1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka dalam Undang-undang Dasar 1945 diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang. Tanggung jawab dalam memberikan pendidikan tidak hanya melekat pada pemerintah, tetapi juga pada keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, disadari atau tidak merupakan institusi yang sangat strategis dalam menciptakan SDM yang berkualitas. Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994 mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya manusia yang handal. Salah satu fungsi keluarga yang berkaitan dengan pembentukan sumberdaya manusia adalah fungsi pendidikan dan sosialisasi. Fungsi pendidikan dapat dilakukan melalui sekolah dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Komitmen tersebut tentunya perlu didukung oleh pemerintah (sebagai penyedia pelayanan pendidikan) dengan memberikan mutu yang terbaik kepada siswa dan orangtua sebagai pengguna jasa pendidikan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 11 Ayat 1). Salah satu kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah menjamin tersedianya dana guna
2 terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7 15 tahun (Pasal 11 Ayat 2). Hal ini menyebabkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal hingga jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) tanpa dipungut biaya. Selain itu, pemerintah mengupayakan alokasi dana pendidikan tahun 2009 sebesar 20 persen sesuai ketentuan Pasal 49 Ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan dana BOS dan BOS buku dengan tujuan meringankan beban orangtua terutama yang ekomoni lemah, sehingga tidak ada hambatan lagi bagi mereka untuk mengakses pendidikan. Pelayanan pendidikan yang diberikan pemerintah tidak hanya berkaitan dengan biaya, tetapi juga kualitas yang melekat pada sekolah, seperti fasilitas fisik (gedung sekolah, lapangan olahraga, dan toilet), kualitas tenaga kerja (guru dan tenaga administrasi) dan pelayanan yang berhubungan dengan tatap muka secara langsung. Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai penyedia pelayanan diwakili oleh sekolah, karena sekolah merupakan objek yang berinteraksi secara langsung dengan orangtua dan siswa (sebagai pengguna pelayanan). Oleh karena itu, sekolah harus menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang diberikannya, karena apabila mutu pelayanan yang diterima oleh orangtua lebih baik atau sama dengan yang dibayangkan, mereka akan cenderung akan loyal terhadap sekolah tersebut. Loyalitas orangtua merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan orangtua dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah. Kepuasan itu sendiri muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Kotler 1997). Kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan ditentukan pula oleh tingkat kepentingan sebelum menggunakan jasa pendidikan, dibandingkan dengan hasil persepsi orangtua setelah orangtua merasakan kinerja pelayanan pendidikan tersebut. Tingkat kepentingan orangtua merupakan keyakinan orangtua sebelum memilih dan merasakan jasa yang akan dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja pelayanan pendidikan. Dalam mewujudkan pendidikan dasar yang berkualitas diperlukan evaluasi terhadap pelayanan pendidikan yang telah dirasakan berjalan hingga saat ini. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui kepuasan masyarakat dalam hal ini orangtua, sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk
3 meningkatkan pelayanan pendidikan dan partisipasi masyarakat untuk lebih peduli dan berperan serta dalam menciptakan sumberdaya berkualitas. Perumusan Masalah Lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya industri jasa. Perhatian pada mutu layanan pendidikan bertujuan untuk menarik para calon siswa, melayani dan mempertahankan mereka. Peningkatan mutu pendidikan termasuk di dalamnya mutu layanan akademik dan mutu pengajaran merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan agar kepuasan siswa dan orangtua sebagai pelanggan lembaga pendidikan dapat diberikan secara optimal. Dalam mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan bidang pendidikan, perlu diketahui terlebih dahulu gambaran mengenai harapan orangtua terhadap pelayanan dan kinerja aktual pelayanan yang diterima. Idealnya orangtua merasakan kepuasan apabila ada kesesuaian persepsi antara harapan dan kenyataan. Memang dalam jangka pendek, seringkali tidak terlihat hubungan antara kepuasan pelanggan dengan tingkat keuntungan, karena kepuasan adalah strategi yang lebih bersifat defensive, maka kemampuannya untuk mempertahankan pelanggan itulah yang akhirnya mempengaruhi keuntungan dalam jangka panjang (Irawan 2003). Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik orangtua dan sekolah? 2. Bagaimana tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar yang disediakan oleh sekolah serta apakah terdapat perbedaan antara tingkat kepuasan ayah dan ibu? 3. Atribut apa saja yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan sekolah terhadap tingkat kepuasan pelayanan pendidikan dasar. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik orangtua dan sekolah,
4 2. Menganalisis tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar dengan pertanyaan langsung dan menggunakan CSI (Consumer Satisfaction Index), 3. Menganalisis kinerja atribut pelayanan pendidikan dasar dengan menggunakan analisis IPA (Importance Performance Analysis), 4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar. Kegunaan Penelitian Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah yang meliputi: strategi peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, strategi peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan strategi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan. Menjadi bahan evaluasi bagi penggunaan jasa pendidikan di masa yang akan datang dan pengulangan (replikasi) di kabupaten lain. Selain itu diharapkan juga dapat dijadikan sebagai diagnostik, akuntabilitas dan pada beberapa kasus dapat dijadikan sebagai bench marking untuk penilaian secara periodik dalam memperkuat peningkatan jasa pendidikan dasar dan mejadi alat pelengkap ketika dipergunakan sebagai bagian dari program nasional, regional dan lokal untuk memonitor perubahan dalam penigkatan akses dan kualitas jasa pendidikan dari berbagai periode. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah masyarakat untuk menyampaikan keinginan dan saran kepada pemerintah berkaitan dengan kebutuhan pendidikan yang mereka harapkan. Selain itu, dapat lebih meningkatkan peranserta masyarakat untuk lebih berpatisipasi dalam pendidikan baik sebagai pengguna maupun evaluator. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi bahan pembelajaran bagi peneliti mengenai faktorfaktor yang dapat menimbulkan tingkat kepuasan pelanggan. Selain itu, peneliti dapat mempelajari budaya suatu daerah dan seberapa kuat budaya tersebut
5 mempengaruhi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dalam hal ini menyekolahkan anaknya atau tidak.