PENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR TERHADAP STABILITAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD)

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN BAMBU PETUNG BERLAPIS MUKA PARTIKEL FESES SAPI

KAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

Uji Keteguhan Rekat Resin Epoxy terhadap Kuat Geser Laminasi Kayu Akasia Mangium (Acacia Mangium) Haji Gussyafrl, Syafruddin, Fakhri, Eko Riawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kayu merupakan salah satu sumber alam yang bersifat dapat diperbarui.

Bambu lamina penggunaan umum

KAYU LAPIS (PLYWOOD)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

BAB III BAHAN DAN METODE

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi 2) Manfaat dan Keunggulan

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BAB III METODE PENELITIAN

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

Sifat-sifat Dasar Bambu Lapis (Fundamental Properties of Ply Bamboo)

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

Mangkurat Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas. Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KEKUATAN BUTT JOINT DAN SCARF JOINT PADA KAYU DENGAN ALAT SAMBUNG PEREKAT

Kayu lapis Istilah dan definisi

Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

Kekuatan Kayu. Revandy Iskandar M. Damanik. Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN PRODUK BAMBU KOMPOSIT. 1. Dr. Ir. IM Sulastiningsih, M.Sc 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si 3. Dr. Krisdianto, S.Hut., M.

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN SIKLIS PAPAN PARTIKEL

BAB III BAHAN DAN METODE

C11. SIFAT PEREKATAN KAYU AKASIA FORMIS (Acacia auriculiformis) DARI HUTAN RAKYAT PADA VARIASI ARAH AKSIAL, RADIAL DAN UMUR

PENGARUH POSISI RADIAL KAYU BAWANG (Dysoxylum sp.), JENIS FILLER DAN DERAJAT KELEMBUTANNYA TERHADAP KETEGUHAN REKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

PENGARUH POLA SAMBUNGAN DAN BANYAKNYA JUMLAH LAPISAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINA KAYU MERANTI MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SISA POTONGAN KAYU OLAHAN UNTUK PRODUK PAPAN LANTAI KOMPOSIT

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

Transkripsi:

PENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR ERHADAP SABILIAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD) Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSIAS SUMAERA UARA MEDAN 2008

DAFAR ISI Halaman Kata Pengantar.. i Daftar Isi.. ii Daftar abel iii Daftar Gambar iv Daftar Lampiran.. v Pendahuluan... 1 Pembuatan Plywood.. 2 Plywood Closed Side dan Open Side. 3 Plywood dan Kayu Solid... 5 Plywood Lapis Genap dan Lapis Ganjil.. 6 Plywood dan LVL... 8 Penutup 9 Daftar Pustaka 9 Lampiran.. 11

DAFAR ABEL Halaman Data Penampakan Fisik Plywood 5

DAFAR GAMBAR No eks Halaman 1. Penyusunan Lembaran Finir dalam Pembuatan Plywood 4 2. Perbandingan Persentase Pengembangan antara Plywood dengan Kayu Solid Arah Longitudinal 5 3. Perbandingan Persentase Pengembangan antara Plywood dengan Kayu Solid Arah angensial 5 4. Perbandingan Pengaruh Perubahan Kadar Air erhadap Pengembangan Antara Plywood dan Kayu Solid... 6 5. Perbandingan Persentase Pengembangan Antara Plywood Lapis Ganjil dan Lapis Genap. 7 6. Perbandingan Persentase Pengembangan Antara Plywood dengan LVL. 8

DAFAR LAMPIRAN No eks Halaman 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Plywood. 11

PENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR ERHADAP SABILIAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD) Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Email : i_risnasari@yahoo.com Pendahuluan Kayu lapis (plywood) adalah salah satu anggota panel kayu yang terbuat dari lembaran-lembaran finir, yang direkat satu sama lain dengan arah serat bersilangan tegak lurus (konstruksi silang). Plywood merupakan material yang banyak disukai masyarakat karena memiliki beberapa sifat unik yang membuatnya menjadi bahan baku yang ideal. Plywood dapat dilengkungkan dari lengkung biasa seperti bergelombang dan membentuk lingkaran, sehingga merupakan bahan material yang kuat dan fleksibel sesuai dengan tujuan penggunaan. Keistimewaan plywood sebenarnya terletak pada susunan lapisan finirnya yang membentuk konstruksi silang. Dengan konstruksi yang demikian kekuatan kayu yang secara alamiah hanya terletak searah dengan arah serat saja, dirubah kekuatannya menjadi tersebar merata sehingga panel-panel yang relatif tipis dimungkinkan memikul beban yang sama dengan kayu solid yang jauh lebih tebal. Plywood sangat praktis untuk komponen bangunan karena merupakan lempengan yang lebar dan luas yang cocok untuk penutup lantai, dinding maupun atap. Karena susunan lapisannya, plywood mempunyai bentuk yang stabil, kekuatan yang lebih homogen dibandingkan kayu solid, mudah dipotong-potong dan dikerjakan, kuat dan kayu, siap dipakai secara langsung, dapat disambung dengan paku atau perekat, dan permukaannya dapat langsung dicat karena sudah cukup halus (Surjokusumo, 1984). Plywood biasanya disusun dari finir yang berjumlah ganjil (3, 5, 7, 9 dan seterusnya) dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dari satu sisi panel ke sisi yang lainnya, dimana susut tangensial pada lapisan face dan back ditahan oleh

lapisan core yang mempunyai kekuatan sangat tinggi.sejumlah plywood juga diproduksi dengan jumlah lapisan genap, yang terbuat dari 4 atau 6 lapisan finir. Dalam hal ini dua finir diletakkan sejajar untuk membentuk lapisan core yang tebal (Haygreen dan Bowyer, 1989). Berkaitan dengan permukaan plywood maka yang biasanya digunakan dalam pembuatan plywood adalah cloosed side. Istilah cloosed side dihasilkan dari permukaan finir yang sewaktu pemotongan berada disebelah nosebar (tight side). Selain itu juga terdapat produk panil kayu yang terbuat dari lembaranlembaran finir, yaitu laminated veneer lumber (LVL), dimana lembaran-lembaran finir direkat dengan arah serat finir dibuat sejajar satu dengan yang lainnya menurut arah memanjang panil. Dengan demikian LVL sebenarnya mirip dengan plywood yang juga sama-sama terbuat dari lapisan finir kecuali konstruksi penyusun lapisan finirnya yang arah serat-seratnya dibuat saling sejajar serat. Produk ini ternyata mempunyai sifat yang sebanding dan bahkan melebihi sifat papan kayu gergajian (Bakar, 1996). Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan kajian/penelitian untuk mengetahui fenomena yang terjadi berkaitan dengan jumlah lapisan dan orientasi penyusunan lapisan finir dalam pembuatan plywood. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat-sifat plywood yang dihasilkan, terutama berkaitan dengan sifat stabilitas dimensinya. Pembuatan Plywood Vinir dengan ukuran ± 0.2 x 30 x 30 cm, serta kayu solid ukuran ± 1,5 x 15 x 25 cm dari jenis kayu balsa sebagai kontrol dipersiapkan dengan melakukan pengeringan selama ± 24 jam pada suhu 65 0 C. Vinir tersebut kemudian dibuat menjadi panel dengan komposisi sebagai berikut : a. Plywood open side 3 lapis sebanyak 2 lembar b. Plywood close side 3 lapis sebanyak 5 lembar c. Plywood close side 2 lapis sebanyak 5 lembar d. LVL close side 8 lapis sebanyak 1 lembar Pembuatan plywood/lvl dimulai dengan menentukan permukaan finir loose side dan tight side untuk menentukan tipe plywood yang akan dibuat. Kemudian finir yang

telah dibuat tersebut dibersihkan permukaannya dari semua kotoran yang melekat, serta menyiapkan perekat murni urea formaldehyde. Untuk finir yang berukukuran 30 x 30 cm besarnya berat labur perekat adalah sebesar 22-23 gram/baris rekat (atau sebesar ± 250 gr/m 2 ). Pelaburan dilakukan dengan menggunakan sistem single spreader. Finir yang telah dibuat kemudian dibiarkan selama beberapa waktu (open assembly time ± 5 menit). Finir-finir kemudian direkatkan satu sama lain sehingga membentuk plywood dan LVL dan dibiarkan selama beberapa waktu (open assembly time ± 5 menit). Plywood dikempa panas selama 1 menit/mm tebal dengan tekanan 18 kg/cm 2. Plywood dan LVL dipasangi paku pada arah tangensial dan longitudinal untuk menghitung pengembangannya dengan ulangan pada tempat berbeda dalam 1 plywood masingmasing 2 kali. Jarak antar masing-masing paku ± 10-15 cm, sebagai pembanding digunakan papan tangensial kayu solid jenis yang sama (balsa). Pengukuran pengembangan dimensi dilakukan dengan mengukur perubahan jarak antar paku yang telah dipasang sebelumnya baik pada arah tangensial maupun longitudinal. Pengukuran pertama dilakukan setelah plywood, LVL, dan papan kayu solid dikondisikan pada suhu ruangan selama 4 hari. Sampel yang telah diukur selanjutnya diletakkan dalam ruangan lembab dan pengukuran perubahan dimensi dilakukan setiap selang 2 hari selama 6 hari (3 kali pengukuran). Plywood Closed Side dan Open Side Hasil pengamatan terhadap plywood open side dan cloose side secara fisik (abel 1) memperlihatkan bahwa plywood cloosed side cenderung lebih stabil. Hal ini diduga karena permukaan tight side (permukaan finir yang sewaktu pemotongan berada disebelah nosebar) biasanya tidak mengandung retak dan halus, sehingga disebut juga dengan istilah cloose side (Gambar 1). Kemudian dalam pembuatan plywood permukaan tight side dari lapisan permukaan tidak dilabur dengan perekat dan diletakkan disebelah luar, sehingga penampilan plywood tampak rapi. Sedangkan permukaan yang retak diletakkan disebelah dalam dan dilabur dengan perekat. Dengan diisinya celah-celah retakan pada permukaan finir tersebut dengan perekat akan membuat ikatan yang lebih kuat antara lapisan yang satu dengan yang lainnya. Berbeda halnya dengan plywood open side, dimana permukaan yang mengandung retak (loose side) diletakkan disebelah luar sedangkan permukaan yang halus disebelah dalam dan dilaburi perekat.

abel 1. Penampakan Fisik Plywood Jenis Pengamatan I Pengamatan II Pengamatan III Plywood Open I Melengkung searah Melengkung searah Mulai stabil Open II Masih stabil Masih stabil Stabil Close I Melengkung searah Melengkung searah Sedikit melengkung searah Close II Stabil Stabil Stabil Close III Agak stabil Agak stabil Agak stabil (melengkung sedikit) Close IV Stabil Stabil Stabil Close V Genap I Melengkung searah Melengkung searah Melengkung sedikit searah Genap II Melengkung searah Melengkung searah Melengkung sedikit searah Genap III Agak stabil Mulai stabil Stabil Genap IV Melengkung searah Mulai stabil Stabil Genap V Melengkung searah (sedikit) Melengkung banyak searah Melengkung searah LVL Melengkung searah Melengkung sedikit searah Melengkung searah (sedikit) Kayu Solid Stabil Stabil Stabil Close Side Open Side Gambar 1. Penyusunan Lembaran Finir dalam Pembuatan Plywood

Plywood dan Kayu Solid Persentase pengembangan pada arah longitudinal dan tangensial pada pywood tidak menunjukkan kisaran yang jauh. Berbeda halnya pada kayu solid dimana perbedaan pengembangan longitudinal dan tangensial sangat jauh seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Pengembangan Longitudinal (%) 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1-2 1-3 1-4 Pengukuran : Close side I Close side II Close side III Close side IV Close side V Solid wood Gambar 2. Perbandingan Persentase Pengembangan antara Plywood dengan Kayu Solid Arah Longitudinal Pengembangan angensial (%) 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1-2 1-3 1-4 Pengukuran : Close side I Close side II Close side III Close side IV Close side V Solid wood Gambar 3. Perbandingan Persentase Pengembangan antara Plywood dengan Kayu Solid Arah angensial

Pada kayu solid keteguhan sejajar serat jauh lebih besar daripada keteguhan tegak lurus serat, sehingga titik lemahnya terletak pada arah tegak lurus serat (tangensial), yang ditandai dengan tingginya nilai pengembangan tangensial. Sedangkan pada plywood keteguhan tegak lurus serat mendekati keteguhan sejajar serat sehingga menghasilkan panel dengan stabilitas dimensi yang relatif lebih tinggi daripada kayu solid. Hal ini diakibatkan oleh konstruksi silang pada plywood, dimana pada arah tangensial lapisan face dan back yang memiliki kembang susut besar ditahan oleh lapisan core yang mempunyai kembang susut jauh lebih kecil. Demikian juga sebaliknya pada arah panjang (longitudinal). 16,00 Perubahan KA (%) Pengembangan Longitudinal (%) 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Close side I Close Close side II side III Close Close side IV side V Jenis Plywood Solid w ood Perubahan KA Persen Pengembangan aw al-akhir Perubahan KA (% ) g em bang an ang ensial ( % ) Pen 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Close side I Close side II Close Close side III side IV Jenis Plywood Close side V Solid w ood Perubahan KA Persen Pengembangan aw al-akhir Gambar 4. Perbandingan Pengaruh Perubahan Kadar Air erhadap Pengembangan Antara Plywood dan Kayu Solid Selain itu juga dipengaruhi oleh kemampuan bahan dalam menyerap air, dimana kayu solid sangat cepat menyerap air pada kondisi lembab sehingga perubahan kadar airnya lebih tinggi daripada plywood sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Plywood Lapis Genap dan Lapis Ganjil Pengembangan longitudinal dari plywood lapis ganjil cenderung lebih tinggi daripada plywoood lapis genap. Sebaliknya pengembangan tangensial dari plywood lapis genap cenderung lebih tinggi daripada plywood lapis ganjil sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.

Pengembangan Longitudinal (%) Pengembangan Longitudinal (%) 3,5 2 31,5 2,5 1 20,5 1,5 0 1 0,5 0 3,5 3 2,5 I-II I-III I-IV Pengukuran : I-II I-III I-IV Pengukuran : Lapisan Ganjil Lapisan Genap Lapisan Ganjil Lapisan Genap Pengembangan angensial (%) Pengembangan angensial (%) 5 4,5 4 3,5 5 3 4,52,5 4 2 3,51,5 3 1 2,50,5 2 0 1,5 1 0,5 0 I-II I-III I-IV Pengukuran : I-II I-III I-IV Pengukuran : Lapisan Ganjil Lapisan Genap Lapisan Ganjil Lapisan Genap Gambar 5. Perbandingan Persentase Pengembangan Antara Plywood Lapis Ganjil dan Lapis Genap Kemudian dilihat dari penampakan fisiknya (abel 1) menunjukkan bahwa plywood lapis genap cenderung tidak stabil, yaitu melengkung searah tangensial. Hal ini terjadi karena pada plywood lapis genap yang terdiri dari 2 lapis finir, ketika pada lapisan pertama terjadi pengembangan ke arah tangensial maka hanya ditahan oleh lapisan kedua mengembang kearah longitudinal. Karena pengembangan tangensial lebih besar maka papan akan melengkung searah tangensial. Dengan demikian plywood dengan 2 lapisan finir menjadi tidak stabil karena tidak ada gaya yang saling menahan/meniadakan ketika terjadi kembang susut. Berbeda halnya jika plywood lapis genap disusun dari 4 atau 6 lapis finir. Karena prinsip konstruksi silang tetap dapat dilakukan, yaitu dengan menyusun lapisan kedua dan ketiga saling sejajar sebagai core yang saling tegak lurus dengan lapisan pertama dan keempat. Plywood lapis genap yang seperti ini dibuat dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan kayu. Karena dengan lapisan genap ( 4) lapisan core menjadi lebih tebal karena disusun oleh 2 lapis finir yang saling sejajar, sehingga kayu berkualitas rendah dapat dimanfaatkan lebih banyak.

Plywood dan LVL Dilihat dari pengembangan longitudinal dan tangensial pada Gambar 6, serta dari penampakan fisiknya maka plywood cenderung lebih stabil daripada LVL. Hal ini diduga karena lembaran-lembaran finir pada LVL disusun saling sejajar, sehingga LVL cenderung mempunyai sifat yang hampir sama dengan kayu solid. Pengembangan Longitudinal (%) 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 I-II I-III I-IV Pengembangan angensial (%) 6 5 4 3 2 1 0 I-II I-III I-IV Pengukuran : Pengukuran : Plyw ood LV L Plyw ood LVL Gambar 6. Perbandingan Persentase Pengembangan Antara Plywood dengan LVL Jika dibandingkan dengan kayu solid maka LVL cenderung mempunyai nilai pengembangan yang lebih rendah. Hal ini diduga karena LVL memang memiliki beberapa sifat khas/keutamaan dibanding kayu solid, antara lain: 1. dapat dilengkungkan, karena bahan pembentuknya adalah finir 2. keteguhan lebih tinggi, dimana pengaruh cacat alami (mata kayu, lubang gerek, serat memuntir, kayu reaksi dan sebagainya) yang sangat mengurangi keteguhan kayu dapat dihilangkan atau diminimumkan dalam LVL. Karena LVL terbuat dari finir, maka adanya cacat pada kayu solid pembentuk finir akan tersebar rata pada LVL sehingga efek negatifnya minimum. 3. pengawetan lebih mudah, karena dapt dilakukan pada lembaran-lembaran finir atau dimasukkan kedalam campuran perekat. Dengan cara demikian diperoleh penetrasi bahan pengawet yang merata sampai kebagian terdalam LVL, yang dalam kayu solid sangat sulit dicapai 4. Efisiensi bahan baku tinggi (Bakar, 1996).

Penutup Plywood cloose side cenderung lebih stabil dibandingkan plywood open side, kemudian plywood cenderung lebih stabil daripada kayu solid. Plywood lapis ganjil (terdiri dari 3 lapis) cenderung lebih stabil daripada plywood lapis genap (terdiri dari 2 lapis), karena tidak ada gaya yang saling menahan ketika terjadi pengembangan pada plywood 2 lapis. Plywood cenderung lebih stabil dari LVL, karena LVL disusun dari lembaran-lembaran finir yang saling sejajar sehingga cenderung lebih mirip dengan sifat kayu solid. Namun LVL mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan kayu solid DAFAR PUSAKA Bakar ES. 1996. Kayu Laminasi Venir Sejajar: Pengertian, Sifat Khas, Proses Pembuatan, dan Prospek Pengembangannya. Buletin eknologi Hasil Hutan pp. 25-30. Jurusan eknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan IPB Haygreen JG dan Jim LB. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu kayu. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. Surjokusumo S. 1984. Penggunaan Panel Kayu Khususnya Kayu Lapis Ditinjau Dari Segi Keteknikan. Fokus Kayu Lapis 1984. Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Plywood Pengukuran : Persen Pengembangan : Jenis Plywood Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Kadar Air Ke 1-2 Ke 1-3 Ke 1-4 L L L L Awal Akhir L L L Open side I-1 123,43 121,45 124,54 122,44 125,57 124,64 125,58 124,64 9,00 14,00 0,90 0,82 1,73 2,63 1,74 2,63 Open side I-2 129,39 134,20 133,02 139,21 133,06 139,25 133,07 139,25 2,81 3,73 2,84 3,76 2,84 3,76 Rata-rata 126,41 127,83 128,78 130,83 129,32 131,95 129,33 131,95 1,87 2,35 2,30 3,22 2,31 3,22 Open side II-1 130,05 127,10 132,63 130,43 132,75 130,44 132,75 130,45 11,00 13,00 1,98 2,62 2,08 2,63 2,08 2,64 Open side II-2 128,47 131,07 132,63 134,45 133,07 134,71 133,08 134,71 3,24 2,58 3,58 2,78 3,59 2,78 Rata-rata 129,26 129,09 132,63 132,44 132,91 132,58 132,92 132,58 2,61 2,60 2,82 2,70 2,83 2,71 Rata-rata Open side 127,84 128,46 130,71 131,63 131,11 132,26 131,12 132,26 2,25 2,47 2,56 2,96 2,57 2,96 Close side I-1 102,70 107,28 106,29 111,31 106,29 112,66 106,32 112,66 11,00 16,00 3,50 3,76 3,50 5,01 3,52 5,01 Close side I-2 105,60 119,72 109,11 123,00 109,11 124,48 109,14 124,48 3,32 2,74 3,32 3,98 3,35 3,98 Rata-rata 104,15 113,50 107,70 117,16 107,70 118,57 107,73 118,57 3,41 3,22 3,41 4,47 3,44 4,47 Close side II-1 133,79 141,82 137,48 144,22 137,59 144,24 137,62 144,26 11,00 15,00 2,76 1,69 2,84 1,71 2,86 1,72 Close side II-2 128,72 140,23 132,36 143,75 132,48 143,76 132,49 143,78 2,83 2,51 2,92 2,52 2,93 2,53 Rata-rata 131,26 141,03 134,92 143,99 135,04 144,00 135,06 144,02 2,79 2,10 2,88 2,11 2,90 2,12 Close side III-1 133,68 139,37 137,59 142,24 137,61 142,27 137,63 142,29 9,00 14,00 2,92 2,06 2,94 2,08 2,95 2,10 Close side III-2 131,81 134,90 135,38 138,29 135,38 138,30 135,40 138,32 2,71 2,51 2,71 2,52 2,72 2,54 Rata-rata 132,75 137,14 136,49 140,27 136,50 140,29 136,52 140,31 2,82 2,28 2,82 2,30 2,84 2,31 Close side IV-1 125,79 131,95 130,28 135,38 130,42 135,52 130,42 135,52 11,00 15,00 3,57 2,60 3,68 2,71 3,68 2,71 Close side IV-2 131,88 132,50 135,41 135,52 135,42 135,76 135,42 135,76 2,68 2,28 2,68 2,46 2,68 2,46 Rata-rata 128,84 132,23 132,85 135,45 132,92 135,64 132,92 135,64 3,11 2,44 3,17 2,58 3,17 2,58 Close side V-1 115,66 115,58 119,29 119,51 119,39 119,65 119,40 119,65 11,00 14,00 3,14 3,40 3,22 3,52 3,23 3,52 Close side V-2 117,41 122,18 121,35 127,46 121,48 127,52 121,49 127,52 3,36 4,32 3,47 4,37 3,48 4,37 Rata-rata 116,54 118,88 120,32 123,49 120,44 123,59 120,45 123,59 3,25 3,87 3,35 3,96 3,36 3,96 Rata-rata Close side 122,70 128,55 126,45 132,07 126,52 132,42 126,53 132,42 3,06 2,73 3,11 3,00 3,12 3,01 Lapis genap I-1 116,56 130,35 119,55 133,22 119,56 133,45 119,56 133,46 11,00 14,00 2,57 2,20 2,57 2,38 2,57 2,39 Lapis genap I-2 118,97 116,78 119,41 122,18 119,77 122,29 119,79 122,30 0,37 4,62 0,67 4,72 0,69 4,73 Rata-rata 117,77 123,57 119,48 127,70 119,67 127,87 119,68 127,88 1,46 3,35 1,61 3,48 1,62 3,49 Lapis genap II- 1 119,77 115,43 120,77 123,81 120,89 123,85 120,90 123,87 10,00 14,00 0,83 7,26 0,94 7,29 0,94 7,31 Lapis genap II- 2 124,33 121,25 124,64 128,77 124,75 128,89 124,77 128,90 0,25 6,20 0,34 6,30 0,35 6,31 Rata-rata 122,05 118,34 122,71 126,29 122,82 126,37 122,84 126,39 0,54 6,72 0,63 6,79 0,64 6,80 Lapis genap III- 1 110,36 119,95 114,18 124,26 114,29 124,37 114,30 124,39 11,00 15,00 3,46 3,59 3,56 3,68 3,57 3,70 Lapis genap III- 2 101,53 124,30 105,37 127,42 105,75 127,54 105,76 127,55 3,78 2,51 4,16 2,61 4,17 2,61 Rata-rata 105,95 122,13 109,78 125,84 110,02 125,96 110,03 125,97 3,62 3,04 3,85 3,14 3,86 3,15 Lapis genap IV- 1 119,65 125,95 124,48 131,13 124,63 131,81 124,65 131,83 11,00 14,00 4,04 4,11 4,16 4,65 4,18 4,67 Lapis genap IV- 2 115,65 124,47 118,71 131,67 118,85 131,82 118,85 131,83 2,65 5,78 2,77 5,91 2,77 5,91 Rata-rata 117,65 125,21 121,60 131,40 121,74 131,82 121,75 131,83 3,35 4,94 3,48 5,28 3,48 5,29 Lapis genap V- 1 122,09 137,70 126,58 142,79 126,71 142,82 126,71 142,82 10,00 15,00 3,68 3,70 3,78 3,72 3,78 3,72 Lapis genap V- 2 128,74 137,63 131,81 142,82 131,83 143,53 131,83 143,53 2,38 3,77 2,40 4,29 2,40 4,29 Rata-rata 125,42 137,67 129,20 142,81 129,27 143,18 129,27 143,18 3,01 3,73 3,07 4,00 3,07 4,00 Rata-rata Lapis genap 117,77 125,38 120,55 130,81 120,70 131,04 120,71 131,05 2,36 4,33 2,49 4,51 2,50 4,52 LVL I 128,23 116,74 128,24 123,67 128,46 123,68 128,48 123,68 9,00 16,00 0,01 5,94 0,18 5,94 0,19 5,94 LVL II 131,11 119,24 131,13 125,19 131,13 125,21 131,15 125,21 0,02 4,99 0,02 5,01 0,03 5,01 Rata-rata LVL 129,67 117,99 129,69 124,43 129,80 124,45 129,82 124,45 0,01 5,46 0,10 5,47 0,11 5,47 Kayu Solid 90,70 80,41 90,76 86,41 90,84 86,51 90,86 86,54 9,00 26,00 0,07 7,46 0,15 7,59 0,18 7,62 Kayu Solid 89,25 84,66 89,30 90,34 89,49 90,46 89,52 90,49 0,06 6,71 0,27 6,85 0,30 6,89 Rata-rata Kayu Solid 89,98 82,54 90,03 88,38 90,17 88,49 90,19 88,52 0,06 7,08 0,21 7,21 0,24 7,25