GAMBARAN TUNGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI BPM NY RUJI AMINAH POJOKSARI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan penelitian ini meliputi hasil analisis univariat yaitu pengetahuan ibu

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 TENTANG SENAM HAMIL

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

Mike Ahyu Puspita*), Gipta Galih Widodo**), Indri Mulyasari***)

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENGERTIAN MASA NIFAS

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013

BAB III KERANGKA KONSEP

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

DAFTAR PUSTAKA. Andarmoyo, S Keperawatan Keluarga Konsep, Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MOBILISASI DINI PASCA HEACTING PERINEUM DI BPS DESI ANDRIYANI GARUNTANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

GAMBARAN TUNGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI BPM NY RUJI AMINAH POJOKSARI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG INTISARI Nara Paranita 1) Ari Andayani 2), Eti Salafas 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo Senam nifas penting sekali di lakukan oleh ibu nifas supaya terhindar dari segala perasaan tidak nyaman, mengembalikan kebugaran tubuh pasca persalinan, serta mempertahankan bentuk tubuh agar tetap seperti sebelum hamil. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai hari ke sepuluh, terdiri dari gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas. Tekhnik pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa statistik dengan menggunakan univariat. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Responden pada penelitian ini adalah 27 responden. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas kategori kategori baik sebanyak 6 orang (22,2%), kategori cukup sebanyak 8 orang (29,6 %) dan kategori kurang sebanyak 13 orang (48,1%). Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 13 orang (48,1%). Diharapkan ibu nifas dapat meningkatkan kesadaran untuk menambah banyak informasi tentang perawatan pada masa nifas terutama senam nifas. Kata kunci : Pengetahuan, Senam Nifas PENDAHULUAN Latar Belakang Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti prahamil. Sekitar 50 % kematian ibu terjadi 24 jam pertama postpartum. (Dewi, 2011 : 1). Masa nifas adalah masa kritis bagi ibu, banyak komplikasi yang terjadi pada masa nifas. Yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pemulihan alat reproduksi, seperti sub involusi uteri, tromboplebitis, perdarahan, eklamsia, infeksi. Perdarahan pasca persalinan biasanya disebabkan oleh atonia uteri dan sisi plasenta (80%), laserasi jalan lahir (20%) serta gangguaan faal pembekuan darah pasca solusio plasenta eklampsia (24%), infeksi (11%), tromboplebitis (3%), komplikasi masa puerpureum (8%), dan lain-lain (11%). (Depkes, 2009). 1

Komplikasi tersebut akan berakibat pada kematian apabila tidak ditangani atau dicegah. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mobilisasi dini, dan senam nifas. Pada masa nifas, terjadi perubahanperubahan, endometrium, ligamentum, atau perubahan pada alat- alat reproduksi yang akan kembali seperti sebelum hamil,ibu juga mengalami masa menyusui atau laktasi, maupun perubahan psikologis menghadapi keluaga baru. Ibu pasca persalinan biasanya takut untuk banyak bergerak atau mobilisasi, karena takut, letih, dan sakit. Pada umumnya para ibu nifas enggan untuk berolahraga guna menunjang kesehatanya, dikarenakan rutinitas harian yang telah disibukan oleh buah hatinya.selain rutinitas yang berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, kebanyakan ibu nifas yang tidak mengetahui mengenai senam nifas. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas. (Anggraeni, 2010 ; 146). Senam nifas penting sekali di lakukan oleh ibu nifas supaya terhindar dari segala perasaan tidak nyaman, mengembalikan kebugaran tubuh pasca persalinan, serta mempertahankan bentuk tubuh agar tetap seperti sebelum hamil. Untuk hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan senam nifas dilakukan sedini mungkin, dengan catatan ibu menjalani persalinan normal dan tidak ada penyulit postpartum, dan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, lalu secara teratur setiap hari. Manfaat senam nifas untuk mengencangkan otototot perut, liang senggama, otot-otot sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul dan memperlancar sirkulasi darah. (Dewi, 2011;81). Masyarakat kurang menganggap penting dan kurang mengetahui mengenai senam nifas. Kebanyakan masyarakat masih mempercayai bahwa memakai gurita diyakini dapat melangsingkan perut. Tradisi tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh melakukan aktivitas berat, padahal pada masa ini penting sekali untuk dilakukan mobilisasi dini, untuk mampercepat proses involusi uterus. Hal ini menyebabkan banyak ibu nifas tidak melakukan senam nifas, walaupun sudah disarankan oleh bidan. Banyak Ibu beranggapan bahwa senam nifas merupakan aktivitas yang berat yang ditakutkan dapat mempengaruhi keadaannya. Kebanyakan ibu juga bekerja sehingga tidak ada waktu untuk melakukan dirumah. Meskipun banyak manfaat dari senam nifas,tidak semua ibu nifas dapat melakukan senam nifas, tergantung dari rekomendasi dokter, dan kondisi ibu nifas itu sendiri, seperti komplikasi selama persalinan tentu tidak diperbolehkan melakukan senam nifas, demikian juga untuk kelainan-kelainan seperti jantung, ginjal, atau diabetes. (Anggraeni, 2010;146). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Ny. Ruji Aminah, Pojoksari, Ambarawa pada tanggal 10 Oktober 2013 didapatkan bahwa pada bulan Oktober September tahun 2013 terdapat 30 ibu nifas yang melahirkan normal. Dari 30 ibu nifas hanya 6 orang yang pernah melakukan senam nifas, dan 24 orang tidak melakukan senam nifas. Hal ini dikarenakan 1 (4,2%) orang yang menderita sub involusi uteri, 3 (12,5%) orang mengeluh nyeri pinggang dan 20 ibu nifas yang lainnya enggan untuk banyak bergerak atau berolahraga, rutinitas sehari hari yang disibukan oleh buah hatinya, lokasi yang jauh dan tidak ada yang mengantar, tidak adanya dukungan dari keluarga, dan kurangnya pengetahuan tentang senam nifas. Hasil wawancara dari 6 orang ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas didapatkan hasil 2 (28,6 %) orang mengetahui tentang senam nifas meliputi tentang pengertian, manfaat, tujuan, kontraindikasi senam nifas, 4 (57,1%) orang tidak mengetahui mengenai senam nifas. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan 2

ibu nifas tentang senam nifas di BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Geografis dan Demografis Lokasi penelitian ini adalah di BPM Ny. Ruji Aminah Di Desa Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Banyubiru, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Lodoyong sebelah timur bersebelahan dengan desa Bejalen, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ngampin. BPM Ny. Ruji Aminah berada di Tingkat Kecamatan letaknya ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa. BPM Ny. Ruji Aminah memiliki 1 tenaga kesehatan dengan pendidikan ahli madya kebidanan, sarana prasarana yang dikatakan cukup memadai antara lain 1 ruang periksa,1 ruang bersalin dengan 1 tempat tidur dan 1 ruang nifas. Pelayanan yang diberikan yaitu bersalin, ANC, KIA, KB, dan imunisasi. Waktu pelayanan umum dimulai pada pukul 06.00 WIB 21.00 WIB, sedangkan pelayanan bersalin dilayani 24 jam. Hasil Penelitian Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, 2014 Umur Frekuensi Persentase < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun 3 21 3 11,1 77,8 11,1 Jumlah 27 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 21 orang (77,8%). Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, 2014 Pendidikan Frekuensi Persentase PT SMA SMP SD 0 9 14 4 0 33,3 51,9 14,8 Jumlah 27 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar berpendidikan SMP, yaitu sejumlah 14 orang (51,9%). Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi 2014 Pekerjaan Tidak bekerja Petani Swasta Wiraswasta PNS Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Frekuensi Persentase (%) 10 37.0 0 0 13 48,1 4 14,8 0 0 Jumlah 27 100,0 Berdasarkan tabel 4.3, dapat nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar bekerja sebagai karyawan/swasta, yaitu sejumlah 13 orang (48,1%). 3

Pengetahuan Ibu tentang Senam Nifas Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, 2014 Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang 6 8 13 22,2 29,6 48,1 Jumlah 27 100,0 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 13 orang (48,1%) PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian dapat nifas di BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 21 orang (77,8%), responden yang berumur < 20 tahun sebanyak 3 responden (11,1%), dan sisanya responden yang berumur > 35 tahun sebanyak 3 responden (11,1%). Diketahui bahwa distribusi frekuensi usia ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah yaitu sebagian besar berumur 20 35 tahun yaitu sebanyak 21 responden (77,8%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian ibu nifas masuk dalam usia reproduksi sehat, yang sesuai dengan teori dari Depkes RI (2011) yang mengatakan usia reproduksi sehat adalah yang berusia 20 35 tahun. Menurut Elisabeth yang dikutip dari Nursalam (2003) umur individu yang terhitung dari saat dilahirkan sampai berulang tahun. Umur mempunyai peran penting dalam memperoleh pengetahuan karena daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Menurut pendapat Hurlock (1998) dalam Wawan dan Dewi (2010) bahwa semakin cukup umur seseorang pola pikirnya akan semakin matang dan pengetahuanya semakin baik. Umur responden dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena semakin cukup umur seseorang maka pola pikir akan semakin matang dan tingkat pengetahuan semakin baik. Dengan demikian responden juga akan semakin mudah memahami pengetahuan tentang senam nifas. Umur yang reproduktif tidak bisa menjamin akan pola pikir yang semakin matang dan tingkat pengetahuan yang tinggi. Tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh umur saja, namun masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan sosial budaya. Berdasarkan penelitian dapat nifas di BPM Ny Ruji Aminah, Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 14 responden (51,9%), yang berpendidikan SMA sebanyak 9 responden (33,3%), dan yang berpendidikan SD sebanyak 4 responden (14,8%). Distribusi frekuensi pendidikan ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah, yaitu sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 14 responden (51,9%), dan terbanyak kedua adalah berpendidikan SMA sebanyak 9 responden (33,3%). Pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, akan semakin mudah menerima pengetahuan. Tingkat pendidikan terendah dimulai dari tidak tamat SD, hingga tingkat yang tertinggi adalah perguruan tinggi, namun pengetahuan dapat di dapat dari luar lingkup pendidikan, seperti melalui media elektronik, media masa, dan dari orang lain dilingkungan sekitar. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan 4

yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan ( Notoadmodjo, 2010 ). Pendidikan yang rendah, akan mempengaruhi daya serap terhadap suatu informasi yang diterima. Tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan saja, namun masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti umur, pekerjaan, ekonomi, dan sosial budaya. Berdasarkan penelitian dapat nifas di BPM Ny Ruji Aminah, Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar bekerja swasta sebanyak 13 responden (48,1%), yang tidak bekerja / IRT sebanyak 10 responden (37,0%), dan yang berwiraswasta sebanyak 4 responden (14,8%). Distribusi frekuensi pekerjaan ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta, yaitu sebanyak 13 responden (48,1%). Pekerjaan merupakan kegiatan utama yang dilakukan untuk mencari nafkah. Lingkungan pekerjaan dapat digunakan sebagai sarana dalam mendapatkan informasi yaitu dengan bertukar pikir dengan tetangganya ( Wawan dan Dewi 2010 ) Oleh karena itu status pekerjaan mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang senam nifas. Gambaran Pengetahuan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu 13 orang (48,1%), kategori cukup yaitu 8 responden (29,6%), dan kategori baik yaitu 6 responden (22,2%). Kurangnya pengetahuan responden tentang senam nifas bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, kurangnya minat dan rasa ingin tahu ibu nifas terhadap senam nifas. Apabila semakin besar rasa ingin tahu seseorang, maka makin cepat seseorang mencari tahu hal yang ingin diketahuinya tersebut dan sebaliknya semakin sedikit rasa ingin tahu seseorang, maka tidak ada keinginan untuk mencaritahu hal yang baru. Minat seseorang juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Tingginya minat seseorang akan sesuatu akan mendorong untuk mencari tahu akan hal yang ingin diketahuinya. Kurangnya pemberian informasi mengenai senam nifas baik melalui penyuluhan, pendidikan formal maupun nonformal berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan ibu nifas itu sendiri. Responden yang hanya memperoleh informasi dari bidan atau tenaga kesehatan lain, responden tidak mendapatkan informasi dari sumber yang lain seperti media massa elektronik / cetak seperti internet, surat kabar, majalah. Walaupun ibu nifas telah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan maupun dari media massa cetak / elektronik, tetapi apabila keinginan untuk mengingat informasi itu rendah maka akan menjadi informasi yang sekilas saja. Menurut Notoatmojo (2012). Ibu nifas yang telah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan maupun dari media massa cetak / elektronik, tetapi tidak pernah melakukan senam nifas akan menjadi informasi yang sekilas saja. Kurang aktifnya peran serta ibu nifas di masyarakat juga dapat mempengaruhi wawasan mengenai senam nifas, dengan kurangnya bertukar pengalaman dan pikiran kapada masyarakat atau ibu nifas yang lain. Bertukar pengalaman akan menambah wawasan seseorang. Lingkungan sekitar sangat berpengruh terhadap pengetahuan ibu, lingkungan yang masih memegang erat adat istiadat bahwa ibu nifas tidak boleh melakukan aktivitas yang berat, lingkungan yang masih menganggap bahwa senam nifas merupakan aktivitas yang berat, bahwa ibu nifas tidak boleh keluar rumah. Selain itu pengetahuan responden di BPM Ny Ruji Aminah dalam kategori 5

kurang, tidak terlepas dari kerakteristik responden yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, antara lain umur, pendidikan, dan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010), yang mengatakan umur, pendidikan, pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sebagian besar karakteristik responden adalah berumur 20 35 sejumlah 21 responden (77,8%). Umur responden dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena semakin cukup umur seseorang maka pola pikir akan semakin matang dan tingkat pengetahuan semakin baik. Dengan demikian responden juga akan semakin mudah memahami pengetahuan tentang senam nifas. Umur yang reproduktif tidak bisa menjamin akan pola pikir yang semakin matang dan tingkat pengetahuan yang tinggi. Tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh umur saja, namun masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan sosial budaya. Responden yang sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sejumlah 14 responden (51,9%). Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan (Notoadmodjo, 2010 ). Pendidikan yang rendah, akan mempengaruhi daya serap terhadap suatu informasi yang diterima. Responden yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta sejumlah 13 responden (48,1%). Responden yang sebagian besar karyawan swasta, hampir menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja. Sedikit waktu untuk mencari tahu tentang informasi tertentu. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas pada ibu nifas hari ke 1 sampai 1 minggu dalam kategori kurang yaitu sebanyak 3 responden (75%) dan dalam ketegori cukup ada 1 responden (25%), ini karena ibu nifas hari ke 1-20 hanya sebatas mendapat informasi saja, belum pernah diajarkan senam nifas. Tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 8 sampai 42 dalam kategori baik sebanyak 6 responden (26,1%), kategori cukup ada 7 responden (30,4%), dan kategori kurang ada 10 responden (43,5%). Ibu nifas hari ke 8 sampai 42 masih ada yang termasuk kategori kurang, hal ini bisa dikarenakan saat diadakan senam nifas responden tidak datang, tetapi apabila keinginan untuk mengingat informasi itu rendah maka akan menjadi informasi yang sekilas saja. Dari kuisioner yang diberikan menunjukan bahwa masih ada responden yang menjawab salah pernyataan sebanyak 8 pernyataan, yaitu pada nomor 10, 12, 14, 16, 17, 20, 26, dan 28. Pernyataan nomor 10 yang berbunyi senam nifas dapat memperbaiki sikap dan tubuh setelah hamil dan melahirkan, pernyataan nomor 12 yang berbunyi pelaksanaan senam nifas harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu, pernyataan nomor 14 yang berbunyi kerugian jika tidak dilakukan senam nifas dapat menimbulkan sumbatan vena oleh bekuan darah, pernyataan nomor 16 yang berbunyi kerugian jika tidak dilakukan senam nifas dapat menimbulkan infeksi karena involusi uterus yang tidak baik, pernyataan nomor 17 yang berbunyi kontraindikasi senam nifas adalah ibu dengan persalinan normal, pernyataan nomor 20 yang berbunyi alat yang dipersiapkan dalam senam nifas adalah matras, bantal, musik, dan pernyataan nomor 26 dan 28 yang berbunyi latihan tahap kedua, latihan mengangkat pinggul dengan, hirup nafas, kemudian menekan bokong dan pinggul ke atas, kemudian hembuskan nafas dan latihan tahap ketiga latihan merapatkan otot perut dengan menahan otot perut dengan tangan, angkat kepala dan pundak seolah hendak duduk. Padahal hal hal tersebut penting untuk diketahui ibu nifas yang berkaitan tentang senam nifas. 6

Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Selly Fadillah yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Manfaat Senam Nifas di RSB Budi Rahayu, Magelang tahun 2009 yang menyatakan bahwa ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang senam nifas. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di BPM Ny Ruji Aminah Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang Maka hasil penelitian yang didapatkan dari 27 responden dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 21 orang (77,8%). 2. Pendidikan ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sebanyak 14 orang (51,9%). 3. Pekerjaan ibu nifas di BPM Ny Ruji Aminah sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 13 orang (48/1%). 4. Pengetahuan responden tentang senam nifas di wilayah BPM Ny. Ruji Aminah Pojoksari, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 13 orang (48,1%). Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Diharapkan ibu nifas dapat meningkatkan kesadaran untuk menambah banyak informasi tentang perawatan pada masa nifas terutama senam nifas. Diharapkan bidan untuk memberi informasi dan mengajarkaan senam nifas sedini mungkin kepada ibu untuk menghindari terjadinya komplikasi komplikasi pada masa nifas. Bagi instansi pendidikan : Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran sebagai sumber pembelajaran dan pemecahan masalah yang berkaitan tentang perawatan masa nifas terutama tentang senam nifas, sebagai acuan pembelajaran yang meliputi teori atau praktek di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eni Retna,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha Medika Anggraeni, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Dewi, Vivian Nanny Lia,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetric : Obstetric Operatif, Obstetric Social, (edisi 2 ). Jakarta : EGC Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, (edisi 3 ). Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Konsep dan Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Konsep dan Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta 7

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2003.Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Prawirahardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Profinsi Jawa Tengah. 2011 Senam Memperlancar Proses Masa Nifas. 2005. Availabel from : Http://www.wedingku.com Senam Nifas Kurangi Stress Saat Melahirkan. 2005. Available from :http://www.diffy.com/kesehatan/b erita sehat/detail.php?=14614 Tri Widiyanti, Anggriyana. 2010. Senam Kesehatan. Jogjakarta : Nuha Medika Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika Widyasih, Hesty, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jogjakarta : Fitramaya 8