Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

Universitas Gadjah Mada

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

1. Masalah Jumlah Penduduk

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MORTALITAS (KEMATIAN)

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

EKONOMI FERTILITAS 1

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk


ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

BAB II LANDASAN TEORI

MORTALITAS. 1. Pengantar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu. dengan judul Pengaruh Tenaga Kerja, Upah Minimum Regional (UMR),

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluarga Berencana (KB)

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh fertilitas diukur dengan

SAMBUTAN. Jakarta, September Kepala BKKBN, Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD, SpGK. PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA ii ii

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

M ISI V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV RENCANA STRATEGIS B K K B N N ILA I-N ILA I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan fertilitas (kelahiran) di Indonesia selama dua dekade

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggelisahkan beberapa ahli, dan masing-masing dari mereka berusaha mencari

ANALISIS HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROVINSI JAMBI:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BioStatistik. Amiyella Endista Website :


Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia saat ini adalah pembangunan berkelanjutan 1

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Sgmendung2gmail.com

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Deni Wahyudi Kurniawan

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PEKERJA WANITA SEKTOR INFORMAL KABUPATEN MOJOKERTO

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

Transkripsi:

Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com

Fertilitas Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita (Fekunditas)

Fertilitas Perbedaan Fertilitas & Natalitas : Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Konsep dan Definisi

Konsep dan Definisi Kelahiran A. Lahir Hidup (Live Birth) Merupakan kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, ketika bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.

Konsep dan Definisi Kelahiran Lahir Hidup (Live Birth) Tanda kehidupan : Bernafas Denyut jantung Tangisan bayi Gerakan otot, dsb

Konsep dan Definisi Kelahiran B. Lahir Mati (Still Birth) Merupakan kelahiran seorang bayi dari kandungan yang sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan saat lahir.

Konsep dan Definisi Kelahiran C. Aborsi Merupakan peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Jenis : 1. Induced Abortion 2. Spontaneous Abortion

Konsep dan Definisi Kelahiran 1. Induced Abortion Merupakan peristiwa pengguguran kandungan karena alasan kesehatan atau karena alasan nonmedis lainnya.

Konsep dan Definisi Kelahiran 2. Spontaneous Abortion Merupakan peristiwa pengguguran kandungan karena janin tidak dapat dipertahankan lagi dalam kandungan.

Konsep dan Definisi Kelahiran D. Konsep Masa Reproduksi Merupakan usia ketika seorang perempuan mampu melahirkan (subur), yaitu kurun waktu sejak mendapatkan menstruasi pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti menstruasi (Menopause).

Konsep dan Definisi Kelahiran D. Konsep Masa Reproduksi Disebut juga : Reproductive Age Childbearing Ages Umumnya usia 15-49 tahun

ANGKA KELAHIRAN KASAR

Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) Merupakan banyaknya kelahiran dalam satu tahun tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) Disebut Crude karena penduduk terpapar yang digunakan sebagai pembagi adalah penduduk dari semua jenis kelamin, termasuk laki-laki, dan semua umur termasuk anak-anak dan orang tua yang tidak punya potensi melahirkan.

Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) B Banyaknya kelahiran selama 1 tahun P Jumlah penduduk pada pertengahan tahun K bilangan konstan, biasanya 1000

Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) Contoh : hasil SUPAS 1995 di DKI Jakarta terdapat 187.974 kelahiran dengan jumlah penduduk 9.112.652 jiwa. Terdapat 21 kelahiran per 1000 penduduk, lebih rendah dari CBR Indonesia yaitu 23,9

Angka Kelahiran Kasar 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Indonesia 21,4 21,0 20,8 20,6 20,3 20,2 20,1 20,0 19,9 19,7 Singapore 11,8 11,8 11,4 10,5 10,3 10,2 10,3 10,0 10,2 9,9

ANGKA FERTILITAS UMUM

Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate GFR) Merupakan banyaknya kelahiran pada satu tahun per 1000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun (atau 15-44 tahun) pada pertengahan tahun yang sama.

Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate GFR) Kelebihan : Lebih cermat karena telah memperhitungkan penduduk yang memiliki potensi melahirkan Kekurangan : Belum memperhitungkan kenyataan bahwa potensi wanita dikaitkan dengan usianya.

Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate GFR) B banyaknya kelahiran dalam 1 tahun P 15-49 Penduduk wanita berumur 15-49 th

Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate GFR) Contoh : Hasil SUPAS 1995 menunjukkan bahwa terdapat 3.127.404 wanita berumur 15-49 tahun di DKI Jakarta, bila jumlah kelahiran hidup 187.974 maka GFR : 1000 = 60,1 per 1000 penduduk

ANGKA KELAHIRAN MENURUT UMUR

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Merupakan banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur suatu tahun tertentu per 1000 wanita pada kelompok umur yang sama.

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR b i kelahiran dari wanita kelompok umur i P i jumlah wanita pada kelompok umur i

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Usia Penduduk Jumlah Wanita Kelahiran 15-19 100 2 20-24 150 3 25-29 200 5 30-34 250 10 35-39 300 12 40-44 250 8 45-49 200 6 ASFR x1000 20 20 25 40 40 32 30

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Keunggulan : a. Ukuran ASFR lebih cermat dibanding GFR karena telah memperhitungkan kemampuan wanita melahirkan sesuai dengan usianya

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Keunggulan : b. Memungkinkan untuk dilakukan studi fertilitas menurut kohort (angka tahun) atau menurut kelompok umur tertentu

Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Keunggulan : c. ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang selanjutnya, yaitu Total Fertility Rate, Gross Reproductive Rate dan Net Reproductive Rate

ANGKA FERTILITAS TOTAL

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate TFR) Merupakan jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seoraang wanita pada akhir masa reproduksinya apabila wanita tersebut mengikuti pola fertilitas saat TFR dihitung.

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate TFR) ASFR Angka kelahiran untuk wanita pada kelompok umur i

Usia Penduduk Jumlah Wanita Kelahiran 15-19 100 2 20-24 150 3 25-29 200 5 30-34 250 10 35-39 300 12 40-44 250 8 45-49 200 6 ASFR x1000 20 20 25 40 40 32 30 = 5 x (20 + 20 + 25 + 40 + 40 + 32 + 30) = 5 x 207 = 1.035 per 1.000 wanita usia 15-49 tahun, atau = 1,035 untuk setiap wanita usia 15-49 tahun

FAKTOR EKONOMI YANG MEMPERNGARUHI FERTILITAS

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics Teori ini meninggalkan pemikiran makro yang beranggapan bahwa tinggi rendahnya tingkat fertilitas suatu kelompok masyarakat ditentukan oleh variabel makro.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics Variabel Makro : Pertumbuhan Ekonomi Urbanisasi Modernisasi

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics Teori ini menyatakan bahwa tingkat fertilitas ditentukan pada tingkat yang paling dasar, yaitu keputusan suami-istri dalam hal jumlah anak.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957) melihat bahwa memiliki anak dapat dilihat dari dua sisi, yaitu : Utility Cost

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957) Utility : Merupakan kepuasan yang diberikan anak kepada orang tua Dapat memberikan transfer ekonomi. Dapat membantu pada kegiatan produktif. Dapat membantu di masa mendatang (investasi)

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957) Cost : Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membesarkan dan memelihara anak.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957) Kenaikan pendapatan maka kecenderungan memiliki anak akan semakin meningkat. Ingin yang terbaik untuk anak.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Gary Becker Menekankan analisisnya pada pengaruh tingkat pendapatan dan biaya merawat serta membesarkan anak terhadap tingkat kelahiran.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Gary Becker Kuantitas jumlah anak Kualitas pengeluaran rata-rata untuk anak oleh satu keluarga.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Tahapan Gary Becker A. Keluarga ingin memaksimalkan utility atas : a) Jumlah anak n b) Pengeluaran untuk setiap anak q c) Jumlah barang lainnya z U = U(n,q,z)

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Tahapan Gary Becker B. Fungsi kendala keluarga : a) Biaya untuk anak P n b) Jumlah anak n c) Biaya konsumsi barang P z d) Konsumsi barang z z P n n + P z Z = I

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Jumlah anak Utility n P n n + P z Z = I Z = I Jumlah Barang lain

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Kurva Gary Becker A. Merupakan gambaran kondisi alokasi pilihan antara jumlah konsumsi barang dan jumlah anak.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Kurva Gary Becker B. Bila pendapatan naik, maka banyaknya anak yang diinginkan juga bertambah (fertilitas), namun hasil penelitian menemukan fakta bahwa meningkatnya pendapatan justru jumlah anak semakin sedikit orang tua menekankan kualitas dibandingkan kuantitas anak.

Gary Becker : Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Tingkat pendapatan yang tinggi tidak hanya mempengaruhi jumlah anak yang diminta (kuantitas), namun juga berapa biaya yang bersedia dikeluarkan oleh orang tua untuk seorang anak. Tingkat pendapatan mempengaruhi kualitas anak yang diminta

Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 1. Usia Menikah Pertama Semakin muda menikah maka semakin panjang rentang waktu untuk kehamilan dan melahirkan. Dipengaruhi faktor budaya

Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 2. Pendidikan Wanita Semakin terbukanya akses pendidikan bagi wanita menyebabkan wanita menunda kehamilan untuk menyelesaikan pendidikan

Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 3. Partisipasi Wanita dalam Pasar Kerja Semakin terbukanya akses pendidikan bagi wanita menyebabkan wanita menunda kehamilan untuk menyelesaikan pendidikan

Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 4. Lingkungan Tempat Dibesarkan Tempat tinggal dari lahir hingga usia 12 tahun dianggap mempengaruhi persepsi tentang melahirkan. Tinggal di kota cenderung menunda kehamilan karena mudahnya diperoleh informasi tentang pengaturan dan pencegahan kehamilan

Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 5. Sosial Budaya dan Bias Gender Indonesia : peran wanita adalah sebagai ibu dan istri, sedangkan pria sebagai kepala keluarga sehingga keputusan semua tergantung pria, termasuk pada pengaturan kehamilan.

Terima kasih