Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini. PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas.

dokumen-dokumen yang mirip
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PPh Pasal 26. Pengantar

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

PER - 52/PJ/2009 PENUNJUKAN PEMOTONG, TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 A. Pengertian PPh Pasal 25 dan Pajak Final B. Jenis Pajak Final C. Perhitungan Angsuran PPh 25 dan Pajak Final 1.

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

PPh Pasal 25. Rp Rp. Angsuran PPh pada tahun Berjalan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Definisi. Ketentuan PPh Pasal 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 522/KMK.04/2000 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bisa ditarik apa yang telah dibahas dan dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 26. Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M. Ag

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Pajak Penghasilan Pasal 21

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PERTEMUAN KE-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN 26 1. PPh pasal 25 a. Pengertian Mengatur tentang besarnya angsuran PPh Badan dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan b. Rumus menghitung PPh 25 Jumlah pajak penghasilan terhutang (Menurut SPT tahun lalu) dikurangi : 1. PPh 21 tahun lalu xxx 2. PPh 22 tahun lalu xxx 3. PPh 23 tahun lalu xxx 4. PPh 24 tahun lalu xxx(+) Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini xxx xxx (-) xxx PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas. Catatan: Angsuran bulanan sebelum batas waktu pengumpulan SPT tahunan PPh adalah sebesar angsuran bulan terakhir tahun lalu sepanjang tidak kurang dari rata-rata angsuran bulanan tahun lalu 1

Contoh : Jumlah pajak penghasilan Tuan Faqih yang tertuang dengan SPT th 2000 Rp. 30.000.000 Pada tahun 2000, telah dibayar dan dipotong : 1. PPh pasal 21 Rp. 8.000.000 2. PPh pasal 22 Rp. 2.000.000 3. PPh pasal 23 Rp. 2.000.000 4. PPh pasal 25 Rp. 12.000.000 ------------------ Rp. 24.000.000 --------------------- Kurang/lebih bayar Rp. 6.000.000 Besar angsuran PPh 25 th 2001 adalah PPh yang terutang th. 2000 Rp. 30.000.000 Pengurangan : 1. PPh pasal 21 Rp. 8.000.000 2. PPh pasal 22 Rp. 2.000.000 3. PPh pasal 23 Rp. 2.000.000 Rp. 12.000.000 ----------------- Dasar perhitungan PPh pasal 25 th.2001rp. 18.000.000 Jadi besar PPh pasal 25 per bulan adalah : 1/12 x Rp. 18.000.000 = Rp. 1.500.000 Tuan Faqih harus membayar sendiri angsuran PPh 25 setiap bulan pada tahun 2001 sebesar Rp. 1.500.000 2

2. PPh pasal 26 a. Pengertian Mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. b. Pemungut Pemotong Pajak. 1.Badan pemerintah 2.Subjek pajak dalam negeri 3.Penyelenggaraan kegiatan 4.Bentuk usaha tetap 5.Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya c. Objek Pajak PPh 26 dan Tarif PPh 26 1.Tarif 20% (dua puluh persen) dari penghasilan bruto atau Tax Treaty Atas penghasilan berupa a.deviden b.bunga, diskonto c.royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. d.imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan. e.hadiah dan penghargaan f.pensiun dan pembayaran berkala 3

2. Tarif 20% dari penghasilan neto atas a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia berupa: perhiasan mewah,berlian,emas,intan,jam tangan mewah, Barang antik, lukisan, mobil, motor, kapal pesiar dan pesawat terbang ringan dengan nilai 10 juta keatas untuk tiap jenis transaksi (Besarnya perkiraan penghasilan neto = 25 % dari harga jual) b. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri, besarnya perkiraan penghasilan neto sebagai berikut : 1. Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi diluar negeri baik secara langsung maupun pialang sebesar 50% dari premi dibayar 2. Atas premi yang dibayarkan perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan asuransi diluar negeri baik secara langsung maupun pialang sebesar 10 % dari premi dibayar 3. Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan asuransi diluar negeri, baik langsung maupun melalui pialang sebesar 5 % dari premi yang dibayar 3. Tarif 20 % dari penghasilan neto atas penghasilan yang berupa penjualan atau pengalihan saham (Besarnya penghasilan neto 25 % dari harga jual) 4. Tarif 20% Atas penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Indonesia kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia 4

Contoh : Mike adalah karyawan asing pada perusahaan PT. England Corp. Mike bertempat tinggal kurang dari 183 hari, Mike sudah beristri dan mempunyai seorang anak. Dalam bulan Desember 2009 Mike memperoleh gaji US $ 5.000 per bulan. Kurs yang berlaku adalah Rp. 7.000 per US $1 Penghitungan : Penghasilan bruto berupa gaji sebulan : 5.000 x Rp. 7.000 = Rp. 35.000.000 Penerapan tarif 20 % x Rp. 35.000.000 = Rp. 7.000.000 PPh 26 gaji Mike bulan Desember 2009 adalah Rp. 7.000.000 SOAL LATIHAN TUTU BUKU 5

Soal latihan : 1. Dasar perhitungan angsuran PPh pasal 25 per bulan bagi WP bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi adalah : a. Laporan keuangan tahun akhir b. Rencana kerja dan anggaran pendapatan c. Laporan keuangan triwulan pertama setiap tahun d. Laporan keuangan triwulan terakhir e. Laporan keuangan tahun lalu 2. Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk menyetor angsuran pajak terutang tahun pajak bersangkutan adalah : a. SPT Masa d. SSP b. SKP e. STP c. SPT Tahunan 3. Berikut ini adalah jenis penghasilan yang dikenakan PPh pasal 26 sebesar 20% dari pengasilan bruto, kecuali : a. Dividen b. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia c. Royalti d. Hadiah dan penghargaan e. Keuntungan karena pembebasan utang 6

4. Pajak penghasilan yang terutang PT. Lautan Teduh tahun pajak 2009 berdasarkan Surat Pemberitahuan ( SPT ) adalah Rp. 54.000.000, sedangkan kredit pajak yang telah dibayar oleh perusahaan selama tahun tersebut adalah : a. Pajak penghasilan yang dipotong oleh pemberi kerja (PPh 21) adalah Rp. 5.000.000 b. Pajak penghasilan yang dipungut oleh pihak lain ( Pph 22) Rp. 10.000.000 c. Pajak penghasilan yang dipotong oleh pihak lain(pph 24) Rp. 5.000.000 d. Kredit Pajak penghasilan 24 yang diperbolehkan atas penghasilan dari luar negri Rp. 10.000.000 Berapakah besar pajak angsuran PPh 25 setiap bulan: a. Rp. 2.000.000 d. Rp. 2.500.000 b. Rp. 5.000.000 e. Rp. 4.200.000 c. Rp 3.500.000 5. Ronaldo adalah warga negara Brasil dengan status K/1datang ke Indonesia beserta istri dan anaknya untuk menanda tangani kontrak kerja dengan PT. PERSIJA sebagai pegawai tenaga ahli selama 4 bulan mulai 1 Maret 2009, menurut kontrak kerja yang ditanda tangani, besarnya gaji perbulan adalah US $5000.00 ( kurs yang berlaku US $1 = Rp 8.000 ) Berapakah besar PPh 26 yang harus dipotong PT. PERSIJA a. Rp. 4.000.000 d. Rp. 8.000.000 b. Rp. 12.000.000 e. Rp. 7.500.000 c. Rp. 6.000.000 7