PENGARUH PENAMBAHAN TRAKSI MANUAL DALAM INTERVENSI STRAIGHT LEG RAISING LEBIH BAIK MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

INTERVENSI ULTRASOUND

PENGARUH MANUAL TERAPI TRAKSI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA OSTEOARTRITIS LUTUT

oleh : Ryan Hidayatullah J SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyelesaikan

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOMETRIK PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN AKTIFITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT

PENGARUH PEMBERIAN TRAKSI OSILASI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT SKRIPSI

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

PENGARUH LATIHAN SANDBAG DAN LATIHAN SEPEDA STATIS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

PENGARUH MANUAL THERAPY TRACTION TERHADAP PENURUNAN NYERI OSTEOARTHRITIS LUTUT

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

PERBEDAAN PENGARUH BALANCE EXERCISE DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WIRALESTARI XI WIROBRAJAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

Pengaruh Mobilisasi Sendi dan Hold Relax. Terhadap Problematika Penderita Osteoartritis Lutut

SKRIPSI AUTO STRETCHING

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan

PENGARUH PENAMBAHAN ROLL-SLIDE PADA TERAPI LATIHAN THERABAND TERHADAP PENINGKATANN FUNGSIONAL PADA OSTEOARTHRITIS DI POSYANDU MAWAR SIDOARUM

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

INTERVENSI ULTRA SOUND

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOTONIC QUADRICEPS PADA ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTHRITIS KNEE

Penambahan Traksi Translasi Pada Intervensi Ultrasound, Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation dan Quadriceps Exercise

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

PENGARUH FISIOTAPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS NYERI DENGAN KEMAMPUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT NASKAH PUBLIKASI

Indri Susilawati*, Ketut Tirtayasa**, S. Indra Lesmana***

PADA BURUH ANGKUT BERAS DI DESA MENGESTA, TABANAN

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

PENGARUH PEDAL EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIOTAPING PADA STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN FLEXIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

PERUT TEKNIK EFFLEURAGE

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

FORM ASSESMENT FISIOTERAPI. 2. Cara Berjalan : antalgic gait / bow leg gait / knock knee gait

PENGARUH MULLIGAN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENGARUH PEMBERIAN MYOFASCIAL RELEASE DAN MC KENZIE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK DI RSUD CILACAP

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

INTERVENSI CONTRACT RELAX STRETCHING DIRECT LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING

ABSTRAK. Kata kunci : sindroma myofascial, otot upper trapezius, cryotherapy, ischemic compression technique, myofascial release technique

PERBEDAAN PENGARUH SENAM YOGA DENGAN SENAM THAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU

PELATIHAN METODE BOBATH LEBIH BAIK DARIPADA METODE FELDENKRAIS TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

I Made Agus Arta Winangun Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang) TESIS

PERBEDAAN PENGARUH TENS

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPING PADA LATIHAN ISOMETRIK QUADRICEPSTERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN TRAKSI MANUAL DALAM INTERVENSI STRAIGHT LEG RAISING LEBIH BAIK MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nama : Gita Permata Khairani NIM : 201210301041 PROGAM STUDI FISIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015

PENGARUH PENAMBAHAN TRAKSI MANUAL DALAM INTERVENSI STRAIGHT LEG RAISING LEBIH BAIK MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Nama : Gita Permata Khairani NIM : 201210301041 PROGAM STUDI FISIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015

PENGARUH PENAMBAHAN TRAKSI MANUAL DALAM INTERVENSI STRAIGHT LEG RAISING LEBIH BAIK MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT¹ Gita Permata Khairani², Moh. Ali Imron³ Abstrak Latar Belakang : Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif sendi yang mengenai tulang rawan artikular sehingga terjadi kerusakan pada tulang rawan yang di akibatkan oleh faktor usia, jenis kelamin dan pekerjan atau aktivitas fisik dan penyakit sendi ini sering menimbulkan nyeri dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional. Tujuan : Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimental dengan desain pre test and post test control group sebanyak 22 orang sebagai sampel yang ditentukan dengan menggunakan tekhnik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I di beri perlakuan straight leg raising dan kelompok II di beri perlakuan traksi manual dalam intervensi straight leg raising dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk Test dan uji homogenitas data dengan uji Lavene test. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas fungsional pada kelompok 1 dan kelompok 2 menggunakan Paired Sample T-Test. Untuk mengetahui beda selisih antara kedua kelompok menggunakan Independent sampel t-test. Hasil : Hasil uji menggunakan Paired Sample T-Test pada kelompok I dan kelompok II ditunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) Hal ini menunjukkan adanya pengaruh straight leg raising dan traksi manual dalam intervensi straight leg raising dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut sedangkan hasil uji beda selisih menggunakan Independent sampel t-test maka nilai p=0,015(p<0,05) hasil rerata dari kelompok I 6,63 kelompok II 12,20 hal ini menunjukkan bahwa penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. Kesimpulan : Penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. Saran: Penelitian selanjutnya yang lebih spesifik dan beragam variabelnya serta menambahkan jumlah responden, dosis dan memperpanjang waktu penelitian agar lebih bisa terlihat keefektifitasan latihan straight leg raising dan traksi manual yang dilakukan. Kata Kunci: Straight leg raising, Traksi Manual, Kemampuan Aktivitas Fungsional Osteoarthritis Daftar Pustaka: 4 buku (2006-2013), 20 jurnal ଵ Judul Skripsi ଶ Mahasiswa Program Studi Fisioterapi STIKES Aisyiyah Yogyakarta ଷ Dosen Studi Fisioterapi STIKES Aisyiyah Yogyakarta

THE DIFFERENCE OF MANUAL TRAKSI ADDITION EFFECT IN STRAIGHT LEG RAISING INTERVENTION IN A BETTER FUNCTIONAL ACTIVITY IN OSTEOARTHRITIS KNEE PATIENT 1 Gita Permata Khairani 2, Moh. Ali Imron 3 Abstract Background of the Study: Osteoarthritis is joint degeneration disease which affects articular cartilage which causes damage in cartilage caused by age, sex and occupation or physical activity factors. Osteoarthritis often causes pain and the ability of functional activity decrease. Objective of the Study: The study is to investigate thedifference of manual traksi addition effect in straight leg raising intervention in a better functional activity in Osteoarthritis knee patient. Method of the Study : The study was a Quasi Experimental with pre-test and post-test control group design. There were 22 people as the samples which were taken using Purposive Sampling technique by determining inclusion and exclusion criteria. the samples were divided into 2 groups. Group I was given straight leg raising and group II was given manual traksi in straight leg raising intervention. The study was performed 3 times in a week for 4 weeks. The data normality test used Saphiro Wilk test and the homogeneity data test used Lavene test. In order to reveal the functional activity in group I and group II, Paired Sample T-Test was used. Findings: The test results using Paired Sample T-Test in group 1 and group 2 with p = 0.000 (p <0.05) This shows the effect of straight leg raising and manual traction and straight leg raising interventions to improve functional activity in patients with osteoarthritis of the knee while the difference in test results using Independent samples t-test, the value of p = 0.015 (p <0.05) result the average of group I 6,63 group II 12,20 this suggests that the addition of manual traction in straight leg raising interventions better improve the functional activity in patients with osteoarthritis of the knee. Conclusion: In conclusion, straight leg raising and traksi manual intervention is better in improving functional activity ability in Osteoarthritis knee patient. Suggestion: It is expected that the next researcher is more specific and finds more varied variables as well as adding the number of respondents, dosage and lengthen the time research to have a clearer effectiveness of straight leg raising and traksi manual exercise. Keywords: Straight Leg Raising, Traksi Manual, Functional Activity Ability, Osteoarthritis Bibliography: 4 Books, (2006-2013), 20 Journals ଵ Thesis Title ଶ School of Physiotherapy Student of Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta ଷ School of Physiotherapy Lecturer of Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta

PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak positif bagi bidang kesehatan dan ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Derajat kesehatan makin tinggi dan memperpanjang angka usia harapan hidup. Kondisi ini menyebabkan perubahan pola penyakit akibat transisi demografi. Penyakit yang disebabkan oleh karena infeksi jumlahnya semakin menurun dan pada saat yang sama penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses degeneratif semakin banyak ditemukan pada penduduk yang berusia tua yang disebut penyakit osteoarthritis. Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif sendi, terutama mempengaruhi pada tulang rawan artikular. Hal ini terkait dengan proses dan penekanan terus menerus saat lutut digunakan untuk berjalan. Proses degeneratif pada lutut berpengaruh pada pinggul, jari dan daerah tulang belakang bagian bawah. Penurunan aktivitas fungsional lutut merupakan akibat dari timbulnya nyeri pada osteoarthritis lutut, terutama saat melakukan aktivitas atau ada pembebanan pada sendi yang terkena. Akibat keluhan nyeri pasien akan aktivitasnya. Pembatasan aktivitas ini lama kelamaan akan menimbulkan problem rehabilitasi seperti gangguan fleksibilitas, gangguan stabilitas, pengurangan massa otot (atrofi), penurunan kekuatan dan ketahanan otot-otot lokal seperti otot quadriseps dan hamstring, dimana kedua otot ini sangat penting pada sebagian besar aktivitas fungsional yang melibatkan anggota gerak bawah seperti mendaki, melompat, bangkit dari posisi duduk, berjalan, naik dan turun tangga dan dalam waktu lama akan menimbulkan situasi handicap (Kalim, 2004). Modalitas fisioterapi yang dapat digunakan dalam penanganan kasus osteoarthritis, salah satunya yaitu dengan terapi manual traksi dan straight leg raising (SLR) Secara umum latihan untuk osteoarthritis yang rutin dilakukan pasien setiap hari dirumah, meliputi: latihan penguatan otot, dan redukasi pola jalan. Paling penting adalah mencegah kontraktur fleksi lutut, sehingga harus segera dilakukan penguluran pada otot hamstring dan gastroknemius dan tidak kalah penting juga penguatan dari otot quadriseps terutama vastus medialis. Latihan untuk penguatan otot quadriseps ini harus rutin dilakukan setiap harinya dimulai dari latihan ringan salah satunya dengan latihan SLR. Straight Leg Raising adalah latihan penguatan isometrik otot quadriseps dengan fokus pada otot rectus femoris. Latihan ini juga melibatkan kontraksi dinamik otot fleksor hip. Traksi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menangani disfungsi sendi seperti kekakuan, hipomobilitas sendi reversibel dan nyeri. Traksi merupakan gerakan pasif yang dapat dilakukan oleh fisioterapi pada kecepatan yang lambat sehingga pasien dapat menghentikan gerakannya. Gerakan traksi yang didasari oleh gerak arthrokinematika. Pemberian traksi bisa menstimulasi aktivitas biologis dengan pengaliran cairan sinovial yang dapat membawa nutrisi pada bagian avaskuler di kartilago sendi pada permukaan sendi dan fibrokartilago sendi. Gerakan yang berulang-ulang pada gerakan traksi akan memperbaiki mikrosirkulasi dan cairan yang keluar akan banyak sehingga kadar air dan matrik di jaringan dapat meningkat dan jaringan semakin elastis. Selain itu unsur gerak traksi hampir sama dengan gerak fisiologis dari sendi lutut pada gerakan fleksi sehingga dapat menambah dan mempertahankan elastisitas dari kapsul, ligamen, dan juga otot (Negara, 2013). Berdasarkan masalah dan definisi di atas, fisioterapi sebagai tenaga kerja profesional kesehatan mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang tinggi untuk mencegah, mengembangkan, mengembalikan dan mengobati gerak dan fungsi seseorang. Adapun peran fisioterapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri

yang memiliki hubungan timbal balik terhadap aktivitas fungsional pada kasus osteoarthritis adalah dengan teknik mobilisasi sendi traksi. Manual terapi traksi melibatkan adanya perengangan jaringan lunak di sekitar sendi untuk meningkatkan mobilitas (Joghataei, 2004). Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh PenambahanTraksi Manual Dalam Intervensi Staright Leg Raising Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional PadaPenderita Osteoarthritis Lutut. Menurut Ryan Hidayatullah (2013) dengan judul Pengaruh Penambahan Kinesio Tapping Pada Terapi Latihan Straight Leg Raising (SLR) Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Pasien Osteoartritis Lutut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penambahan kinesio taping pada latihan Straight Leg Raising (SLR) terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada pasien osteoarthritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian pre and post test with two control design. Uji statistik yang digunakan pada uji pengaruh dan beda pengaruh menggunakan uji paired test dan independent t test. Sampel terdiri 20 responden dengan keluhan osteoarthritis lutut di Desa Pemulutan Ulu, Ogan ilir, Sumatera Selatan yang berumur 45 60 tahun. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok Latihan SLR dan kelompok Latihan SLR di tambah dengan kinesio taping. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment. Sedangkan desain penelitian ini menggunakan pre-test and post-test group design. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising terhadap kemampuan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. Dari sejumlah populasi yang ada akan diambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan untuk kemudian di randomisasi dan dibagi menjadi 2 kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan 1 diberikan intervensi Straight leg Raising dan kelompok perlakuan 2 diberikan intervensi Straight Leg Raising dan traksi manual. Sebelum dan setelah di berikan intervensi kedua kelompok sampel diukur dengan WOMAC osteoarthritis index. Penelitian ini dilakukan 3 kali dalam seminggu selaman 4 minngu. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk Test dan uji homogenitas data dengan uji Lavene test. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas fungsional pada kelompok 1 dan kelompok 2 menggunakan Paired Sample T-Test. Untuk mengetahui beda selisih antara kedua kelompok menggunakan Independent sampel t-test. HASIL Sampel penelitian iniadalah warga desa yang mengalami osteoarthritis di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten berjumlah 22 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari jumlah sampel tersebut dibagi secara acak kedalam 2 kelompok perlakuan yaitu straight leg raising dan straight leg raising dengan penambahan traksi manual. Program fisioterapi dalam penelitian ini dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Karakteristik sampel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin disajikan pada grafik di bawah :

Tabel 4.1.Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten Bulan November - Desember 2015 Kelompok I Kelompok II Jenis Kelamin N % N % Perempuan 7 63,6 6 54,5 Laki - laki 4 36,4 5 45,5 Berdasarkan grafik 1 diatas bahwa lebih dari setengah sampel adalah perempuan baik kelompok I (63,6%) maupun kelompok II (54,5%). b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Karakteristik sampel berdasarkan umur disajikan pada grafik di bawah: Tabel 4.2.Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten Bulan November - Desember 2015 Kelompok I Kelompok II Usia N % N % 45-55 5 45,5 6 54,5 56-60 6 54,5 5 45,5 Jumlah 11 100 11 100 Berdasarkan grafik 2 diatas bahwa sampel terbanyak berumur 55-65 tahun baik kelompok I (54,5%) sedangkan kelompok II berumur 45-54 tahun (54,5%). c. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan di sajikan pada grafik di bawah ini : Tabel 4.3.Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten Bulan November - Desember 2015 Kelompok I Keelompok II Pekerjaan N % N % Buruh Tani 7 63,6 7 63,6 Guru 2 18,2 1 9,1 Dagang 0 0,0 1 9,1 IRT 1 9,1 0 0,0 Wirausaha 1 9,1 0 0,0

Pegawai Swasta 0 0,0 2 9,1 Jumlah 11 100 11 100 Berdasarkan grafik 3 diatas menunjukkan bahwa karakteristik sampel menurut pekerjaan yang terbanyak adalah buruh tani baik kelompok I maupun kelompok II (63,6). a. Uji Normalitas Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu harus diketahui normalitas distribusi data menggunakan Shapiro Wilk test dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.4. Uji Normalitas di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten Bulan November Desember 2015 Kelompok Sebelum Kelompok I 0,211 Kelompok II 0,271 Sesudah Kelompok I 0,251 Kelompok II 0,163 Selisih Kelompok I 0,295 Kelompok II 0,278 Hasil uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk Test diperoleh nilai p masing-masing kelompok baik sebelum dan sesudah intervensi serta selisih skor WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah intervensi seluruhnya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa data penelitian berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian dari data kedua kelompok adalah sama atau tidak. Untuk melakukan uji homogenitas menggunakan Lavene test. p Tabel 4.5. Uji Homogenitas di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten Bulan November - Desemeber 2015 Kelompok p Kelompok I Kelompok II 0,010 Uji homogenitas varians selisih WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan diperoleh nilai p=0,010 (p<0,05). Artinya ada perbedaan varian dari kedua kelompok perlakuan/tidak homogen

c. Uji beda WOMAC Osteoarthritis Index Sebelum dan Sesudah Perlakuan Untuk mengetahui perbedaan WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan Uji Paired Samples T-Test. Tabel 4.9.WOMAC Osteoarthritis Index Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo Klaten Bulan November - Desember 2015 Kelompok Kelompok I Kelompok II N Sebelum Setelah Rerata SB Rerata SB p 11 20,17 5,19 13,54 3,87 0,000 11 23,38 8,35 11,18 4,18 0,000 Rerata WOMAC osteoarthritis index sebelum sebesar 20,17 dan sesudah straight leg raising menjadi 13,54. Nilai p=0,000 (p<0,05) berarti ada perbedaan WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah straight leg raising. Rerata WOMAC osteoarthritis index sebelum sebesar 23,38 dan sesudah straight leg raising dengan traksi manual menjadi 11,18. Nilai p=0,000 (p<0,05) berarti ada perbedaan WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah straight leg raising dengan traksi manual. d. Uji Beda Selisih WOMAC Osteoarthritis Index Pada Kedua Kelompok Untuk mengetahui perbedaan WOMAC osteoarthritis index antara kelompok straight leg raising dan kelompok straight leg raising dengan traksi manual menggunakan uji Independent Samples T-Test pada kolom equal variances not assumed karena hasil uji homogenitas varian tidak homogen. Tabel 4.10.Perbedaan Selisih WOMAC Osteoarthritis Index di desa Bitaran RT 14 RW 05, Ngolodono, Karangdowo, Klaten November 2015 Kelompok N Rerata SB p SLR 11 6,63 2,61 SLR+Traksi manual 11 12,20 6,09 0,015 Rerata selisih WOMAC osteoarthritis index pada kelompok straight leg raisingdengan traksi manualsebesar 12,20 lebih tinggi dibandingkan kelompok straight leg raising sebesar 6,63dan berbeda signifikan yang ditunjukkan nilai p=0,015 (p<0,05). Nilai p=0,015 hitung lebih kecil dari p<0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang

berarti bahwa terdapat pengaruh terhadap penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Sampel Dalam penelitian ini responden adalah warga desa Bitaran RT 14 RW 05 Karangdowo, Klaten sebagian besar warga desa tersebut bekerja sebagai buruh tani yang mengalami ketidakmampuan penderita dalam melakukan aktifitas sehari-harinya. Karakteristik responden didapatkan dari hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin perumpuan yaitu 7 orang (63,6 %) pada intervensi straight leg raising sedangkan pada intervensi straight leg raising dengan penambahan traksi manual sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 6 orang (54,5 %). Hal ini sesuai dengan penelitian (Reksoprodjo, 2005) perempuan yang memasuki masa menopause ini akan mengalami penurunan hormon terutama estrogen dan fungsi fisiologis tubuh lainnya, sedangkan fungsi dari hormon estrogen salah satunya adalah membantu sintesa kondrosit dalam matriks tulang, dan jika estrogen menurun makan sintesa kondrosit menurun sehingga sintesa proteoglikan dan kolagen juga menurun sedang aktifitas lisosom meningkat, hal inilah yang menyebabkan osteoarthritis banyak terjadi pada wanita. Karakteristik berdasarkan umur menunjukkan sebagian besar berumur 55-65 tahun yaitu 6 orang (54,5 %) pada intervensi straight leg raising sedangkan pada intervensi straight leg raising dengan penambahan traksi manual sebagian besar berumur 45-54 yaitu 6 orang(54,5 %). Osteoartritis lutut merupakan penyakit degeneratif yang sampai sekarang masih belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Osteoartritis juga merupakan pnyakit rematik kronis yang paling sering ditemui. Banyak hal yang dapat menjadi faktor risiko (multi factorial) penyakit ini, salah satu di antaranya adalah obesitas. Angka kejadian penyakit ini pun bertambah seiring dengan bertambahnya usia, yang umumya menyerang pada usia di atas 50 tahun (Isbagio, 2009). Karakteristik berdasarkan pekerjaan menunjukkan sebagian besar bekerja sebagai buruh tani baik dari kelompok I maupun kelompok II (63,6 %). Hasil penelitian Hanes (2006) bahwa subyek yang berkerja dengan beban kerja yang banyak, aktivitas yang rutin akan membebani sendi lutut. dan mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih besar dibanding yang tidak banyak beban kerja. 2. Hasil Kemampuan Aktivitas Fungsional Aktivitas fungsional adalah suatu kondisi seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya, dimana tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti kegiatan bekerja, berjalan dan aktivitas sehari-hari diperlukan suatu keseimbangan dan mempertahankan tubuh untuk mendukunng kapasitas fisik serta kemampuan fungsionalnya. Untuk mengukur kemampuan fungsional menggunakan salah satu pemeriksaan fungsional untuk kondisi osteoarthritis adalah WOMAC

(Western Ontario and McMaster Universities) osteoarthritis index (Kersten, 2010). Data hasil penilian WOMAC osteoarthritis index menggunakan uji paired samples t-test yaitu pada intervensi straight leg raising sebelum pelakuan 20,17 dan setelah pelakuan menjadi 13,54 sedangkan pada intervensi straight leg raising dengan penambahan traksi manual sebelum pelakuan yaitu 23,38 dan setelah pelakuan menjadi 11,18, jadi hasil dari uji paired samples t-test diperoleh hasil bahwa adanya penurunan yang signifikan pada intervensi straight leg raising maupun dengan penambahan traksi manual pada intervensi straight leg raising, maka nilai p=0,000. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil berupa perbedaan yang signifikan antara straight leg raising dan traksi manual dalam intervensi straight leg raising. Horak et al, (1997) menunjukkan bahwa dalam mengeksekusi gerakan fungsional terdapat beberapa komponen yang dapat berdampak siginifikan dalam gerakan tersebut seperti percepatan dan perpindahan gaya serta perpindahan axis gaya yang sangat dipengaruhi oleh respon awareness pasien. 3. Hipotesis SIMPULAN Dari hasil uji hipotesis menggunakan Uji Independent Samples T- Test dengan nilai p=0,015 ketentuan Ho ditolak Ha diterima bila nilai p<0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh terhadap penambahan traksi manual dalam intervensi straight leg raising lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. Hal ini sesuai dengan penelitian menurut (Murti, 2014) dengan judul Pengaruh Manual Terapi Traksi Terhadap Peningkatan Aktivitas Fungsional Pada Osteoarthritis Lutut yaitu mobilisasi traksi dengan memberikan tarikan pada sendi tibiofemoral maka permukaan sendi saling menjauh, dengan begitu jarak antar sendi yang mengalami penyempitan pada kondisi osteoarthritis tibiofemoraljoint bisa diperlebar sehingga nyeri akibat ujung-ujung saraf sensorik yang tertekan disekitar sendi bisa berkurang, apabila tingkat penekanan berkurang maka tingkat iritasi pada saraf sensorik akan menurun, impuls saraf nociceptor akan menurun, dan nyeri bisa berkurang. Jarak sendi yang menyempit dengan traksi akan memperlebar jarak antar sendi tersebut sehingga jaringan yang sebelumnya tertekan oleh adanya osteofit tersebut akan mengendor dan tidak akan mengiritasi jaringan sekitar dan ujung-ujung saraf sensorik sehingga penekanan akan berkurang dan nyeri dapat berkurang. Dengan adanya gerakan yang berulang-ulang akan meningkatkan sirkulasi darah lokal kapsul, ligament, dan juga pada otot, disamping itu akan meningkatkan kuantitas protein dalam cairan sinovium karena adanya efek sedatif tersebut maka akan terjadi peningkatan sirkulasi sehingga metabolisme dalam jaringan meningkat, iritasi berkurang dan nyeri berkurang. Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pada pemberian intervensi straight leg raising untuk meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut dilihat pada perbedaan pengukuran WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah pelakuan. 2. Ada pengaruh pada pemberian intervensi straight leg raising dengan penambahan traksi manual untuk meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut dilihat pada perbedaan pengukuran WOMAC osteoarthritis index sebelum dan sesudah pelakuan. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara intervensi straight leg raising dan straight leg raising dengan penambahan traksi manual, tetapi pada intervensi straight leg raising dengan penambahan traksi manual lebih baik meningkatkan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. SARAN Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam mengatasi problematika osteoarthritis untuk meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang lebih spesifik dan beragam variabelnya, selain itu diharapkan menambahkan jumlah responden, dosis dan memperpanjang waktu penelitian sehingga diketahui keefektifitasan latihan straight leg raising dan traksi manual. DAFTAR PUSTAKA Hanes.(2006).Cartilage maintenance in Osteoartritis : interaction ofcytokines, NSAID and Prostaglandins in articular Cartilage and Repair. J.Rheumatol Hidayatullah, R.(2013).Pengaruh Penambahan Kinesio Taping PadaTerapi Latihan Straight Leg Raising (SLR) Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Lutut. Naskah Publikasi Ilmiah.Avaible.from: http://eprints.ums.ac.id/22546/9/naskah _PUBLIKASI_ILMIAH.pdf Horak, F,B.Henry, S,M, Cook,A,S.(1997).Postural Perturbations : New Insight for Treatment of Balance Disorders. Phys Ther 77 : 517-533 Isbagio, H.(2009).Tiga Hal yang Paling Menonjol dari 100 Lebih Jenis Rematik. Smart Living edisi 16. Jakarta. Joghataei, M.T.Arab, M,K.Khaksar, H.The Effect of Cervical Traction Combined with Conventional Therapy on Grip Strength on Patients with Cervical Radiculopathy.Clin Rehabil. University of Medical Science, Tehran. 2004;18(8):879-8 Maharani, E. P. (2007).Faktor-Faktor Risiko Osteoartritis Lutut (Studi Kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang) [S2 Tesis].Semarang: Program Pascasarjana Magister Epidemiologi Murti, T,W.(2014).Pengaruh Manual Terapi Traksi Terhadap Peningkatan Aktivitas Fungsional Pada Osteoarthritis Lutut.Naskah Publikasi Ilmiah. Available.from:http://eprints.ums.ac.id /30824/12/NASKAHPUBLIKASI.pdf Negara, J.(2013). Penambahan Traksi/Translasi pada Latihan Gerak Aktif pada Osteoarthritis Lutut Wanita Lanjut Usia. Tesis, Program Studi Fisioterapi Pasca Sarjana UNUD.