BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli:

SUHARDI SRI SUNARTI SOSIOLOGI 1 UNTUK SMA/MA KELAS X

Tujuan Instruksional Khusus

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

Tugas Rangkuman BAB I Sosiologi Posted by Nurul Hardiyanti - 04 Sep :10

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI


PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI POLITIK

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

TEORI-TEORISOSIOLOGI OLEH. GUMGUM GUMILAR, M.SI

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING

TUGAS SOSIOLOGI BAB 1 Posted by irmaastari - 05 Sep :27

Sri Sudarmi W. Indriyanto SOSIOLOGI. Untuk Kelas X SMA dan MA

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

Rangkuman UAS Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

Facebook :

Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

SOSIOLOGI POLITIK. YESI MARINCE, M.Si #2

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

PENDAHULUAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI

TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI)

Sosiologi Komunikasi

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

Konsep Dasar Sosiologi Pemerintahan

SOSIOLOGI Untuk SMA dan MA Kelas X

Sejarah perkembangan sosiologi. DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

Modul ke: Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

CRITICAL THEORIES Bagian II

Sosiologi, berasal dari bahasa Yunani : Sosiologi = ilmu tentang berteman, ilmu tentang bagaimana manusia berkawan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

PENGANTAR SOSIOLOGI ENCEP SUPRIATNA

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan

Paket 11 SOSIOLOGI. Pendahuluan. PowerPoint Terakhir, dosen memberikan penilaian dan tindak lanjut.

Bondet Wrahatnala. Jilid 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Bondet Wrahatnala

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Keluarga

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pemberdayaan Komunitas

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB I. PENGERTIAN SOSIOLOGI SOSIOLOGI. Sosiologi merupakan Ilmu Sosial yang objeknya adalah masyarakat. (Berdiri Sendiri)

Kata kunci: pengelolaan hutan, pendekatan sosiologi, sosiologi kehutanan

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL

Kapita Selekta Ilmu Sosial : Bahasan Sosiologi

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Sinopsis Mata Kuliah Jurusan Sosiologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

Sosiologi Kontekstual X SMA & MA

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah banyak yang mengetahui tentang Jepang. Kaum muda di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar belakang

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

PENGETAHUAN FILOSOFIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

Perubahan social. Menurut Kingsley Davis, bahwa perubahan social ini merupakan bagian dari perubahanperubahan

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

Transkripsi:

BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki akal, senantiasa berusaha mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Pada mulanya, semua pengetahuan manusia yang mencakup segala usaha pemikiran mengenai manusia dan alam sekitarnya, termasuk masyarakat menjadi satu dalam filsafat. Akan tetapi, sejalan dengan semakin kompleksnya pemikiran manusia, maka terjadilah spesialisasi. Filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, seperti astronomi, fisika, kimia, biologi, dan geologi, sedang filsafat kejiwaan dan filsafat sosial berkembang menjadi psikologi dan sosiologi. Pada saat sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat, dan disebut dengan nama filsafat sosial, materi yang dibahas tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal sekarang. Sebab, pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu (das solen), sedangkan sosiologi yang berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat (das sein). Beberapa ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah Plato (429 347 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara dan Aristoteles (384-322 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi dalam hubungannya dengan etika sosial, yakni bagaimana seharusnya tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia ataupun dalam kehidupan sosialnya. Selain kedua ilmuwan itu, Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau

juga ikut memberikan bentuk pada ilmu yang kemudian disebut sosiologi, dengan pemikiran mereka tentang kontak sosial. Sampai awal tahun 1800-an, konsep pemikiran sosiologi belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Baru setelah Auguste Comte (1798-1857) menciptakan istilah sosiologi, pada tahun 1839 terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, maka lahirlah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Inilah yang disebut dengan tahap pemikiran awal sosiologi. Comte berpendapat bahwa tingkah laku sosial dan kejadian-kejadian di masyarakat dapat diamati dan diukur secara ilmiah. Comte dianggap sebagai Bapak Sosiologi yang memulai kajian sosial dengan metode ilmiah. Sosiologi kemudian semakin berkembang dengan lahirnya konsep-konsep baru. Satu hal yang paling penting dalam sejarah perkembangan sosiologi adalah munculnya teori determinisme ekonomi yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx. Teori ini menyatakan, bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat. Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Kemudian, Herbert Spencer mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dan menyimpulkan, bahwa perkembangan masyarakat manusia adalah suatu proses evolusi yang bertingkat tingkat dari bentuk yang rendah ke bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis. Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Arah perkembangan di ketiga negara tersebut berbeda-beda karena perkembangan sosiologi di setiap negara dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan sejarah setempat. Di Prancis, Revolusi Prancis dan akibat-akibatnya merupakan latar belakang historis bagi usaha-usaha Auguste Comte untuk menjelaskan seluruh sejarah mengenai perubahan sosial dan kemajuan, serta gagasan untuk

mengorganisasikan kembali masyarakat. Di Inggris, Revolusi industri merusak hubungan sosial tradisional dan menciptakan perpecahan baru dalam struktur sosial. Hal ini merangsang para ahli teori sosial, seperti Herbert Spencer dan Karl Marx untuk mengembangkan penjelasan mengenai masyarakat dan perubahan sosial. Sosiologi pada zaman Comte dan Herbert Spencer masih dipengaruhi oleh aliran filsafat dan psikologi. Baru ketika Emile Durkheim untuk pertama kalinya menggunakan metode riset ilmiah dalam mengkaji informasi demografi dari berbagai negara, dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri yang ada di negara-negara itu dengan faktor agama dan status perkawinan, maka sosiologi benar-benar lepas dari pengaruh filsafat. Kajian sosiologi kemudian dilanjutkan oleh Max Weber yang menelaah tindakan manusia dan interaksi sosial. Perkembangan sosiologi melalui babak paling dinamis, ketika muncul pemikir-pemikir dari institut penelitian sosial Universitas Frankfurt Jerman yang lebih dikenal dengan Mazhab Frankfurt. Tiga pemikir utama tersebut adalah Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert Marcuse. Melalui teori kritik yang dikembangkan, Mazhab Frankfurt mencoba menghubungkan pengetahuan dengan praksis kehidupan masyarakat. Lebih rinci, upaya menghubungkan pengetahuan dan praksis diteruskan oleh Jorgen Habermas yang mendasarkan pada paradigma komunikasi melalui media massa. Setelah itu, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang termuka, yaitu difusionisme, fungsionalisme, dan strukturalisme. 1. Difusionisme; menekankan pada pengaruh masyarakat individual saling bergantung dan meyakini, bahwa perubahan sosial terjadi karena sebuah masyarakat menyerap berbagai ciri budaya dari masyarakat lain.

2. Fungsionalisme; memandang masyarakat sebagai suatu jaringan institusi-institusi, seperti perkawinan dan agama, sehingga perubahan dalam suatu institusi menyebabkan perubahan pada institusi lain. 3. Strukturalisme; menekankan struktur sosial sebagai sesuatu yang paling berpengaruh dalam masyarakat, dan berpendapat bahwa peran dan status sosial menentukan tingkah laku manusia. Selama pertengahan tahun 1900-an, perkembangan sosiologi memasuki tahap modern. Ciri utama sosiologi modern adalah terjadinya spesialisasi terus-menerus pada bidang ilmu ini. Para sosiolog berpindah dari mempelajari kondisi-kondisi sosial secara menyeluruh menuju pengkajian kelompok-kelompok khusus atau tipe-tipe komunitas dalam suatu masyarakat, misalnya para pengelola bisnis, para pembuat rumah, geng-geng di jalanan, perubahan gaya hidup, kondisi sosial, perkembangan budaya, pergerakan pemuda, pergerakan kaum wanita, tingkah laku sosial, dan kelompok-kelompok sosial. Para ahli sosiologi mengembangkan lebih jauh metode riset ilmiah, penerapan metode eksperimen terkontrol, dan menggunakan komputer untuk meningkatkan efisiensi dalam menghitung hasil survei. Cara-cara penentuan sampel penelitian semakin disempurnakan, sehingga mendukung kesimpulan yang makin terpercaya secara ilmiah. Sosiologi lahir di masyarakat barat, sehingga kebanyakan konsepnya berdasarkan realitas sosial dari kehidupan masyarakat barat. Pada awalnya, sosiolog Indonesia menjiplak apa adanya pemikiran sosiolog barat, namun setelah disadari, tidak sepenuhnya konsep-konsep barat itu dapat diterapkan di Indonesia. Mulailah kajian sosiologi di Indonesia didasarkan pada realitas di Tanah Air. Sejarah perkembangan pemikiran sosiologi di Indonesia dapat dilihat dari pemikiran para pujangga dan pemimpin Indonesia di masa

lalu. Salah satunya adalah Wulang Reh karya Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta yang mengajarkan tata hubungan antara anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan yang berbeda-beda. Tokoh lainnya, Ki Hajar Dewantara, juga menyumbangkan konsep-konsep mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Keduanya membuktikan bahwa unsur-unsur sosiologi sudah ada, meskipun tidak murni sosiologi. Persinggungan masyarakat Indonesia dengan dunia barat, terjadi melalui zaman penjajahan Belanda. Pada zaman ini, banyak karya dari sarjana Belanda yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat kajiannya, misalnya Snouck Hurgronje, van Vollenhoven, dan Ter Haar yang menulis tentang keadaan sosial di Indonesia saat itu, walaupun demi kepentingan penjajahan. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtchoge school) di Jakarta pernah menjadi satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang mengajarkan sosiologi di Indonesia sebelum akhirnya dihentikan pada tahun 1934-1935. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada). Beliau memberikan kuliah dalam bahasa Indonesia, hal itu merupakan sesuatu yang baru karena sebelumnya kuliah-kuliah diberikan dalam bahasa Belanda. Mulai tahun 1950, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mempelajari sosiologi secara khusus sebagai ilmu pengetahuan sehingga tidak hanya menjadikan sosiologi semakin berkembang di Indonesia, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sosiologi di Indonesia. Buku-buku sosiologi karya orang Indonesia mulai bermunculan. Antara lain, Mr. Djody Gondokusumo menulis Sosiologi Indonesia (1946),

Bardosono (1950) menerbitkan diktat sosiologi, dan Hassan Shadily, M.A. menyusun buku berjudul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang memuat bahan-bahan pelajaran sosiologi modern. Kemudian, Major Polak, seorang warga negara Indonesia bekas Pangreh Praja Belanda yang berkesempatan mempelajari sosiologi di Universitas Leiden di Belanda menerbitkan buku berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, dan Pengantar Sosiologi Pengetahuan Hukum dan Politik (1967). Sebelumnya, muncul karya-karya Selo Soemardjan, di antaranya Social Change in Yogyakarta (1962) yang sebenarnya adalah disertasi Selo Soemardjan saat memperoleh gelar doktor dari Cornell University. Isinya tentang perubahan-perubahan sosial di Yogyakarta sebagai akibat revolusi sosial politik pada waktu pusat pemerintahan di Yogyakarta. Selanjutnya, Selo Soemardjan bekerja sama dengan Soelaeman Soemardi menulis buku berjudul Setangkai Bunga Sosiologi (1964). Saat ini semakin banyak sumber belajar sosiologi, bahkan telah ada sejumlah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memiliki jurusan sosiologi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hassanudin, dan Universitas Andalas. Dari jurusan sosiologi itu, diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan masyarakat, karena sosiologi sangat diperlukan apabila seseorang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat, yang selanjutnya dapat dipakai untuk membuat kebijakan yang tepat bagi perkembangan masyarakat.

B. Hakikat Sosiologi Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain. Berikut ini beberapa definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang sosiologi, antara satu dengan yang lain memiliki pendapat yang berbeda dalam melihat sosiologi: 1. Roucek dan Warren dalam Soerjono Soekanto (2012) mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. 2. Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (2000) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral). Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (gejala geografis, biologis). 3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff dalam Soerjono Soekanto (2012) menngatakan bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. 4. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers dalam Soerjono Soekanto (2000) mengatakan sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

5. Max Weber dalam Soerjono Soekanto (2012) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. 6. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. 7. Hassan Shadily (2000) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki ikatanikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama. 8. Soerjono Soekanto (2000) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan manusia dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang ingin mengetahuinya. Pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi merupakan suatu penomena pruralisme paradigma melihat sesuatu. C. Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, (2000) sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.

1. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). 2. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. 3. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. 4. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan menurut Harry M. Johnson dalam Soerjono Soekanto, (2000) sebagai berikut. 1. Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejalagejala kemasyarakatan. 2. Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. 3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan (applied science). 4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri. 5. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan. 7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia. D. Objek Kajian Sosiologi sebagai Suatu Ilmu Seperti yang telah disinggung dalam pembicaraan di atas, sosiologi sebagai disiplin ilmu baru muncul sejak pengkajian masyarakat lepas dari pengaruh filsafat, yaitu sejak Emile Durkheim merintis kajian mengenai realitas sosial dengan menggunakan penelitian ilmiah. Sebagai suatu ilmu, sosiologi tidak lagi mendasarkan pembicaraannya pada dugaandugaan, firasat, dan coba-coba. Memang ketiga hal tersebut sering ada benarnya dan bermanfaat, sehingga dianggap sejalan dengan akal sehat (pikiran umum manusia). Namun, penelitian ilmiah membuktikan bahwa tidak semua hal yang sejalan dengan pikiran umum manusia adalah benar. Misalnya, anggapan dan keyakinan kuat dalam masyarakat Indonesia bahwa banyak anak banyak rezeki. Hasil pemikiran ilmiah terbukti sebaliknya, sebab keluarga yang memiliki banyak anak beban hidupnya semakin besar dan sulit untuk mencukupi kebutuhannya. 1. Emile Durkheim dalam Harry Hikmat, (2001) menjelaskan, bahwa objek studi sosiologi adalah fakta atau realitas sosial. Fakta sosial menurut Durkheim, harus dipelajari melalui kegiatan penelitian. Salah satu realitas sosial adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.....