ARTIKEL. AKTIVITAS ANTIBAKTERI CAIRAN BATANG PISANG AMBON (Musa. paradisiaca var Sapientum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

dokumen-dokumen yang mirip
Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT

PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta W., Elitia ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

BAB III METODE PENELITIAN

(COMPARISON OF ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF THE LEAF EXTRACT AND STEM EXTRACT OF BIXA ORELLANA L. AGAINST ESCHERICIA COLI AND STAPHYLOCOCUS AUREUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III. METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

THE EFFECTIVENESS OF THE FORMULATION OF HAND ANTISEPTIC GEL OF EXTRACT OF TURI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

Niken Dyah Ariesti, Richa Yuswantina, Novalia Indah EkaPramita

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Kata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

Wina Rahayu Selvia, Dina Mulyanti, Sri Peni Fitrianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

EFEK PEMBERIAN JUS BUAH KIWI (Actinidia deliciosa) TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN MENCIT HAMIL YANG TERPAPAR ASAP ROKOK ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Daya Antibakteri Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus aureus dan Escherichia coli yang Diuji Secara In Vitro

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL DAUN SOM JAWA SEBAGAI OBAT ANTISEPTIK DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIK KULIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

Transkripsi:

ARTIKEL AKTIVITAS ANTIBAKTERI CAIRAN BATANG PISANG AMBON (Musa paradisiaca var Sapientum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Oleh : FAELGA SARA ROSIANA 050112a026 PROGRAM STUDI ILMU FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

AKTIVITAS ANTIBAKTERI CAIRAN BATANG PISANG AMBON (Musa ParadisiacavarSapientum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureusdan Escherichia coli ABSTRAK Faelga Sara Rosiana Program Studi Ilmu Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Email: sararosiana@gmail.com Latar Belakang : Kebersihan tangan merupakan salah satu hal penting dalam menjaga kesehatan, selain sabun cuci tangan cairan antiseptik merupakan sediaan yang digunakan untuk membersihkan tangan. Salah satu tanaman yang dapat dgunakan sebagai antiseptik adalah batang pisang Ambon.Batang pisang Ambon sendiri mengandung tanin, saponin, dan flavonoid, yang dapat berfungsi sebagai antiseptik.tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode :Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dan rancangan penelitian menggunakan Post Test Only Control Group Design. Hasil :berdasarkan hasil uji LSD pada bakteri Staphylococcus aureus antara kontrol positif dengan konsentrasi 100%b/v memiliki efek yang sama sebagai antibakteri. Pada bakteri Escherichia coli kontrol positif dengan konsentrasi 50%b/v, 75%b/v, dan 100%b/v memiliki nilai signifikan <0,05 artinya ketiga konsentrasi tidak memiliki efek yang sama dengan kontrol positif sebagai antibakteri. Hasil uji daya bunuh menunjukkan hasil jernih pada konsentrasi 100%b/v artinya memliki efek yangsama dengan kontrol positif sebagai antibakteri. Kesimpulan :Konsentrasi 100%b/v memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif produk X sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Kata Kunci : Antibakteri, Batang Pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum), Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Kepustakaan : 26 (1995-2016)

ABSTRACT BACKGROUND :Hand hygiene is one of the important things in maintaining health. Plants that can be used as an antiseptic is banana stem. Banana stem contain tannins, saponins an flavonoids that can serve as an antiseptic. OBJECTIVE :This study aims to determine the effect of fluid Ambon banana stem wich has antibacterial activity to Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli bacteria. METHOD :This type of research was an experimental study and research design used post test only control group design. RESULT : LSD test in Staphylococcus aureus bacteria between the positive controls at a concentration 100%b/v has the same effect as antibacterial. In Escherichia coli bacteria the positive controls at a 50%b/v, 75%b/v, 100%b/v have significant value less than 0,05, meaning that third concentration does not have the effect as antibacterial. Testing killing power shows clear result on 100%b/v concentration meaning that it has the same effect with positive control as antibacterial. CONCLUSION :100%b/v has the same pitential with positive control product X as antibacterial to Staphylococcus aureus bacteria compared to Escherichia coli bacteria. KEYWORDS : Antibacterial, Ambon baba stems (Musa Paradisiaca var Sapientum), Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli bacteria LITERATURES : 26(1995-20016) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada era modern ini terutama dalam bidang ilmu sains dan tekhnologi.perkembangan dan inovasi-inovasi dalam dunia farmasi pun tidak ketinggalan, semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul di masyarakat, hal ini yang menyebabkan perkembangan pengobatan terus ditingkatkan.dimulai dari jenis sediaan obat baik yang dalam bentuk solid, semisolid, bahkan dalam bentuk liquid, sudah dikembangkan oleh para ahli farmasi dan industri di manca negara. Indonesia termasuk negara berkembang yang menempati urutan tertinggi penyebab kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi.penyakit infeksi dapat disebabkan oleh karena bakteri, parasit, virus, atau jamur (Wahjono, 2007).Infeksi tersebut dapat mengakibatkan gangguan-gangguan fungsi tubuh sehingga berakibat pada kematian (Guyton, 2007). Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit adalah Staphylococcus aureus (gram positif) dan Escherichia coli (gram negatif).infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dapat berupa jerawat dan impetigo (Jawetz et al., 2001), sedangkan Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang sering menyebabkan infeksi

diare pada manusia yang dapat ditularkan melalui air maupun tangan yang kotor. Selain sabun cuci tangan cairan antiseptik juga merupakan suatu sediaan yang digunakan untuk membersihkan tangan baik dari kotoran maupun bakteri.cairan antiseptik atau disebut juga dengan cairan obat yang memiliki keuntungan efek pendinginan pada permukaan tangan saat digunakan, serta pelepasan obat yang ada didalamnya baik.cairan antiseptik ini berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun menghilangkan bakteri yang terdapat pada tangan (Depkes RI, 2009). Batang pisang sendiri mengandung tanin dan saponin yang berfungsi sebagai antiseptik (Djulkarnain,1998), pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Budi 2008 dalam Priosoeryanto et al.,(2006) yakni batang pisang mengandung saponin, antrakuinon, dan kuninon yang berfungsi sebagai antibiotik dan antiseptik. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang batang pisang ambon (Musa Paradisica var Sapientum) memiliki aktivitas antiseptik terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus. 2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var sapientum) memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus dan Escherichia coli. Tujuan khusus a. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pada konsentrasi berapa cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var sapientum) efektif menghambat bakteri Staphylococus aureus dan Escherichia coli. b. Mengetahui apakah cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var sapientum) lebih efektif untuk menghambat bakteri Staphylococus aureus atau Escherichia coli. B. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dan rancangan penelitian menggunakan Post Test Only Control Group Design. 2. Prosedur Penelitian a. Alat dan Bahan Alat: Glas ukur, beaker glas, cawan petri, tabung reaksi, pipet tetes, lampu bunsen, timbangan analitik, kotak aseptis, inkubator, jangka sorong, saringan Bahan: Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisica var Sapientum), Nutrien agar, bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococus aureus dan Eschericia coli.

b. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui kebenaran tumbuhan pisang ambon (Musa Paradisica var Sapientum). c. Pembuatan Cairan Pembuatan cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var Sapientum), yaitu dengan cara ditimbang 50, 75 dan 100 gram batang pisang Ambon yang telah di panen. Dirajang dan ditaruh diatas saringan, biarkan cairan batang menetes dan ditampung.cairan yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam glas ukur dan diaddkan hingga volume 100 ml. d. Alur Penelitian Penelitian ini menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan cairan batang pisang Ambon sebagai zat yang diuji. Konsentrasi cairan batang pisang Ambon dibagi menjadi 3 kelompok : 1. Kelompok kontrol positif produk X 2. Kelompok konsentrasi 50% b/v 3. Kelompok konsentrasi 75% b/v 4. Kelompok konsentrasi 100% b/v 5. Kelompok kontrol media Cairan batang pisang Ambon diberikan pada sumuran yang telah dibuat, kemudian dilakukan inkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam kemudian dianalisa zona bening yang dihasilkan untuk mendapatkan data kemudian dilakukan analisis menggunakan SPPS. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL DETERMINASI TANAMAN Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. Hasil kunci determinasi tanaman pisang Ambon (Musa paradisica var Sapientum) adalah sebagai berikut: 1b 2b 3b 4b 12b 13b 14b 17b 18b 19b 20b 21b 22b 23b 24b 25b 26b 27a 28b 29b 30b 31a 32a 33b 34b 333a 334b 335a 336a 337b 338a 339b 340a Fam 31. Musaceae 1 Genus Musa Species : Musa paradisiaca var Sapientum. 2. PEMBUATAN CAIRAN BATANG PISANG AMBON a. Tanaman batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pisang Ambon yang sudah tua memiliki batang berwana hijau yang diperoleh dari daerah Susukan Ungaran, Kabupaten Semarang. Tanaman ini diambil dari satu tempat dengan tujuan agar tidak terjadi perbedaan suhu, kelembaban dan tempat tumbuh sehingga dapat menghindari heterogenitas sehingga akan didapatkan zat aktif yang sama.

b. Batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) dikumpulkan, dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih. Batang pisang ambon ditimbang sebanyak 50 gram, 75 gram, dan 100 gram. Kemudian dihaluskan dengan cara diblender batang pisang Ambon yang sudah ditimbang kemudian diletakkan diatas saringan dan cairan yang menetes ditampung. Cairan yang diperoleh di masukkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquadest sampai volume menjadi 100 ml. 3. IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF Untuk mengetahui kandungan flavonoid, tanin, dan saponin caran batang pisang Ambon (Musa paradisiacal var Sapientum) dilakukan identifikasi dengan reaksi warna. Cairan batang pisang Ambon diidentifikasi menggunakan 3 reagen yaitu : FeCl3, HCl, dan H2SO4. No Uji senyawa Hasil Keterangan 1 Ekstrak + aquades panas dinginkan kemudian kocok Buih Stabil + Saponin kuat 10 detik hasil berbuih ditambah HCl 2 Ekstrak + methanol panaskan kemudian tambah H2SO4 Merah + Flavonoid 3 Ekstrak + aquades panaskan disaring filtratnya tambah Hitam kehijauan + Tanin FeCl3 Berdasarkan tabel diatas, perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa cairan batang pisang Ambon positif mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. 4. HASIL ANALISIS DATA a. Uji Normalitas Daya Hambat pada Staphylococcus aureus Tabel Uji Normalitas Saphiro Wilk Kelompok Perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol Positif Konsentrasi 50% Konsentrasi 75% Konsentrasi 100% 1,000 1,000 0,637 0,637 Normal Normal Normal Normal Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk diperoleh p-value untuk kelompok kontrol positif, ekstrak etanol batang pisang ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100% masingmasing sebesar 1,000, 1,000, 0,637, dan 0,637. Oleh karena semua p- value tersebut lebih besar dari α (0,05), maka semua data dapat dinyatakan berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Tabel Uji Homogenitas Varian Lavene Statistic Df1 Df2 p-value 0,485 3 8 0,702 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas varian menggunakan Lavene Test diperoleh p-value 0,702 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data daya hambat pada staphylococcus dari keempat perlakuan dapat dinyatakan memiliki varian yang homogen. Jadi syarat uji ANOVA yaitu berdistribusi normal dan memiliki varian homogen telah terpenuhi, sehingga uji ANOVA dapat dilakukan, yang mana disajikan sebagai berikut. c. Uji ANOVA Tabel Perbedaan Daya Hambat pada Staphylococcus Berdasarkan Kelompok Perlakuan Variabel dependen F hitung p-value Daya Hambat 6,267 0,017 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji ANOVA satu jalan diperoleh F hitung = 6,267 dengan p-value 0,017. Oleh karena p-value 0,017 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna daya hambat pada staphylococcus aureus diantara keempat perlakuan (kelompok kontrol positif, cairan batang pisang ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100%). Ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek secara bermakna diantara keempat perlakuan tersebut terhadap daya hambat pada staphylococcus aureus. Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek daya hambat pada staphylococcus yang berbeda, dilakukan uji Post Hoc Tests menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini. d. Uji Post Hoc Test Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan yang mana, yang memiliki efek yang berbeda, ini dilakukan dengan menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini. Tabel Uji Post Hoc Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol Positif vs Konsentrasi 50% 0,005 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Konsentrasi 75% 0,058 Berbeda tidak signifikan Kontrol Positif vs Konsentrasi 100% 0,760 Berbeda tidak signifikan Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 75% 0,153 Berbeda tidak signifikan Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 100% 0,008 Berbeda signifikan Konsentrasi 75% vs Konsentrasi 100% 0,094 Berbeda tidak signifikan

Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus maka dilakukan uji Post HocTest menggunajan uji LSD seperti pada tabel 4.4 pada kontrol positif dengan konsentrasi 75% b/v dan 100% b/v memiliki nilai signifikan masing-masing sebesar 0,058 dan 0,760 artinya bahwa kontrol positif dengan konsentrasi 75% b/v dan 100% b/v memiliki potensi yang sama sebagai antibakteri. Hasil data uji Post HocTest diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan kontrol positif dengan konsentrasi 100% b/v berbeda tidak signifikan yang artinya memiliki daya antibakteri yang sama dengan kontrol positif terhadap bakteri Staphylococcusaureus jika dibandingkan dengan konsentrasi 50% b/v dan 75% b/v 5. ANALISIS DAYA HAMBAT PADA Escherichia coli a. Uji Normalitas Daya Hambat pada Escherichia coli Tabel Uji Normalitas Saphiro Wilk Kelompok Perlakuan p-value Kesimpulan 1,000 Normal 1,000 Normal 0,637 Normal 1,637 Normal Kontrol Positif Konsentrasi 50% Konsentrasi 75% Konsentrasi 100% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk diperoleh p-value untuk kelompok kontrol positif, cairan batang pisang ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100% masing-masing sebesar 1,000, 1,000, 0,637, dan 1,000. Oleh karena semua p-value tersebut lebih besar dari α (0,05), maka semua data dapat dinyatakan berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Tabel Uji Homogenitas Varian Lavene Statistic Df1 Df2 p-value 0,400 3 8 0,757 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas varian menggunakan Lavene Test diperoleh p-value 0,757 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data daya hambat pada Escherichia coli dari keempat perlakuan dapat dinyatakan memiliki varian yang homogen. Jadi syarat uji ANOVA yaitu berdistribusi normal dan memiliki varian homogen telah terpenuhi, sehingga uji ANOVA dapat dilakukan, yang mana disajikan sebagai berikut.

c. Uji ANOVA Tabel Perbedaan Daya Hambat pada Escherichia coliberdasarkan Kelompok Perlakuan Variabel dependen F hitung p-value Daya Hambat 11,750 0,003 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji ANOVA satu jalan diperoleh F hitung = 11,750 dengan p-value 0,003. Oleh karena p-value 0,003 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna daya hambat pada E. Coli diantara keempat perlakuan (kelompok kontrol positif, cairan batang pisang ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100%). Ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek secara bermakna diantara keempat perlakuan tersebut terhadap daya hambat pada Escherichia coli. Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek daya hambat pada Escherichia coliyang berbeda, dilakukan uji Post Hoc Tests menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini. d. Uji Post Hoc Test Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan yang mana, yang memiliki efek yang berbeda, ini dilakukan dengan menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini. Tabel Uji Post Hoc Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol Positif vs Konsentrasi 50% 0,001 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Konsentrasi 75% 0,001 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Konsentrasi 100% 0,013 Berbeda signifikan Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 75% 0,733 Berbeda tidak signifikan Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 100% 0,067 Berbeda tidak signifikan Konsentrasi 75% vs Konsentrasi 100% 0,115 Berbeda tidak signifikan Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia colimaka dilakukan uji Post HocTest menggunakan uji LSD seperti pada tabel 4.11 yang dilakukan pada bakteri Escherichia coli. Kelompok kontrol positif dan konsentrasi 50% b/v, 75% b/v, dan 100% b/v memiliki nilai signifikan masing-masing sebesar 0,001, 0,001, dan 0,013 yang artinya bahwa ketiga konsentrasi tersebut tidak memiliki daya hambat yang sama dengan kontrol positif sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Cairan batang pisang Ambon lebih efektif terhadap bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus hal ini kemungkinan disebabkan karena bakteri gram positif memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi dan lipid yang lebih rendah dibandingkan

bakteri gram negatif, sehingga bakteri gram positif lebih polar dan efek antibakteri dari cairan batang pisang Ambon lebih besar (Pratiwi, 2008). D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dilihat dari nilai KHM. 2. Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) pada konsentrasi 100% b/v mampu menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus yang sebanding dengan antiseptik tangan produk X. E. UCAPAN TERIMAKASIH Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran serta pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini. F. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.Jakarta: EGC Jawetz M; Adelberg s. Mikrobiologi Kedokteran. edisi 23. Alih Bahasa: Huriwati Hartantodkk. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran ECG. Cetakan I, 2008. Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 15, Penerbit ITB, Bandung. Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga Medicial Series. Jakarta. Saifuddin, 2005. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan denghan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wahyono, Hendro et. al, Preventing Nosocomial Injection; Improving Compliance With Standard Precautions In An Indonesian Teaching Hospital. Jounal Of Hospital Injection 2006