1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

Pelayanan Perkara Pidana

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

SKEMA SOP KEPANITERAAN PIDANA

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

Tanggal Efektif Jakarta Pusat PO. BOX 1148 JKT13011 JAT Disahkan oleh SOP TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN PERKARA GUGATAN SEDERHANA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

SOP PROSEDUR PENYELESAIAN PERKARA PIDANA BIASA

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

Staf Panmud Pan/Wapan Persya ratan/ Perleng kapan

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

PENETAPAN PENUNJUKAN MAJELIS HAKIM ATAU HAKIM TUNGGAL FORM PENUNJUKAN PANITERA PENGGANTI FORM PENUNJUKAN MAJELIS HAKIM PERKARA PIDANA SINGKAT FORM

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

SOP KEPANITERAAN PIDANA PIDANA BIASA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengadilan Tinggi.). 7. Berkas perkara yang telah ditetapkan Majelis Panitera Muda Pidana,

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

REKAPITULASI PROSES DAN WAKTU PENYELESAIAN PENGADUAN FLOW CHART PENANGANAN PENGADUAN

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

Tanggal Efektif 15 Juli 2016 Website :

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I.

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA YANG TERDAKWANYA BERADA DALAM STATUS TAHANAN

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Jakarta Pusat S.O.P PENERIMAAN DAN PENGIRIMAN PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA. NO Aktivitas Pelaksanaan Mutu Baku Staf Kepaniteraan /Jurusita

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

Prosedur Perkara Perdata Permohonan

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

DAFTAR ISI SOP PANITERA PENGGANTI

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPANITERAAN DAN KESEKRETARIATAN PERADILAN

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) Website:

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN HUKUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII PERADILAN PAJAK

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

W10.U1/06/SOP/HN/2016 Tanggal Pembuatan 06 Juni 2016 Tanggal Revisi 00 Tanggal Efektif 15 Juli 2016 Disahkan Oleh

KEPUTUSAN. Nomor W18-U1/398/UM.02.4/I/2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN NEGERI/HI/TIPIKOR SAMARINDA KELAS IA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 3 TAHUN 1950 TENTANG PERMOHONAN GRASI

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

P U T U S A N. Nomor : 764/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

3. S O P KEPANITERAAN HUKUM

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) KEPANITERAAN PIDANA PENGADILAN NEGERI TANAH I. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA 1. Prosedur Penerimaan Perkara Pidana Biasa : PENGADILAN TINGGI SAMARINDA PENGADILAN NEGERI TANAH Jalan Jenderal Sudirman No. 19 Telp. & Fax. : 0543-21155 1. MEJA PERTAMA 1. Panitera Muda Pidana/petugas meja pertama menerima berkas pidana lengkap dengan surat dakwaan dan surat-surat yang berhubungan dengan tersebut. Terhadap yang terdakwanya ditahan dan masa tahanan hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri. 2. Berkas meliputi barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas maupun yang kemudian diajukan ke depan persidangan. 3. Dalam hal berkas dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Pidana meminta kepada Kejaksaan untuk melengkapi berkas dimaksud sebelum diregister. 2. Mendatangani tanda terima pelimpahan berkas 5 menit 3. Mencatat dalam register induk pidana dan memberikan nomor 1 jam sesuai dengan nomor urut 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang penunjukan Hakim Majelis dan Panitera Pengganti 5. Mempersiapkan semua Formulir yang dibutuhkan ke dalam berkas 6. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Ketua Pengadilan Negeri 7. Ketua Pengadilan Negeri TANAH menunjuk Majelis Hakim/Hakim tunggal yang akan menyidangkan tersebut 8. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan menyidangkan tersebut 9. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Hakim yang ditunjuk untuk menyidangkan tersebut 10. Majelis Hakim/Hakim Tunggal mempelajari berkas. 11. Majelis Hakim/Hakim Tunggal menetapkan hari persidangan. 12. Majelis Hakim/Hakim Tunggal menetapkan apakah terdakwa ditahan/tidak ditahan sesuai ketentuan perundang-undangan. 13. Majelis Hakim/Hakim Tunggal yang telah ditunjuk menyidangkan tersebut sampai dengan putus. Maksimal 6 bulan Perkara yang penyelesaiaan melebihi 6 bulan harus

14. Petugas yang ditunjuk mencatat dalam register induk setiap acara persidangan 15. Petugas yang ditunjuk mencatat dalam register induk amar tuntutan 1 jam dilaporkan oleh Hakim Ketua Majelis /Hakim Tunggal kepada Ketua Pengadilan Tinggi SAMARINDA melalui KPN dengan menjelaskan apa sebabnya tersebut tidak selesai dalam waktu 6 (enam) bulan. 16. Petugas yang ditunjuk mencatat dalam register induk amar putusan 1 jam 17. Menerima, memeriksa kelengkapan berkas yang telah diminutasi. 18. Mencatat dalam register pidana biasa yang telah selesai di minutasi 19. Menyerahkan berkas yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. Untuk 1 berkas 2. Prosedur Penerimaan Perkara Pidana Singkat 1. MEJA PERTAMA Panitera Muda Pidana/meja pertama memeriksa kelengkapan berkas yang dilimpahkan oleh JPU 2. Menandatangani tanda terima pelimpahan berkas 5 menit 3. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang penunjukan Hakim Majelis dan Panitera Pengganti 4. Mempersiapkan semua Formulir yang dibutuhkan kedalam berkas 5. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Ketua Pengadilan Negeri 7. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim/Hakim yang akan menyidangkan tersebut. 8. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan menyidangkan tersebut

9. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Majelis Hakim/Hakim yang ditunjuk untuk menyidangkan tersebut 10. Majelis Hakim/Hakim Tunggal mempelajari berkas. 11. Majelis Hakim/Hakim Tunggal menetapkan hari persidangan. 12. Majelis Hakim/Hakim Tunggal menetapkan apakah terdakwa ditahan/tidak ditahan sesuai ketentuan perundang-undangan. 13. Hakim yang telah di tunjuk menyidangkan tersebut sampai dengan putus 14. Penomoran pidana singkat dilakukan setelah Hakim melaksanakan sidang pertama dan menyatakan tersebut akan diperiksa menurut acara pemeriksaan singkat 15. Menerima, memeriksa kelengkapan berkas yang telah diminutasi. Maksimal 6 bulan Perkara yang penyelesaiaan melebihi 6 bulan harus dilaporkan oleh Hakim Ketua Majelis /Hakim Tunggal kepada KPT melalui KPN dengan menjelaskan apa sebabnya tersebut tidak selesai dalam waktu 6 (enam) bulan. 16. Meregister pidana singkat yang telah di minutasi Untuk 1 berkas 17. Menyerahkan berkas yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. 3. Prosedur Penerimaan Perkara Lalu Lintas 1. MEJA PERTAMA Panitera Muda Pidana/meja pertama memeriksa yang di limpahkan oleh Penyidik dan mencocokkan jumlah nya 2. Menandatangani tanda terima pelimpahan berkas 3. Membuat formulir penetapan Wakil Ketua Pengadilan Negeri tentang penunjukan Hakim dan Panitera Pengganti 4. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Wakil Ketua Pengadilan Negeri 5 menit

5. Wakil Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim yang akan menyidangkan tersebut. 6. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang mendampingi Hakim menyidangkan tersebut. 7. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Hakim yang akan menyidangkan tersebut 8. Penomoran Lalu Lintas setelah di putus nya 9. Meregister pidana Lalu lintas yang telah di putus 4. Prosedur Penerimaan Perkara Tipiring / Disesuaikan dengan jumlah yang masuk dan paling lama 6 (enam) hari 1. MEJA PERTAMA Panitera Muda Pidana/meja pertama memeriksa yang di limpahkan oleh Penyidik. 2. Mendatangani tanda terima pelimpahan berkas 5 menit 3. Membuat formulir penetapan Wakil Ketua Pengadilan Negeri tentang penunjukan Hakim dan Panitera Pengganti 4. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Wakil Ketua Pengadilan Negeri 5. Wakil Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim yang akan menyidangkan tersebut 6. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan menyidangkan tersebut 7. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Hakim yang akan menyidangkan tersebut 8. Penomoran Tipiring setelah di putus nya 2 jam 9. Meregister pidana Tipiring yang telah di putus Disesuaikan dengan jumlah yang masuk dan paling lama 3 (tiga) hari 5. Prosedur Penerimaan Perkara Banding 1. MEJA KEDUA 1. Meja kedua menerima permohonan Banding dari Penuntut Umum maupun Terdakwa/kuasanya dengan membuat akta permintaan banding.

2. Permintaan banding diajukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 (tujuh) hari setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir ketika putusan diucapkan. 3. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu, tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat Surat Panitera bahwa permintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas. 2. Penandatanganan akta permohonan banding oleh Panitera. 3. Mencatat dalam register induk pidana dan register banding oleh masing-masing petugas register. 4. Pemberitahuan permintaan banding kepada Penuntut Umum atau terdakwa oleh petugas. 5. Meregister huan banding kepada Penuntut Umum atau terdakwa ke dalam register banding dan register induk oleh masingmasing petugas register. 6. Penerimaan memori banding 7. Membuat akta penerimaan memori banding 8. Penandatanganan akta penerimaan memori banding oleh Panitera 9. Meregister akta penerimaan memori banding ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 10. Pemberitahuan dan penyerahan memori banding kepada terdakwa atau Penuntut Umum oleh petugas. 11. Meregister Pemberitahuan dan penyerahan memori banding ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 12. Penerimaan kontra memori banding 13. Membuat akta penerimaan kontra memori banding 13. Penandatanganan akta penerimaan kontra memori banding oleh Panitera 14. Meregister akta penerimaan kontra memori banding ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 15. Pemberitahuan dan penyerahan kontra memori banding kepada terdakwa atau Penuntut Umum oleh petugas. 16. Meregister Pemberitahuan dan penyerahan kontra memori banding ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 17. Membuat surat huan untuk mempelajari berkas kepada terdakwa atau Penuntut Umum yang ditandatangani oleh Terkecuali wilayah hukum PN TANAH memerlukan waktu antara 2 sampai 3 minggu. Terkecuali wilayah hukum PN TANAH memerlukan waktu antara 2 sampai 3 minggu.

Panitera. 18. Meregister Pemberitahuan untuk mempelajari berkas ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 19. Membuat berita acara telah mempelajari berkas atau tidak mempelajari berkas yang ditandatangani oleh Panitera. 20. Meregister berita acara telah mempelajari berkas ke dalam register banding dan register induk. 21. Membuat surat pengantar pengiriman berkas banding. 22. Penandatanganan surat pengantar pengiriman berkas banding oleh Panitera. 23. Panitera memeriksa kelengkapan berkas banding sebelum di kirim ke Pengadilan Tinggi. 24. persiapan banding mulai dari terdakwa atau Penuntut Umum menyatakan banding sampai dengan berkas banding tersebut di kirim ke Pengadilan Tinggi 25. Meregister pengiriman berkas banding ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 26. Pemberitahuan putusan Pengadilan Tinggi kepada terdakwa atau Penuntut Umum oleh petugas. 27. Meregister huan putusan banding kepada terdakwa atau Penuntut Umum ke dalam register banding dan register induk oleh masing-masing petugas register. 28. Meregister putusan banding baik dalam register banding mapun dalam register induk oleh masing-masing petugas register. 29. Selama banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, permohonan banding dapat dicabut sewaktu-waktu, untuk itu Panitera membuat Akta pencabutan banding yang ditandatangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri TANAH. 30. Pengiriman Akta pencabutan banding ke Pengadilan Tinggi SAMARINDA 31. Menyerahkan berkas banding yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. 6. Prosedur Penerimaan Perkara Kasasi 14 hari Melebihi waktu 14 (empat belas) hari, Panitera Muda Pidana melalui Panitera harus melaporkan kepada KPN apa alasan tsb tidak terkirim ke PT dalam waktu satu bulan. 2 jam 1 jam Pada hari pencabutan banding. 1. MEJA KEDUA

1. Meja kedua menerima permohonan Kasasi dari Penuntut Umum maupun Terdakwa/kuasanya dengan membuat akta permintaan kasasi. 2. Permintaan kasasi diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sesudah putusan diberitahukan kepada terdakwa/penuntut Umum atau terhadap putusan bebas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari. 3. Permohonan kasasi yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut, tidak dapat diterima. Panitera membuat Akta terlambat mengajukan permohonan kasasi yang diketahui oleh KPN. 4. Terhadap pidana yang diancam pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda, putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. 2. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register permohonan kasasi tersebut. 3. Memberitahukan permohonan kasasi tersebut kepada Penuntut Umum atau terdakwa oleh petugas. 4. 1. Dalam tenggang waktu 14 hari (empat belas) hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan memori kasasi (jika ada). Untuk itu petugas membuat akta tanda terima memori kasasi/tambahan memori kasasi dengan ditandatangani oleh Panitera. 2. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hukum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apa alasan ia mengajukan permohonan kasasi tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasi. 3. Dalam hal Pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, dibuat akta yang ditandatangani oleh Panitera. 4. Apabila Pemohon tidak menyerahkan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, berkas tidak dikirim ke MA, untuk itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan Surat yang disampaikan kepada pemohon kasai dan Mahkamah Agung. 5. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register penerimaan memori kasasi tersebut. Terkecuali apabila terdakwa yang tidak ditahan beralamat di luar wilayah hukum PN TANAH. 1 jam 3 jam SEMA No.7/2005. 6. Petugas memberitahukan/menyerahkan memori kasasi/tambahan memori kasasi kepada termohon kasasi. Terkecuali wilayah hukum PN TANAH memerlukan waktu antara 2

7. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register huan/penyerahan memori kasasi tersebut. 8. Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari dari sejak penyerahan memori kasasi. Dan untuk itu dibuat Surat Tanda Terima yang ditanda tangani oleh Panitera. 9. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register kontra memori kasasi tersebut. 10. Pemberitahuan dan penyerahan kontra memori banding kepada Termohon kasasi. 11. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register huan/penyerahan kontra memori kasasi tersebut. 12. Membuat surat huan untuk mempelajari berkas kepada terdakwa atau Penuntut Umum yang ditandatangani oleh Panitera. 13. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register huan untuk mempelajari berkas tersebut. 14. Membuat berita acara telah mempelajari berkas atau tidak mempelajari berkas yang ditandatangani oleh Panitera 15. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register berita acara telah mempelajari berkas atau tidak mempelajari berkas. 16. Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir, berkas kasasi harus sudah dikirim ke MA. Dan untuk itu dibuat surat pengantar pengiriman berkas kasasi. 17. Penandatanganan surat pengantar pengiriman berkas kasasi oleh Panitera 18. Panitera memeriksa kelengkapan berkas kasasi sebelum di kirim ke MA. 19. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh masing-masing petugas register pengiriman berkas tersebut ke MA. 20. Pemberitahuan putusan MA kepada terdakwa/kuasanya atau Penuntut Umum. sampai 3 minggu. Terkecuali wilayah hukum PN TANAH memerlukan waktu antara 2 sampai 3 minggu. Terkecuali wilayah hukum PN TANAH 21. Mencatat dalam register induk pidana dan register kasasi oleh

masing-masing petugas register huan putusan MA kepada terdakwa atau Penuntut Umum. 22. Selama kasi belum diputus oleh MA, permohonan kasasi dapat dicabut oleh Pemohon. Dalam hal pencabutan dilakukan oleh kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari 1 jam terdakwa. Atas pencabutan tersebut, Panitera membuat Akta pencabutan kasasi yang ditandatangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri TANAH. 23. Pengiriman Akta pencabutan kasasi ke MA Pada hari pencabu 24. Menyerahkan berkas kasasi yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. 7. Prosedur Penerimaan Perkara Peninjauan Kembali ( PK ) tan banding. 1. MEJA KEDUA 1. Meja kedua menerima permohonan PK dari terpidana atau ahli warisnya (kuasa hukum) dengan menyebut alasannya, lengkap dengan surat-surat yang berhubungan dengan tersebut dan memberikan tanda terima. 2. Dalam hal terpidana selaku pemohon PK kurang memahami hukum, Panitera wajib menanyakan dan mencatat alasan-alasan secara jelas dengan membuatkan Surat Permohonan Peninjauan Kembali. 3. Permohonan PK tidak dibatasi jangka waktu. 2. Mencatat dalam register induk pidana dan register PK oleh masing-masing petugas register PK tersebut. 3. Memberitahuan permohonan kasasi tersebut kepada Penuntut Umum atau terdakwa oleh petugas. 4. Mencatat dalam register induk pidana dan register PK oleh masing-masing petugas register huan PK kepada Penuntut Umum 5. Mempersiapkan semua Formulir yang dibutuhkan kedalam berkas 6. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Ketua Pengadilan Negeri 7. Dalam waktu 14 hari setelah permohonan PK diterima, Ketua Pengadilan Negeri TANAH menunjuk Majelis Hakim yang tidak memeriksa semula, untuk memeriksa dan memberikan pendapat apakah alasan permohonan PK telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang. 2 jam Terkecuali apabila terdakwa yang tidak ditahan beralamat di luar wilayah hukum PN TANAH.

8. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan menyidangkan tersebut 9. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Majelis Hakim yang ditunjuk untuk menyidangkan tersebut 10. Hakim yang telah di tunjuk menyidangkan tersebut. Paling lama 30 hari 11. Menerima, memeriksa kelengkapan berkas yang telah diminutasi. 12. Membuat surat pengantar pengiriman berkas peninjauan kembali 13. Penandatanganan surat pengantar pengiriman berkas peninjauan kembali oleh Panitera 14. Panitera memeriksa kelengkapan berkas peninjauan kembali sebelum di kirim ke Mahkamah Agung 15. Meregister pengiriman berkas peninjauan kembali ke dalam register peninjauan kembali dan register induk pidana. 16. Penyampaian tembusan surat pengantar pengiriman peninjauan kembali kepada terpidana dan Penuntut Umum melalui Bagian Umum 17. Pemberitahuan putusan peninjauan kembali kepada terpidana atau Penuntut Umum. 18. Meregister huan putusan peninjauan kembali kepada terpidana atau Penuntut Umum ke dalam register peninjauan kembali dan register induk pidana. 19. Meregister putusan peninjauan kembali baik dalam register peninjauan kembali mapun dalam register induk pidana. 20. Menyerahkan berkas peninjauan kembali yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. 3 hari 2 jam Terkecuali wilayah hukum PN TANAH Terkecuali wilayah hukum PN TANAH 8. Prosedur Permohonan Grasi 1. 1. Terhadap putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat diajukan permohonan grasi kepada Presiden secara tertulis melalui Ketua Pengadilan Negeri yang memutus pada tingkat pertama dan atau terakhir untuk diteruskan kepada MA, oleh : a. Terpidana dan atau kuasa hukumnya. b. Keluarga terpidana dengan persetujuan terpidana ; c. Keluarga terpidana tanpa persetujuan terpidana, dalam hal pidana yang dijatuhkan adalah pidana mati. 2. Putusan pemidanaan yang dapat dimohonkan grasi adalah : pidana mati, pidana seumur hidup dan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun.

3. Permohonan grasi tidak dibatasi oleh tenggang waktu. 4. Dalam hal permohonan grasi diajukan oleh terpidana yang sedang menjalani pidana, permohonan dan salinannya disampaikan melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan, untuk diteruskan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang memutus tersebut. 5. Dalam hal permohonan grasi diajukan dalam waktu bersamaan dengan permohonan peninjauan kembali atau jangka waktu antara kedua permohonan tersebut tidak terlalu lama, maka permohonan peninjauan kembali dikirim terlebih dahulu. 6. Permohonan grasi hanya dapat diajukan 1 (satu) kali, kecuali dalam hal : a. Terpidana yang pernah ditolak permohonan grasinya dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penolakan grasinya. b. Terpidana yang pernah diberi grasi dari pidana mati menjadi pidana penjara seumur hidup dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal keputusan pemberian grasi diterima. 2. Panmud Pidana menerima permohonan Grasi dari terpidana dengan membuat akta penerimaan salinan permohonan grasi yang ditandatangani oleh Panitera 3. Mencatat dalam register induk pidana dan register grasi dan memberikan nomor grasi sesuai dengan nomor urut. 4. Penandatanganan akta permohonan Grasi oleh Panitera 5. Panitera memeriksa kelengkapan berkas dan memarafnya kemudian diserahkan kepada Panitera 6. Membuat surat pengantar pengiriman berkas Grasi 7. Penandatanganan surat pengantar pengiriman berkas Grasi oleh Panitera 8. Meregister pengiriman berkas Grasi ke dalam register Grasi dan register induk 9. persiapan permohonan Grasi mulai dari permohonan grasi tersebut diterima, maka permohonan Grasi serta berkas yang bersangkutan di kirimkan kepada Mahkamah Agung. 20 hari 10. Pemberitahuan putusan Grasi kepada pemohon grasi atau Penuntut Umum. 11. Mencatat dalam register induk pidana dan register grasi huan putusan Grasi kepada pemohon grasi atau Penuntut Umum. 12. Mencatat data register induk pidana dan register grasi putusan grasi. 13. Menyerahkan berkas grasi kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. 9. Prosedur Penerimaan Perkara Pra Peradilan Terkecuali wilayah hukum PN TANAH. 2 jam 1 jam 1. Panmud Pidana/meja pertama menerima permohonan Pra Peradilan

dari pemohon Pra Peradilan dengan membuat akta permohonan Pra Peradilan 2. Memberikan nomor permohonan Pra Peradilan sesuai dengan nomor 5 menit urut 3. Meregister permohonan Pra Peradilan ke dalam register permohonan Pra Peradilan 4. Panitera memeriksa kelengkapan berkas permohonan Pra Peradilan dan memarafnya kemudian diserahkan kapada Ketua Pengadilan Negeri 5. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim yang akan menyidangkan 1 jam tersebut 6. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan menyidangkan tersebut 7. Petugas bagian pidana menyerahkan kepada Hakim yang ditunjuk untuk menyidangkan tersebut 8. Hakim yang telah di tunjuk menyidangkan tersebut sampai 7 hari dengan putus 9. Meregister putusan Pra Pradilan dalam register Pra Peradilan 2 jam 10. Menyerahkan berkas Pra Pradilan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Bagian Hukum untuk diarsipkan. II. LAPORAN-LAPORAN: 1. Laporan Bulanan Laporan Keadaan Perkara Pidana, Perkara Pidana Biasa, Perkara Pidana Tipiring, Perkara Pidana Lalu Lintas : 1. Membuat Laporan Bulanan Perkara Pidana pada hari kerja pertama 1 setiap bulan. 2. Panitera Muda Pidana Memeriksa Laporan Bulanan Perkara Pidana 60 menit 3. Setelah itu Panitera Muda Pidana menyerahkan Laporan Bulanan Perkara Pidana kepada Bagian Hukum. 2. Laporan Empat Bulanan Laporan Keadaan Perkara Pidana, Perkara Pidana Biasa, Perkara Pidana Tipiring, Perkara Pidana Lalu Lintas : 1. Membuat Laporan Empat Bulanan Perkara Pidana pada hari kerja 1 pertama setiap 4 bulan sekali. 2. Panitera Muda Pidana Memeriksa Laporan 4 Bulanan Perkara Pidana 60 menit 3. Setelah itu Panitera Muda Pidana menyerahkan Laporan 4 Bulanan Perkara Pidana kepada Bagian Hukum.

3. Laporan Enam Bulanan (Semesteran) Laporan Keadaan Perkara Pidana, Perkara Pidana Biasa, Perkara Pidana Tipiring, Perkara Pidana Lalu Lintas : 1. Membuat Laporan 6 Bulanan Perkara Pidana pada hari kerja pertama setiap 6 bulan sekali 1 2. Panitera Muda Pidana Memeriksa Laporan 6 Bulanan Perkara Pidana 60 menit 3. Setelah itu Panitera Muda Pidana menyerahkan Laporan 6 Bulanan Perkara Pidana kepada Bagian Hukum. 4. Laporan Tahunan Laporan Keadaan Perkara Pidana, Perkara Pidana Biasa, Perkara Pidana Tipiring, Perkara Pidana Lalu Lintas : 1. Membuat Laporan Bulanan Perkara Pidana pada hari kerja pertama setiap tahun 1 2. Panitera Muda Pidana Memeriksa Laporan Tahunan Perkara Pidana 60 menit 3. Setelah itu Panitera Muda Pidana menyerahkan Laporan Bulanan Perkara Pidana kepada Bagian Hukum.