keadaan sesaat (state). (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). Activity diagram menggambarkan aliran aktifitas dari sistem yang sedang dirancang, bagaimanan masing masing aliran berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram ini juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

20 Contoh activity diagram diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 2.6 Activity Diagram 2.5.3 Class Diagram Class diagram merupakan struktur kelas kelas dari suatu sistem yang memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan tiap tiap kelas. Pada diagram ini terdapat nama kelas, atribut dan operasi kelas tersebut.

21 Selama proses analisis, class diagram memperlihatkan aturan aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Selama tahap desain, diagram ini berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat (Suhendar, A dan Gunadi, H, 2002). Contoh class diagram diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 2.7 Class Diagram 2.5.4 Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini memperlihatkan tahap demi tahap apa yang harus terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use-case. Sequence diagram secara khusus berinteraksi dengan use-case. Masing-masing sequence diagram menggambarkan aliran pada suatu use case. Sequence diagram dapat dibaca dengan melihat pada objek-objek dan pesan-pesan (message). Objek-objek yang berperan dalam aliran diperlihatkan pada kotak empat persegi panjang yang melintas pada bagian atas diagram. Setiap objek memiliki garis hidup (lifeline), yang digambarkan sebagai garis vertikal di bawah nama suatu objek. Notasi sequence diagram digambarkan sebagai berikut:

22 Gambar 2.8 Sequence Diagram 2.5.5 Package Diagram Sebuah package adalah sebuah bentuk pengelompokkan yang memungkinkan pembangun untuk mengambil setiap bentuk di UML dan mengelompokkan elemen elemennya dalam tingkatan unit yang lebih tinggi (Fowler, 2005). Diagram ini merupakan mekanisme pengelompokan yang digunakan untuk menandakan pengelompokan elemel elemen model. Sebuah package dapat mengandung beberapa paket lain di dalamnya. Diagram ini digunakan untuk memudahkan mengorganisasi elemen elemen model. Notasi package diagram digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.9 Packege Diagram

23 2.5.6 Deployment Diagram Deployment diagram menunjukkan susunan fisik sebuah sistem, menunjukkan bagian perangkat lunak yang berjalan pada perangkat keras (Fowler, 2005). Diagram ini adalah diagram dengan tipe implementasi yang digunakan untuk secara grafis menggambarkan arsitektur fisik dari perangkat lunak sistem. Diagram ini dapat digunakan untuk menunjukkan ketergantungan di antara komponen komponen penyusun sistem. Deployment diagram menggambarkan bagaimana komponen dibangun dalam infrastruktur sistem, di mana suatu komponen (pada mesin, server atau perangkat keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server. Sebuah node adalah server, workstation atau perangkat keras lain yang digunakan untuk membangun komponen dalam lingkungan sebenarnya. Contoh deployment diagram diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 2.10 Deployment Diagram 2.6 Analisis Persyaratan dengan UML Analisis persyaratan meliputi usaha untuk mengetahui apa kemampuan sebuah sistem yang diinginkan pengguna dan pelanggan dari sebuah pembuat perangkat lunak (Fowler, 2005). Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau persyaratan cukup untuk mempersiapkan model yang menggambarkan apa yang diperlukan dari perspektif pengguna. Diagram yang digunakan dalam analisis persyaratan yaitu:

24 1. Use case diagram yang digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas suatu sistem dan bagaimana sistem berinterakasi dengan dunia luar. 2. Activity diagram yang menunjukkan alur kerja (work flow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses. 3. Class diagram yang membantu dalam visualisasi struktur sistem yang mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam suatu sistem dan hubungan yang terdapat diantara objek tersebut. 4. Package diagram yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen model atau kelas. 2.7 Desain dengan UML Saat membuat desain adalah saat untuk berpikir secara teknis dalam menggambarkan diagram diagram UML. Diagram yang digunakan dalam mendesain sistem yaitu: 1. Class diagram dalam sudut pandang perangkat lunak, untuk menunjukkan class yang terdapat di dalam perangkat lunak dan bagaimana mereka saling berhubungan. 2. Sequence diagram untuk menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. 3. Package diagram yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen model atau kelas. 4. Deployment diagram yang menunjukkan arsitektur fisik sebuah sistem.