Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ABSORPSI GAS CO2 BERPROMOTOR MSG DALAM LARUTAN

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir.

PERFORMANSI PURIFIKASI BIOGAS DENGAN KOH BASED ABSORBENT

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

(Ahmadi, 2008) Pada larutan K2CO 3 ditambahkan promotor asam borat, mekanisme yang terjadi sebagai berikut:

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

SKRIPSI PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS PENGOTOR CO2 DENGAN MENGGUNAKAN BUTIRAN PADAT KALSIUM HIDROKSIDA. Oleh: I MADE RAI DWIJA ANTARA

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Prediksi Solubilitas Gas CO 2 Di Dalam Larutan Potassium Karbonat Dan Amine (DEA, MEA) Menggunakan Model Elektrolit UNIQUAC

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PROSES ABSORBSI LARUTAN COSORB SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMURNIAN GAS CO. Fahriya P.S, Shofi M.S, Hadiyanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL SIMULASI ABSORBSI GAS CO 2 DALAM LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) BERPROMOTOR PIPERAZINE (PZ) DALAM PACKED COLUMN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

SNTMUT ISBN:

Jl. Kalimantan 37 Jember ABSTRACT

PEMBUATAN PUPUK FOSFAT DARI BATUAN FOSFAT ALAM SECARA ACIDULASI. Faleh Setia Budi, Aprilina Purbasari *)

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

Optimasi Penyerapan H 2 S Terhadap Perubahan Suhu Ambient dalam Amine Contactor dengan Metode Non-Linier Programming di HESS Indonesia Pangkah Ltd

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses pemurnian gas, sumber: Metso Automation. Inc

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TESIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

ABSORPSI CO2 PADA BIOGAS DENGAN LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) MENGGUNAKAN KOLOM BAHAN ISIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

II. DESKRIPSI PROSES

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna

Pengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Tempurung Kelapa

LABORATORIUM PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

BAB I DISTILASI BATCH

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENGARUH KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN TERHADAP PROSES PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT

Pemurnian Biogas dengan Sistem Pengembunan dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media

Optimasi Feed Plate dan Temperatur Feed Adsorber Dalam Proses Distilasi Adsorpsi Pada Pembuatan Etanol Absolut

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

Jason Mandela's Lab Report

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

]BIOFIKSASI CO 2 OLEH MIKROALGA Chlamydomonas sp UNTUK PEMURNIAN BIOGAS

Efek Konsentrasi Promotor Glisin pada Penangkapan Gas CO 2 dengan Larutan Methyldietanolamin (MDEA) Menggunakan Kolom Berpacking

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah

BAB II LANDASAN TEORI

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

PROSES ABSORPSI GAS H 2 S MENGGUNAKAN METILDIETANOLAMIN

Pengaruh Temperatur Larutan Triethylamine (Tea), Air dan Ca(OH)2 terhadap Pelepasan CO2 pada Proses Pemurnian Biogas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

PENGARUH PENGGUNAAN SOLVEN NATRIUM KARBONAT (Na 2 CO 3 ) TERHADAP ABSORPSI CO 2 PADA BIOGAS KOTORAN SAPI DALAM SPRAY COLUMN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSES DESORPSI GAS KHLOR DALAM LARUTAN SODIUM HYPOKHLORIT DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR TRICKLE BED

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

8. ASIDI-ALKALINITAS

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI K2CO3 DAN KATALIS H3BO3 DALAM PROSES ABSORPSI GAS CO2 PADA BIOGAS DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG Sri Ismiyati Damayanti 1), Novianti Diah Anggraeni 1) dan Rangga Aris Munandar 1) 1) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Surel: ranggarismunandar@yahoo.com ABSTRACT Biogas was one of rewenable energy resources by decomposition of biomass compound using anaerobic microorganism and resulting carbon dioxide gas in high quantity. The high content of CO2 could reduce of heating value of biogas. So, that need carry out absorption of CO2 from biogas using K2CO3 solution with catalys H3BO3 in bubble column. The aims of this research was to obtain the optimum concentration of K2CO3 and H3BO3 catalys in the absorbent solution, and will result in the optimum absorption of CO2 from biogas also. This research was carried out experimentally using semibatch operating system with variabel which varied is concentration of K2CO3 that is 20, 30 and 40 wt% and concentration H3BO3 catalys is 3, 5, 7 and 9 wt% in absorbent solution. The mechanism occured in absorption process is mass transfer of CO2 from bulk biogas to bulk liquid by diffusion in which accompanied with the chemical reaction. The result of this study is showing of optimum concentration of K2CO3 equal to 30 wt% in absorbent solution and it can be highest CO2 absorption from biogas too. But, the optimum concentration of H3BO3 catalys is not found, because the highest CO2 absorption from biogas is in 9 wt% concentration in absorbent solution. Keywords: absorption, Biogas, Bonic Acid, CO2, K2CO3. ABSTRAK Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari penguraian komponen biomassa dengan menggunakan mikroorganisme secara anaerobik dan menghasilkan gas CO2 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kandungan CO2 ini dapat mengurangi heating value dari biogas, sehingga dilakukan proses absorpsi gas CO2 pada biogas dengan menggunakan larutan K2CO3 dan katalis H3BO3 pada kolom gelembung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrasi K2CO3 dan konsentrasi katalis H3BO3 di dalam larutan absorben yang optimum, sehingga akan menghasilkan penyerapan gas CO2 pada biogas yang optimum juga. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan sistem operasi semibatch, dengan variabel bebas yang divariasikan adalah konsentrasi K2CO3 yaitu sebanyak 20, 30 dan 40 % massa serta konsentrasi katalis H3BO3 yaitu sebanyak 3, 5, 7 dan 9 % massa di dalam larutan absorben. Mekanisme proses absorpsi yang terjadi adalah transfer massa dari fase gas ke cairan secara difusi yang disertai dengan reaksi kimia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi K2CO3 yang optimum adalah sebesar 30 % massa yang memberikan penyerapan gas karbondioksida (CO2) dari 631

biogas tertinggi, sedangkan konsentrasi katalis H3BO3 yang menghasilkan penyerapan CO2 tertinggi adalah sebanyak 9 % massa. Kata kunci : absorpsi, Asam Borat, Biogas, CO2, K2CO3. PENDAHULUAN Pemanfaatan sumber energi non-fosil menjadi semakin penting dilakukan, seiring dengan terus meningkatnya pemakaian dan menipisnya cadangan energi yang bersumber dari fosil. Sumber energi non-fosil dapat diperoleh dari kotoran ternak, sampah perkotaan, limbah pertanian dan sumber biomassa lainnya. Penguraian senyawa-senyawa organik tersebut akan menghasilkan biogas yang merupakan salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan. Teknologi biogas telah berkembang sejak lama, namun aplikasi penggunaannya belum berkembang secara luas karena masih tingginya kandungan gas karbondioksida (CO2) dalam biogas. Tingginya kandungan gas CO2 dalam biogas menyebabkan nilai panas pembakaran (heating value) biogas tersebut menjadi rendah. Sehingga menjadi perlu dilakukan proses pemurnian atau purifikasi pada biogas yang bertujuan untuk mengurangi kadar gas CO2 yang terkandung dalam biogas (Kamopas & Kiatsiriroat, 2011). Pemurnian atau purifikasi biogas dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti metode adsorpsi, cryogenic, dan membran, serta metode absorpsi, baik fisika maupun kimia. Metode absorpsi kimia merupakan metode yang sering digunakan karena lebih ekonomis dan pelarut yang digunakan dapat diregenerasi. Proses absorpsi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kolom sebagai tempat terjadinya kontak antar fasa dalam proses absorpsi kimia seperti kolom tray, packing, wetted wall column, dan bubble column atau kolom gelembung. Kolom gelembung digunakan karena meiliki luas area kontak antar fasa yang besar serta mudah dan murah untuk 632

diaplikasikan di masyarakat. Proses absorpsi kimia gas CO2 dari biogas pada sebuah kolom gelembung, sangat dipengaruhi olehbeberapa faktor seperti jenis dan konsentrasi absorben serta jenis dan konsentrasi katalis. Berbagai variabel diatas dapat menentukan besarnya daya absorpsi atau penyerapan gas CO2 dari biogas yang dihasilkan dari proses tersebut (Perry, 2008). Jenis pelarut yang dapat digunakan adalah senyawa piperazine, amine (DEA, MEA dll) serta senyawa alkali seperti K2CO3. Senyawa piperazine dan amine memiliki daya absorpsi yang tinggi, tetapi memiliki harga yang relatif mahal serta tidak dapat di regenerasi sedangkan senyawa K2CO3 harganya relatif murah dan dapat diregenerasi. Akan tetapi daya absorpsi dari senyawa ini lebih rendah, sehingga memerlukan katalis seperti H3BO3 (Rousseauw, 1987). Kuswandi et al. (2008) telah melakukan penelitian tentang solubilitas gas CO2 dalam larutan K2CO3 dengan konsentrasi 10 30% massa dan berkesimpulan bahwa daya absorpsi CO2 tertinggi berada pada konsentrasi 30 % massa. Selain itu, Ghosh et al. (2009) juga telah melakukan penelitian tentang absorpsi gas karbondioksida pada larutan K2CO3 dengan menggunakan katalis H3BO3 konsentrasi berkisar antara 1 5% massa dan berkesimpulan bahwa daya absorpsi CO2 tertinggi pada larutan dengan konsentrasi katalis sebanyak 5 wt %. Sehingga konsentrasi larutan Potassium Karbonat (K2CO3) dan katalis H3BO3 yang optimum belum ditemukan. Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi K2CO3 dan H3BO3 di dalam larutan absorben yang optimum. 633

BAHAN DAN METODE Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Penelitian ini telah dilakukan pada bulan mei 2015 hingga bulan Juli 2015, di Desa Kediri, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu dan Laboratorium Penelitian Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung. Bahan bahan yang digunakan adalah K2CO3 sebayak 1318 gr, Asam Borat (H3BO3) 243 gr, akuades sebanyak 2,8 liter dan Potassium Hidroksida [Ca(OH)2] serta biogas dari kotoran ternak. Sedangkan alat alat yang digunakan adalah kolom gelembung, ph meter, Gas Metering dan Stopwatch. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode absorpsi kimia. Absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam larutan penyerap yang disertai dengan adanya reaksi kimia, sehingga dapat memperbesar daya absorpsinya. Selama proses absorpsi ini, terjadi transfer sejumlah massa gas CO2 dari badan utama biogas ke badan utama larutan absorben (penyerap) melalui lapisan film gas dan cairan. Transfer massa tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi larutan K2CO3 dan katalis H3BO3 yang digunakan. Sehingga untuk mengetahui pengaruhnya dilakukan penelitian secara eksperimen dengan melewatkan biogas ke dalam larutan K2CO3 dengan katalis H3BO3 secara semibatch, yaitu larutan absorben masuk ke dalam kolom gelembung secara batch, sedangkan biogas masuk ke dalam kolom secara kontinyu. Variabel yang divariasikan pada penelitian ini adalah konsentrasi Potassium Karbonat K2CO3 di dalam larutan absorben sebanyak 20, 30 dan 40 % massa serta konsentrasi katalis Asam Borat (H3BO3) yang digunakan yaitu sebesar 3, 5, 7 dan 9 % massa di dalam larutan absoben. Selain variabel bebas tersebut, pada penelitian juga digunakan beberapa variabel tetap yang diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu seperti kondisi operasi (temperatur : 30 o C, tekanan : 1 atm), dimensi kolom gelembung 634

(diameter : 5 cm, tinggi : 33 cm), dimensi sparger (diameter : 1 mm, jumlah : 50 hole), laju alir biogas : 0,6 liter/menit, dan volume larutan absorben : 0,5 liter. Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu : a). pembuatan kurva standar pereduksian gas CO2, b). persiapan peralatana absorpsi, c).proses penelitian, d). analisia data dan perhitungan. Kurva standar pereduksian gas CO2 dibuat dengan cara mencampurkan gas Karbondioksida (CO2 murni dengan gas Nitrogen (N2) sebagai gas inert dengan kadar masing masingnya berkisar antara 0 100 v/v %. Setelah gas CO2 dan N2 dicampur pada mixing bag, kemudian campuran tersebut direaksikan dengan larutan Ca(OH)2 1M sebanyak 40 ml dan diukur phnya dengan menggunakan ph meter. Proses penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu, penelitian dengan memariasikan konsentrasi K2CO3 pada larutan absorben dengan menggunakan katalis H3BO3 sebanyak 5 wt %, untuk memperoleh konsetrasi K2CO3 yang optimum. Kemudian dari konsentrasi K2CO3 yang optimum tersebut, divariasikan kembali konsentrasi katalis H3BO3 di dalam larutan absorben, dengan prosedur penelitian yang digunakan dalam proses absorpsi ini adalah mengatur laju alir biogas yang masuk kolom absorber sebanyak 0,6 liter/menit, kemudian mengalirkan biogas tersebut dari bagian bawah kolom absorber yang telah diisi dengan larutan absorben sebanyak 0,5 liter. Biogas yang telah berkontak dan bereaksi dengan larutan absorben, akan keluar dari bagian atas kolom dan direaksikan dengan larutan kalsium hidroksida [Ca(OH)2] setiap 15 detik sekali. Larutan hasil reaksi antara Ca(OH)2 dengan gas CO2 pada biogas diukur phnya. Analisa sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menganalisa kadar gas CO2 pada biogas sebelum dan setelah proses absorpsi dengan cara mengukur ph 635

larutan Ca(OH)2 hasil pereduksian CO2 pada biogas sebelum dan setelah proses absorpsi, dengan cara membandingkannya dengan ph larutan Ca(OH)2 standar, sehingga dapat diperoleh kadar CO2 pada biogas sebelum dan setelah proses absorpsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini komposisi utama dari biogas yang digunakan dari Desa Kediri adalah hanya gas Karbondioksida (CO2) sebanyak 31,798 %v/v dan gas Methana (CH4) sebanyak 68,202 %v/v, hal ini dikarenakan oleh komposisi gas-gas lainnya seperti H2S, N2, H2, dan O2 memiliki jumlah yang sangat kecil yairu Ppm (part per milion) sehingga diasumsikan tidak mempengaruhi komposisi biogas yang digunakan. Kurva Standar Pereduksian CO2 dengan menggunakan Larutan Ca(OH)2 1M Kurva standar pereduksian gas CO2digunakan untuk mengetahui kadar gas CO2 yang terdapat di dalam biogas sebelum maupun setelah proses absorpsi dengan mereaksikan biogas tersebut dengan larutan Ca(OH)2 1 M, seperti terlihat pada gambar 2 dan gambar 3. Kedua gambar tersebut merepresentasikan hubungan antara kadar gas CO2 (% v/v) di dalam campuran gas dengan ph larutan Ca(OH)2 1 M yang dihasilkan. Adapun reaksi kimia yang terjadi pada proses pereduksidan tersebut adalah sebagai berikut : Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3 (s) + H2O (l) Senyawa Ca(OH)2 hanya bereaksi dan reaktif terhadap gas CO2, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kadar gas CO2 yang terdapat pada biogas sebelum maupun setelah proses absorpsi. Hasil kurva standar gas CO2 dapat dilihat pada gambar 2 dan 3. Kurva tersebut dibuat dengan menggunakan pendekatan regresi untuk memperoleh hubungan antara ph larutan Ca(OH)2 dengan kadar gas CO2 yang terdapat pada biogas 636

yang berupa persamaan matematis. Adapun persamaan matematis yang dihasilkan adalah sebagai berikut : - ph Lartuan Ca(OH)2 yang berkisar antara 6,3 7,2 y = 34324 exp 1,308 x (1) - ph Lartuan Ca(OH)2 yang berkisar antara 11,9 12,3 Keterangan : y = 74,359x 2 + 1752,4 x 1030 (2) x = ph larutan Kalsium Hidroksida [Ca(OH)2] 1 M y = Kadar Gas Karbondioksida (CO2) di dalam biogas Pengaruh Konsentrasi K2CO3 terhadap Penyerapan Gas CO2 pada Biogas Adapun mekanisme proses yang terjadi selama proses absorpsi ini adalah proses difusi yang disertai dengan proses reaksi kimia. Proses difusi merupakan proses transfer sejumlah massa gas CO2 melalui lapisan film gas menuju lapisan antarfasa, kemudian menuju ke badan utama cairan melalui lapisan film cairan. Proses difusi terjadi akibat adanya drifing force yang berupa kelarutan gas CO2 terhadap larutan K2CO3, sehingga mengakibatkan adanya perbedaan konsentrasi gas CO2 di fasa gas dan cairan. Proses transfer massa tersebut dibatasi oleh kesetimbangan gas CO2 di fasa gas dan cairan. Setelah sejumlah gas CO2 terlarut, maka akan terjadi proses reaksi kimia di dalam larutan. Adapun mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CO2 (g) CO2 (l) K2CO3(aq)+ CO2 (l) 2 KHCO3(aq) Reaksi tersebut menghasilkan produk potassium karbonat dalam bentuk larutan dan berlangsung secara reversible (bolak-balik), sehingga larutan yang digunakan dapat diregenerasi kembali. 637

Gambar 4 merupakan pengaruh konsentrasi K2CO3 di dalam larutan absorben terhadap kadar gas CO2 yang terserap dari biogas tiap waktu. Seperti terlihat pada gambar tersebut, bahwa semakin tinggi konsentrasi K2CO3 di dalam larutan, maka kadar gas CO2 yang terserap juga akan semakin besar hingga konsentrasi K2CO3 sebesar 30 wt %, setelah konsentrasi 30 wt % maka kadar gas CO2 yang terserap mengalami penurunan kembali. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh semakin tinggi konsentrasi K2CO3 di dalam larutan absorben, akan mengakibatkan semakin besarnya kelarutan gas CO2 terhadap larutan tersebut sehingga semakin banyak juga gas CO2 yang terserap. Akan tetapi, apabila konsentras K2CO3 yang terlalu tinggi akan mengakibatkan semakin tingginya kekuatan ion karbonat (CO3 2-) di dalam larutan. Semakin tingginya kekuatan ion karbonat akan berakibat pada semakin tingginya tahanan absorpsi pada lapisan film cairan, sehingga berdampak pada turunnya difusivitas gas CO2 ke dalam larutan absorben tersebut, maka banyak gas CO2 yang terserap akan mengalami penurunan juga.semakin banyaknya gas CO2 yang berdifusi ke badan utama cairan maka reaksi kimianya juga akan semakin besar. Dengan meningkatnya gas CO2 yang bereaksi di fasa cair, maka akan meningkatkan daya absorpsi dari larutan absorben tersebut. Oleh karena itu, maka konsentrasi K2CO3 di dalam larutan absorben yang optimum adalah 30 wt %, yang mampu menghasilkan kadar CO2 terserap yang paling tinggi. Pengaruh Konsentrasi Katalis H3BO3 terhadap Penyerapan Gas CO2 pada Biogas Gambar 5 merupakan grafik pengaruh konsentrasi katalis H3BO3 di dalam larutan absorben terhadap kadar gas CO2 yang terserap dari biogas tiap waktu selama proses absorpsi. Seperti terlihat pada grafik tersebut, maka dapat dilihat bahwa konsentrasi katalis H3BO3 di dalam larutan absorben hanya berpengaruh kepada waktu reaksi fasa cair yang dibutuhkan antara gas CO2 dengan K2CO3 di dalam larutan 638

absorben, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap difusivitas gas CO2 ke dalam larutan K2CO3 yang digunakan. Akan tetapi dengan semakin cepatnya reaksi fasa cair antar antara gas CO2 dengan K2CO3 di dalam larutan akan mengakibatkan semakin banyaknya senyawa K2CO3 yang terkonversi menjadi senyawa KHCO3, sehingga waktu absorpsi yang dibutuhkan juga akan semakin cepat. Oleh karena itu, maka konsentrasi katalis K2CO3 di dalam larutan absorben yang optimum belum ditemukan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsentrasi Potassium Karbonat (K2CO3) dan katalis Asam Borat (H3BO3) dalam larutan absorben dapat mempengaruhi proses difusi dan reaksi yang terjadi di dalam proses absorpsi gas karbondioksida (CO2) pada biogas. 2. Konsentrasi K2CO3 pada larutan absorben yang optimum dalam menyerap gas CO2 pada biogas adalah sebanyak 30 % massa. 3. Konsentrasi Katalis H3BO3 pada larutan absorben yang paling banyak dalam menyerap gas CO2 pada biogas adalah sebanyak 9 % massa. Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian diatas disarankan untuk memariasikan kembali konsentrasi katalis Asam Borat yang digunakan, hingga ditemukan konsentrasi yang optimum. DAFTAR PUSTAKA Ghosh, Ujjal K, Kentish SE, & Stevens GW. 2009. Absorption of carbon dioxide into aqueous pottasium carbonate promoted by boric acid. Energy Procedia. 1: 1075 1081. 639

Kadar Gas CO 2 (% v/v) Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Kamopas W & Kiatsiriroat T. 2011. Biogas purification by uniform bubbly flow in ethanolamine solution. The Second TSME International Conference on Mechanical Engineering. Krabi, 19 21 Oktober 2011. Kuswandi, Anam K, & Provinta Y. 2008. Solubilitas gas CO2 dalam larutan potassium karbonat. J. Teknik Kimia. 3(1). Perry, Robert H, & Green DW. 2008. Perry s Chemical Engineers Handbook. Eight Edition. Mc Graw Hill. New York. Rousseauw R. 1987. Handbook of Separation Process Technology. John Wiley & Sons. New York. Gambar 1.Skema Proses Absorpsi Gas Karbondioksida (CO2) dari Biogas 100 90 80 70 60 50 40 30 20 y = 343245e -1.308x R² = 0.7534 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 7 7.1 7.2 7.3 ph Larutan Ca(OH) 2 Gambar 2. Kurva Standar Pereduksian Gas CO2 dengan menggunakan Larutan Ca(OH)2 1M untuk ph Larutan yang berkisar antara 6,3 7,2 640

Kadar Gas CO 2 (%) Kadar CO 2 (%v/v) Kadar Gas CO 2 (% v/v) Seminar Nasional Sains & Teknologi VI 25 20 15 y = -74.359x 2 + 1752.4x - 10304 R² = 0.926 10 5 0 11.8 11.9 12 12.1 12.2 12.3 12.4 ph Larutan Ca(OH) 2 Gambar 3. Kurva Standar Pereduksian Gas CO2 dengan menggunakan Larutan Ca(OH)2 1M untuk ph Larutan yang berkisar antara 11,9 12,3 35 30 25 20 15 10 5 [K2CO3]= 20 wt% [K2CO3]= 30wt% [K2CO3]= 40wt% 0 0 30 60 90 120 150 180 210 240 Waktu ( detik ) Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi K2CO3 di dalam Larutan Absorben terhadap Kadar Gas CO2 yang terserap dari Biogas tiap Waktu 35 30 25 20 15 10 5 0 0 100 200 300 400 500 600 Waktu (detik) [H3BO3]= 3wt% [H3BO3]= 5wt% [H3BO3]= 7wt% Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Katalis H3BO3 di dalam Larutan Absorben terhadap Kadar Gas CO2 yang terserap dari Biogas tiap Waktu 641