Persea Americana. Rats Male Wistar Strain)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

THE ANTIULCEROGENIC EFFECT OF RED GUAVA FRUIT (Psidium guajava Linn.) IN WHITE MALE OF WISTAR LINEASE

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Efek Proteksi Infusa Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.]) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aspirin

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

AKTIVITAS ANTITUKAK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DAN SUKRALFAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

UJI AKTIVITAS MADU SEBAGAI ANTITUKAK LAMBUNG TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. Tukak lambung merupakan salah satu bentuk tukak peptik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN... DEKLARASI. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Persea Americana Rats Male Wistar Strain) Margareta Retno Priamsari 1, Anasthasia Pujiastuti 2 Akademi Farmasi Theresiana Semarang e-mail: marga_rhee@yahoo.co.id Abstract The study was conducted to determine the antiulcer activity of starch avocado seed in rats induced by th in the form of a score of gastric damage further non-parametric statistical analysis. The results showed the positive control with a score of 0.4 ± 0.42 damage. Hystopathology observations showed that the acetosal. Keywords: Persea americana, starch, avocado seed, antiulcer, acetosal Abstrak: Ulser lambung adalah lesi lokal pada mukosa lambung yang timbul akibat pengaruh asam lambung dan pepsin. Biji avokad (Persea americana Mill) mempunyai kandungan pati yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antiulser pati biji avokad pada lambung tikus yang diinduksi asetosal. Pengujian aktivitas antiulser dilakukan pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi asetosal 450 mg/kgbb selama 7 hari. Hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (sukralfat 360 mg/kgbb), pati biji avokad dosis 0,5 g/kgbb, 1 g/kgbb dan 2 g/kgbb. Masing-masing kelompok diberi perlakuan peroral selama 7 hari. Pada hari ke delapan hewan uji dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan lambung secara makroskopik menurut Ashok et al., (2006) dan uji histopatologi. Data berupa skor kerusakan lambung selanjutnya dianalisis statistik non parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pati biji avokad dosis 2 g/kgbb memiliki aktivitas antiulser sebanding dengan kontrol positif dengan skor kerusakan 0,4±0,42. Hasil pengamatan histopatogi menunjukkan bahwa pemberian pati biji avokad dosis 2 g/kg BB memberikan efek proteksi terhadap kerusakan lambung tikus yang diinduksi asetosal. Persea maericana, pati, biji avokad, antiulser, asetosal 22

I. Indonesia kaya dengan berbagai tanaman obat dengan kegunaan yang beragam. Avokad (Persea ameriana Mill) di Indonesia memiliki beberapa nama daerah seperti apuket, avokad, apokat dan alpokad. Avokad merupakan salah satu komoditas buah yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai makanan seperti jus maupun es campur. Umumnya jika mengkonsumsi buah avokad, bagian bijinya dianggap tidak bermanfaat dan dibuang begitu saja. Biji avokad sebagai limbah masih belum digunakan secara ekonomis. Padahal bagian biji avokad jika mendapat penanganan lebih lanjut dapat menjadi pati yang tidak kalah dengan pati lainnya. Biji avokad merupakan tepat penyimpanan cadangan makanan bagi tanaman selain buah, batang dan akar. Karbohidrat merupakan penyusun utama cadangan makanan avokad. Kandungan karbohidrat pada biji apokat cukup tinggi sehingga dapat diekstraksi menjadi pati. Pati dari biji avokad dapat diolah menjadi produk makanan, seperti dodol, kerupuk, biskuit, dan lain-lain. Beberapa karbohidrat dalam bentuk pati memiliki aktivitas antiulser, sehingga sangatlah strategis apabila dapat digali sumber-sumber karbohidrat lokal Indonesia yang pembudidayaannya mudah dan memiliki nilai positif dari segi kandungan nutrisi serta kandungan zat aktif lain sebagai upaya menjaga lambung yang sehat. Candra et al (2013) telah melakukan penelitian tentang pengaruh ph dan jenis pelarut pada perolehan dan karakterisasi pati dari biji alpukat dimana perendaman larutan asam askorbat menghasilkan rendemen pati sebesar 74,68%, disamping itu Linda (2008) juga melaporkan bahwa semakin tinggi penambahan kadar air dan kadar abu semakin besar pati biji avokad. Sejauh ini belum ada penelitian tentang pemanfaatan pati biji avokad terhadap aktivitas antiulser. Hal ini memberikan peluang untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pati biji avokad terhadap aktivitas antiulser pada lambung tikus galur Wistar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pati biji avokad (Persea americana Mill) terhadap aktivitas antiulser terhadap lambung tikus galur Wistar yang diinduksi asetosal dan untuk mengetahui gambaran histopatologi lambung tikus dewasa galur Wistar yang diinduksi asetosal II. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia dan Farmakologi Akademi Farmasi Theresiana Semarang serta Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Populasi dalam penelitian ini adalah buah avokad yang berasal dari daerah Bandungan, Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan adalah pati biji avokad. Hewan uji yang digunakan tikus jantan galur Wistar umur 2-3 bulan dengan berat 200-300 gram. Ekstraksi pati biji avokad dilakukan dengan cara memisahkan kulit ari biji avokad, kemudian dicuci dan diblender. Larutan pati kemudian diambil dan dienapkan. Bagian padatan dicuci dengan air dan dienapkan kembali. Pati basah 23

kemudian dikeringkan dalam oven 60ºC selama dua hari hingga kering dan diayak. Analisis pati biji avokad yang dilakukan berupa jumlah rendemen, pengujian kadar air dan kadar abu. Uji pendahuluan aktivitas antiulser, dengan cara melakukan pembagian hewan uji menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal dan kelompok induksi. Pada kelompok normal hanya diberi akuades sedangkan kelompok induksi diberi asetosal dosis 450 mg/kgbb. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama tujuh hari dan pada hari ke delapan hewan uji dikorbankan dengan mengangkat bagian lambung. Lambung dibersihkan dengan larutan NaCl 0,9% dan dilakukan skoring untuk melihat kerusakan lambung menurut Ashok et al (2006). Uji aktivitas antiulser dilakukan dengan cara membagi hewan uji menjadi enam kelompok perlakuan, yaitu kontrol normal (akuades tanpa induksi asetosal); kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (Sukralfat 360 mg/kgbb), variasi pati biji avokad dosis 0,5 g/kgbb; 1 g/kgbb dan 2 g/kgbb. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama tujuh hari peroral dan diinduksi asetosal 450 mg/kgbb. Pada hari ke delapan tikus dipuasakan dan dikorbankan. Selanjutnya lambung dibersihkan dan dilakukan skoring seperti pada uji pendahuluan. Pada lambung yang telah dilakukan skoring, dimasukkan dalam wadah berisi buffer formalin 10% untuk selanjutnya dibuat preparat histopatologi dengan pengecatan hematoksilineosin (HE). Preparat kemudian dianalisis secara mikroskopik. III. a. Hasil ekstraksi pati biji avokad diperoleh rendemen sebesar 0,75% b / b, dengan kadar air sebesar 8,45% dan kadar abu 9,14%. b. Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa pemberian induksi asetosal selama 7 hari dapat mempengaruhi keadaan lambung secara makroskopis. Pada lambung kelompok induksi mengalami kerusakan dibanding lambung kelompok normal. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Skor Kerusakan Lambung Kelompok Induksi dan Kelompok Normal Rata-rata Kelompok Tikus ± SE 1 2 3 Normal 0,00 0,50 0,00 0,17 ± 0,29 Induksi 1,50 1,50 1,50 Tanda (*) menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) dengan uji Kruskal Wallis Hasil uji normalitas dan homogenitas varian menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal sehingga dilakukan uji non parametrik. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa pada pemberian induksi asetosal selama 7 hari mampu mempengaruhi kerusakan lambung pada hewan uji. Pengamatan makroskopik lambung tikus pada kelompok normal tidak memperlihatkan adanya kerusakan sedangkan pada kelompok induksi menunjukkan 24

terjadinya kerusakan. Hasil pengamatan makroskopik dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 2. Skor Kerusakan Lambung Tikus Kelompok Skor Kerusakan Lambung Tikus 1 2 3 4 5 Rata-rata ± SD A B Gambar 1. Pengamatan Makroskopik Lambung Tikus A: Kelompok Normal B: Kelompok Induksi a : Normal (lambung tidak terjadi kerusakan) b : Perdarahan (lambung terjadi kerusakan) Normal 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 0,1 ± 0,22 Negatif 1,5 1,5 1,5 0,5 1,5 1,3 ± 0,44 Positif 0,5 0,5 0,0 0,5 0,5 0,4 ± 0,22* Dosis 0,5 1,0 1,5 1,0 1,5 1,5 1,3 ± 0,27 g/kgbb Dosis 1 g/ 1,0 1,5 1,5 1,0 1,0 1,2 ± 0,27 kgbb Dosis 2 g/ 0,0 1,0 0,5 0,0 0,5 0,4 ± 0,42* kgbb Penelitian aktivitas antiulser ini bertujuan untuk melihat aktivitas pati biji avokad terhadap kerusakan lambung. Pengujian aktivitas antiulser pati biji avokad menggunakan variasi dosis 0,5 g/kgbb; 1 g/kgbb dan 2 g/kgbb.. Lamanya waktu pemberian berdasar hasil orientasi yaitu 7 hari. Pada masing-masing hewan uji 4 jam sebelum perlakuan dipuasakan dengan tetap diberi minum, selanjutnya diberi perlakuan dan 1 jam kemudian diinduksi dengan asetosal dosis 450 mg/kg BB. Pengamatan makroskopik dilakukan pada hari ke-8 dengan mengorbankan hewan uji dan mengangkat bagian lambung. Sebelum dilakukan pengamatan lambung dicuci dengan NaCl 0,9 %, kemudian dilakukan skoring terhadap kerusakan lambung. Hasil pengamatan makroskopik dapat dilihat pada Tabel 2. Tanda (*) menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) dengan uji Mann Whitney terhadap kontrol negatif Hasil uji normalitas dan homogenitas terhadap skor kerusakan lambung pada masing-masing kelompok perlakuan menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal dan homogen (p<0,05) sehingga dilakukan uji non parametrik. Hasil uji statistik Mann Whithney menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan p<0,05 terhadap kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif (sukralfat) dan kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 2 g/kgbb. Pemberian sukralfat pada kontrol positif dan pati biji avokad dosis 2 g/kgbb memberikan pengurangan angka 25

kejadian/kerusakan ulser pada lambung tikus secara makroskopik. Pengamatan makroskopik lambung tikus dapat dilihat pada Gambar 2. 1g/kgBB; F: kelompok perlakuan dosis 2g/ kgbb; a: tidak ada perubahan patologis; submukosa; d: nekrosis epithel mukosa. A B C b D E F Tikus A: kelompok normal; B: kelompok negatif; C: kelompok positif; D: kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 0,5 g/kgbb; E: kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 1 g/kgbb; F: kelompok perlakuan dosis 2 g/ kgbb; a: normal; b: kemerahan; c: berbintik; d: perdarahan; e: ulkus berjumlah 3-5; f: ulkus >5. A B C D E F A: kelompok normal; B: kelompok negatif; C: kelompok positif; D: kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 0,5g/kgBB; E: kelompok perlakuan pati biji avokad dosis IV. PEMBAHASAN Uji pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh pemberian asetosal sebagai agen penginduksi terhadap kerusakan lambung. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal dan kelompok induksi. Pada kelompok normal tikus hanya diberi akuades sedangkan pada kelompok induksi diberi asetosal dosis 450 mg/kg BB. Asetosal merupakan salah satu golongan NSAID yang dapat menyebabkan iritasi dan perdarahan pada lambung. Asetosal menimbulkan kerusakan karena terhambatnya enzim siklooksigenase yang berperan pada sintesis prostaglandin. Adanya pengurangan angka kejadian/ kerusakan lambung secara makroskopik didukung dengan dilakukannya uji histopatologi pada jaringan lambung. Dari hasil pemeriksaan gambaran histopatologis lambung tikus pada kelompok normal sel-sel mukosa lambung tidak mengalami perubahan secara patologis, sedangkan pada kelompok yang diinduksi asetosal dosis 450 mg/kgbb selama 7 hari menunjukkan adanya kerusakan sel-sel lambung pada hampir seluruh bagian lambung dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan efek asetosal yang dapat mengiritasi lambung dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX- 1) sehingga sintesis prostaglandin berkurang. Prostaglandin dapat melindungi mukosa lambung lambung dengan merangsang sekresi mukus 26

dan bikarbonat serta meningkatkan aliran darah mukosa. Adanya penghambatan sintesis prostaglandin akan mengakibatkan kerusakan pada mukosa lambung (Katzung, 2004). Pada kelompok kontrol positif (sukralfat) menunjukkan adanya perbaikan jaringan mukosa lambung. Hal ini disebabkan karena sukralfat mempunyai sifat sitoproteksi dengan cara meningkatkan produksi prostaglandin serta merangsang sekresi mukus dan bikarbonat. Sukralfat merupakan garam aluminium. Pada suasana asam (ph 3-4) akan membentuk pasta kental yang secara selektif mengikat ulser dan menjadi sawar yang melindungi ulser terhadap difusi asam, pepsin dan garam empedu (proteksi lokal). Pada kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 0,5 g/kgbb dan 1 g/kgbb tidak menunjukkan adanya proteksi terhadap kerusakan lambung, sedangkan pada dosis 2 g/kgbb menunjukkan adanya proteksi terhadap kerusakan lambung (terlihat tidak terjadi perubahan secara patologis pada sel-sel lambung). Dalam biji avokad terkandung pati yang dapat bekerja melindungi mukosa lambung. Pati merupakan suatu polisakarida yang umumnya tersusun dari 25% amilosa dan 75% amilopektin. Amilosa merupakan polimer berbentuk panjang dan lurus dan sedikit cabang (kurang dari 1%) (Nwokocha, 2008) dengan berat molekul 500.000 g/mol. Unit - unit amilosa. Molekul amilosa berbentuk helix dan bersifat hidrofobik. Amilopektin memiliki bentuk yang bercabang dan memiliki berat molukul 10 7-10 9 g/mol bergantung pada jenis tanamannya. Amilum dalam saluran pencernaan akan mengembang dan membentuk gel yang dapat melapisi mukosa lambung sehingga melindungi mukosa lambung dari kerusakan lebih lanjut (Wahyuningsih,2012). V. 1. Pemberian pati bji avokad dosis 2 g/kgbb memberikan aktivitas antiulser terhadap lambung tikus yang diinduksi asetosal. 2. Gambaran histopatologi pada pemberian pati biji avokad dosis 2 g/kgbb menunjukkan tidak adanya perubahan secara patologis pada sel lambung tikus yang diinduksi asetosal. Kemenristek Dikti melalui Simlitabmas atas Hibah Penelitian Dosen Pemula Tahun Pelaksanaan 2015 Ashok, P., Rajani, G.P., Arulmozhi, S., Hulkoti, B., desai, B.H., & Rajendra, R. 2006. Effect of Crotalaria juncea Linn. in Albino Rats. Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics. 5(2), 141-144. Candra, A, Inggrid, H.M., & Verawati, V., 2013, Pengaruh ph dan Jenis Pelarut Pada Perolehan dan Karakteristik Pati Dari Biji Alpukat, Research Report-Enginnering Science, Unika Parahyangan Bandung, Vol.2. Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Linda. 2008. Ekstraksi Pati Dari Biji Alpukad. Karya Ilmiah. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. 27

Nwokocha, L. M., A Comparative Study of Some Properties of Cassava (Manihot esculenta, Crantz) Carbohydrate Polymers (2009). doi: 10.1016. J.Carbpol. 2008.10.034 Wahyuningsih, I. 2012. Formulasi Tablet Serbuk Pisang Raja (Musa xparadisia AAB) Sebagai Penutup Luka Lambung Pada Tikus. Jurnal Ilmu Kefarmasian 2(1): 55-62. 28