PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)

BAB III METODE KAJIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KABUPATEN KAMPAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. 1. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni-7 Juli 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Dinas Koperasi & UKM Raden Panji Suroso Malang.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

III. METODE PENELITIAN A.

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK/RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sedangkan lokasi penelitian bertempat di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

METODE PENELITIAN. a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

BAB I. PENDAHULUAN A.

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER. Sri Subekti Fak. Pertanian RINGKASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. makanan berdasarkan menu sehat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN INDRAMAYU

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

PEGUATA PERA LEMBAGA KELOMPOK TAI DALAM PEGEMBAGA USAHA TAI KOPI RAKYAT (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) Hesti Herminingsih Staf Pengajar pada Fakultas MIPA Universitas Terbuka Jember Alamat. Jl. Kaliurang o A Jember 6811 ABSTRACT The objectives of this study were as follows to analyze the role of farmer group in development of coffee farming. The study was designed as a descriptive correlation study that conducted in January-March 010.The number of 64 respondents using proportionate stratified random sampling method of all smallholder coffee farming groups in Sidomulyo Village Silo District Jember Regency. Primary and secondary data were analyzed using descriptive and inferential statistics with Rank Spearman correlation. Results showed that there were production unit, economic unit and learning proces has significantly correlation with facility of farming, economic unit and learning proces has significantly correlation with harvest process variable; and economic unit has significantly correlation with postharvest coffee farming. Key Words: robusta coffe, farmer group, intitutions PEDAHULUA Kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan subsektor perkebunan yang sangat layak untuk dikembangkan sebagai penyumbang potensial dalam memperbesar pendapatan negara dan meningkatkan penghasilan pengusaha dan petani. Kelembagaan petani dewasa ini telah menjadi alat yang penting untuk menjalankan program baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swadaya dari masyarakat yang bersangkutan. Salah satu potensi masyarakat yang belum secara optimal didaya-gunakan adalah lembagalembaga sosial-tradisional yang telah mengakar di masyarakat, seperti Kelompok Tani di wilayah sentra produksi kopi, yang didukung oleh Gapoktan di Tingkat Kabupaten dan Propinsi. Lembaga kelompok tani selalu menggunakan jalur struktural, dan lemah dari pamantapan aspek strukturalnya. Struktur organisasi dibangun lebih dahulu, namun tidak diikuti oleh pemantapan aspek kulturalnya. Sikap berorganisasi belum tumbuh pada diri pengurus dan anggotanya, meskipun wadahnya sudah tersedia. Berdasarkan konsep sistem agribisnis, aktivitas pertanian perdesaan tidak akan keluar dari upaya untuk menyediakan sarana produksi pertanian. Dalam hal ini kesadaran petani kopi rakyat untuk menerapkan inovasi teknologi merupakan kunci adanya perubahan menuju tercapainya produksi dan produktivitas kopi yang tinggi, sehingga peningkatan kesadaran dalam penerapan inovasi teknologi perlu mendapatkan prioritas perhatian bagi pihak-pihak yang terkait. Demikian halnya Kabupaten Jember Jawa Timur sebagai daerah yang secara umum sesuai untuk menempatkan kegiatan perkebunan sebagai kegiatan ekonomi penduduk yang paling dominan. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah produsen kopi terbesar kedua di Jawa Timur dengan jumlah petani kopi di tahun 008 mencapai sekitar 17.090 orang dan jumlah produksi 1.976,87 ton. Produksi tersebut sebagian besar kontribusinya adalah dari wilayah Kecamatan Silo dengan produksi 788,83 ton, dengan luas areal.19,3 ha dan produktivitasnya sekitar 0,4 ton/ha (Dishutbun Kabupaten Jember 006). Perkebunan kopi di Kabupaten Jember sebagian besar didominasi oleh kumpulan kebun-kebun kecil yang dimiliki petani (perkebunan rakyat) dengan luas lahan antara 1- hektar. Petani yang memiliki perkebunan rakyat ini belum mempunyai modal, 46 J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011

teknologi dan pengetahuan yang cukup untuk mengelola tanaman secara optimal. Dengan demikian, produktivitas tanaman relatif rendah dibandingkan dengan potensinya. Selain itu, petani umumnya juga belum mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan untuk ekspor. Dengan demikian upaya pengembangan usahatani kopi untuk meningkatkan produksi dan mutu kopi perkebunan rakyat melalui penguatan peran lembaga kelompok tani perlu segera mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait. METODE PEELTIA Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian diskriptif korelasional dengan metode survei yang bertujuan untuk menjelaskan: peran lembaga kelompok tani terhadap pengembangan usahatani kopi rakyat. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Tahun 010 di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Jawa Timur. Lokasi Penelitian dipilih secara sengaja atau purposive dengan pertimbangan wilayah tersebut merupakan kawasan sentra usahatani kopi rakyat dengan produksi dan luas areal terbesar di Kabupaten Jember. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah petani kopi rakyat yang ada di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo kabupaten Jember. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode proportionate Random Sampling (azir 003). Ukuran sampel yang akan ditarik secara random dari masing-masing stratum digunakan pendapat Slovin, yaitu dengan menggunakan formulasi sebagai berikut (Umar, 003): n 1 e Keterangan : = jumlah populasi n= jumlah sampel e = persen kelonggaran ketelitian ; Jadi, jumlah sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut: 83 n ; 1 (83x(0.06 )) n = 64 Dalam penentuan sampel pada tiap kelompok dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Ridwan 007): i ni x n Keterangan: n i = jumlah sampel pada strata ke i n = jumlah sampel seluruhnya i = jumlah sampel total = jumlah populasi seluruhnya Tabel 1. Populasi dan Sampel Responden ama Kategori/ Populasi Sampel Kelas (orang) (orang) Suluh Tani Lanjut 30 3 Sidomulyo Madya 30 3 Barokah Lanjut 3 16 Sumber: Penyuluh Perkebunan, 009 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, dimana: 1. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan metode wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah ditentukan.. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait yaitu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Kantor Kepala Desa, Kantor Kecamatan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan instansi lainnya. Analisis Data Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen peneltian dapat dikatakan memiliki validitas dan reliabilitas apabila telah dirancang dengan baik dan mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Validitas instrumen dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson yaitu: J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011 47

r xy r X s XY XY X Y Y Reliabilitas instrumen dapat dipenuhi jika pengukuran sudah memenuhi kriteria meliputi konsistensi, kecermatan dan akurasi. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (a) dari Cronbach dengan rumus: r k k n 6 i n( n 1 1 i1 1 1 t X X i Keterangan: r i1 = Reliabilitas instrumen / koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal = Jumlah varians bulir i t = Varians total = Jumlah responden di 1) Dimana Cara pemberian skor terhadap masing-masing butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert dengan skor tertinggi diberikan pada jawaban yang positif (sangat setuju/sangat baik) dan skor terendah pada jawaban yang negatif (sangat tidak setuju/sangat tidak baik) yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut : a. skor 5 : sangat baik b. skor 4 : baik c. skor 3 : kurang baik d. skor : tidak baik e. skor 1 : sangat tidak baik Analisis Rank Spearman Untuk mengetahui hubungan antara peran lembaga kelompok tani terhadap pengembangan usaha tani kopi rakyat digunakan analisis korelasi Rank Spearman sebagai berikut (Wibowo, 000) : Keterangan : di = beda diantara pasangan jenjang n = jumlah pasangan jenjang rs = koefisien korelasi Rank Spearman Pengujian signifikansi dari rs dengan sampel besar (n > 10) dapat menggunakan uji z dengan rumus sebagai berikut (Wibowo, 000) : z rs n 1 Kriteria pengambilan keputusan : a. Z hitung > Z tabel, Ho ditolak berarti faktor dependent berkorelasi nyata dengan faktor independen. b. Z hitung Z tabel, Ho diterima berarti faktor dependent tidak berkorelasi nyata dengan faktor independen. Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut; KD = rs x 100% Penafsiran nilai koefisien determinasi dijelaskan pada tabel berikut ini; Tabel. Penafsiran ilai Koefisien Determinasi Derajat Arti Hubungan 0 19 Sangat Rendah (SR) 0 39 Rendah (R) 40 59 Sedang (S) 60 59 Kuat (K) 80-100 Sangat Kuat (SK) Sugiyono, 006 HASIL DA PEMBAHASA 1. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pengembangan Budidaya Usahatani Kopi Rakyat. Faktor penentu pengembangan usahatani kopi yang pertama adalah penguasaan budidaya usahatani kopi rakyat. Hasil analisis dapat diperlihatkan pada Tabel 3. 48 J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011

Tabel 3. Hasil Analisis Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pengembangan Budidaya Usahatani Kopi Rakyat. Variabel rs rs sig Ket KBM -0,19 1,664 0,363 SR Produksi -0,197 3,881 0,161 SR Kerjasama 0,133 1,769 0,347 SR Ekonomi 0,036 0,130 0,800 SR Sumber: Data Primer Diolah Tahun 010 Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa peran lembaga kelompok tani dalam mendorong anggotanya untuk lebih mengembangkan budidaya usahatani kopi rakyat masih sangat rendah. Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel peran memiliki koefisien determinasi yang sangat rendah dengan nilai koefisien 1,664 untuk kelas belajar mengajar (KBM), 3,881 untuk unit produksi, 1,769 untuk kerjasama dan 0,130 untuk unit ekonomi. Keempat variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga keempatnya memiliki hubungan tidak berbeda nyata terhadap pengembangan budidaya usahatani kopi rakyat dengan kekuatan hubungan termasuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini disebabkan masyarakat Desa Sidomulyo cenderung menganggap usahatani kopi rakyat sebagai pekerjaan sampingan. Tanaman kopi di lahan mereka umumnya kurang mendapatkan pemeliharaan optimal. Hanya sesekali saja beberapa anggota koperasi memberikan pupuk kompos yang merupakan limbah dari ternak mereka. Padahal, budidaya tanaman kopi sangat tergantung dari pemeliharaan tanaman yang baik. Perawatan dengan pemangkasan ranting dan cabang harus dilakukan minimal setahun sekali. Pemangkasan akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas kopi, baik aspek kuantitas maupun kualitas. Faktor lain yang lebih penting ternyata, selama ini para petani kopi di lokasi penelitian belum memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai pemeliharaan atau budidaya tanaman kopi. Pola yang dilakukan petani di Desa Sidomulyo seperti yang selama ini, kopi dibiarkan tumbuh secara alami setelah ditanam. Mereka biasanya senang kalau kopi semakin tinggi dan memiliki ranting yang banyak. Padahal idealnya, tanaman kopi harus selalu dipangkas dan ketinggian idealnya adalah satu setengah meter dengan bentuk kerucut.. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Ketersediaan Saprodi Usahatani Kopi Rakyat. Faktor penentu pengembangan usahatani kopi yang kedua adalah ketersediaan saprodi selama usahatani kopi rakyat berlangsung. Hasil analisis dapat diperlihatkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Ketersediaan Saprodi Usahatani Kopi Rakyat. Variabel rs rs sig Ket KBM 0,405 16,403 0,003 SR Produksi 0,605 36,603 0,000 R Kerjasama 0,001 0,000 0,997 SR Ekonomi -0,656 43,034 0,000 S Sumber: Data Primer Diolah Tahun 010 Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa peran lembaga kelompok tani dalam mendorong anggotanya dalam memenuhi ketersediaan saprodi usahatani kopi rakyat masih sangat rendah. Tabel 4 menunjukkan hasil yang lebih beragam. Variabel KBM dan kerjasama menunjukkan nilai koefisien determinasi yang sangat rendah dengan nilai masing-masing adalah 16,403 dan 0. Hal ini menunjukkan KBM dan Kerjasama dalam lembaga kelompok tani di Desa Sidomulyo masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi untuk lebih mendorong ketersediaan saprodi. Saprodi dalam usahatani sangat berperan penting, kekurangan saprodi akan berdampak pada pengelolaan usaha tidak tepat waktu dan sasaran akibatnya dapat dipastikan produktivitas buah kopi yang kurang optimal. Penguatan KBM dan kerjasama dalam kelompok tani di Desa Sidomulyo penting untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan demikian, KBM dan Kerjasama J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011 49

dalam kelompok tani bisa mendorong masing-masing anggota untuk menjamin ketersediaan saprodi selama usahatani berlangsung. Variabel Produksi memiliki koefisien determinasi 36,6 dengan keeratan hubungan masuk dalam kategori rendah. Variabel produksi nampaknya memberikan kontribusi yang lebih baik dalam variabel KBM dan kerjasama. Hasil analisis ini memberikan arti bahwa unit produksi kopi di Desa Sidomulyo memiliki peran yang cukup baik dalam menjamin ketersediaan saprodi walaupun masih perlu untuk dilakukan peningkatan lagi. Variabel yang terakhir adalah Unit Ekonomi. Berdasarkan hasil analisis unit ekonomi memberikan nilai koefisien determinasi paling tinggi diantara variabel peran yang lain yaitu sebesar 43,034 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (berbeda nyata). Hasil analisis ini memberikan arti bahwa unit ekonomi sudah berjalan cukup baik sehingga memberikan peran yang lebih baik diantara variabel peran yang lain. Indikator unit produksi mencakup unit pemasaran, simpan pinjam/ permodalan, pembentukan koperasi tani dan kemitraan. Unit pemasaran yang ada di Desa Sidomulyo sudah berjalan dengan baik. Produk kopi bubuk yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok tani telah dipasarkan tidak hanya wilayah Desa Sidomulyo namun sudah merambah ke desa tetangga. Bekerjasama dengan salah satu universitas di Kabupaten Jember, koperasi tani Sidomulyo telah mengembangkan website untuk mendukung pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok tani. Dengan demikian, kontribusi unit produksi dalam berperan menjamin ketesediaan saprodi menjadi lebih baik diantara variabel yang lainnya. 3. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pemanenan Usahatani Kopi Rakyat. Faktor penentu pengembangan usahatani kopi yang ketiga adalah pemanenan kopi rakyat. Hasil analisis dapat diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pemanenan dalam Usahatani Kopi Rakyat. Variabel rs rs sig Ket KBM 0,561 31,47 0,000 R Produksi 0,94 8,644 0,034 SR Kerjasama -0,075 0,563 0,599 SR Ekonomi 0,56 7,668 0,000 R Sumber: Data Primer Diolah Tahun 010 Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa peran lembaga kelompok tani dalam mendorong anggotanya untuk melakukan pemanenan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam sistem ushatani kopi tergolong rendah. Variabel KBM dan Ekonomi memiliki koefisien determinasi masingmasing 31,47 dan 7,668 dengan signifikansi berbeda nyata dengan kekuatan hubungan rendah. Variabel KBM dan ekonomi dapat memberikan hubungan yang lebih baik dari dua variabel lainnya dikarenakan KBM merupakan wadah bagi tiap anggota untuk berbagai ilmu dari masing-masing anggota. Anggota kelompok tani pada waktu tertentu selalu mengadakan pertemuan baik secara formal maupun informal untuk berbagi informasi dan teknologi yang terbaru yang telah diketahui oleh anggota. Kegiatan ini minimal difasilitasi oleh pengurus koperasi. Pengurus koperasi juga tidak segansegan untuk berkoordinasi dengan penyuluh setempat dan dinas pertanian apabila menemui kesulitan ataupun masalah yang tidak dapat ditemukan solusinya dalam diskusi kelompok. Selain diskusi kelompok pengurus juga memfasilitasi dengan baik kebutuhan anggota dalam usahatani kopi baik secara modal, pemasaran dan alsintan dan kebutuhan lainnya. Hal inilah yang menjadikan KBM dan Unit ekonomi dapat memberikan kontribusi yang lebih baik daripada kedua variabel lainnya. Variabel produksi dan kerjasama masih memiliki keeratan hubungan yang sangat rendah dalam mendorong anggota 50 J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011

untuk melakukan pemanenan kopi sesuai dengan ketentuan panen kopi yang sudah disosialisasikan oleh dinas pertanian terkait. ilai koefisien determinasi dari masingmasing adalah 8,644 dan 0,653. Unit produksi memiliki nilai signifikansi 0,034 atau dapat dikatakan memiliki hubungan yang berbeda nyata terhadap pemanenan kopi yang dilakukan oleh anggota. Hal ini disebabkan oleh unit produksi dalam kelompok tani bertanggung jawab terhadap penyediaan bibit, pupuk dan alsintan yang diperlukan oleh anggota. Kelompok tani juga menentukan pola dan usahatani yang akan dilakukan oleh kelompok. Kegiatan panen kopi mempunyai teknik khusus salah satunya yang paling penting adalah panen dilakukan secara bertahap minimal tiga tahap agar diperoleh kualitas buah kopi yang baik. Peran kelompok tani dalam menjamin anggota akan melakukan teknik pemanenan dengan baik sangat besar. Peran penyuluh dan dinas pertanian sangat diperlukan dalam teknik pemanenan agar didapatkan hasil buah kopi yang baik. Selama ini banyak anggota yang kurang optimal dalam menerapkan panen kopi petik merah dikarenakan pasar masih belum memberikan perbedaan harga 4. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pasca Panen Usahatani Kopi Rakyat. Faktor penentu pengembangan usahatani kopi yang terakhir atau keempat adalah pasca panen kopi rakyat. Hasil analisis dapat diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Peran Lembaga Kelompok Tani Terhadap Pasca Panen dalam Usahatani Kopi Rakyat. Variabel rs rs sig Ket KBM 0,35 10,563 0,019 SR Produksi 0,397 15,761 0,004 SR Kerjasama -0,154,37 0,75 SR Ekonomi 0,451 0,340 0,001 R Sumber: Data Primer Diolah Tahun 010 Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa peran lembaga kelompok tani dalam mendorong anggotanya untuk mengembangkan kegiatan pasca panen secara keseluruhan tergolong sangat rendah. Variabel KBM, produksi dan kerjasama memiliki hubungan yang sangat rendah dengan tingkat signifikansi berbeda nyata untuk KBM dan produksi dan tidak berbeda nyata untuk kerjasama. Hal ini menunjukkan bahwa hingga saat ini ketiga komponen dalam peran lembaga masih belum mampu untuk memberikan dorongan yang kuat bagi anggota untuk lebih meningkatkan penanganan pasca panen hasil kopinya. KBM di Desa Sidomulyo masih belum optimal dalam berperan sebagai media diskusi antar anggota terkait dengan penanganan pasca panen. Padahal kopi merupakan produk yang memiliki nilai jual tinggi jika pengolahan yang dilakukan dikerjakan dengan baik. Pengolahan yang baik meliputi tingkat kelembapan yang rendah pada kopi ose, tidak terlalu banyak batu atau kerikil dalam biji kopi yang dijual. Apabila kopi dijual dalam bentuk kopi bubuk maka ia haruslah memiliki cita rasa yang khas. Demikian halnya produksi dan kerjasama masih belum mampu untuk mendorong anggota untuk lebih baik dalam penangan pasca panen kopi. Kondisi ini menunjukkan pembinaan kelompok tani sangat diperlukan demi penguatan kelembagaan kedepan. Pembinaan perlu dilakukan tidak hanya terhadap pengurus saja namun juga para anggota secara keseluruhan. Usahatani akan selalu dihadapkan pada intervensi dari lingkungan agribisnisnya. Intervensi dapat berasal dari komponen saprodi, pemasaran, pengolahan hasil, lembaga penyedia modal, dan lainnya. Komponen-komponen tersebut pada dasarnya merupakan sebuah lembaga. Oleh karena intervensi dilakukan oleh sebuah lembaga maka dirasakan penting untuk menyatukan usahatani dalam sebuah organisasi/lembaga sehingga memiliki kekuatan untuk menghadapi lembaga yang mempengaruhinya. Apabila intervensi tersebut dihadapi oleh seorang individu tanpa ada kekuatan J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011 51

lembaga dibelakangnya maka individu tersebut dalam hal ini adalah petani kopi akan kurang mempunyai posisi tawar dan sangat lemah sehingga akan mudah bagi lembaga tersebut untuk mempengaruhinya. Pengaruh lembaga terhadap individu petani dapat sangat merugikan karena terdapat berbagai kepentingan yang menyertainya dan seringkali kepentingan-kepentingan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani setempat. Dengan demikian penguatan kelompok tani sebagai lembaga yang terorganisir perlu untuk dilakukan agar memiliki posisi tawar dan daya saing yang kuat terhadap lingkungan eksternalnya. Mempertahankan kelompok tani memang bukan merupakan tugas yang mudah. Kelompok tani harus selalu kompak dan solid agar dapat seiring sejalan. Agar kelompok dapat tetap kompak, keempat komponen peran kelompok tani yaitu kelompok tani sebagai media kelas belajar mengajar, unit produksi, kerjasama dan unit ekonomi harus terus mendapatkan pembinaan dari instansi setempat. Yang perlu juga diingat dalam upaya penguatan kelembagaan harus berpegang pada prinsip kebutuhan, efektifitas, efisiensi, fleksibilitas, manfaat dan keberlanjutan. SIMPULA DA SARA Simpulan Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pembahasan dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut; 1. Keempat variabel pembentuk peran lembaga kelompok tani yang meliputi KBM, unit produksi, kerjasama dan unit ekonomi memiliki keeratan hubungan yang tergolong sangat rendah dan tidak berbeda nyata dalam pengembangan budidaya usahatani kopi rakyat.. Variabel unit ekonomi, unit produksi dan KBM memiliki hubungan yang berbeda nyata dengan kekuatan hubungan masing-masing secara berurutan sedang, rendah dan sangat rendah sedangkan kerjasama berhubungan tidak nyata dan memiliki kekuatan hubungan yang sangat rendah terhadap penyediaan saprodi dalam pengembangan usahatani kopi rakyat. 3. Variabel KBM dan Unit ekonomi memiliki tingkat hubungan yang rendah dan berkorelasi nyata dengan kekuatan hubungan yang masih rendah. Unit produksi memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah dan berkorelasi nyata sedangkan kerjasama berkorelasi tidak nyata dengan kekuatan hubungan sangat rendah terhadap pengembangan pemanenan dalam usahatani kopi rakyat. 4. Variabel yang berkorelasi nyata dan memiliki kekuatan hubungan rendah terhadap pengembangan pasca panen kopi rakyat adalah unit ekonomi. Sedangkan KBM dan unit produksi memiliki kekuatan hubungan yang sangat rendah namun masih berbeda nyata, sedangkan kerjasama memiliki kekuatan hubungan yang sangat rendah namun tidak berbeda nyata terhadap pengembangan pasca panen dalam usahatani kopi rakyat. Saran Perlu penguatan peran kerjasama dalam kelembagaan kelompok tani agar kelompok tani mampu bertahan terhadap intervensi dari lembaga eksternal. Penguatan peran yang lain seperti unit ekonomi dan produksi agar selain memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi anggota juga untuk menjaga stabilitas kelompok tani agar tetap kompak. Kelas belajar mengajar sebagai wahana diskusi perlu lebih ditingkatkan tidak hanya terbatas dikelas saja namun juga di lapangan, pada kegiatan-kegiatan produksi dan ekonomi agar dapat terus berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Adikarta. 009. Data PPL Kelompoktani Perkebunan di Kabupaten Jember. Jember: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dishutbun Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember. 006. Potensi Perkebunan di 5 J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011

Kabupaten Jember. Jember: Dishutbun. Ditjenbun Direktorat Jenderal Perkebunan. 007. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta: Ditjenbun. azir, M. 003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ridwan M. 007. Analisis Regresi dan Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta. Umar H. 003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama J-SEP Vol. 5 o. 1 Maret 011 53