Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon. Rahmad Hidayat S.Kom M.

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Karakter 3-Dimensi Menggunakan Geometri Shape Polygon Dengan Tehnik Extrude Face

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE SEAMLESS UNWRAPPING MATERIAL

CINEMA 4D DALAM PIPELINE PRODUKSI SERIAL ANIMASI

PENERAPAN TEKNIK POLY MODELING DALAM FILM ANIMASI 3 DIMENSI PACIFIER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Beni Arif Budiono

Animation. Semua gerakan yang Anda pikirkan, dapat dilakukan dalam Maya.

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE PROSEDURAL DAN UNWRAPPING MATERIALS

PEMODELAN KARAKTER ANIMASI INDONESIA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN TEKNIK SCULPTING DENGAN ZBRUSH

PEMBUATAN KARAKTER 3D SOEHARTO DENGAN AUTODESK MAYA 2011 NASKAH PUBLIKASI

FTI MAP:PETA GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UII BERBASIS 3D

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual.

PERANCANGAN MODEL 3D DATACENTER MENGGUNAKAN MATERIAL DAN PENCAHAYAAN VRAY

ILUSTRASI 3D KECELAKAAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK POLYGONAL MODELING. Naskah Publikasi

PEMODELAN WAJAH 3D BERBASIS FOTO DIRI MENGGUNAKAN MAYA EMBEDDED LANGUAGE (MEL) SCRIPT

LOW-POLY MODELING TOKOH DAN ENVIRONMENT DALAM DESAIN GAME 3D

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. tentang 3D Interior Design. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di Astha

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia teknologi dan informasi. Animasi komputer salah satu bentuk modern cara pembuatan dan

Pembangunan Situs Web Virtual Tour 3 Dimensi pada Bidang Properti

PERANCANGAN MODEL 3D SENJATA MANDAU DENGAN TEKNIK POLYGON MENGGUNAKAN MAYA DAN ZBRUSH NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Risal Prakasa

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 2 Oktober Henry (2012) menyatakan bahwa berkembangnya video

ANALISIS PENERAPAN PENGGUNAAN GRAPHIC EDITOR PADA PEMBUATAN OBJEK 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan efek realistis dari penyajiannya. Dengan kemampuan yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SEPEDA CUSTOM 3D MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMODELLING DAN V RAY NASKAH PUBLIKASI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

TAKARIR. Ilmu logika dalam pemrograman

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

PERANCANGAN ANIMASI 3D "CUMA MIMPI" MENGGUNAKAN PEMODELAN HIGH POLY PADA ZBRUSH 3.5R3 DAN 3DS MAX 2009

APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERJUDUL GO OUT FROM DUNGEON DENGAN TEKNIK KAMERA POV DAN 3D MATTE PAINTING PADA BACKGROUND NASKAH PUBLIKASI

PERSIAPAN Visitasi >> Lamaran >> Perencanaan Kerja Praktik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Aplikasi Peta 3-Dimensi Universitas Negeri Manado

SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

RANCANG BANGUN GLOBE 3D BERBASIS JAVA UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN GEOGRAFI DAN SEJARAH

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING

PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI AIR MANCUR DALAM SEBUAH TAMAN DENGAN PARTIKEL SUPER SPRAY NASKAH PUBLIKASI

AUGMENTED REALITY SYARAT DAN PROSES PENGAMBILAN KARTU UJIAN DI PRODI D3 TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Modul ANIMASI 3D KOMPETENSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Modelling Object Menggunakan MAYA 2009

Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Rumah Adat Pulau Sulawesi dengan Visualisasi 3 Dimensi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB I Pengantar Animasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari kemajuan karya-karya animasi kartun dewasa. menimbulkan pergerakan terhadap objek tersebut.

Lulu Mawaddah Wisudawati ST., MMSI., MSc

Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio

ANALISIS DAN PERANCANGAN FACIAL MODELING DAN FACIAL RIGGING PADA HUMAN KARAKTER DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada BAB IV akan membahas tentang proses produksi dan pasca produksi film animasi

RANCANG BANGUN GEDUNG BKPP (BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN) OLEH PT ARSIDEA BERBASIS 3D HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI

Pendahuluan. dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOFWARE DESAIN ANIMASI BLENDER 3D

PENGEMBANGAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN PERHIASAN SENTOSA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Industri Kreatif Perkuat Sistem Inovasi Nasional yang dimuat di

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat seperti aslinya. Model animasi 3D

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009

ALUR KERJA TAHAP PRODUKSI KARAKTER ANIMASI SERIAL 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MAXON CINEMA 4D

TEKNOLOGI ANIMASI ANIMASI 3 DIMENSI (3D)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

TAHAPAN PEMBUATAN ANIMASI

PROSES PEMBUATAN MODELING ARSITEKTUR 1. PENGATURAN BACKGROUND IMAGE

34 Menciptakan Efek Perspektif pada Objek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. produksi membuat design 3D interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA

Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (1), November Chairuddin. Teknik Informatika, STMIK IM, Jl.Jakarta No.79 Bandung

karena proses belajar sangat penting dan dapat dimulai dari anak-anak yang berusia dini. Bagi anak-anak belajar akan lebih mudah dicerna dengan menggu

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. pengguna komunikasi visual dalam menggambarkan suatu ide menjadi sebuah

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELING KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

IMPLEMENTASI CROWD SIMULATION UNTUK PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D PADA SOFTWARE 3DS MAX. Naskah Publikasi

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...

PERBEDAAN GRAFIKA COMPUTER DAN IMAGE PROCESSING. by Ocvita Ardhiani

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009

BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Media Pembelajaran Olahrag Bola Basket Berbasis Mobile Android (Studi kasus : SMA N 4 Palembang )

FILM ANIMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN 3DS MAX : MODELING AND FACIAL ANIMATION. Dewi Nurmala Sari

PENERAPAN RIGIFY DAN SHAPEKEY UNTUK MEMPERMUDAH PROSES ANIMASI KARAKTER DENGAN SOFTWARE BLENDER 2.77 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS, PERANCANGAN DAN PENERAPAN COMPUTER GENERATED IMAGERY (CGI) DALAM PEMBUATAN MODELING 3D "REALISTIC HUMAN HEAD" MENGGUNAKAN BLENDER 2.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PEMBUATAN FILM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT YANG BERJUDUL AWAS CALO SIM BERBASIS ANIMASI 3 DIMENSI

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon Rahmad Hidayat S.Kom M.Cs Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata-Lhokseumawe Email:rahmad_anwar@yahoo.com Abstrak Pemodelan 3D merupakan proses pengembangan representasi objek dalam ruang 3-dimensi. Ada beberapa cara yang cukup popular untuk melakukan pemodelan 3D ini, antara lain pemodelan menggunakan polygon. Pada pemodelan polygon, titik-titik digambar dalam ruang 3D (disebut sebagai vertex), lalu dikoneksikan dengan garis untuk membentuk polygonal mesh. Pada penelitian ini objek yang ingin dibangun adalah Gedung Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Pada tahap awal sebelum memodelkan objek, terlebih dahulu objek tersebut dibuat sketsa tampak depan, tampak atas, dan tampak samping. Sketsa itulah yang kemudian dituangkan kedalam perangkat lunak untuk menghasilkan model objek tersebut dalam bentuk 3D. Terakhir adalah proses untuk menjadikan suatu objek menjadi realistis yaitu proses rendering. Jika pada dua proses sebelumnya, objek yang diolah masih berupa kerangka kasar, maka dalam proses inilah suatu objek akan diubah sehingga objek tersebut menjadi realistis dengan melakukan texture mapping, pencahayaan, refleksi, penambahan bayangan, transparansi atau opacity. Pemodelan objek dengan menggunakan polygon dapat dilakukan dengan mudah dan proses rendering juga menjadi lebih cepat. Kata kunci: pemodelan, polygon, texturing, rendering Pendahuluan Maraknya penggunaan animasi komputer khususnya animasi 3-dimensi dalam dunia perfilman, periklanan, dan permainan mendorong perkembangan yang pesat dalam dunia grafika komputer dan multimedia [1]. Dalam proses pembuatan film dan periklanan, animasi 3-dimensi banyak digunakan untuk melakukan visualisasi gerakan yang sulit dilakukan dan untuk mengurangi biaya produksi secara signifikan. Sebagai contoh, jika dalam suatu film atau iklan memuat adegan jatuhnya sebuah pesawat maka biaya yang dibutuhkan untuk membuat adegan ini secara konvensional sangat mahal ditambah resiko kegagalan yang cukup besar. Berbeda halnya jika kita menggunakan animasi 3-dimensi dalam adegan tersebut, biaya yang dibutuhkan jauh[3]. 1

Pada penelitian ini objek yang ingin dibangun adalah Gedung Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Pada tahap awal sebelum memodelkan objek, terlebih dahulu objek tersebut dibuat sketsa tampak depan, tampak atas, dan tampak samping. Sketsa itulah yang kemudian dituangkan kedalam perangkat lunak untuk menghasilkan model objek tersebut dalam bentuk 3D yang kemudian di render untuk menjadikannya dalam bentuk gambar. Metode Pemotretan bangunan dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sisi depan kanan, kiri, belakang, tas, dan dalam bangunan. Setelah Pemotretan ini selesai dilakukan maka hasil pemotretan dituangkan dalam sketsa bangunan yang akan dilakukan pada sketsa bangunan. Setelah tahap pemotretan dan pembuatan sketsa selesai maka proses pemodelan bangunan telah dapat dimulai. Pemodelan objek bangunan yang terdapat dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan polygon. Hal ini disebabkan polygon memungkinkan designer untuk melakukan pemodelan berdasarkan edge dan face dimana dengan menggunakan edge dan face sebagai dasar dari pemodelan maka polygon umumnya lebih cocok untuk pemodelan rancang bangun [4]. NURBS dan SubD pada dasarnya lebih banyak digunakan dalam permukaan yang halus atau bentuk-bentuk organik [5]. Tool yang banyak digunakan dalam pembuatan objek bangunan ini adalah tool Boolean, extrude face, dan extrude edge yang telah disediakan dalam pemodelan polygon. Tool boolean memungkinkan designer untuk melakukan operasi union, difference, dan intersection. Operasi union merupakan operasi penggabungan dua objek menjadi satu objek, difference merupakan operasi yang mengurangi objek pertama dari objek kedua, sedangkan intersection merupakan operasi yang hanya menampilkan bagian yang merupakan interseksi dari dua objek [8]. Contoh dari penggunaan operasi Boolean dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Operasi Boolean pada objek Tool extrude face berguna untuk membentuk polygon baru dari face yang telah ada pada objek. Sedangkan extrude edge berguna untuk membentuk polygon baru beradasarkan pada edge [2]. Berikut ini adalah gambar penggunaan tool extrude face dan extrude edge (Gambar 1.2) : 2

Gambar 3.17. Extude face dan extrude edge Hasil dan Pembahasan Denah bangunan dapat dibagi menjadi dua yaitu denah bangunan lantai 1 dan denah bangunan lantai 2. Berikut adalah gambar denah bangunan lantai 1 dan lantai 2. Denah bangunan lantai 1 dapat dilihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.3 Denah bangunan lantai 1 Denah bangunan lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 1.4. 3

Gambar 1.4 Denah bangunan lantai 2 Sketsa sisi depan bangunan ditunjukan pada Gambar 1.5. Gambar 1.5 Sketsa sisi depan Sketsa sisi kanan bangunan ditunjukan pada Gambar 1.6. Gambar 1.6 Sketsa sisi kanan 4

Sketsa sisi kiri bangunan ditunjukan pada Gambar 1.7. Gambar 1.7 Sketsa sisi kiri Implementasi pemodelan bangunan didasarkan pada sketsa yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Pada pemodelan bangunan umumnya menggunakan polygon, dengan menggunakan operasi seperti extrude face, union, diference, dan intersection. Berikut ini adalah gambar-gambar hasil pemotretan objek beserta dengan hasil pemodelannya. Hasil pemodelan dari bagian depan bangunan dapat dilihat pada Gambar 1.8. Gambar 1.8 Hasil pemodelan bagian depan bangunan Hasil pemodelan dari bagian kanan bangunan dapat dilihat pada Gambar 1.9 Gambar 1.9 Hasil pemodelan bagian samping kanan bangunan Hasil pemodelan dari bagian kanan bangunan dapat dilihat pada Gambar 1.10. 5

Gambar 1.10 Hasil pemodelan bagian samping kiri bangunan 1.11. Wireframe sisi atas dari gedung yang telah selesai dimodelkan dapat dilihat pada gambar Gambar 1.11 Wireframe dari sisi atas KESIMPULAN Pemodelan objek bangunan dapat dengan cepat dilakukan dengan menggunakan polygon. Operasi seperti extrude face, union, diference, dan intersection yang dapat dilakukan pada geometri polygon sangat cocok untuk membuat objek non-natural karena objek non-natural tidak memiliki banyak lengkungan dan cenderung kaku. Selain itu pemodelan dengan menggunakan polygon dapat juga mempercepat proses rendering. Hal ini dimungkinkan karena geometri polygon tidak memiliki terlalu banyak verteks dan edge. Kekurangan pemodelan dengan menggunakan polygon adalah pemodelan polygon tidak dapat mengakomodasi objek natural yang memiki banyak detail. 6

SARAN Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan penelitian ini agar lebih baik lagi adalah : 1. Pemodelan objek harus lebih detail sehingga hasil rendering yang didapatkan lebih baik 2. Penggunaan tekstur yang lebih tajam sehingga objek terlihat lebih nyata DAFTAR PUSTAKA [1] Dwyer, D. 2000. Digital Lighting And Rendering. Edisi ke-1. United States : New Riders Publishing [2] Kundert-Gibbs, J dan D Arrigo, E. 2002. Maya Secret Of The Pros. Edisi ke-1.united States : Sybex. [3] Kundert-Gibbs, J dan D Arrigo, E. 2005. Maya Secret Of The Pros 2 nd Edition. Edisi ke- 2.United States : Sybex. [4] Marrafi, C. 2003. Maya Character Creation: Modeling and Animation Controls. Edisi ke 1. United States : New Riders Publishing. [5] Murdock, K. 2004. Maya 6 Revealed. Edisi ke-1. Thomson Course Technology. [6] Sarris, N dan Strintzis, M. 3D Modeling and Animation : Synthesis And Analysis Techniques For The Human Body. Edisi ke-1.united States : IRM Press. [7] Thabrani, S dan Adjie, B. Maya 4.0 Unlimited Modeling Animasi. Edisi ke-1. Jakarta : Salemba Infotek. [8] Pressman, RS. 2005. Software Engineering, a Practitioner s Approach. Edisi ke-6. McGraw- Hill. [9] Watkins, A. 2003. The Maya 4.5 Handbook. Edisi ke-1. United States : Charles River Media. 7