I Made Astra, Iwan Sugihartono, dan Lanny Chaterine Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW

BAB I PENDAHULUAN. Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

Perencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Operasi Pembangkitan Tenaga Listrik Pada PT. Cikarang Listrindo Menggunakan Metode Lagrange Multipliers

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

ANALISA PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) SICANANG BELAWAN

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

.. ; i' BABVI ',\, ; I. " i KESIMPULAN DAN SARAN

KALKULASI EFISIENSI DAYA MESIN PLTGU DENGAN POLA OPERASI DAN PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR TERMODINAMIKA DASAR. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Termodinamika Dasar

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui 6 tahapan, yaitu raw material extraction, raw material preparation,

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika

SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

STUDI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

ANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA EXERGI SISTEM KOGENERASI SIKLUS KOMBINASI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI PEMANFAATAN SUMBER PANAS PADA COMBUSTION CHAMBER TURBIN GAS DENGAN MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK GENERATOR

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan. Program Pendidikan Diploma III. Program Studi Teknik Konversi Energi Mekanik.

Transkripsi:

HASIL PERHITUNGAN EFISIENSI TERMAL PLTGU DAN PELUANGNYA SEBAGAI PENYUMBANG PEMANASAN UDARA (STUDI PADA PLTGU PRIOK DENGAN POLA OPERASI 2-2-1 MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON) I Made Astra, Iwan Sugihartono, dan Lanny Chaterine Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta Abstrak Perhitungan efisiensi termal dari PLTGU Priok dengan pola operasi 2-2-1 telah dihitung menggunakan metode Newton-Raphson. Hasil simulasi tersebut telah dibandingkan dengan data experimen yang diolah secara konvensional. Hasil simulasi perhitungan Newton-Raphson menunjukkan nilai efisiensi optimum sebesar 42,644% untuk daya output sebesar 311,5 MW. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi perhitungan Newton-Raphson dan perhitungan data eksperimen memiliki selisih yang kecil, yakni sebesar 0,023%. Sedangkan pada uji efisiensi yang kedua efisiensi optimum 42,623% tercapai ketika daya output total sebesar 310,7 MW. Hasil simulasi perhitungan Newton Raphson menunjukkan nilai efisiensi optimum sebesar 42,644% untuk daya output sebesar 310,7 MW. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi perhitungan Newton-Raphson dan perhitungan data eksperimen memiliki selisih yang kecil, yakni sebesar 0,021%. Dua perhitungan tersebut menunjukkan effisiensi relatif rendah, menunjukkan ada energi yang berubah menjadi energi lain. Diantaranya energi panas yang lepas ke udara. Energi ini bersama polutan lainnya yang mengandung COx akan ikut berperan meningkatkan gas rumah kaca, ikut menyumbang konten pemanasan udara. Kata kunci : Efisiensi termal, PLTGU Priok, Newton-Raphson Abstract The thermal efficiency of PLTGU Priok with a 2-2-1 operations has been calculated using Newton-raphson method. The simulation results have been compared to experimental data which are processed conventionally. The simulation shows that for the power output of 311.5 MW, the value of optimum efficiency was 42,644%. There is slight difference between the two calculation methods, i.e. 0,023%. In the second experiment, the value of optimum efficiency is 42.623% for total power output of 310.7 MV. Newton-Raphson simulation shows that the value of optimum efficiency is 42,644% for the power output of 310,7 MW. The result of calculations, both using Newton-Raphson and conventional data processing have a slight difference, i.e 0,021%. The low efficiency showed by the two calculation methods indicates that there is energy transformation, for instance in heat energy relesing. This energy, along with other pollutants containing COx, has a role in increasing concentrations of greenhouse gases in the atmosphere and thus contributes to global warming. Key words: Thermal efficiency, PLTGU Priok, Newton-Raphson Naskah masuk : 21 April 2010 Naskah diterima : 28 Juni 2010 59 JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOL. 11 NO. 1 JULI 2010: 59-66

I. PENDAHULUAN Pembangkit termal adalah suatu sistem pembangkitan yang beroperasi dengan mengubah Energi Kimia menjadi Energi Panas. Energi Kimia berupa bahan bakar yang diubah menjadi Energi Panas melaui proses pembakaran, kemudian dikonversikan menjadi Energi Mekanik untuk menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan listrik. Efisiensi termal Pembangkit Tenaga Listrik adalah energi listrik yang dihasilkan dibagi jumlah bahan bakar yang dipergunakan. Era globalisasi masalah kelistrikan banyak diperbincangkan. Terjadinya pemadaman listrik secara bergilir, naiknya harga berlangganan listrik, dan usaha untuk mencari sumber listrik baru menjadi pusat perhatian banyak pihak. Untuk membahas masalah pengelolaan kelistrikan, maka ditinjau kembali struktur umum pengelolaan kelistrikan. Dalam sistem kelistrikan terdapat tiga fungsi umum atau subsistem, yaitu subsistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Tiap-tiap subsistem ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan. Subsistem pembangkitan memiliki fungsi memproduksi atau membangkitkan listrik. Listrik dihasilkan dari berbagai macam cara, menggunakan gas disebut PLTG, menggunakan uap air disebut PLTU, gabungan dari PLTG dan PLTU disebut PLTGU dan lain-lain. Subsistem pembangkitan biasanya terletak di tempattempat listrik itu dihasilkan. Listrik yang dihasilkan langsung dialirkan ke tempat dimana listrik itu akan dipakai. Maka listrik itu harus terus dialirkan dari subsistem pembangkitan ke tempat listrik itu akan dipakai. Di sinilah peran subsistem transmisi. Subsistem ini berfungsi mengalirkan listrik ke tempat-tempat di mana listrik akan digunakan. Lagi pula tempat pembangkitan listrik biasanya jauh sehingga diperlukan cara agar listrik bias dialirkan ke tempat lain. Maka, kita sering melihat kabel-kabel listrik membentuk saluran listrik tegangan tinggi yang membentang dari satu tempat ke tempat lain, itulah yang digolongkan sebagai subsistem transmisi. Sebelum listrik sampai ke pemakai, saluran listrik tegangan tinggi yang dialirkan dari subsistem pembangkit perlu dibagi ke beberapa pemakai. Subsistem yang menjalankan fungsi ini disebut subsistem distribusi. Pada tahap ini listrik dibagi-bagi dengan tegangan tertentu ke sejumlah pemakai, baik pemakai rumah tangga maupun pemakai industri. Kita sering melihat gardu-gardu listrik yang tersebar di beberapa tempat, di sinilah listrik itu didistribusikan. Pada gardu-gardu ini terdapat trafo yang berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan ke tegangan yang sesuai. Kita juga sering mendengar pemadaman listrik di suatu daerah dihubungkan dengan kejadian di suatu gardu, karena memang di gardu inilah pusat penyaluran listrik di 3 daerah tersebut. Proses penghitungan biaya listrik yang dipakai oleh pemakai, kerugian akibat pencurian listrik, dan segala macam masalah yang berkaitan langsung dengan pemakai listrik termasuk ke dalam subsistem distribusi. Pengelolaan sistem kelistrikan di Indonesia yang meliputi tiga fungsi sebagaimana dijelaskan di atas dilakukan oleh operator tunggal sekaligus sebuah badan usaha milik negara (BUMN), yaitu PT. Indonesia Power (Persero)/PLN. Di sini dibahas bagaimana listrik yang dibangkitkan di PLTGU Priok yang jauh dari pusat kota dialirkan dan digunakan oleh orang-orang di pusat kota. Dalam paper ini akan dipelajari mekanisme produksi dan penyaluran listrik di PLTGU Priok untuk mengetahui penghitungan nilai efisiensi termal PLTGU Priok, pola operasi 2-2-1 dengan menggunakan program MATLAB 7.0. Ketiga subsistem ini mempunyai peluang yang sama dalam peran pemansan global, namun yang kelihatan paling besar perannya ada pada pembangkit serta dampak ikutan yang kejadiannya mengikuti perubahan cuaca, terutama perubahan temperature dan tekanan udara, yang HASIL PERHITUNGAN EFISIENSI THERMAL PLTGU DAN PELUANGNYA SEBAGAI PENYUMBANG PEMANASAN UDARA (STUDI PADA PLTGU PRIOK PADA POLA OPERASI 2-2-1 MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON) I Made Astra, Iwan Sugihartono, Lanny Chaterine 60

menurut penelitian keduanya sangat berpengaruh terhadap frekuensi kebakaran menjadi besar termasuk kebakaran akibat hubungan pendek jaringan listrik. II. TINJAUAN TEORI 2.1. Teori PLTGU Priok 2.1.1. Peralatan Utama Unit PLTGU Priok Komponen-komponen utama suatu sistem PLTGU Priok minimal terdiri dari 1 buah PLTG, 1 buah HRSG dan 1 buah turbin uap. Sedangkan PLTGU Priok terdiri dari dua blok PLTGU, yang setiap bloknya terdiri dari 3 buah PLTG, 3 buah HRSG dan 1 buah turbin uap dengan peralatan bantunya. Komponen utama turbin gas diantaranya adalah kompresor, ruang bakar, dan turbin, sedangkan komponen utama dari PLTU adalah HRSG,(penukar kalor, drum, dan damper/flap), pompa kondensat, pompa air pengisi, feed water tank, pompa pendingin utama, turbin, kondensorperalatan bantu dan lain-lain. 2.1.2 Siklus PLTGU Priok Memperhatikan suhu-tinggi pada siklus Rankine adalah 755 K dan suhu rendahnya adalah 315 K, sedangkan pada siklus Brayton suhu-tinggi 1343 K dan suhu rendahnya (suhu gas buang) : 802 K, maka dari sini suhu tinggi siklus Rankine masih dibawah temperatur rendah siklus Brayton, yang dijadikan konsep PLTGU Priok, menggabungkan kedua siklus tersebut. Siklus Gabungan PLTGU Priok pada gambar dibawah ini : S 575 K Q in 1343 Q out 802 755 305 Gambar 1. Siklus PLTGU Priok S Keterangan : T : Suhu (K) S : Entropi (kj/kgk) 2.1.3 Efisiensi PLTGU Priok Efisiensi termal PLTGU Priok sangat dipengaruhi oleh pola pembebanannya, yang dikenal dengan istilah Part Load Operation, yaitu pola operasi 3-3-1, 2-2-1, dan 1-1-1. Metode part load operation sangat berguna terutama untuk pendekatan menentukan pada taget pembebanan yang optimum. Dalam penelitian ini digunakan Efisiensi termal PLTGU Priok pola operasi 2-2-1, dinyatakan rumus efisiensi sebagai berikut : MW ( GT) MW ( ST) PLTGU Q ( GT) f Keterangan : PLTGU = efisiensi PLTGU Priok (%) MW(GT) = Daya Turbin Gas (MW) MW(ST) = Daya Turbin Uap (MW) Q f = Bahan Bakar Turbin Gas (kscm/h) (1) III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan metode komputasi Newton Raphson untuk menentukan optimasi efisiensi termal PLTGU Priok dengan pola operasi 2-2-1 menggunakan program MATLAB 7.0. Metode komputasi Newton Raphson: X k 1 X k f f 1 '' ( X ( X k k ) ) (2) dengan k menunjukkan iterasi ke k. Jadi iterasi akan dilanjutkan sampai jumlah tertentu yang kita kehendaki atau sampai suatu stopping criteria tertentu yang kita tetapkan sudah tercapai. Adapun metode simulasi menggunakan program MATLAB mengikuti beberapa langkah, sebagai berikut, langkah pertama ialah melakukan 61 JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOL. 11 NO. 1 JULI 2010: 59-66

input data berupa jumlah kelompok data eksperimen atau jumlah banyaknya pengambilan kelompok data eksperimen yang diperoleh di PLTGU sebagai variabel k, dengan nilai minimum 2. Selanjutnya dilakukan input rincian dari tiap-tiap kelompok data tersebut, yang berupa data Gas input turbin 11 (kscm/h), Gas input turbin 13 (kscm/h), Daya output Turbin Gas 11 (MW), Daya output Gas turbin 13 (MW), Daya output Turbin Uap 14 (MW). Dan dilakukan iterasi atau pengulangan input kelompok data sebanyak variabel k kali. Selanjutnya pada tiap kelompok data dilakukan penjumlahan Gas input turbin 11 (kscm/h) dan Gas input turbin 13 (kscm/h) sebagai variabel In (k), dan diikuti penjumlahan Daya output Turbin Gas 11 (MW), Daya output Turbin Gas 13 (MW), dan Daya output Turbin Uap 14 (MW), sebagai variabel Out (k). Seluruh data eksperimen yang telah teratur siap untuk diolah. Langkah berikutnya ialah berupa pengolahan data eksperimen menjadi Efisiensi (%) tiap kelompok data eksperimen dengan rumus variable Out (k) dibagi variabel In (k) dikali seratus persen. Akhirnya diplot menjadi kurva Efisiensi (%) vs Out(k) (MW) sebagai hasil eksperimen. Langkah selanjutnya ialah berupa pengolahan data menjadi Efisiensi (%) dengan menggunakan kalkulasi Newton Raphson. Untuk kalkulasi Newton Raphson diperlukan penyusunan persamaan kuadrat dari Efisiensi (%) sebagai variabel F (X k ) terhadap Out (k) sebagai variabel x yang diperoleh dari data eksperimen, yakni diperoleh persamaan F(X k ) = ax² + bx+c. Selanjutnya dilakukan penghitungan turunan pertama : F (X k ) = 2ax + b, dan turunan kedua : F (Xk) = 2a. Kalkulasi Newton Raphson siap dipergunakan dengan menggunakan persamaan (2) dengan X k awal merupakan X 1 atau data awal variabel Out (1), dan akan diperoleh X k+1 atau X 2 yang merupakan data daya ouput atau variabel Out (2), serta dilakukan berulang kali, dimana X 3 menjadi X k+1 dan X 2 menjadi X k, dan seterusnya diulang sampai k kali atau sampai diperoleh daya output terakhir atau sampai Out (k), selanjutnya untuk tiap data daya output atau X k dimasukkan kedalam rumus Efisiensi (%) : F(Xk) = ax² + bx+c, dan diperoleh nilai Efisiensi (%) secara simulasi dengan kalkulasi Newton Raphson. Akhirnya diplot menjadi kurva Efisiensi (%) vs Out(k) (Watt) sebagai hasil simulasi dengan kalkulasi Newton Raphson yang disatukan dalam satu grafik dengan kurva efisiensi (%) vs Out(k) (MW) sebagai hasil eksperimen, sehingga dapat dibandingkan. HASIL PERHITUNGAN EFISIENSI THERMAL PLTGU DAN PELUANGNYA SEBAGAI PENYUMBANG PEMANASAN UDARA (STUDI PADA PLTGU PRIOK PADA POLA OPERASI 2-2-1 MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON) I Made Astra, Iwan Sugihartono, Lanny Chaterine 62

Gambar 2. Diagram alir Simulasi Metode Newton Rapson dengan Matlab7.0 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari data pengamatan I (Efisiensi 1) yang ditunjukan oleh gambar 3, terlihat bahwa efisiensi optimum 42,665% tercapai ketika daya output total sebesar 311,5 MW. Hasil simulasi perhitungan Newton Raphson menunjukkan nilai efisiensi optimum sebesar 42,644% untuk daya output sebesar 311,5 MW. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi perhitungan Newton-Raphson dan perhitungan data eksperimen memiliki selisih yang kecil, yakni sebesar 0,023%. Maka perhitungan simulasi efisiensi dengan komputasi Newton-Raphson dapat dijadikan pembanding yang cukup akurat terhadap komputasi eksperimen. Terlihat juga pada grafik hasil simulasi bahwa titik puncak atau nilai optimum terlihat hampir berhimpit. 63 JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOL. 11 NO. 1 JULI 2010: 59-66

E fi sie ns i To ta l ( % ) E fi sie ns i To ta l ( % ) Grafik Efisiensi vs Daya Output PLTGU Priok 43 42.8 42.6 42.4 42.2 42 simulasi 41.8 41.6 292 294 296 298 300 302 304 306 308 310 312 Daya Output (MW) Gambar 3. Grafik Daya Output vs Efisiensi 1 menggunakan program Matlab 7.0 Sedangkan pada gambar 4 yang merupakan hasil penelitian dari data pengamatan II (Efisiensi 2), terlihat bahwa efisiensi optimum 42,623% tercapai ketika daya output total sebesar 310,7 MW. Hasil simulasi perhitungan Newton-Raphson menunjukkan nilai efisiensi optimum sebesar 42,644% untuk daya output sebesar 310,7 MW. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi perhitungan Newton-Raphson dan perhitungan data eksperimen memiliki selisih yang kecil, yakni sebesar 0,021%. Terlihat juga pada grafik hasil simulasi bahwa titik puncak atau nilai optimum terlihat hampir berhimpit. Maka juga terlihat bahwa perhitungan simulasi dengan metode komputasi Newton-Raphson dapat dijadikan pembanding yang cukup akurat terhadap komputasi eksperimen efisiensi mesin diantaranya generator turbin. 42.8 Grafik Efisiensi vs Daya Output PLTGU Priok 42.6 42.4 simulasi 42.2 42 303 304 305 306 307 308 309 310 Daya Output (MW) Gambar 4. Grafik Daya Output vs Efisiensi 2 menggunakan program Matlab 7.0 HASIL PERHITUNGAN EFISIENSI THERMAL PLTGU DAN PELUANGNYA SEBAGAI PENYUMBANG PEMANASAN UDARA (STUDI PADA PLTGU PRIOK PADA POLA OPERASI 2-2-1 MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON) I Made Astra, Iwan Sugihartono, Lanny Chaterine 64

4.1. IMPLIKASI EFISIENSI TERHADAP ATMOSFER Sebagai sebuah sistem perubah energi PLTGU dengan efisiensi di bawah 50 %, menunjukkan bahwa tidak semua energi Gas dan Uap yang dirubah menjadi listrik. Gas dan uap dalam prosesnya sangat mudah lepas ke udara sehingga akan menyebabkan peningkatan kadar polutan di udara terutama polutan GRK (gas rumah kaca), disamping mentransfer panas langsung secara konvektif, radiasi maupun konduksi. Mengingat operasional PLTGU yang hampir nonstop, maka akumulasi pemanasan dan konsentrasi GRK semakin meningkat semakin hari. Untuk PLTGU yang demikian banyak jumlahnya sudah tentu merupakan penyumbang pemanasan udara, yang selanjutkan ikut dalam penyebab pemanasan global. Besar peran pemanasan akibat PLTGU ini perlu di teliti lebih lanjut sehingga secara kuantitatif dapat diketahui. Dalam upaya peran pemerintah Indonesia untuk menurunkan tingkat pemanasan global, dan konsentrasi GRK di atmosfer rupanya PLTGU perlu menuju ke arah operasional yang lebih efisien dalam menyumbang proses pemanasan atmosfer. Perlu upaya pemanfaatan optimal efisiensi yang lebih tinggi, serta bahan bakar yang ramah terhadap lingkungan terutama pensuplai GRK ke udara, Perubahan temperatur udara Jakarta hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, ditunjukkan oleh gamber 5, menunukkan terjadi peningkatan temperatur udara (1,04 1,4) 0 Celsius dalam 100 tahun untuk pengamatan bulan januari dan bulan Juli mewakili bulan pada musim hujan dan musim kemarau, sebagai berikut. 280 275 y = 0.1424x - 9.9843 270 265 260 Januari Juli Linear (Januari) Linear (Juli) 255 250 y = 0.1039x + 58.901 245 1840 1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000 Gamber 5. Trend perubahan temperatur Udara, hasil pengamatan BMKG (Sumber : presentasi Dr Dodo Gunawan dkk) 65 JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOL. 11 NO. 1 JULI 2010: 59-66

V. KESIMPULAN Kesimpulan dalam paper ini adalah hasil simulasi penghitungan efisiensi maksimum atau optimal PLTGU Priok hasil eksperimen menggunakan simulasi penghitungan efisiensi dengan metode komputasi Newton Raphson memiliki selisih sekitar 0,023 dan 0.021 % dengan hasil perhitungan experimen. Dengan kata lain, metode komputasi dapat digunakan untuk menguji penghitungan nilai efisiensi suatu mesin. Metode Komputasi ini pada bidang meteorologi dan klimatologi dapat digunakan untuk mencari solusi persamaanpersamaan dalam bentuk polinomial, mengingat proses fisika awan, fisika atmosfer dll sangat banyak yang merupakan persamaan polinomial. Hasil perhitungan efisiensi dalam PLTGU dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mencari seberapa besar peran PLTGU dalam pemansan global, dan dicari pemecahannya sebagai upaya dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. VI. DAFTAR PUSTAKA Cengel, Yunus A and Michael A. Boles, Michael. 2001. Thermodynamics An Engineering Approach. Mc Graw Hill Inc. New York : 881 hlm. Kulshrestha S.K. 1983. A Textbook of Applied Thermodynamics, Steam and Thermal Engineering. Jodhpur : 513 hlm. Weedy, B.M. 1979. Electric Power Systems. John Wiley & Sons Ltd, (London : 406 hlm), 1-2. Elgerd-O.l. 1982. Electric Systems Theory : An Introduction, 2d.ed. Mc Graw Hill Book Company, (New York : 578 hlm), 3-4. Santosa, Budi, Matlab untuk Statistika & Teknik Optimasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2008), 1-2. Pudja Putu, Budi Suhardi, Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia, (Jakarta, BMKG, 2009) Dodo Gunawan, Kadarsah, Asteria, Observation Data Analysis and Climate Change, Research - paper presentation (Denpasar, Geoss, 2010). http://mesinunimus.files.wordpress.com/ 2008/02/analisa-efisiensiperformahrsg.pdf.m 23 Oktober 2008, pk 11.28. http://www.pdf-searchngine.com/thermodynamic-pdf.html. 31 Juli 2008, pk 18.51. http://www.pdf-search-engine.com/gasturbine-pdf.html. 23 Oktober 2008, pk 11.32. http://digilib.petra.ac.id/image/bg_3smal l.jpg. 7 Desember 2009, pk 23.33. ABB. 1993. Gas Turbine Operation Manual. ABB. ABB. 1993. Combined Cycle Operation Manual. ABB. PT. PLN ( Persero ). 1994. Komisioning PLTGU Priok. PT PLN ( Persero ) Jasa Teknik Kelistrikan. http://www.ncad.net/advo/cinerno/ger3 567h.pdf.html. 15 Februari 2010, pk 17.56. HASIL PERHITUNGAN EFISIENSI THERMAL PLTGU DAN PELUANGNYA SEBAGAI PENYUMBANG PEMANASAN UDARA (STUDI PADA PLTGU PRIOK PADA POLA OPERASI 2-2-1 MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON) I Made Astra, Iwan Sugihartono, Lanny Chaterine 66