PENGARUH DANA PERIMBANGAN, PENDAPATAN SENDIRI DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN TERHADAP BELANJA MODAL (Studi pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh)

dokumen-dokumen yang mirip
: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT, PENDAPATAN DEPOSITO, DAN PENDAPATAN TABUNGAN TERHADAP PENDAPATAN BERSIH BANK PADA PD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

FITRI ANDRE INA EB19

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non-

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. %02014.pdf

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

Keywords : Local Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), Specific Allocation Fund (DAK), Provit Sharing Funda (DBH), Economic Growth

Transkripsi:

ISSN 2302-0164 10 Pages pp. 50-59 PENGARUH DANA PERIMBANGAN, PENDAPATAN SENDIRI DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN TERHADAP BELANJA MODAL (Studi pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh) Panetir Bungkes 1, Nadirsyah 2, Syukriy Abdullah 3 1) Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Dana Perimbangan, Pendapatan Sendiri dan Penerimaan Pembiayaan terhadap Belanja Modal baik secara simultan maupun parsial pada pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh. Metode yang digunakan adalah studi pengujian hipotesis dan sensus. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh yang berjumlah 23 Kabupaten/kota yang terdiri 19 Kabupaten dan 4 Kota. Data diperoleh dari Dinas Keuangan Aceh (DKA) Pemerintahan Aceh, Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) perwakilan Provinsi Aceh dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh tahun 2009-2013. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu dengan menggunakan program SPSS 18.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Perimbangan, Pendapatan Sendiri dan Penerimaan Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal secara simultan, sedangkan secara parsial Dana Perimbangan dan Penerimaan Pembiayaan berpengaruh terhadap Belanja Modal. Pendapatan Sendiri tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal. Kata kunci : Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli daerah (PAD), Penerimaan Sisa Lebih Pembiayaan (SiLPA), dan Belanja Modal. PENDAHULUAN Pelaksanaan otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah memberikan arti penting bagi sistem pemerintahan pusat dan daerah, serta sistem hubungan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah (UU tersebut kemudian disempurnakan kembali dalam UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004, terahir diganti dengan UU. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah). Dalam penjelasan pasal 70 ayat 3 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah, Rincian Belanja Daerah menurut jenis belanja (sifat ekonomi) antara lain terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial. UU No. 22 Tahun 1999, yang kemudian terakhir diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Darwanto & Yustikasari (2007) menyatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kepercayaan publik adalah dengan melakukan pergeseran pada komposisi belanja. Alexiou (2009) menyatakan bahwa belanja modal pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Data Dokumentasi dari Dinas keuangan Aceh dalam daftar realisasi anggaran pendapatan dan belanja kabupaten/kota tahun anggaran 2013, secara umum pendapatan asli daerah yang paling sedikit Kota Subulussalam Rp 7 miliar dan yang paling Volume 5, No. 3, Agustus 2016-50

tinggi kota Banda Aceh Rp 129 miliar. Dana alokasi umum yang paling sedikit Kota Sabang Rp 301 miliar dan yang paling tinggi kab. Aceh utara Rp 690 miliar. Sisa lebih pembiayaan anggaran yang paling sedikit kab. Gayo Lues Rp 1,8 miliar dan yang paling tinggi kab. Aceh Jaya Rp 66 miliar. Belanja modal yang paling sedikit Kota Sabang Rp 62 miliar dan yang paling tinggi pada kab Aceh Utara Rp 303 miliar. Menurut Perdirjen Perbendaharaan No. PER- 33/PB/2008, suatu belanja dikategorikan sebagai belanja modal apabila: (a) pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang menambah masa umur, manfaat dan kapasitas (b) pengeluaran tersebut melebihi batasan minimum kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan pemerintah (c) perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual. Dengan meningkatnya pengeluaran modal diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik karena hasil dari pengeluaran belanja modal adalah meningkatnya asset tetap daerah yang merupakan prasyarat dalam memberikan layanan publik oleh pemerintah daerah, Kusnandar & Siswantoro (2012). Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berimplikasi pada terjadinya pendelegasian wewenang di antara para pihak (stakeholders) yang terkait dengan penganggaran di daerah (Halim & Abdullah, 2006). Setiap provinsi/ kabupaten/kota menerima DAU dengan besaran yang tidak sama, dan ini diatur secara mendetail dalam peraturan pemerintah. Besaran DAU dihitung menggunakan rumus/formulasi statistik yang kompleks, antara lain dengan variabel jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada di setiap masing-masing wilayah/daerah. UU No. 32 Tahun 2004, PAD merupakan sumber penerimaan pemerintah Daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki. PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah. Dengan adanya peningkatan PAD diharapkan dapat meningkatkan belanja modal pemerintah daerah sehingga pemerintahan memberikan kualitas pelayanna publik yang baik (Kusnandar & Siswantoro, 2012). Sumber pendanaan lainnya untuk alokasi belanja modal penyediaan berbagai fasilitas publik adalah penerimaan daerah yang bersumber dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya (Sugiarthia & Supadmi 2014). Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006, SiLPA merupakan sisa Dana yang diperoleh dari aktualisasi penerimaan serta pengeluaran anggaran daerah selama satu periode. Semakin besar sisa lebih pembiayaan anggaran maka semakin besar pula belanja modal pada kabupaten dan kota (Muryadi, 2014). KAJIAN KEPUSTAKAAN Dana Perimbangan Peraturan Pemerintah No 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan menyebutkan bahwa dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang 51 - Volume 5, No. 3, Agustus 2016

dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.menurut Abdullah & Rona (2015),dana perimbangan merupakan penerimaan daerah yang bersifat transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, yang terbagi kedalam dua jenis, yakni yang bersifat umum (blockgrant) dan bersifat khusus (specific grant). DAU bersifat block grant yang berarti penggunaanya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah(kusnandar & Siswantoro, 2012; Widjaya, 2002: 47).DAU merupakan komponen terbesar dalam Dana perimbangan dan perananya sangat strategis dalam menciptakan yang luas, member makna otonomi yang lebih nyata bagi pelaksanaan pemerintahan di daerah (Arisandi, 2002). Pendapatan Sendiri Pada UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah mendefenisikan pendapatan pemerintah daerah adalah semua aliran sumber dana keuangan yang masuk ke kas daerah. Sumber utama pendapatan daerah adalah pajak (pajak properti, pajak pendapatan, dan pajak penjualan), lisensi dan denda, penilaian khusus, dana transfer antar pemerintah, dan lain-lain pendapatan. Pendapatan pemerintah diklasifikasikan berdasarkan sumber dana dan jenis jenis kegiatan yang mencakup semua sumber pendapatan yang tersedia untuk membiayai kegiatan pemerintah (Lim, 2011). Halim (2007:96) menyatakan bahwa PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut pasal 6 UU No. 32/2004 PAD berasal dari: (a) Pajak daerah, (b) Retribusi daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan (d) Penerimaan dari dinas dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Penerimaan Pembiayaan Pasal 1 UU No. 33 tahun 2004 Menyebutkan bahwa penerimaan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Menurut Abdullah & Rona (2015), sisa anggaran tahun sebelumnya merupakan sumber pembiayaan penting bagi pemerintah daerah, terutama pada awal tahun anggaran berikutnya. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi pembiayaan anggaran atas realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan. Menurut Abdullah (2013) merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari sisa kas tahun anggaran sebelumnya. Menurut Tanjung (2009), SiLPA didefenisikan sebagai selisih antara surplus/defesit dengan pembiayaan neto. BELANJA MODAL Pada PMK No. 91/PMK.06/2007Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau Volume 5, No. 3, Agustus 2016-52

menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau asset lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dimana aset tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja dan bukan untuk dijual. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Pemerintah Aceh yang berjumlah 23 Kabupaten/Kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota dari tahun 2009-2013 di Aceh. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005:33). Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Belanja Modal. Belanja modal dihitung dari jumlah dari belanja tanah, belanja peralatan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi, jaringan, dan belanja aset lainnya. Belanja modal digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah aset tetap) dalam periode tahun anggaran berjalan. Indikator pengukuran untuk variabel Belanja Modal adalah sebagai berikut: Belanja Modal Total jumlah belanja modaldalam = APBK kabupaten/kota Jumlah Penduduk Sumber: Dari Brown (1993). Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel Bebas mempengaruhi variabel terikat atau yang menjadi sebab (Sugiyono, 2005:34). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari dana perimbangan, pendapatan sendiri dan penerimaan pembiayaan. 1. Dana Perimbangan (X1) Dana perimbangan merupakan penerimaan daerah yang bersifat transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dana perimbang terbagi dua, yakni yang bersifat umum (block grant) dan bersifat khusus (specific grant). Indikator pengukuran DAU dalam penelitian ini mengunakan angka DAU dikurangi dengan belanja pegawai dan dibagi dengan jumlah penduduk: Total Dana AlokasiUmum Dana = (DAU) Belanja Pegawai Perimbangan dalam APBK kabupaten/kota Jumlah Penduduk Sumber: Dari Brown (1993). 2. Pendapatan Sendiri (X2) Pendapatan sendiri adalah penerimaan daerah yang bersumber dari potensi yang dimiliki daerah, yang secara peraturan perundang-undangan menjadi PAD. Indikator Penguku-rannya PAD dibagi jumlah penduduk: Total jumlah pendapatan Pendapatan = asli daerah dalam APBK Sendirikabupaten/kota Jumlah Penduduk Sumber: Dari Brown (1993). 3. Penerimaan Pembiayaan (X3) Pada pasal 76 Nomor 3 UU No. 33 Tahun 2004 menyatakan bahwa penggunaan 53 - Volume 5, No. 3, Agustus 2016

dana cadangan dalam satu tahun anggaran menjadi penerimaan pembiayaan APBK dalam tahun anggaran yang bersangkutan.sisa anggaran tahun sebelumnya yang menjadikan sumber dana untuk memberikan kegiatan tahun berjalan. Sisa anggaran tahun lalu (t-1) penting untuk pendanaan belanja tahun berjalan (t). Pengukuraan penerimaan pembiayaan yaitu SiLPA dalam APBK kabupaten/kota di bagi dengan jumlah penduduk: Sisa Lebih Pembiayaan Penerimaan = Anggaran (SiLPA) dalam Pembiayaan dalam APBK kab/kota Jumlah Penduduk Sumber: Dari Brown (1993). Metode Analisis Analisis data dilakukan dengan mengggunakan regresi linear berganda (Multiple Linear Regression) yang menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikat yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana perimbangan, pendapatan sendiri dan pembiayaan terhadap belanja modal. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y 1X1 2 X 2 3X 3 Keterangan: Y X 1 X 2 = Belanja Modal = Konstanta Nilai Koefisien regresi = Dana Perimbangan = Pendapatan Sendiri Error term Pengujian Asumsi Klasik Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah Model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat tersebut adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. HASIL PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dana perimbangan, pendapatan sendiri dan penerimaan pembiayaan secara bersama-sama terhadap belanja modal pemerintahan kabupaten/kota di Aceh. Diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y=304324,317+0,501X 1+0,055X 2+0,359X 3+ε Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa konstanta (α) sebesar 304324,317nilai dana perimbangan sebesar 0,501X 1, nilai pendapatan sendiri sebesar 0,055X 2sedangkan nilai penerimaan pembiayaan sebesar 0,359X 3Artinya semua pengaruh dana perimbangan, pendapatan sendiri dan penerimaan pembiayaan, hasil dari Tabel, yang Nilai Beta 0 hanya. Nilai Beta dana perimbangan0,501, pendapatan sendiri 0,055. dan penerimaan pembiayaan0,359. X 3 = Pembiayaan, dan Volume 5, No. 3, Agustus 2016-54

Hasil Uji Asumsi Klasik Dengan menggunakan model regresi interaksi pada pembahasan analisis data. Uji asumsi klasik ini untuk mengetahui apakah model estimasi yang digunakan memenuhi asumsi regresi linear klasik. Penelitian ini menggunakan empat jenis asumsi klasik yaitu: 1. Uji Normalitas Pengujian Normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data yang dugunakan telah terdistribusi secara normal. Apabila data signifikan di atas 0.05 maka data residual terdistribusi normal, sedangkan tidak signifikan di bawah 0.05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Tabel 4.1 Uji Normalitas Unstandardi zed Residual N 115 Normal Parameters a,b Mean,000000 0 Std. 2,8561526 Most Extreme Differences Deviation 4E5 Absolute,134 Positive,134 Negative -,107 Kolmogorov-Smirnov Z 1,442 Asymp. Sig. (2-tailed),031 Sumber: Data diolah SPSS 18.0 (2015) Berdasarkan dari output SPSS Tabel 4.1, untuk uji normalitas dapat dilihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnow adalah 1.442 dan signifikan pada 0.031 hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal karena dibawah 0.05. Ada tiga pilihan yang dapat dlakukan jika data tidak normal, yaitu: 1. Jika jumlah sampel besar, maka dapat dihilangkan nilai outliner dari data. 2. Melakukan tranformasi data 3. Mengunakan alat analisis nonparametrik Selanjutnya, pilihan yang digunakan adalah untuk mentransformasi data. Setelah melakukantranformasi data, data di olah kembali dalam uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov (K-S). Uji K-S. Tabel 4.2 Uji Normalitas setelah Tranformasi data Unstan dardize d Residua l N 96 Normal Parameters a,b Mean,0000 000 Most Extreme Differences Std. Deviation 143,5 608173 0 Absolute,087 Positive,087 Negative -,041 Kolmogorov-Smirnov Z,856 Asymp. Sig. (2-tailed),456 Sumber: Data diolah SPSS 18.0 (2015) Dari tabel 4.2 dapat diliat nilai setelah mentransformasi data, data di olah kembali dalam uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov (K-S). Uji K-S. untuk uji normalitas dapat dilihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnow adalah 0.856 dan signifikan pada 0.456 hal ini berarti data residual terdistribusi normal karena diatas 0.05. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang kuat antara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model regresi. Bila nilai tolerance < 0,10 atau nilai 55 - Volume 5, No. 3, Agustus 2016

VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Bila tolerance >0,10 atau nilai VIF < 10 maka multikolinearitas ditolak. Hasil pengujian pada model regresi dapat dilihat pada Tabel 4.3. Model (Constant ) Dana Perimban gan Pendapata n Sendiri Penerima an Pembiaya an Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Unstanda rdized Coefficie nts B 3043 24,3 17 Std. Err or 41 50 8,5 03,501,04 4,055,26 8,359,06 9 Sta nda rdiz ed Co effi cie nts Bet a,66 6,01 5,34 5 T 7,33 2 11,32 9 Si g.,00 0,00 0 Collinea rity Statistic s Tol era nce,76 7 VI F 1,3 04,205,83,50 1,9 8 0 99 5,19,00,60 1,6 3 0 2 62 Sumber: Data diolah SPSS 18.0 (2015) Hasil penghiungan nilai Tolerance juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nialainya lebih dari 95%. Hasil nilai penghitungan nilai Variabel Inflation Factor (VIF) menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui apakah autokorelasi terdapat dalam suatu penelitian biasa dengan menggunakan test Durbin Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi adalah jika du < dw < 4-du maka tidak terjadi autokorelasi dari model regresi. Mo del R 1,840 a R Squa re Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Std. Error of the Estimat Adjuste d R Square e,706,698 28944 9,198 Durbin - Watson 1,306 Sumber: Data diolah SPSS 18.0 (2015) Berdasarkan tabel 4.4 terlihat nilai DW sebesar 1.306 jika kita bandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan jumlah 115 (n) dari 23 kabupaten/kota dan jumlah variabel independen 3 (k=3) dihasilkan nilai dl (lower) = 1.482 dan du (uppar)= 1.604 maka nilai DW = 1.306 lebih kecil dari du = 1.604, maka dapat di simpulkan menolak yang menyatakan ada autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi residual regresi (u t) tidak konstan atau berubahubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen. Tabel 4.10 Uji Heterodkedastisitas Volume 5, No. 3, Agustus 2016-56

Model (Con stant) Unstandardized Coefficients Std. B Error 1212 70,295 267 39,59 3 Standa rdized Coeffi cients Beta T 4,53 5 57 - Volume 5, No. 3, Agustus 2016 Sig.,000 X1,056,029,184 1,957,053 X2 -,045,173 -,030 -,260,795 X3,185,045,440 4,159,000 Sumber: Data diolah SPSS 18.0 (2015) Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil bahwa korelasi rank spearman antara Dana Perimbangan dengan U t adalah 0,053, korelasi rank spearman antara Pendapatan Sendiri dengan U t adalah 0,795, korelasi rank nilai signifikasi (α) yang digunakan adalah 5%, maka masalah heterokesatisitas dapat dikatakan tidak terjadi karena nilai korelasi rank spearmanlebih besar dari 0,05. Sedangkan spearman antara Penerimaan Pembiayaan dengan U t adalah 0,00 nilai signifikasi (α) yang digunakan adalah 5%, maka masalah heterokesatisitas dapat dikatakan terjadi karena nilai korelasi rank spearmanlebih kecil dari 0,05 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Dana perimbangan, pendapatan sendiri dan penerimaan pembiayaan secara bersamasama berpengaruh terhadap belanja modal Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh pada periode 2009-2013. 2. Dana perimbangan berpengaruh terhadap Belanja Modal Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh pada periode 2009-2013. Hal ini menjelaskan semakin besar dana perimbangan dengan jumlah penduduknya, maka semakin besar unuk belanja modal digunakan di kabupaten/kota. 3. Pendapatan sendiri tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh pada periode 2009-2013. Hal ini menjelaskan semakin kecil pendapatan sendiri dengan jumlah penduduknya, maka semakin kecil unuk belanja modal digunakan di kabupaten/kota. 4. Penerimaan pembiayaan berpengaruh terhadap Belanja Modal Pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh pada periode 2009-2013. Hal ini menjelaskan semakin besar penerimaan pembiayaan, maka semakin besar unuk belanja modal digunakan di kabupaten/kota. Saran 1. Untuk Penelitian selanjutnya variabel yang digunakan dalam penelitian yang akan datang diharapkan lebih lengkap dan bervariasi, dengan menambah variabel independen dana perimbangan lain baik seperti Pajak Daerah, Dana Alokasi Khusus (DAK), atau Lain-lain Pendapatan yang Sah. 2. Pemerintahan Kabupaten/Kota sebaiknya mengoptimalkan potensi ekonomi lokalnya

untuk menambah penerimaan daerah sehingga tercipta kemandirian daerah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya sehing-ga pada akhirnya ketergantungan pada Pemeritahan Pusat bisa dikurangi Penerimaan pembiaayaan tahun sebelumnya dialokasikan lebih baik untuk kepentingan masyarakat dalam infrastruktur di kabupaten/kota di aceh untuk mensejahterakan masyarakat melalui kerja sama dengan pemerintah. Arisandi, tedi. 2002. Peranan DAU dalammenciptakanpemerataandankea dilan antar Daerah. Moon Indonesia: Iain Cirebon. 84 (4): 6-7 Brown, Ken W. 1993. The 10-Point Test of Financial Condition: Toward an Easyto-Use Assesment Tool for Smaller Cities. Goverment Finance Reviee. 21-26 Darwanto&Yulia Yustikasari. 2007. PengaruhPertumbuhanEkonomi, PendapatanAsli Daerah (PAD) dan Dana AlokasiUmum (DAU) terhadappengalokasiananggaranbela nja Modal. SimposiumNasionalAkuntansi X. Makasar. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, Syukriy &Abdul Halim. 2006. StudiatasBelanja Modal padaanggaranpemerintah Daerah dalamhubungannyadenganbelanjape meliharaandansumberpendapatan.jur nalakuntansipemerintah, 2(2), 17-32..2013b. Defesit/Surplus dan SILPA dalamanggaran Daerah Apakahsalingberhubungan?http://syuk riy.wordpress.com/2013/01/01/defisit-dansurplus-dalamanggaran-daerahapakah-saling-berhubungan/, & Riza Rona.2015. Pengaruh Sisa Anggaran, Pendapatan Sendiri dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah (Studi atas Perubahan Anggaran Kabupaten/Kota di Indonesia). Makalah Dipresentasikan pada Konferensi Ilmiah Akuntansi II, IAI KAPd Wilayah Jawa Timur Alexiou, Constantinous. 2009. Government Spending and Economic Growth: Econometric Evidence from the South Eastern Europe (SSE). Journal of Economic and Social Research, 11(1), 1-16. Halim, Abdul.2007. AkuntansiKeuangan Daerah. Jakarta: SalembaEmpat Kusnandar & Dodik Siswantoro. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal. SNA XV, Banjarmasin, 20-23 September. Lim, Dongkuk. 2011. Budget Ratcheting and Agency problem. (unpublished) Dissertation.The University of Texas at Dallas. Maryadi. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Indonesia Tahun 2012. Jurnal Akuntansi. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji. Republik Indonesia. PeraturanPemerintahNomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan..PeraturanPresidenRepublik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Volume 5, No. 3, Agustus 2016-58

tentangpemerintahan Daerah.. Undang-UndangRepublik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentangperimbangankeuanganantara PemerintahPusatdan Daerah..PeraturanMenteriDalamNegeriNo mor 13 tahun 2006 tentangpedomanpengelolaankeuangan Negara.. PeraturanMenetriKeuangan No. 91/PMK.06/2007 tentangbaganakunstandar (BAS).. PeraturanDirekturJenderalPembendah araan No PER-33/PB/2008 tentangpedomanpengunaanakunpend apatan, BelanjaPegawai, BelanjaBarang, danbelanja Modal. Sugiarthia& Ni Luh Supadmi. 2014. Pengaruh PAD dansilpapada Belanja Modaldengan Pertumbuhan Ekonomisebagai Pemoderasi. E- jurnalakuntansiuniversitasudayana 7.2 (2014): 477-495. Sugiyono. 2005. MetodePenelitianBisnis. Bandung: CV Alfabeta. Tanjung, Abdul Hafiz. 2009. SILPA danhakmasyarakat. Artikel.http://www3.hafizkonsultan.c om/artikel/file_artikel/silpa%20da N%20HAK%20MASYARAK AT1.pdf. Widjaja, A.W. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. 59 - Volume 5, No. 3, Agustus 2016