Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Pendidikan Serantau 2011

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau

ABSTRACT. Keywords: Learning Cycle, Mastery of concepts, Basic Skill of Scientific Works. PENDAHULUAN

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Heni Lailatul Badriah, Sudarti, Bambang Supriadi

Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Abstrak. Abstract. Tomi Utomo dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah...

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh Wana Ginandi Putra

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Sri Yurmiyanty 1, Wan Syafi i 2, Evi Suryawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA 2

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Education Study Program Biology Faculty Of Teacher Training And Education Riau University

PEMAHAMAN GURU BIOLOGI TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA NEGERI KABUPATEN KUANSING TAHUN 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MINDS-ON HANDS-ON ACTIVITY

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PEKANBARU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

RIDA BAKTI PRATIWI K

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP NEGERI 3 PALU

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Transkripsi:

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA SMAN 2 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2010/2011 Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293 ABSTRACT Has been studied to determine the ability of creative thinking and mastery of the concept of students in learning biology class XI SMA Negeri 2 Pekanbaru. Research was conducted in January to March 2011 with sample student is 1 and XI IPA 2 SMA Negeri 2 Pekanbaru. This research is an experiment with a class XI IPA 1 as a classroom experiment and XI IPA 2 as the control class. The parameters used in the study of creative thinking skills and mastery of the concept of students. The result of creative thinking skills can be seen from the tests given to students in grade experiment that is equal to 69.40 with less category, while the control class at 56.60 with less category. The result of student s mastery of concepts can also be seen from the tests given to students in grade experiment that is equal to 80.08 with a high category, while the control class at 68.29 to the medium category. Student learning outcomes can also be seen from the experimental class at 74.74 and 62.45 for the control class. Based on research that has been done, the model Problem Based Learning (PBL) in teaching biology showed better results in terms of creative thinking skills, mastery of concepts and student s class XI IPA SMAN 2 Pekanbaru in Academic Year 2010/2011. Keywords: Creative Thinking, Concept Mastery, Problem Based Learning (PBL) PENDAHULUAN Menurut Depdiknas (2007), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mulai diterapkan secara nasional pada tahun pembelajaran 2007/2008 sebagai langkah penyempurnaan kurikulum 2004. Standar kompetensi yang dikembangkan merupakan standar minimal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai dan mampu dilakukan oleh siswa pada setiap tingkatan dalam suatu mata pelajaran. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam mata pelajaran Biologi di SMA adalah agar siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan aspek utama dalam proses pendidikan karena pengalaman belajar yang dihayati siswa selama pembelajaran akan sangat berperan dalam pembentukan kemampuannya, baik kognitif, psikomotor dan afektif yang selanjutnya akan menentukan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan paradigma dalam pembelajaran. Orientasi pembelajaran yang semula terfokus pada pengajar (teacher centered) beralih pada pembelajar (student centered). Pendekatan pembelajaran yang umumnya lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual (Riyanafirli, 2006). SMAN 2 Pekanbaru adalah salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Pekanbaru yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011 (KTSP) sejak tahun ajaran 2007/2008. Namun dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di SMAN 2 Pekanbaru, ternyata masih banyak siswa yang kurang terlibat dalam kegiatan proses belajar yang menyebabkan kemampuan berpikir siswa kurang optimal, siswa lebih mengoptimalkan kemampuan dalam menghafal konsep yang tersedia sebatas untuk persiapan dalam menjawab soal-soal ujian, selain itu siswa juga belum terlatih dalam manganalisa, dan membuat pemecahan masalah dalam mengerjakan soal-soal yang dikaitkan dengan materi dan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Hal inilah yang menyebabkan kurang terlatihnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Cara pembelajaran konsep cenderung abstrak dan menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa menjadi pasif dan lebih banyak didominasi oleh guru. Selain itu, pada umumnya guru mengajar dengan tidak memperhatikan kemampuan berpikir siswa, sehingga ada beberapa siswa yang kurang tepat memahami konsep-konsep materi yang diajarkan. Maka diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih efektif yaitu membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk maksud ini adalah model Problem Based Learning (Jogiyanto, 2006). Menurut Suradijono (2004), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Proses berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengkombinasikan berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen digunakan untuk mencari ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis digunakan untuk memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif. Tabel 1. Aspek dan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) Aspek KBK Fluency Flexibility Originality Elaboration Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan sendiri a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra- Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep 3 Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan memahami makna materi, memadukan konsep dan mampu menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari (Usman, 1992). Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1998). Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah interaksi dengan lingkungan, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Hasil yang dicapai berupa angka atau nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan materi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yang dilaksanakan di SMAN 2 Pekanbaru kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Waktu penelitian Januari - Maret 2011. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok (dua kelas) yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan perlakuan dengan pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol dengan pembelajaran biasa yaitu pembelajaran yang dilakukan sebagaimana biasanya oleh guru disekolah ini yaitu pembelajaran dengan metode yang bervariasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan uji homogenitas (uji F) pada populasi berdasarkan nilai tes materi KD sebelumnya. Data nilai untuk uji kemampuan berpikir kreatif berupa tes yang diberikan pada pertemuan berikutnya setelah materi pembelajaran (per Kompetensi Dasar), soal disesuaikan berdasarkan indikator-indikator kemampuan berfikir kreatif. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian yang berjumlah 8 soal dengan 2 soal untuk masing-masing indikatornya. Tes terdiri dari pretest dan post test. Sebelum soal pretest dan postest diberikan kepada kelas sampel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas terhadap butir soal pretest dan post test. Uji validitas ini diberikan kepada siswa kelas XII IPA yang telah mempelajari materi KD 1 dan KD 2. Data uji validias dihitung dan di analisa dengan menggunkan program ANATES. Pengambilan data dengan test pada penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 1 kali untuk pretest dan 1 kali post test. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis secara inferensial dengan melakukan uji N-gain, dengan rumus yaitu: g = Spost Spre Smaks Spre Ket: Spre = Skor pretest Spost = Skor post test Smaks = Skor maksimal Dapat diperhitungkan yang dilakukan, selanjutnya berdasarkan tingkat perolehan skor berikut : Tinggi : g > 0,7 Sedang : 0,3 < g < 0,7 Rendah : g < 0,3 Selanjutnya kemampuan berpikir kreatif, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa yang dihitung menggunakan uji t untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif, penguasaan konsep serta hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan pada signifikansi 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif siswa yang telah dilakukan, secara ringkas dilukiskan pada gambar dibawah ini:

4 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011 Tabel 2. Rata-rata Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 2 Pekanbaru dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Indikator Kelas KD. 1 (%) KD. 2 (%) Rata-rata (%) Kategori I Eksperimen 78,4 84,9 81,65 B Kontrol 59,6 65,4 62,2 K II Eksperimen 70,6 67,2 68,9 K Kontrol 56,3 66,1 61,2 K III Eksperimen 69,0 74,5 71,75 C Kontrol 58,6 64,6 61,6 K IV Eksperimen 50,0 60,7 55,35 K Kontrol 39,1 44,8 41,95 K Rata-rata Eksperimen 67,0 71,83 69,40 K Kontrol 53,40 60,20 56,60 K Kategori Eksperimen K C K Kontrol K K K t hitung 12,28* t tabel 1,67 *signifikan Keterangan : I = Fluency BS = Baik Sekali II = Flexibility B = Baik III = Originality C = Cukup IV = Elaboration K = Kurang Rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen sebesar 69,40 %, sedangkan di kelas kontrol sebesar 56,60%. Walaupun kedua rata- rata kelas tersebut dalam kategori kurang, namun jika dilihat dari nilai masing- masing indikator, nilai kelas eksperiment lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah diuji menggunakan uji inferensial yaitu uji t maka didapat t hitung (12,28) > t tabel (1,67), dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dilihat pada tabel dan gambar tersebut, diperoleh informasi bahwa pada indikator I yaitu fluency atau mampu menemukan kelemahan atau kekurangan pada suatu situasi/peristiwa memiliki pencapaian yang paling baik. Pada kelas eksperimen persentase rata-rata nilai adalah 81,65 % sedangkan pada kelas kontrol persentase rata-rata hasil adalah 62,2 %. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen, siswa dijarkan dengan model PBL yang mengarah pada kemampuan siswa dalam mencari kelemahan/kekurangan dari suatu masalah yang diberikan sehingga membuat para siswa kelas ini menjadi lebih terbiasa. Sedangkan di kelas kontrol, siswa dijarkan dengan pembelajaran biasa seperti ceramah dan diskusi kelompok. Siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, hanya memindahkan jawaban yang ada di

Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra- Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep 5 buku Biologi ke LKS yang diberikan. Hal ini mengakibatkan siswa tidak mampu untuk menyelesaikan jawaban dan mencari kelemahan dari soal yang berbentuk seperti permasalahan atau situasi. Sedangkan pada indikator II pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa menduduki urutan ketiga. Indikator II yaitu flexibility atau memberikan beberapa penafsiran terhadap suatu masalah atau peristiwa. Pada kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar 68,90 %, sedangkan pada kelas kontrol yaitu sebesar 61,2 %. Pencapaian kelas eksperimen yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan oleh pada kelas eksperiment, model PBL memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh tersebut. Siswa dilatih untuk mampu memberikan jawaban yang berbeda pada saat diberikan suatu permasalahan. Sedangkan di kelas kontrol, pembelajaran yang cenderung membosankan, membuat siswa tidak terlatih untuk memecahkan masalah. Hal ini membuat siswa cenderung untuk menghapal konsep dan tidak memahami materi yang diajarkan sehingga mereka tidak mampu untuk memberikan penafsiran yang berbeda dari situasi yang diberikan. Untuk indikator III yaitu originallity atau memberikan argumen/gagasan sendiri terkait dengan masalah atau situasi. Siswa diharapkan mampu untuk memberikan peramalan terhadap masalah/peristiwa yang terjadi. Pencapaian kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan menduduki urutan kedua dimana kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 71,75 % dan pada kelas kontrol yaitu sebesar 61,6 %. Hal ini disebabkan, kelas eksperimen yang diajar dengan model PBL menjadi lebih terlatih untuk memberikan argumennya sendiri. Masalah yang sering dihadapi saat pembelajaran berlangsung akan melatih kemampuan berpikir mereka termasuk menjawab pertanyaan yang bersifat peramalan dengan mengaitkan konsepkonsep yang ada. Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dengan metoda ceramah dan diskusi biasa tidak dapat melatih kemampuan berpikir mereka sehingga mereka tidak mampu untuk mengaitkan konsep-konsep yang mereka pelajari sebelumnya. Untuk indikator IV yaitu elaboration atau memberikan arti/jawaban yang lebih mendalam terhadap suatu malah/kejadian. Pencapaian kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 55,35 % dan pada kelas kontrol yaitu sebesar 41,95%. Indikator IV merupakan pencapaian terendah dari semua indikator, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan, selama ini siswa belum terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang diajarkan di sekolah belum dapat dikatakan bermakna. Materi yang mereka pelajari sebelumnya tidak terlalu mereka hayati yang membuat siswa tersebut tidak mampu memberikan arti lebih mendalam dari masalah atau situasi yang diberikan. Berdasarkan nilai pretest dan post test yang telah diberikan, dapat ditampilkan pada tabel dibawah ini:

6 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011 Tabel 3. Hasil penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas Kontrol dengan uji N-gain Rata-rata Kelas Pre-test Post-test (penguasaan konsep) N-gain Keterangan Eksperimen 41,75 80,08 0,7 Tinggi Kontrol 38,46 68,29 0,5 Sedang t hitung 6,49* t tabel 1,67 Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa penguasaan konsep kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Di kelas eksperimen, siswa banyak bekerja sendiri untuk dapat mengkonstruksikan dan menemukan sendiri konsep yang ingin mereka ketahui dan disesuaikan dengan kehidupan nyata yang ada, sehingga konsep yang diperoleh bisa diingat lebih lama. Sebagaimana hasil penelitian Mulhayatiah (2005) bahwa penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan pencapaian yang baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Yulaelawati (2004), penguasaan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami suatu materi/bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan materi atau bahan ke materi lain. Seseorang dikatakan menguasai dan paham terhadap sesuatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menguasai atau memahami itu bukan hanya sebatas mengingat kembali (recall) pengetahuan atau dalam hal ini pelajaran bagi siswa tapi lebih dari itu siswa mampu mendefinisikan. Tabel 4. Uji Perbedaan Rerata (Uji-t) Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Pekanbaru Kelas Penguasaan konsep 50% Kemampuan berfikir kreatif 50% Hasil belajar (50%+50%) Kategori Eksperimen 40,04 34,7 74,74 Cukup Kontrol 34,15 28,30 62,45 Kurang t hitung 10,25* t tabel 1,67 *=signifikan

Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra- Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep 7 Hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari penjumlahan nilai tes kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa. Adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen pencapaian keberhasilan dalam belajar lebih tinggi dengan menggunakan model PBL. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (2009), yang mengatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Setelah dilakukan analisis secara statistik inferensial dengan menggunakan uji-t terhadap hasil belajar siswa seperti yang terdapat pada tabel uji-t di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kela eksperimen dengan kelas kontrol, dari hasil t hitung (10,25) > t tabel (1,67), hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) hasil belajar siswa lebih baik daripada menerapkan pembelajaran biasa. Sebagaiman dikatakan oleh Smith dalam Amir (2009) bahwa salah satu manfaat PBL yaitu menjadi lebih ingat dan meningkat pemahaman siswa atas materi ajar, kalau pengetahuan itu lebih dekat dengan konteks praktiknya, maka siswa akan lebih ingat. Jika siswa memahami materi bisa dipastikan siswa menguasai konsep yang akan menyebabkan hasil belajar siswa juga akan tinggi. KESIMPULAN Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal kemampuan berpikir kreatif, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. DAFTAR PUSTAKA Amir. M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Kencana. Jakarta Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMP. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Jakarta. Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan dan Penerapan Metode Pembelajaran. http://www.mmui.edu/ (20 Juni 2010). Mulhayatiah, Diah. 2005. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Gelombang Dan Optik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas I SMA. Tesis. UPI. Bandung Riyanafirly. 2006. Arsip untuk Kategori Kurikulum Pendidikan. http://opini.wordpress.com (..) Sudjana. 1998. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya. Bandung Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Rosda Karya. Bandung Suradijono, SHR. 2004. Problem Based Learning: Apa dan bagaimana? Makalah Seminar Penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran:Pendekatan Problem Based Learning berbasis ICT (Information and Communication Technology), 15/5/2004. Yogyakarta Yulaelawati E. 2002. Karakteristik Pembelajaran MIPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. IKIP Negeri Singaraja. Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Rosdakarya. Bandung