PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perkembangan Produksi Kakao di Indonesia. Kakao (Theobrema cocoa L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan YENNI YUSRIANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

DUKUNGAN TEKNOLOGI PAKAN DALAM USAHA SAPI POTONG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

Pemanfaatan Limbah Pasar sebagai Pakan Ruminansia

Syahdar Baba 1 M. I. Dagong 1 Ambo Ako 1 Abdullah Sanusi 2 Anis Muktiani 3

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

1. Pendahuluan. 2. Pengertian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

TEKNOLOGI ALAT DAN MESIN UNTUK AGRIBISNIS PETERNAKAN DI KAWASAN PERKEBUNAN SAWIT

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

Transkripsi:

I. Pendahuluan PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK Peningkatan populasi ternak masih terpaku pada kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan tanaman pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta pengurangan lahan sebagai akibat semakin diintesifkannya usaha tanaman pangan dan peningkatan kebutuhan lahan akibat perkembangan kawasan industri maupun pemukiman mengakibatkan luas areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang.dengan demikian ketersediaan pakan hijauan, khususnya pada akhir musim kemarau sampai dengan awal hujan dianggap sebagai masalah paling utama. Dan pada masa musim kemarau yang berkepanjangan merupakan musim paceklik. Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak potong) dan induk laktasi (ternak perah). Apabila melihat potensi bahan pakan hasil limbah dari tanaman pertanian, perkebunan dan industrinya, maka kekhawatiran tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Hasil limbah pertanian tersebut memiliki potensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia dan monogastrik, walaupun ada kelemahannya seperti nilai nutrisinya rendah, serat kasar yang tinggi, penyimpanannya memerlukan ruangan yang besar dan cepat rusak namun hal tersebut dapat diatasi dengan proses pengolahan seperti pencacahan, pengepresan, fermentasi (amoniasi, molases, dan lain lain) penepungan dan penggilingan. Hasil limbah pertanian selama ini kurang dirasakan oleh peternak di daerah karena mereka masih berkesempatan untuk mencari rumput alam yang tumbuh tanpa dibudidayakan (native grass) walaupun lokasinya cukup jauh. Manfaat hasil limbah pertanian sangat dirasakan atau dibutuhkan pada saat () Jumlah ternak yang diusahakan banyak; () Musim kemarau (sulit pakan terutama hijauan); () Tenaga kerja terbatas (terutama pada saat musim tanam, panen dan lain-lain) () Populasi ternak di wilayah bersangkutan padat dan () Lahan pertanian dibudidayakan secara intensif. Hasil limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak ruminansia antara lain :. Hasil Limbah Tanaman Padi Hasil limbah tanaman padi dapat berupa jerami dan dedak. Jerami merupakan pakan sumber serat sedangkan dedak kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber serat dan energi. Jerami lambat tercema sehingga dalam saluran pencemaan dibutuhkan waktu sekitar 8,7 jam. Jerami merupakan hasil limbah tanaman pertanian yang paling potensial dan terdapat hampir di seluruh daerah di Sendang dengan produksi sekitar 8.0 ton jerami per tahun.. Jerami padi cukup potensial sebagai pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal. Jerami padi dapat menggantikan 0 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak 0%. Dewasa ini pemanfaatan jerami padi sangat tinggi dan telah terjadi persaingan untuk kebutuhan :(). Mulsa (penutup lahan); () Pakan ternak; () Bahan baku pembuatan kertas dan () Media budidaya tanaman jamur. Sehingga secara nilai ekonomis jerami memiliki nilai yang tinggi. Pemanfaatan dedak padi yang nerupakan hasil limbah penggilingan padi sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 00%, terutama dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul.

. Hasil Limbah Tanaman Jagung Hasil limbah tanaman jagung dapat berupa tebon, janggel, kulit buah (klobot), dan tongkol; merupakan pakan sumber serat. Janggel jagung merupakan hasil limbah perontokan jagung pipilan yang tersedia cukup kontinyu dan berlimpah, terkadang menimbulkan masalah dalam pembuangan atau penyimpanannya terutama pada saat panen raya. Janggel jagung tanpa perlakuan dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 7 %. Satu hektar jagung dapat menghasilkan pakan untuk memelihara - ekor sapi perhektar, bila kali panen maka jumlah sapi dapat - ekor. Hijauan jagung atau daunnya dan tanaman setelah diambil buah jagungnya dapat dibuat silase dengan cara menambahkan urea dengan kadar 0,% (, kg/ton silase) dapat meningkatkan protein silase dari 8, % menjadi, % bahan kering dan ini memenuhi kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah.( BDP Batu 00). Hasil Limbah Ubi Kayu Hasil limbah tanaman ubi kayu sebesar,% digunakan untuk pangan dan sisanya sebesar 9,7% untuk bahan baku industri seperti tepung tapioka, untuk industri pakan ternak (,8 %) dan industri non pangan lainnya (8, %) serta dieksport (,8 %). Hasil limbah ubi kayu yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah gamblong, dan gaplek afkir. Gamblong merupakan hasil limbah pengolahan agroindustri tepung tapioka yang jumlahnya mencapai 9,7% dari total produksi ubi kayu. Pemanfaatan gamblong dalam konsentrat penggemukan, dan pembesaran dapat mencapai 0%. Pencapaian target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sebesar kg dapat mudah dicapai apabila digunakan bahan pakan dasar berasal dari ubikayu atau hasil limbahnya.. Hasil Limbah Tanaman Kedelai Hasil limbah tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai biologis tinggi. Penggunaan kedelai sebagai pakan ternak ruminansia belum umum digunakan di Indonesia karena harganya mahal, persaingan untuk kebutuhan pangan dan ternak monogastrik. Hasil limbah kedelai yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia adalah kulit buah (polong), batang dan kulit polong, kulit ari biji, ampas tahu, ampas kecap dan kedelai afkir.kedelai dan limbahnya dapat digunakan semaksimal mungkin bergantung kepada ketersediaan dan harga bahan di lokasi setempat. Ampas tahu dan kulit ari biji sangat baik diberikan pada sapi menyusui atau penggemukan, dapat menggantikan konsenrat komersial hingga 7 %. Untuk sapi penggemukan, pemberian ampas tahu dalam waktu yang lama (> bulan) dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tekstur daging kurang padat dan berlemak.. Hasil Limbah Kacang Tanah Hasil limbah tanaman kacang tanah adalah jerami dan kulit kacang tanah. Pemanfaatan kulit kacang tanah sebagai pakan ternak sudah umum dilakukan, namun biaanya sebagian besar hanya dibuang atau dibakar. Penggunaan kulit kacang tanah untuk ransum sapi pembibitan, pembesaran dan penggemukan dapat mencapai 0 % dalam ransum. Bahan baku jerami /rendeng ini umumnya diberikan dalam bentuk segar karena apabila dilayukan, dapat menurunkan palatabilitas dan juga kualitasnya..hasil Limbah Tanaman Kelapa Hasil limbah tanaman kelapa yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah bungkil kopra. Pemanfaatan bungkil kopra sebagai pakan ternak ruminansia telah umum digunakan sehingga harga kopra di pasaran cukup mahal. Penggunaan bungkil kopra dalam konsentrat sapi perah dan sapi potong berkisar antara 0 persen hingga persen.

7. Hasil Limbah Pengolahan Buah Coklat Hasil limbah pengolahan buah coklat yang berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak adalah kulit (pod) luar dan kulit biji (ari). Pada sapi penggemukan yang diberikan pakan 7 % konsentrat dan % hijauan, maka peran hijauan dapat digantikan 00 % oleh pod kakao. Hasil penelitian penggunaan pod kakao pada ternak ruminansia, bahwa pemakaian pod kakao pada taraf 0 % tanpa pengolahan, dapat menurunkan kecernaan in- vitro. 8. Hasit Limbah Tanaman Tebu Hasil limbah tanaman tebu merupakan pakan sumber serat atau energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah daun tebu, ampas tebu (bagase), dan tetes (molases). Ampas tebu banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dan media budidaya jamur. Tetes telah umum digunakan sekitar -7 % yang berfungsi sebagai pelekat pakan dan penambah kesukaan (palatabilitas). Pucuk tebut dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negatif pada ternak ruminansia. Meskipun pucuk tebu potensinya cukup besar, namun angka pemanfaatannya relatif masih rendah ( - % ), hal ini desebabkan antara lain turunnya palatabilitas yang cukup besar apabila dikeringkan dengan matahari, sedangkan bila dikeringkan dengan mesin pengering, hasilnya tetap hijau dan berbau manis, Biasanya untuk ekspor dilakukan pengeringan dengan mesin pengering. Negara kita kaya akan tanaman pertanian tetapi masih sedikit yang dapat kita gali dan dimanfaatkan untuk pakan ternak terutama limbah pertanian yang sebetulnya masih memungkinkan untuk dapat kita manfaatkan secara optimal, mari kita berdayakan sumber-sumber yang ada di negeri kita ini untuk memajukan peternakan ini. II.Populasi sapi perah di Kecamatan Sendang Populasi sapi perah di Kecamatan Sendang didominasi desa Geger,Sendang,Nglurup,Nyawangan,Kedoyo meliputi jumlah 7.80 ekor. ( Disnak Kec.Sendang 008) III.Kebutuhan pakan. Degan jumlah populasi 7.80 ekor seperti diatas maka kebutuhan pakan setiap harinya akan banyak pula. Apabila kebutuhan pakan satu ekor mencapai rata-rata kilogram/hari maka diperlukan 9. kilogram/hari atau 88.70 kilogram/bulan atau.7.0 kilogram/bulan. Apabila diasumsikan 0 % saja yang dapat dicukupi hijauan maka terdapat kekurangan sebanyak 88. kilogram selam bulan atau 9.8. kilogram/hari. Jumlah ini merupakan peluang bisnis bagi siapa saja yang berkepentingan dibidang usaha ternak sapi perah di Sendang. IV. Pengolahan pakan siap saji. Pada umumnya peternak belum terbiasa dengan pemberian pakan siap sajii produksi pabrikan. Yang dilakukan peternak biasanya adalah memberikan hijauan dengan menambahkan konsentrat dan kebiasaan ini sulit diubah sehingga pemberian pakan siap saji terkendala dengan kebiasaan tersebut,atau peternak belum percaya begitu saja terhadap hal hal yang bersifat baru. Oleh karena itu perlu penyuluhan dan sosialisasii terhadap hal ini. Pengolahan pakan siap saji selain mengatasi kendala stagnasi pakan pada musim kemarau tetapi lebih ditekankan pada peningkatan mutu makan agar produktifitas sapi tetap terjaga. Sebagai contoh dengan perlakuan fermentasi jerami dengan menggunakan bakteri Starbio akan meningkatkan kadar protein jerami dari % menjadii 8 %.( Lembah Hijau Solo. 000) Untuk membuat pakan siap saji tidak lagi limbah pertanian difermentasi sendiri-sendiri namun dilakukan fermentasi secara bersama-sama dengan bahan konsentrat agar lebih praktis serta

yang lebih baku adalah meningkatkan kadar protein dari semua bahan baku yang digunakan. Caranya adalah limbah pertanian dihancurkan dengan mesin pemotong lalu dilakukan fermentasi bersama dengan bahan konsentrat secara an aerob dengan perbandingan 0 % konsentrat dan 0 % limbah pertanian.( tergantung bahan limbah yang digunakan ) dengan menggunakan bacteri Starbio. Sedangkan sebagai bahan konsentrat dapat berupa limbah industri pertanian seperti katul,polar,tetes,bungkil kopra dan lain-lain serta tepung jagung dan urea. Dalam memproduksi pakan siap saji dalam skala besar diperlukan beberapa peralatan prosesing agar terjadi efisiensi tenaga kerja dan mutu pakan dapat lebih baik. Peralatan tersebut diantaranya coper untuk menghancurkan limbah pertanian yaitu coper untuk jerami padi,tebon jagung dan penggiling jaggel serta mixer untuk pengaduk pakan supaya homogen. Namun demikian dapat juga dilakukan dengan cara manual dengan tenaga manusia. Sebagai tempat fermentasi dapat digunakan plastik kantong berkuran lebar 0 Cm dan panjang sesuai kebutuhan agar isi kantong plastik berkisar antara kg. atau sesuai kebutuhan dan dapat juga dilakukan fermentasi di gorong-gorong berdiameter satu meter ditumpuk tiga sampai empat buah yang didalamnya dilapisi plastik agar terjadi suasana an aerob. Caran fermentasinya adalah apabila menggunakan plastik sebagai wadah maka bahan konsentrat dan limbah pertanian yang sudah disiapkan dimasukkan kantong plastik dan kemudian dijahit agar terjadi suasana an aerob serta diberi tanggal pembuatan agar dapat diketahui kapan masaknya. Dengan menggunakan kantong plastik ini selain tidak terlalu banyak modal juga lansung dapat dikirim ke konsumen. Selanjutnya apabila menggunakan gorong-gorong maka bahan konsentrat dan limbah pertanian yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam tumpukan gorong-gorong yang sudah dilapisi kantong plastik berdiameter 00 cm kemudian plastik diikat agar tidak bocor. Kapasitas goronggorong ini dapat mencapai sampai kw. Namun apabila akan dikirim perlu pengemasan lagi. Dapat juga menggunakan drum plastik diameter 0 cm tinggi meter dengan kapasitas kurang lebih 7 kg. Drum ini sudah ada tutupnya sehingga setelah diisi penuh dan dipadatkan dapat langsung ditutup dan di klem agar supaya tidak bocor. Pakan akan siap atau jadi dalam waktu sampai 0 hari setelah pembuatan

V.Analisa Usaha. Uraian Volume Harga Satuan Jumlah ( Rp ) I. II. Biaya tetap * Biaya variabel - - -...... 7. 8. 9. 0.. Katul Polar Bungkil kopra Jagung Tetes Urea Jerami padi ( Sudah dicoper) Bakteri Starbio Tenaga kerja Plastik Air kg kg kg kg 0. lt 0. kg kg 0. kg 0. HOK m 7 lt.00.00.00.800.00.00 0 0.000 0.000.000 0.000 7.00.00 8.00 87 0.70.00 0.000.000 0 Jumlah kg 7.7 Ket. * Biaya tetap seperti penyusutan alat dan gudang belum dihitung Biaya produksi Rata-rata adalah Rp.09,-/kg. KOMPUTERISASI FORMULASI RANSUM Dengan menggunakan fasilitas komputer, penyusunan/formulasi ransum dapat dibuat dalam suatu program, sehingga penghitungan dalam memformulasikan suatu ransum seperti diuraikan di atas tidak terlalu rumit. BPTP Jawa Timur dan UNISMA Malang sudah membuat program formulasi dalam bentuk CD (compact disk) untuk menyusun ransum sapi perah dengan memanfaatkan perangkat komputer.

Lampiran : KEBUTUHAN POKOK HIDUP SAPI Berat Badan Energi ( Kg ) ( Gr.TDN ) 0 80 00 0 0 0 00 70 0 000 00 70 Protein (Gr.Pdd ) 0 80 00 0 70 7 8 KEBUTUHAN TIAP LITER SUSU ( PRODUKSI ) % KADAR LEMAK Energi SUSU ( Gr.TDN ), 80, 0 0, 80, 0 0 KEBUTUHAN INDUK MASA KERING Bunting Energi ( Gr.TDN ) Bulan ke 8 0 Bulan ke 9 00 Protein (Gr.Pdd ) 8 0 8 7 7 Protein (Gr.Pdd ) 00 00 Berat Badan ( Kg ) 00 00 00 00 KEBUTUHAN SAPI DARA Energi ( Gr.TDN ) 000 00 00 000 Protein (Gr.Pdd ) 80 00 0 0 KEBUTUHAN PAKAN TERHADAP BAHAN KERING UMUMNYA % DARI BERAT BADAN

Komposisi nutrisi pakan lengkap untuk penggemukan dan pembibitan. Jenis complete feed Kadar air (%) Bahan Kering (%) Protein kasar Hasil analisa proksimat (dalam %) Lemak kasar Serat kasar Pembibitan 88 8.. 8.8 0.. Penggemukan 88 0.7.0 8 8.7.8. Sumber : Wahyono (00). Kadar abu BETN TDN Analisa bahan hijauan 7 8 9 0 7 8 9 0 7 8 9 Keterangan Bahan Hijauan Rumput Gajah (baik) Rumput Gajah (sedang) Rumput Gajah (kurang) Rumput Lapangan (baik) Rumput Lapangan(sedang) Rumput Lapangan(kurang) Rumput Setaria (baik) Rumput Setaria (sedang) Rumput Setaria (kurang) Hijauan Jagung (baik) Hijauan Jagung(sedang) Hijauan Jagung(kurang) Hijauan Kedele(baik) Hijauan Kedele(sedang) Hijauan Kacang tanah Daun Lamtoro Daun Pisang Daun Ubi jalar Daun Ubi Kayu Daun Wortel Kubis Sisa Kubis Jerami Padi (baik) Jerami padi (kurang) Jerami Kedele Jerami Kacang tanah Pucuk tebu (baik) Pucuk tebu (kurang) Gliriseadea/Gamal/Dadab B :.Pdd : Protein dapat dicerna.tdn : Total Digestible Nutrient ( energi ).BK : Bahan kering Kandungan per Kg bahan Pdd (gr) TDN (gr) BK (gr) 70 0 9. 7 0. 77 0 0 00. 0 0 9 0 00 7 0 7. 78 0 88 00 9 70 07 00 80 8 89 70 7 7 0 7 8 0 89 70 0 8 90 0 9 0 7 0 7 9 8 0 8 8 0 00 0 00 8 80 7 9 900 0 0 7 0 9 0 0 Sumber BLPP Batu 00

7 Analisa bahan konsentrat 7 8 9 0 7 8 9 0 Keterangan Nama Bahan Bekatul(baik) Bekatul Biasa Dedak halus pabrik Dedak halus kampung Dedak kasar kampung Dedak kasar pabrik Dedak jagung Bungkil kelapa Bungkil Kedele Bungkil Kelapa sawit Bungkil Biji kapas Bungkil Biji kapuk Bungkil Biji bunga matahari Bungkil kacang tanah Ampas tahu basah Ampas tahu kering Ampas Bier basah Tetes Sagu basah Sagu kering Rubbersheet Polard (katul gandum) :.Pdd : Protein dapat dicerna.tdn : Total Digestible Nutrient ( energi ).BK : Bahan kering Kandungan per Kg bahan Pdd(gr) TDN(gr) BK(gr) 97 70 880 88 880 7 880 9 880 0 880 08 880 7 70 880 0 70 880 7 90 98 0 900 8 90 98 0 900 90 90 8 90 90 0 0 07 0 900 7 0 7 70 0 00 80 7 77 90 0 700 880 Sumber BLPP Batu 00

8 Lampiran CONTOH PERHITUNGAN MENYUSUN RANSUM SAPI PERAH Diketahui : Berat badan sapi = 9 kg Produksi = lt/hari Kadar Fat =, % Maka penghitungannya adalah : Kebutuhan hidup pokok 9 kg = Pdd 70 TDN 70 Produksi lt = Pdd 80 TDN 7 Total = Pdd 0 TDN 88 Bila Kebutuhan bahan kering diambil % saja maka kebutuhannya adalah % x 9 kg =,9 Kg = 900 gr Apabila diberi pakan rumput gajah kwalitas sedang maka kebutuhannya adalah = 900 : 0 = 8 Kg Pdd = 8 x 9, = 799 gr TDN = 8 x 7 = 0 gr Kekurangan : Pdd = 0-799 = gr TDN = 88-0 = 0 gr Dapat dicukupi dari :.Yellow Feed = : 0 =, Kg ( Pdd ) 0 : 70 =,7 Kg ( TDN ) Rata-rata =, Kg.Dedak = : 7 =, Kg ( Pdd ) 0 : =, Kg ( TDN ) Rata-rata = Kg Jadi kebutuhannya adalah = Rumput gajah = 8 Kg Yellow Feed =, Kg Dedak = Kg

9 HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DENGAN BERAT BADAN Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg 8 0 9 77 0 7 9 9 79 7 7 70 7 70 9 8 8 7 7 7 97 8 9 80 7 8 7 98 87 8 0 8 7 7 99 90 7 90 77 7 7 00 9 7 9 78 7 7 8 0 9 7 80 00 79 87 7 0 0 98 8 8 0 80 89 77 0 0 9 88 0 8 9 78 0 0 0 9 8 00 79 0 0 9 7 8 08 80 7 0 09 0 8 7 8 8 8 07 0 9 8 8 0 08 0 0 8 8 8 09 8 87 0 8 0 9 88 8 8 7 8 89 8 8 7 8 8 90 87 0 0 9 7 9 7 88 0 8 9 8 89 7 88 9 9 90 7 0 8 9 9 0 9 9 7 0 9 0 9 0 9 7 8 7 70 0 9 9 9 7 9 0 0 7 8 97 70