KARAKTERISTIK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR PENYUSUN

dokumen-dokumen yang mirip
E - J u r n a l. M a t e m a t i k a. 1 of 2 8/4/ :13 PM. Journal Help USER. Username. Password. Remember me. Log In NOTIFICATIONS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Jaminan Kesehatan Bali Mandara

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

Keywords: students difficulties, to prove theorem, algebra structure.

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

Analisis Faktor-Faktor Penentu Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kota Manado Menggunakan Analisis Faktor

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Jaminan Kesehatan Bali Mandara 1)

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA

Analisis Faktor Terhadap Resiko Kejadian Diare pada Anak Balita di Kota Ambon

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor

Pengelompokan Bank di Indonesia Berdasarkan Variabel Keuangan dengan Menggunakan Analisis Faktor dan Analisis Gerombol Berhirarki

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH MEREK HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Udayana)

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST UNTUK DATA INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

a. SD c. SMA b. SMP d. Perguruan Tinggi

PENERAPAN METODE LEAST MEDIAN SQUARE-MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (LMS-MCD) DALAM REGRESI KOMPONEN UTAMA

Aplikasi Analisis Faktor untuk persamaan Simultan. dengan SPSS versi 12. Oleh. Abdul Razak Munir, SE, M.Si 1

2. Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si, M.Si ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL

1. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN 4. PEKERJAAN : BURUH TETAP PEDAGANG KAKI LIMA TUKANG BANGUNAN WIRASWASTA LAINNYA

KUESIONER PENELITIAN

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA

Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF

: Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Intensi Pembelian Air Minum Dalam Kemasan Botol 600ml Merek Aqua di Jakarta Barat

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA KONSTRUKSI UNTUK MEMILIKI SKA/SKTK PADA KONTRAKTOR DI KABUPATEN BADUNG

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENENTUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR SKRIPSI ABDUL RAHIM

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak

PENGELOMPOKAN PROPINSI DI INDONESIA BERDASARKAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN (Studi Kasus Maskapai Penerbangan Airasia Di Kota Medan) SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SMA NEGERI BUNGA BANGSA KABUPATEN NAGAN RAYA

PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengendalian Kualitas Multivariate Air Minum (Studi Kasus di PDAM Gresik)

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor

BAB III METODE SERVQUAL. Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut. start

A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk

SKRIPSI. Disusun Oleh: MAS AD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016

BAB IV METODE PENELITIAN

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI SALAH SATU METODE UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS OLEH : SOEMARTINI

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

Transkripsi:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 23-28 ISSN: 2303-1751 KARAKTERISTIK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR PENYUSUN PUTU OKA SURYA ARSANA 1, MADE SUSILAWATI 2, KETUT JAYANEGARA 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran-Bali e-mail: 1 okaconstantine@gmail.com, 2 susilawati.made@gmail.com, 3 ketut_jayanegara@yahoo.com Abstract Bali instead of famous for tourism also popular at agriculture. One of them is subak. It is a culture heritage in the world. To cope with this problem the development in agriculture should be increased. The goal for this research are to know the identifiier factors of agriculture devolopment in Bali, the most dominat factors, and the variable which represent the development of agriculture in Bali. The method of analysis used for this research is factors analysis. Factor analysis is used to reduce the data or summary, for variable which is being changed to a new variable called factor and still load many information contained in a real variable. The method used in the factor analysis is principal component analysis method. Many factors are determined by eigen values. The factor rotation which used is varimax rotation. Based on the research results, got seven factors with the diversities which can be explained are 76.417%. Factors dryland farming as the most dominant factor identifier with the total value of the largest eigenvalues is 4.564 or 25.356% with variables representing these factors are widely planted potatoes and pulses. Keywords: factor Analysis, principal component analysis, eigen value, factor rotation. 1. Pendahuluan Pulau Bali selain terkenal dari sektor parawisata juga terkenal pada sektor pertaniannya, contohnya sistem subak yang telah menjadi warisan budaya dunia. Selain pertanian tanah sawah, Bali juga mempunyai indikator pertanian tanah bukan sawah seperti perkebunan, tanaman ubi-ubian, dan palawija serta perikanan yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Untuk menyikapi hal tersebut, maka pembangunan pada sektor pertanian harus lebih ditingkatkan dengan cara mengetahui faktor-faktor penciri pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali. Salah satu analisis peubah ganda yang dapat mengetahui faktorfaktor penciri sektor pertanian di Provinsi Bali adalah analisis faktor. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis faktor untuk mendapatkan faktor-faktor 1 Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana 2,3 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana 23

P.Oka Surya Arsana, Made Susilawati, Ketut Jayanegara Karakteristik Sektor Pertanian di Provinsi Bali Menurut Subsektor Penyusun penciri dan mendapatkan peubah yang mewakili masing-masing faktor penciri tersebut. Analisis peubah ganda merupakan suatu bagian analisis statistika yang menganalisis secara simultan peubah yang jumlahnya lebih dari dua dimana analisisnya dilakukan secara serempak. Analisis peubah ganda merupakan perluasan dari analisis univariat dan bivariat (Supranto, [5]). Beberapa kegunaan penting dari analisis peubah ganda adalah (Siswadi, dan Suharjo, [4]): a) Penyederhanaan struktur. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh cara-cara yang lebih mudah dalam mempresentasikan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, b) Pengelompokan peubah, akan dilihat apakah peubah-peubah berada dalam satu kelompok atau tidak, c) Analisis kesalingtergantungan. Sasaran dari analisis ini adalah untuk memeriksa kesalingtergantungan peubah-peubah, d) Analisis ketergantungan. Dalam hal ini satu atau lebih peubah digunakan untuk memeriksa ketergantungannya terhadap peubah lain, e) Pembentukan dan pengujian hipotesis. Analisis faktor merupakan salah satu teknik statistika multivariat berupa metode interdependensi yang digunakan untuk meringkas informasi yang ada dalam peubah awal menjadi satu set dimensi baru atau peubah ( factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur melalui data summarization atau data reduction (Hair et al, [2]). Misalkan terdapat p indikator dan p faktor, maka dapat dibuat model sebagai berikut (Sharma, [3]) : X 1 = λ 11 F 1 + λ 12 F 2 +... + λ 1p F p + ɛ 1 ; X 2 = λ 21 F 1 + λ 22 F 2 +... + λ 2p F p + ɛ 2 ; X p = λ p1 F 1 + λ p2 F 2 +... + λ pp F p + ɛ P dengan X 1, X 2,..., X P adalah indikator dari p faktor, λ 11, λ 12,..., λ pp adalah muatan (pembobot) peubah ke-1 sampai ke-p pada faktor ke-1 sampai p, F 1, F 2,..., F P menyatakan faktor ke-1 sampai ke-p dan ɛ 1, ɛ 2,..., ɛ P faktor unik untuk peubah ke-1 sampai ke- p. Salah satu solusi dalam analisis faktor adalah dengan menggunakan pendekatan Analisis Komponen Utama (AKU). Misal dari pengamatan p peubah dan n objek, dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut: X n p = x 11 x 12 x 1p x 21 x 22 x 2p, Σ p p = x n1 x n2 x np Σ 11 Σ 12 Σ 1p Σ 21 Σ 22 Σ 2p Σ p1 Σ p2 Σ pp 24

e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 4, Nopember 2013, 23-28 dengan E(X) = µ, matriks ragam Σ, dan komponen utamanya F i, i = 1,2,..., p. F 1 = c 11 X 1 + c 12 X 2 +... + c 1p X p = c 1 X; F 2 = c 21 X 1 + c 22 X 2 +... + c 2p X p = c 2 X; F p = c p1 X 1 + c p2 X 2 +... + c pp X p = c p X. Bentuk persamaan dapat dituliskan F p l = C p p X p l, F 1 c 11 c 12 c 1p F 2 c 21 a 22 c 2p = F 1 c p1 a p2 c pp x 1 x 2 x p Komponen utama F 1 = c 1 X diharapkan memiliki keragaman yang maksimum, sehingga dimungkinkan untuk memilih muatan (weight) atau koefisien nilai komponen sehingga faktor yang pertama menjelaskan sebagian besar porsi seluruh varians atau menyerap sebagian besar varians seluruh peubah. Kemudian muatan yang kedua dapat dipilih, sehingga faktor yang kedua menyerap sebagian besar sisa varians, setelah diambil faktor pertama, dengan syarat bahwa faktor yang kedua tidak berkorelasi dengan faktor pertama. Prinsip yang sama dapat dipergunakan untuk memilih faktor selanjutnya. Jadi faktor bisa diperkirakan sehingga nilai faktor yang satu tidak berkorelasi dengan nilai faktor lainnya. 2. Metode Penelitian Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai indikator pertanian di Bali tahun 2011. Data yang digunakan dalam penelitian mencakup 57 kecamatan yang ada di Provinsi Bali yang berkaitan dengan sektor pertanian di Bali. berupa data kuantitatif dengan skala rasio yaitu Jumlah Penduduk (X 1 ), Luas Panen Padi Sawah (X 2 ), Luas Panen Ubi-ubian dan Palawija (X 3 ), Luas Panen Tanam Sayursayuran (X 4 ), Jumlah Produksi Buah-Buahan (X 5 ), Jumlah Populasi Ternak Besar (X 6 ), Jumlah Populasi Ternak Unggas (X 7 ), Luas Pertanian Tanah Sawah (X 8 ), Luas Pertanian Tanah Bukan Sawah (X 9 ), Jumlah Produksi Perikanan Laut (X 10 ), Jumlah Produksi Perikanan Darat (X 11 ), Jumlah Produksi Padi Sawah (X 12 ), Jumlah Produksi Hasil Perkebunan (X 13 ), Luas Wilayah Kecamatan (X 14 ), Luas Tanaman Perkebunan (X 15 ), Luas Tanam Ubi Ubian dan Palawija (X 16 ), Jumlah Produksi Ubi Ubian dan Palawija (X 17 ), Luas Tanam Padi Sawah (X 18 ). (BPS, [1]). Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: (1) mempersiapkan data pada Microsoft Excel 2007 yang akan diolah dengan menggunakan software SPSS.20; 25

P.Oka Surya Arsana, Made Susilawati, Ketut Jayanegara Karakteristik Sektor Pertanian di Provinsi Bali Menurut Subsektor Penyusun (2) menganalisis data dengan menggunakan analisis faktor dengan metode analisis komponen utama; (3) memeriksa banyaknya faktor yang terbentuk dengan melihat nilai eigen yang lebih besar dari satu; (4) memeriksa peubah-peubah masuk ke faktor mana;(5) melakukan rotasi faktor dengan menggunakan rotasi varimax; (6) mendapatkan faktor penciri beserta peubahnya dan melakukan interpretasi faktor. 3. Hasil dan Pembahasan Sebelum melakukan analisis faktor dilakukan terlebih dahulu uji kelayakan data dengan mengunakan uji KMO dan uji bartlett. Hasil uji KMO dan uji bartlett dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil KMO and Bartlett's test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.,602 Approx. Chi-Square 604,752 Bartlett's Test of Sphericity Df 153 Sig.,000 Nilai KMO and Bartlett s Test untuk korelasi antarpeubah yang diinginkan adalah > 0,5. Signifikansi penelitian ini adalah 0,05. Dari Tabel 3.2 diperoleh nilai KMO sebesar 0,602 berarti data lebih dari cukup untuk analisis faktor. Berdasarkan analisis dengan menggunakan analisis faktor, faktor yang terbentuk dengan melihat nilai eigen yang lebih besar dari satu didapatkan 7 faktor dengan total keragaman yang dapat dijelaskan sebesar 76,417%. Faktor 1 merupakan faktor penciri yang paling dominan dengan total nilai eigen terbesar yaitu 4,564 atau 25,356%. Selanjutnya dilakukan rotasi faktor untuk mengetahui peubah-peubah masuk faktor mana dan melakukan interpretasi faktor, didapatkan hasil sebagai berikut : a) Faktor 1 dinamakan faktor pertanian lahan kering terdiri dari lima peubah yaitu luas tanam ubi-ubian dan palawija, jumlah produksi ubi-ubian dan palawija, jumlah populasi ternak besar, luas wilayah kecamatan, dan luas pertanian tanah bukan sawah. Faktor ini menerangkan varian terbesar dari faktor lain yaitu sebesar 25,356 %. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah luas tanam ubiubian dan palawija yaitu sebesar 0,920, b) Faktor 2 dinamakan faktor pertanian lahan basah terdiri dari tiga peubah yaitu luas tanam padi sawah, jumlah produksi padi sawah, dan luas pertanian tanah sawah. Faktor ini mampu menjelaskan varian sebesar 15,007%. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah luas tanam padi sawah yaitu sebesar 0,937, c) Faktor 3 dinamakan faktor perkebunan terdiri dari dua peubah yaitu jumlah produksi hasil perkebunan, dan luas tanaman perkebunan. Faktor ini mampu menjelaskan varian sebesar 9,645%. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah jumlah produksi hasil perkebunan yaitu sebesar 0,764, d) Faktor 4 dinamakan faktor holtikultura terdiri dari dua peubah 26

e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 4, Nopember 2013, 23-28 yaitu jumlah produksi buah-buahan, dan luas tanam sayur-sayuran. Faktor ini mampu menjelaskan varian sebesar 8,075%. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah jumlah produksi buah-buahan yaitu sebesar 0,759, e) Faktor 5 dinamakan faktor luas panen padi sawah terdiri dari dua peubah yaitu luas panen padi sawah, dan jumlah penduduk. Faktor ini mampu menjelasan varian sebesar 6,517%. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah luas panen padi sawah yaitu sebesar 0,782, f) Faktor 6 dinamakan faktor luas panen ubi-ubian dan palawija terdiri dari dua peubah yaitu luas panen ubi-ubian dan palawija, dan jumlah populasi ternak unggas. Faktor ini mampu menjelaskan varian sebesar 6,078%. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah luas panen ubiubian dan palawija yaitu sebesar 0,761, dan g) Faktor 7 dinamakan faktor perikanan terdiri dari dua peubah yaitu jumlah produksi perikanan laut, dan jumlah produksi perikanan darat. Faktor ini mampu menjelaskan varian sebesar 5,739 %. Peubah yang memiliki muatan faktor terbesar adalah jumlah produksi perikanan laut yaitu sebesar 0,792. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Didapatkan tujuh faktor penciri pembangunan sektor pertanian di Bali yaitu faktor pertanian lahan kering, faktor pertanian lahan basah, faktor perkebunan, faktor holtikultura, faktor luas panen padi sawah, faktor luas panen ubi-ubian dan palawija dan faktor perikanan. 2. Faktor penciri yang paling dominan dalam pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali adalah faktor pertanian lahan kering dengan total initial nilai eigen terbesar yaitu 4,564 atau 25,356%. 3. Peubah yang mewakili masing-masing faktor yaitu luas tanam ubi-ubian dan palawija dengan muatan faktor sebesar 0,920 mewakili faktor pertanian lahan kering, luas tanam padi sawah dengan muatan faktor sebesar 0,937 mewakili faktor pertanian lahan basah, jumlah produksi hasil perkebunan dengan muatan faktor sebesar 0,764 mewakili faktor perkebunan, jumlah produksi buah-buahan dengan muatan faktor sebesar 0,759 mewakili faktor holtikultura, luas panen padi sawah dengan muatan faktor sebesar 0,782 mewakili faktor luas panen padi sawah, luas panen ubi-ubian dan palawija dengan muatan faktor sebesar 0,761 mewakili faktor luas panen ubi-ubian dan palawija, jumlah produksi perikanan laut dengan muatan faktor sebesar 0792 mewakili faktor perikanan. 27

P.Oka Surya Arsana, Made Susilawati, Ketut Jayanegara Karakteristik Sektor Pertanian di Provinsi Bali Menurut Subsektor Penyusun Daftar Pustaka [1] BPS.2012. Bali dalam Angka 2012. Bali. [2] Hair, Joseph F., Rilph F. Anderson, Ronald L. Tahtam dan William C. Black. 2006. Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. New Jersey : Prentice-Hall Inc.w [3] Sharma, S.1996. Applied Multivariate Techniques.John Wiley and Sons, Inc. New York. [4] Siswadi dan Budi Suharjo. 1998. Analisis Eksplorasi Data Peubah Ganda. IPB Press kampus IPB Taman Kencana Bogor. Bogor. [5] Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat (Arti dan Interpretasi). Rineka Cipta. Jakarta. 28