Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PERMEN JELLY KOLANG KALING DI LIMBANGAN KENDAL

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

PENGEMBANGAN USAHA SERABI DI NGAMPIN AMBARAWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

The 7 th University Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI

PENINGKATAN MUTU PROSES PRODUKSI KOPI BUBUK BAGI MASYARAKAT KLASTER KOPI DI DESA GAJAH KUMPUL KECAMATAN BATANGAN PATI

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

Resep Makanan Bayi. (6-8 Bulan) Copyright TipsBayi.com & KartuBayi.com

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) : 1. JUDUL

3. METODOLOGI PENELITIAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

MANISAN BASAH BENGKUANG

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

Resep kue lapis lengkap

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Hidangan Bubur Manis untuk Berbuka Puasa

PANCI BERTINGKAT UNTUK EFISIENSI PRODUKSI MINUMAN KESEHATAN HERBA DI KEL. BUMIAYU KEC. KEDUNGKANDANG MALANG

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU. Oleh :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

PEMBUATAN UNIT CETAKAN GULA TUMBU MENJADI GULA BUTIRAN

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

PELUANG BISNIS USAHA MIE AYAM. Oleh : NAMA : YATIMAN KELAS : S1 SI 2C NIM :

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica

PENGEMBANGAN USAHA HASIL OLAHAN IKAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI DAERAH GUNUNG KIDUL

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN DAN PRODUKSI USAHA MIKRO KERIPIK MELALUI PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

PENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU

PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BATIK CIPRATAN UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS MARTABAK

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

IbM Bagi Kelompok PKK Di Desa Karangsoka

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

Transkripsi:

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal. 17-22 ISSN 0216-7395 PENGUATAN USAHA PENGOLAH KOLANG KALING DI DESA NGESREPBALONG KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Indah Hartati 1*, Nugroho Widiasmadi 2, Renan Subantoro 3, Laeli Kurniasari 1 dan Darmanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim 2 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim 3 Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim * E-mail: hartatiprasetyo@gmail.com Abstrak Salah satu usaha yang berkembang di Desa Ngesrepbalong, Limbangan, Kendal adalah usaha pengolaha kolang kaling. Beberapa permasalahan yang dihadapi pelaku usaha pengolah kolang kaling adalah diperlukannya alat TTG guna proses pemecahan kulit biji kolang kaling, belum adanya wawasan dan usaha ke arah diversifikasi produk serta diperlukannya pelatihan-pelatihan penguatan usaha. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi bagi permasalahan mitra pengolah kolang kaling yakni: (i) memperbaiki proses produksi berupa aplikasi alat pemipih kolang kaling dan pemecah kulit buah kolang kaling, (ii) memberikan pelatihan produksi diversifikasi produk kolang kaling yakni berupa manisan kolang kaling dan permen jely kolang kaling serta alat sealer, (iii) memberikan pelatihan penguatan usaha berupa pelatihan desain kemasan, pelatihan cara produksi pangan yang baik dan pelatihan perijinan PIRT, dan (iv) memberikan pelatihan manajemen usaha kecil. Adapun target kegiatan adalah perbaikan proses produksi melalui aplikasi mesin pemecah kulit buah kolang kaling dan pemipih kolang kaling, pelatihan proses produksi manisan dan permen jelly kolang kaling, pelatihan desain kemasan manisan dan permen jelly kolang kaling, pelatihan CPPB, pelatihan perijinan dan pelatihan manajemen usaha. Perbaikan proses produksi telah dilakukan melalui perancangan, pabrikasi dan penggunaan alat pemecah dan pemipih kolang kaling. Diversifikasi produk kolang kaling telah diberikan sehingga mitra memiliki wawasan dan ketrampilan mengenai proses pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling. Pelatihan CPPB telah memberikan wawasan mengenai cara produksi pangan yang baik. Pelatihan pengemasan telah berhasil memberikan wawan mitra mengenai pengemasan produk pangan dan pelabelan. Pelatihan perijinan memberikan wawasan mitra mengenai prosedur perijinan yang harus ditempuh bila mitra mengajukan permohonan pengajuan perijinan bagi usaha mereka. Pelatihan manajemen usaha telah dapat memberikan wawasan mitra mengenai pengelolaan usaha kecil. Kata kunci: kolang kaling, manisan, pemecah, pemipih, permen jelly PENDAHULUAN Limbangan merupakan kecamatan di Kabupaten Kendal yang terletak dikaki gunung ungaran sebelah barat. Salah satu desa yang berada di Kecamatan Limbangan adalah Desa Ngesrepbalong. Desa Ngesrepbalong terletak dilereng gunung Ungaran sebelah utara (Anonim, 2012). Salah satu tanaman yang banyak terdapat didesa ini adalah tanaman aren (Arenga pinnata). Penduduk desa Ngesrepbalong mengolah nira aren menjadi gula aren, mengambil ijuk dari pohon aren, mengambil buah kolang kaling dan pohon aren yang sudah tidak produktif ditebang untuk diambil tepungnya. Saat ini, pengolahan buah kolang kaling di desa Ngesrepbalong lebih banyak dilakukan oleh kaum ibu. Proses pengolahan buah kolang kaling berlangsung melalui beberapa tahap yakni: (i) pemetikan buah kolang kaling, (ii) perontokan buah dari batang, (iii) perebusan buah, (iv) pengupasan buah, (v) pemipihan, (vi) pencucian, dan (vii) perendaman. Proses pengupasan dan pemipihan merupakan proses yang cukup memakan waktu mengingat proses masih dilakukan secara manual. Kendala lain yang dihadapi pengolah Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 17

Penguatan Usaha Pengolah Kolang Kaling kolang kaling adalah belum ada usaha diversifikasi produk. Selain belum memiliki pengetahuan mengenai proses diversifikasi produk, berdasar hasil pengamatan tim pengabdian, proses pengolahan kolang kaling yang sementara ini dilakukan masih dilakukan menggunakan peralatan sederhana dan belum memperhatikan cara produksi produk pangan yang baik (CPPB). Disamping hal-hal tersebut, kendala lain yang dihadapi adalah dalam mengelola usaha pengolahan buah kolang kaling adalah mereka belum menerapkan sistem manajemen usaha yang baik. Kegiatan ini bertujuan: (i) memperbaiki proses produksi berupa aplikasi alat pemipih kolang kaling dan pemecah kulit buah kolang kaling, (ii) memberikan pelatihan produksi diversifikasi produk kolang kaling yakni berupa manisan kolang kaling dan permen jely kolang kaling serta alat sealer, (iii) memberikan pelatihan penguatan usaha berupa pelatihan desain kemasan, pelatihan cara produksi pangan yang baik dan pelatihan perijinan PIRT, dan (iv) memberikan pelatihan manajemen usaha kecil METODE Solusi yang ditawarkan tim pengusul guna mengatasi permasalah mitra, adalah sebagai berikut: 1. Perbaikan proses melalui aplikasi alat pemecah kulit dan pemipih kolang kaling. Perbaikan proses dilakukan melalui penggunaan alat pemecah kulit dan pemipih kolang kaling. Prosedur perbaikan proses meliputi: (i) desain alat, (ii) pabrikasi alat, (iii) uji coba alat, dan (iv) penggunaan alat. Detail spesifikasi alat adalah sebagai berikut: Kapasitas : 50 kg/jam Daya motor : 1,5 Hp Dimensi : 120 x 80 x 110 cm Jumlah silinder : 2 silinder Tranmisi : rantai dan belt 2. Pelatihan proses produksi manisan dan permen jelly kolang kaling Pelatihan proses produksi manisan dan permen jelly kolang kaling dilakukan dengan tahapan proses yang meliputi: (i) Pelatihan produksi manisan dan permen jelly kolang kaling (ii) Pendampingan produksi manisan dan permen jelly kolang kaling 3. Pelatihan Penguatan Usaha 3.1. Pelatihan desain kemasan 3.2. Pelatihan CPPB 3.3. Pelatihan Perijinan 4. Pelatihan manajemen usaha kecil (I. Hartati, dkk) HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan dan pabrikasi alat pemecah dan pemipih. Perancangan dan pabrikasi alat pemecah dan pemipih kolang kaling didahului dengan diskusi tim bersama dengan mitra. Desain alat pemecah dan pemipih disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Desain alat pemecah dan pemipih kolang kaling Tahap selanjutnya adalah pabrikasi alat. Pabrikasi dilakukan di Workshop Teknik Mesin FT UNWAHAS. Tahapan pabrikasi terdiri atas: (a) pemotongan besi siku untuk rangka, (b) pengelasan rangka kaki, (c) pengelasan sisi, (d) pemotongan rel untuk poros fleksibel, (e) pemasangan pilo blok dan (f) penghalusan Gambar 2. Alat pemecah dan pemipih kolang kaling Alat pemipih dan pemecah kulit kolang kaling yang telah dipabrikasi di Workshop Teknik Mesin Unwahas diserahkan kepada 18 e-issn 2406-9329

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal. 17-22 ISSN 0216-7395 mitra disertai dengan pelatihan penggunaan (Gambar 2). Alat dapat digunakan untuk memecah kulit dan memipihkan kolang kaling dengan cara mengatur jarak rol (Gambar 3). Gambar 3. Proses penyetelan lebar rol Pelatihan pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling Kegiatan pelatihan pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, diantaranya: (i) hingga kini belum ada produk diversifikasi dari kolang kaling, (ii) adanya kolang kaling berukuran kecil yang harga jualnya rendah, (iii) mitra belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan proses diversifikasi produk dari kolang kaling. Pelatihan pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling didahului dengan proses persiapan. Proses persiapan berupa pembelian bahan, uji coba, pembuatan modul pelatihan dan proses pelatihan di lokasi mitra. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan permen jelly kolang kaling berupa: gelatin, glukosa, gula kastor, gula tebu cair, kolang kaling, citrun dan pewarna makanan. Sementara bahan pembuatan manisan adalah gula pasir dan pewarna makanan. Proses pembuatan permen kolang kaling terdiri atas: a. Kolang kaling (100 gr) di cuci dan di rebus b. Kolang kaling di iris tipis dan di blender dengan ditambah 50 ml gula tebu cair c. Aduk bahan gelatin (100 gr) dan air panas 150 ml hingga tercampur rata d. Didihkan glukosa (150 gr) dan 100 ml gula tebu cair dan segera masukkan gelatin dan air panas yang sudah dicampur serta kolang kaling, aduk dengan api kecil kurang lebih 10 menit. e. Angkat beri citrun, dan beri warna dan perasa. f. Tuang adonan pada cetakan yang telah diolesi dengan minyak. g. Angin-anginkan selama 24 jam, keluarkan dari cetakan dan letakkan pada nampan yang telah diberi castor sugar. h. Simpan atau kemas dengan rapi dan menarik. Sementara proses pembuatan manisan kolang kaling adalah: (i) kolang kaling dicuci bersih, dimasak dengan larutan gula dan diberi daun pandan serta diberi pewarna makanan. Pelatihan diberikan kepada mitra di lokasi mitra (Gambar 4). Adapun permen jelly yang dihasilkan dapat dlihat pada Gambar 5 dan manisan pada Gambar 6. Gambar 4. Proses pelatihan pembuatan permen jelly kolang kaling Gambar 5a. Permen jelly kolang kaling Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 19

Penguatan Usaha Pengolah Kolang Kaling Gambar 5b. Permen jelly kolang kaling Gambar 6. Manisan Kolang Kaling Peserta pelatihan pembuatan permen jelly dan manisan sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Pada kesempatan tersebut tim pengabdian mewacanakan mengenai potensi usaha yang dapat dirintis dari pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan. Dengan variasi rasa, bersama dengan manisan kolang kaling maka produk turunan dari kolang kaling ini berpotensi untuk dapat dipasarkan mengingat di daerah limbangan dan sekitarnya terdapat beberapa tempat wisata yakni Wisata Air Nglimut dan Gonoharjo serta Wisata Keluarga Kampung Jawa Sekatul (Anonim, 2012). Apabila sudah dapat diproduksi, maka kedua produk turunan dari kolang kaling tersebut dapat dipasarkan khususnya di tempat-tempat wisata tersebut serta dapat menyasar untuk dapat dipasarkan di tempat wisata di wilayah Kendal dan sekitarnya. Selain menyasar tempat wisata yang ada di Kendal, produk turunan kolang kaling dapat dipasarkan pada toko oleh-oleh khas kendal. Kendal merupakan salah satu wilayah di pantura yang merupakan salah satu jalur utama menuju Jakarta. (I. Hartati, dkk) Saat ini belum banyak kota yang memiliki pusat oleh oleh seperti halnya dikota semarang. Orang yang mengunjungi ibukota propinsi Jawa Tengah biasanya membeli oleh-oleh di kota Semarang. Belum banyak ikon oleh-oleh yang menjadi ciri khas kendal. Permen jelly kolang kaling layak untuk dikembangkan menjadi salah satu ikon oleh-oleh kota Kendal. Namun demikian tujuan tersebut dapat tercapai apabila produk kolang kaling dikemas dengan baik, menarik dan dilengkapi dengan berbagai persyaratan perijinan seperti PIRT dan label halal. Pelatihan pengemasan Pelatihan pengemasan dilakukan setelah pelatihan pembuatan peremen jelly kolang kaling. Pada pelatihan pengemasan, mitra diberikan wawasan mengenai hal hal sebagai berikut: (i) Fungsi kemasan Kemasan berfungsi sebagai wadah, pelindung produk yang dikemas, penunjang cara penyimpanan dan transportasi serta sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Pada kesempatan pelatihan tesebut, peserta pelatihan bertambah wawasannya mengenai urgensi dan nilai strategis dari pengemasan produk pangan. (ii) Syarat kemasan Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan saat memilih dan menentukan bentuk serta bahan kemasan antara lain: tidak beracun, cocok dengan bahan yang dikemas, ukuran, bentuk, berat, kemudahan pemakaian, biaya, cetakan serta penampakan. (iii) Jenis-jenis bahan kemasan Jenis-jenis pengemasan yang dapat diaplikasikan dalam pengemasan produk pangan diantaranya kayu, logam, gelas, kertas dan palstik. Khusus untuk permen jelly dan manisan jenis bahan pengemas yang cocok antara lain plastik dan kertas. Pengemasan makanan dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kantung plastic yang diseal, namun dapat menggunakan mika yang berbentuk kotak maupun tabung. 20 e-issn 2406-9329

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal. 17-22 ISSN 0216-7395 Gambar 7. Contoh kemasan dan label kemasan Pelatihan pengemasan juga disertai dengan pelatihan pelabelan. Pelatihan pelabelan memberikan wawan peserta mengenai definisi label, tujuan pelabelan dan peraturan mengenai pelabelan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Adapun tujuan pelabelan adalah agar informasi mengenai pangan yang disampaikan kepada masyarakat adalah benar dan tidak menyesatkan serta agar tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggungjawab. Dalam pelatihan pengemasan, mitra juga diberi wawasan dan contoh pembuatan label pada kemasan produk. Berdasarkan hasil diskusi mitra dengan tim pengabdian maka diperoleh alternative nama produk dari permen jelly kolang kaling yakni JeKo (Gambar 7). Nama produk tersebut dipandang tepat mengingat nama tersebut mewakili permen jelly kolang kaling. Pelatihan CPPB dan perijinan Pelatihan dan penyuluhan mengenai cara produksi pangan yang baik serta perijinan telah diberikan kepada mitra. Pelatihan CPPB berisi materi mengenai: (i) ruang lingkup, (ii) dasar hukum, (iii) tujuan CPPB, dan (iv) detail sasaran CPPB. Ruang lingkup CPPB terdiri atas persyaratan yang harus dipenuhi tentang bahan pangan diseluruh rantai produksi produk pangan. Dasar hukum CPPB adalah Surat Keputusan Kepala badan POM RI NOMOR:HK.00.05.5.1639 TANGGAL 30 APRIL 2003. Cakupan cara produksi pangan yang baik terdiri atas: lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene sanitasi karyawan, penyimpanan, pelabelan. Hasil dari proses pelatihan mengenai cara produksi pangan yang baik peserta pelatihan mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai perlunya diterapkan cara produksi pangan yang baik pada proses produksi produk pangan yang mereka lakukan. Berdasar hasil diskusi yang dilakukan selama pelatihan, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setelah mendapat materi pelatihan, mereka memiliki keinginan untuk dapat menerapkan cara produksi pangan yang baik, mengingat penerapan cara produksi pangan yang baik merupakan langkah awal guna mendapatkan PIRT maupun sertifikat halal bagi produk mereka. Namun demikian penerapan cara produksi pangan yang baik akan mereka lakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota. Pelatihan CPPB disertai dengan pelatihan perijinan. Dalam pelatihan tersebut disampaikan hal-hal terkait PIRT, diantaranya (i) definisi mengenai PIRT, (ii) latar belakang diperlukannya PIRT, (iii) fungsi PIRT serta prosedur untuk mendapatkan PIRT. Pelatihan Manajemen Usaha Pelatihan manajemen usaha telah dilakukan. Pada pelatihan tersebut, disampaikan beberapa hal terkait manajemen usaha mikro. Point point yang disampaikan dalam pelatihan antara lain definisi manajemen, asas manajemen, Proses pelatihan akan dilakukan dengan metode wawancara, diskusi dan praktek. Pada pelatihan mengenai manajemen usaha mikro juga disampaikan materi mengenai Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 21

Penguatan Usaha Pengolah Kolang Kaling pemasaran (i) filosofi pemasaran, (ii) kebijakan pemasaran, (iii) bagaimana cara memilih konsumen, serta (iv) positioning. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perbaikan proses produksi dilakukan melalui perancangan, pabrikasi dan penggunaan alat pemecah dan pemipih kolang kaling. Diversifikasi produk kolang kaling telah diberikan sehingga mitra memiliki wawasan dan ketrampilan mengenai proses pembuatan permen jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling. Pelatihan CPPB telah memberikan wawasan mengenai cara produksi pangan yang baik. Pelatihan pengemasan telah berhasil memberikan wawan mitra mengenai pengemasan produk pangan dan pelabelan. (I. Hartati, dkk) Pelatihan perijinan memberikan wawasan mitra mengenai prosedur perijinan yang harus ditempuh bila mitra mengajukan permohonan pengajuan perijinan bagi usaha mereka. Pelatihan manajemen usaha telah dapat memberikan wawasan mitra mengenai pengelolaan usaha kecil. Saran Kegiatan pengabdian dapat dilanjutkan dengan pendampingan dan pelatihan pengembangan usaha. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012, Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Koswara, 2009,Teknologi Pembuatan Permen 22 e-issn 2406-9329