By : Jan van Rees, World Bank
Mengapa TIK sangat penting bagi perkembangan Papua? Pendidikan (Schools: 3169 Papua, 1275 Papua Barat) Perlu informasi, materi edukasi, buku on-line, belajar jarak jauh, laporan, komunikasi, dll Universitas Perlu informasi, Pelaporan dan Materi kuliah/referensi Kesehatan Perlu informasi dan akses ke aplikasi online, laporan, dll Pengiriman barang ke Papua dan ekspor Container dari Jakarta ke Rotterdam lebih murah dari container Jakarta ke Jayapura. Kenapa? Badan-badan Pemerintah Perlu TIK di setiap SKPD untuk meningkatkan layanan dan koordinasi Swasta Perlu TIK untuk pengembangan usaha Masyarkat Perlu akses ke egovernment, informasi, komunikasi, dll.
Supply meningkat; tidak cukup cepat! Sekitar 50% dari populasi masyarakat telah mendapatkan akses layanan dasar telekomunikasi Selular: sekitar 1,5 juta pelanggan Jangkauan jaringan selular di seluruh kabupaten / kota (kecuali beberapa Kabupaten baru). Banyak permintaan untuk perluasan cakupan Fixed Line: 76.000, 36% di daerah Jayapura. Kemungkinan tidak akan meningkat. Tapi akses untuk internet masih sangat terbatas Speedy (versi Papua) di 8 kota (Jayapura, Timika, Manokwari, Sorong, Merauke, Biak, Serui, Nabire) 3G di 5 kota. GPRS/EDGE jika ada signal selular Menggunkan VSAT pada Instansi Pemerintah dan swasta, bisnis dan warnet Kualitas bermasalah Kualitas panggilan suara seringkali jelek karena kompresi dan satelite delay Kecepatan internet sering sangat lambat karena keterbatasan kapasitas dan satelite delay (latency)
Keterbatasan Dalam Penyediaan (1) Kurangnya transmisi telekomunikasi dengan kecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi atau "backbone" yang menghubungkan antar kota Ketergantungan pada jaringan transmisi satelit yang memiliki kapasitas terbatas Kapasitas Internet se kota Jayapura lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas satu apartemen di Singapura atau Hong Kong Satelite solusi darurat, cocok untuk kapasitas yang terbatas ke lokasi yang terisolir. Tetapi kurang cocok untuk masa yang memerlukan broadband. Sangat mahal untuk layanan broadband Kualitas rendah: latency tinggi, sering mati karena hujan Biaya tinggi untuk menyambung desa-desa kecil di daerah terpencil, akses sulit untuk daerah membangun menara, tinggi biaya pemeliharaan Masalah dengan Tanah Adat Di pegununan biasa biaya minimal dua kali lipat karena mengangkut menara
Keterbatasan Dalam Penyediaan (2) Konfigurasi konektifitas yang tidak efesien: Untuk berkomunikasi atau bertukar data didalam kota atau dalam satu pulau harus melalui jakarta atau pulau lain yang menyebabkan waktu dan biaya menjadi lambat dan tidak efisien. Contoh: www.papua.go.id lebih cepat diakses dari Jakarta, atau dari luar negeri, dan sangat bila akses dari Jayapura karena dua kali lewat VSAT (Satelit) Banyak e-mail account di Pemda yang menggunakan yahoo.com, gmail.com dll. Sehingga data/informasi selalu lewat VSAT ke Jakarta terlebih dahulu, atau luar negeri, untuk e-mail ke kantor sebelah dalam satu gedung. Sangat kurang konektifitas di dalam dan keluar Papua
Solusi? (1) Koneksi Papua ke luar: Satellite backbone dengan Fiber Optic menyediakan kapasitas yang besar dengan biaya yang lebih murah Koneksi antar kota di dalam Papua Koneksi Satellite/VSAT harus lewat Jakarta Menggunakan Fiber Optic yang dipasang sepanjang ada jalan. Kalau belum ada jalan bisa menggunakan microwave untuk sementara Perluasan jaringan seluler ke pusat-pusat populasi yang lebih kecil yang belum terdapat signal Menggunakan menara bersama IP basestation dengan IP VSAT atau IP microwave Alat terbaru menggukan konsumsi listrik yang rendah, solar panel memungkinkan dan efisien Merealokasikan kapasitas satelit saat ini yang digunakan pada kota-kota besar ke lokasi terpencil
Solusi? (2) Koneksi di dalam kota Koneksi Satellite/VSAT harus lewat Jakarta Koneksi Fiber Optic secara lokal. Wireless links diupgrade ke Fiber Optic lokal Lokal peering untuk teknologi yang memungkinkan (fixed broadband) TIK di Pemerintahan Aplikasi yang sudah ada di pusat /Nasional harus juga digunakan di Papua. Lokal Government network antara semua kantor menggunakan fiber optic Sebelum ada Palapa Ring East server, harus lokal tetapi setelah mendapatkan konektifitas yang baik, bisa dioptimalkan menjadi datacenter dan menggunakan cloud computing
Main Palapa Ring East backbone Manado-Halmahera-Sorong-Ambon-Kendari-Makassar: US $ 123 juta (Rp 1.1 T) Sorong-Manokwari-Biak-Sarmi-Jayapura: US $ 60 juta (Rp 540 M) Sorong-FakFak-Kaimana-Timika-Merauke: US $ 85 juta (Rp 765 M)
Penambahan backbone ke Kabupaten Fiber optic: Sub-marine/Bawah Laut Kalau sudah ada jalan, pilihan terbaik karena kapasitas yang sangat besar (mulai 10.000 Mb/s). Penambahan kapasitas sangat besar dengan biaya yang rendah dan cocok untuk masa yang akan datang. Microwave: Kalau belum ada jalan. Microwave biasa sangat sulit karena perlu banyak menara yang sangat tinggi yang tempatkan di tengahtengah hutan Microwave mountain-top/diatas Puncak gunung, tanpa menara yang tinggi dan jarak setiap hop/peralatan bisa sangat jauh (> 100 km). Setiap lokasi untuk pemasangan memerlukan transportasi helikopter, tenaga surya, tetapi hanya terbatas pada perkajaan sipil. Solusi secara teknis bisa pada saat ini tetapi kapasitasnya jauh lebih besar dari satellite namun jauh lebih kecil dari FO. Kapasitasnya adalah 100 s Mb/s dan kedepan tetap harus dikembangkan dengan menggunakan FO.
Extension of backbone to Kabupaten (1)
Extension of backbone to Kabupaten (2)
Examples: Papua (1) Pathprofile: Nabire-Enarotali-Timika
Examples: Papua (2) Pathprofile: Wamena - Sentani
Examples: Papua (3) Pathprofile: Enarotali - Wamena
Access networks Kalau sudah ada backbone dengan kapasitas sangat besar dan harga sesuai, akses network bisa dipasang oleh operator telekomunikasi. Contoh: Mobile broadband: 3G Wireless broadband Fixed broadband: Saluran tembaga, ADSL seperti Speedy (sampai 20 Mb/s) Saluran Fiber Optic bisa 100 Mb/s 1000 Mb/s Beberapa operator bisa menyediakan layanan dalam rangka kompetisi
Investasi di backbone di dalam dan keluar Papua Project Kabupaten Estimated Cost (US $) Palapa Ring East to reach Papua: 123 million Manado -Halmahera - Sorong - Ambon - Kendari - Makassar Palapa Ring East : Papua 145 million Sorong (Kota and Kabupaten) Manokwari Biak Numfor Sarmi Jayapura (Kota and Kabupaten) Fak-Fak Kaimana Mimika Merauke Route Teminabuan-Bintuni 12.5 million Sorong Selatan Teluk Bintuni Extension Manokwari-Nabire Nabire 14.4 million Teluk Wondama 3.6 million Merauke - Oksibil route 5 million Note: assuming completion of the road Boven Digoel Pengunungan Bintang Jayapura-Highlands-Nabire route 8.5 million Note: assuming a road Paniai Jayawijaya Tolikara Puncak Jaya Jayapura-Highlands-Nabire/Timika route Trans-Highlands Microwave option 5.5 million Note: assuming no roads Route Biak-Serui Kepulauan Yapen 2.5 million Extension of Metro Ethernet Jayapura Keerom 1 million Microwave link + mobile extension from Sorong Raja Ampat 0.65 million Microwave link + mobile extension from Biak Supiori 0.35 million Microwave link + mobile extension from Serui Waropen 0.35 million Microwave link + mobile extension Wamena-Yahukimo-Oksibil 1.3 million Continued satellite dependency Asmat Mappi "New" Kabupaten outside Trans-Highland route
Government network. Kenapa? Semua kantor Pemerintah harus terhubung dengan kapasitas yang tinggi (Gigabit Ethernet) Network harus aman dan terpisah dari jaringan Internet publik Menyediakan akses ke semua sistem TIK Pemerintah Konsolidasi server dan TIK pada pusat data yang secara kemanan baik dan berada pada daerah geografis yang aman dan bukannya menggunakan banyak server yang berada diberbagai tempat Pemerintah mempunyai sinergi untuk terhubung ke Internet lokal (national Internet exchange) dan IP Transit (tersambung ke international public Internet)
Government network topology (most cities)
Government network topology
Contoh: Topologi awal serat rute sepanjang kantor Pemerintah di Manokwari Kira-kira 30 km fiber optic dari Landing station University - Kominfo Telkom Governor Office Rumah Sakit Polres - Airport Kabupaten office/dprd - New Office dan kantor lain-lain
Langkah-langkah yang dapat dilakukan Mendorong koneksi dari luar (Internet) melalui proyek Palapa Ring untuk segera terkoneksi dengan Papua dengan memilih dan menyediakan lahan untuk Landing Station ( koneksi kabel/fo bawah laut). Membangun jaringan (konektifitas) dalam Pulau menggunakan kabel (FO) untuk daerah-daerah yang dapat terjangkau oleh jalan dan menggunakan microwave link untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh jalan atau terpencil Memperluas jaringan selular dengan teknologi selular baru dan menara bersama Membangun jaringan (konektifitas) dalam kota yang menghubungkan semua instansi/skpd dengan menggunakan kabel (FO) Penggunaan TIK dan egovernment untuk meningkatkan pembangunan di Papua
Manfaat yang dapat diperoleh Akses ke Internet untuk masyarakat, sekolah, Universitas, puskesmas, dll menjadi jauh lebih cepat dan lebih murah. Banyak layanan yang sekarang belum bisa dinikmati menjadi mungkin Telekomunikasi bisa lebih terjangkau ke semua tempat Pertukaran Informasi dalam kota dan dalam pulau dapat dilakukan dengan leluasa dan murah Penggunaan aplikasi online yang memerlukan kecepatan dan kapasitas besar dapat dilakukan dan dapat meningkatkan pelayanan serta penyelenggaraan pemerintahan Pengiriman data yang besar (bahkan multimedia) dapat dilakukan dengan cepat didalam kota dan dalam provinsi Dapat melakukan Video Converence (VC) dengan baik tanpa biaya yang tinggi dengan kecepatan yang tinggi, sehingga dapat melakukan rapat koordinasi tanpa harus berkumpul di satu tempat Setiap SKPD bisa meningkatkan layanan ke masyarakat
Examples: Papua Barat (1) Pathprofile: Ransiki-Wondama